• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Scabies (Rabi) Menggunakan Metode Ripple Down Rule

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Scabies (Rabi) Menggunakan Metode Ripple Down Rule"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Scabies (Rabi) Menggunakan Metode Ripple Down Rule

Vivian Fahmi Ritonga

Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email: [email protected]

Submitted 09-06-2020; Accepted 27-08-2020; Published 31-10-2020 Abstrak

Penyakit scabies merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabies yang dicirikan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit. Penyakit ini juga banyak berjangkit di lingkungan yang padat pendukungnya, lingkungan ku muh, lingkungan dengan tingkat kurang kebersihan scabies cenderung tinggi pada anak-anak usia sekolah, remaja bahkan orang dewasa. Hal ini berdasarkan wawancara dengan dokter kulit yang mengatakan bahwa, gejala-gejala penyakit scabies merupakan gatal disela-sela jari dan pergelangan tangan gatal pada permukaan luar siku dan diketiak apabila penyakit tidak disembuhkan maka bisa jadi inveksi pada kulit.Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dibuat sebuah system pakar yang dapat membantu penyakit scabies dan dokter kulit dalam mendiagnosa penyakit scabies (Rabi). Karena selama ini belum terdapat aplikasi untuk menangani hal tersebut. Metode Ripple Down Rule ini akan menghitung setiap gejala yang dialami oleh penyakit scabies dengan menggunakan perhitungan Ripple Down Rule.

Kata Kunci: SistemPakar, Penyakit Scabies(Rabi), Metode Ripple Down Rule.

Abstract

Scabies is a type of disease caused by mites (Sarite) Sarcoptes scabies which is characterized by scab, baldness, and itching of the skin.

This disease also spreads in a crowded environment of supporters, slums, environments with less hygiene scabies tend to be high in school- age children, adolescents and even adults. This is based on an interview with a dermatologist who said that, symptoms of scab ies are itching between fingers and wrists itching on the outer surface of the elbows and when the disease is not cured, it can be an invection of the skin. Based on the above problems, it needs to be made an expert system that can help scabies and dermatologists in diagnosing scabies (Rabi). Because so far there has not been an application to handle this. The Ripple Down Rule method will calculate every symptom experienced by scabies by using the Ripple Down Rule calculation.

Keywords: Pakar System, Scabies Disease, Ripple Down Rule Method.

1. PENDAHULUAN

Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terkena skabies. Prevalensi cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan terutama di daerah yang padat penduduk. Skabies mengenai semua kelas sosial ekonomi, perempuan dan anak-anak mengalami prevalensi lebih tinggi. Prevalensi meningkat di daerah perkotaan dan padat penduduk. Scabies (Rabi) adalah penyakit yang disebakan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit. Tungau tersebut akan menggali kulit dan bersarang di dalam kulit, ketika sudah bersarang di dalam kulit maka akan muncul gejala-gejala scabies seperti rasa gatal pada kulit. Untuk memperoleh diagnosa penyakit scabies biasanya dapat dilakukan dengan konsultasi dengan seorang dokter yang pakar di bidang diagnosa penyakit scabies, namun dikarenakan terbatasnya waktu untuk konsultasi dengan seorang dokter yang pakar di bidang diagnosa penyakit scabies (Rabi) sering menjadi permasalahan yang membuat sulitnya memperoleh informasi diagnosa penyakit scabies (Rabi).

Sistem pakar merupakan suatu kecerdasan buatan yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Sistem pakar berlaku seperti seorang pakar pada bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristik untuk memecahkan masalah tertentu.

Sistem pakar didasarkan pada sistem pengetahuan, sehingga memungkinkan komputer dapat mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah yang ada. Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan diatas penulis merancang sistem pakar mendignosa penyakit scabies (Rabi) menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic Net 2008 dan MySQL. Agar dapat memperoleh hasil diagnosa yang akurat dab terpercaya maka penulis menerapkan metode ripple down rule pada sistem pakar mendignosa penyakit scabies (Rabi) yang dirancangan. Metode ripple down rule merupakan metode yang berbasis aturan (Rule – Base). Metode metode ripple down rule selain memiliki algoritma inferensia juga memiliki algoritma untuk akuisisi pengetahuan dari pakar [1].

.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Sistem Pakar

Sistem Pakar (Expert System) adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesai kan oleh orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penetalaksanaan terhadap penyakit tersebut.

Tidak semua orang dapat mengambil keputusan mengenai diagnosis dan memberikan penetalaksanaan suatu penyakit.

Sebuah sistem pakar memiliki 2 komponen utama yaitu berbasis pengetahuan dan mesin inferensi. Berbasis pengetahuan

(2)

merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memeori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar. Sedangkan mesin inferensi merupakan otak dari apliakasi sistem pakar, bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatau kesimpulan[2].

2.2 Penyakit Scabies (Rabi)

Scabies (Rabi) adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei. Scabies (Rabi) tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa gatal pada malam hari merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas dan produktivitas. Penyakit Scabies (Rabi) banyak berjangkit di lingkungan yang padat penduduknya, lingkungan kumuh, dan lingkungan dengan tingkat kebersihan kuranng. Scabies (Rabi) cenderung tinggi pada anak-anak usia sekolah, remaja bahkan orang dewasa [3].

Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.Penyakit skabies dapat menular secara langsung maupun tidak langsung, adapun cara penularannya adalah : 1. Kontak langsung (kulit dengan kulit)

Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual (orang dewasa). Penularan didapat dari orang tua atau temannya (anak-anak).

2. Kontak tidak langsung (melalui benda)

Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut[4].

Gejala utama penyakit scabies adalah gatal pada kulit, terutama memburuk pada malam hari. Rasa gatal terjadi karena reaksi alergi terhadap tungau[5]. Adapun gejala-gelaja penyakit Scabies (Rabi) adalah sebagai berikut ini :

1. Gatal di sela-sela jari dan pergelangan tangan.

2. Gatal pada permukaan luar siku dan di ketiak.

3. Gatal di sekitar perut dan pusar.

2.3 Metode Ripple Down Rules (RDR)

Ripple Down Rules (RDR) pada awalnya adalah teknik akuisi pengetahuan secara umum dimana area aplikasi yang dimaksud di sini adalah kemampuan untuk menambahkan komentar klinis atau interpretasi laporan laboratorium untuk membantu dokter dalam memberi rujukan. Artinya, dokter yang memerintahkan tes darah patologi kimia, menerima tidak hanya hasil laboratorium tetapi saran dari ahli patologi terhadap interpretasi hasil pengujian, pengujian lebih lanjut yang mungkin diperlukan dan sebagainya. Banyak laporan patologi berisi semacam komentar sederhana dan seadanya; tujuan dari penggunaan Knowledge Base System (KBS) adalah untuk memberikan komentar jauh lebih rinci yang diberikan oleh ahli patologi di klinik pengelolaan pasien tertentu. Pada perkembangannya Ripple Down Rules (RDR) merupakan strategi dalam mengembangkan sistem secara bertahap dimana sistem tersebut sudah digunakan. Saat sistem tidak memberikan respon yang benar maka perubahan perlu dilakukan tanpa mempengaruhi kompetensi sistem. Perubahan harus dapat dilakukan dengan mudah dan cepat serta kesulitan dalam melakukan perubahan tidak boleh meningkat meskipun sistem berkembang. Berbagai sistem Ripple Down Rules (RDR) komersial telah dikembangkan untuk berbagai macam aplikasi. Riset telah membuktikan penggunaan Ripple Down Rules (RDR) di berbagai aplikasi seperti : pengklasifikasian masalah, konfigurasi dan pencocokan parameter, pengolahan teks, pengolahan citra, pencarian heuristik dan pencocokan algoritma genetika[7].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Scabies (Rabi) adalah penyakit yang disebakan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit. Tungau tersebut akan menggali kulit dan bersarang di dalam kulit, ketika sudah bersarang di dalam kulit maka akan muncul gejala-gejala scabies seperti rasa gatal pada kulit.

Sistem pakar merupakan suatu kecerdasan buatan yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Sistem pakar berlaku seperti seorang pakar pada bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristik untuk memecahkan masalah tertentu.

Sistem pakar didasarkan pada sistem pengetahuan, sehingga memungkinkan komputer dapat mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah yang ada.

Dikarenakan terbatasnya waktu untuk konsultasi pasien dengan seorang dokter yang pakar di bidang diagnosa penyakit scabies (Rabi) sering menjadi permasalahan yang membuat sulitnya memperoleh informasi diagnosa penyakit scabies (Rabi) maka pada penelitian ini penulis merancang sistem pakar mendignosa penyakit scabies (Rabi) agar dapat mempermudah pasien untuk memperoleh informasi diagnosa penyakit scabies (Rabi) yang dialami.

Sistem pakar mendignosa penyakit scabies (Rabi) pada penelitian ini penulis rancang menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic Net 2008 dan MySQL. Agar dapat memperoleh hasil diagnosa yang akurat dab terpercaya maka penulis menerapkan metode ripple down rule pada sistem pakar mendignosa penyakit scabies (Rabi) yang dirancangan.

Sistem pakar mendignosa penyakit scabies (Rabi) yang penulis rancang menghasilkan informasi diagnosa penyakit scabies (Rabi) dengan efesien.

(3)

Penyakit scabies (Rabi) merupakan penyakit berupa gata-gatal pada kulit manusia yang berjangkit di lingkungan yang padat penduduknya, lingkungan kumuh, dan lingkungan dengan tingkat kebersihan kuranng. Adapun jenis penyakit scabies (Rabi) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Gejala Scabies (Rabi)

KODE PENYAKIT

P1 Nodular

P2 Scabies (Rabi) Seksual Pada Pria P3 Scabies (Rabi) Seksual Pada Wanita P4 Scabies Of Cultivatea

P5 Norwegia

P6 Scabies (Rabi) Pada Bayi

P7 Scabies (Rabi) Ditularkan Melalui Hewan

P8 Prurigo

Scabies (Rabi) timbul dikarenakan terjadinya beberapa gejala. Adapun gejala-gejala yang ada pada penyakit Scabies (Rabi) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Gejala Scabies (Rabi)

KODE GEJALA

G1 Gatal di sela-sela jari dan pergelangan tangan

G2 Gatal pada dada

G3 Gatal di sekitar perut dan pusar G4 Gatal pada permukaan luar siku

G5 Gatal di sekitar puting susu, garis bra, dan sisi payudara G6 Gatal pada alat kelamin pria

G7 Papula (bintil)

G8 Ekskoriasi

G9 Kunikulus

G10 Nodus Coklat di bagian tertutup G11 Terowongan yang sedikit

G12 Predileksi bagian ekstensor ekstremitas G13 Gatal pada malam hari

G14 Gatal pada kuli kepala berambut G15 Gatal Pada lutut

G16 Telapak kaki

G17 Distrofi kuku

Gejala dan penyakit Scabies (Rabi) adalah relasi gejala dengan jenis penyakit Scabies (Rabi). Adapun Gejala dan penyakit Gejala Scabies (Rabi)dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Gejala dan penyakit Gejala Scabies (Rabi)

Penyakit Gejala

Nodular G3

G10 Scabies (Rabi) Seksual Pada Pria G6

G7 G13 Scabies (Rabi) Seksual Pada Wanita G5

G7 G13

Scabies Of Cultivatea G7

G8 G11

Norwegia G4

G14 G15 G16 G17

Scabies (Rabi) Pada Bayi G1

G2

(4)

G4 Scabies (Rabi) Ditularkan Melalui Hewan G1 G2 G3

Prurigo G7

G12 G13

Pada contoh kasus dalam penelitian ini dilakukan sebuah diagnosa penyakit Scabies (Rabi). Pengimplementasian metode Ripple Down Rules (RDR) pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut ini :

1. Aturan awal dalam implementasi Ripple Down Rules (RDR)

Pada Aturan awal dalam implementasi Ripple Down Rules (RDR) yang berhugungan dengan sebuah penyakit scabies (rabi) adalah sebagai berikut :

IF Pasien mengalami Papula (bintil) And Ekskoriasi

And Gatal di sekitar perut dan pusar

Then Penyakit yang diderita pasien adalah Scabies Of Cultivatea.

2. Implementasi Pengubahan Gejala

Kemudian pakar ingin memperbaiki gejala yang ada dalam sistem dan menggantinya menjadi gejala baru, seperti dalam kasus ini pakar ingin mengubah gejala Gatal di sekitar perut dan pusar menjadi Terowongan yang sedikit.

a. Sistem akan menunjukan semua yang berhubungan dengan penyakit yang akan diubah : Kode Penyakit : P4

Nama penyakit : Scabies Of Cultivatea Kode gejala : G7

Nama Gejala : Papula (bintil) Kode gejala : G8

Nama Gejala : Ekskoriasi Kode gejala : G3

Nama Gejala : Gatal di sekitar perut dan pusar

b. Setelah itu sistem menanyakan gejala lama apa yang akan diubah di dalam sistem ini : Kode penyakit : P4

Penyakit : Scabies Of Cultivatea Kode Gejala : G3

Gejala lama yang akan diubah : Gatal di sekitar perut dan pusar

c. Lalu sistem akan meminta aturan baru yang akan ditambahkan ke dalam sistem pakar : Gejala Baru : Terowongan yang sedikit

d. Setelah itu sistem akan melakukan pelacakan basis aturan yang berhubungan dengan Scabies Of Cultivatea dan Gatal di sekitar perut dan pusar dan mengubah gejala lama tersebut menjadi Terowongan yang sedikit.

3. Implementasi Aturan Baru

Setelah melakukan implementasi pengubahan gejala maka sistem menyusun bentuk aturan yang baru sebagai berikut ini:

IF Pasien mengalami Papula (bintil) And Ekskoriasi

And Terowongan yang sedikit

Then Penyakit yang diderita pasien adalah Scabies Of Cultivatea.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan proses diagnosa penyakit scabies (Rabi) dilakukan berdasarkan data yang didapat dari pakar (dokter) yang ahli untuk mendiagnosa penyakit scabies (Rabi). Penerapan metode ripple down rule pada sistem pakar diagnosa penyakit scabies (Rabi) yang dibangun pada penelitian ini dapat menghasilkan data diagnosa dengan cepat dan akurat.

REFERENCES

[1] Tata Sutabri, Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi, 2012.

[2] T. Sutojo, Kecerdasaan Buatan. Yogyakarta: Andi, 2011.

[3] R S Siregar, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Kedokteran EGC, 2005.

[4] A Djuanda, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006.

[5] http://obatgatalgataldiapotik.strikingly.com/blog/obat-gatal-scabies-paling-ampuh-di-sela-paha-dan-bokong,.

[6] https://dokterirwandigafima.blogspot.com/search?q=scabies,.

[7] Cahyo, "Identifikasi penyakit pada budidaya ikan air laut menggunakan metode ripple down rules (RDR)," SENTIKA, 2016.

[8] P. P. Widodo, Menggunakan UML untuk Memodelkan Analisis & Desain Sistem Berorientasi. Bandung: Informatika, 2011.

[9] Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Objek dengan Metode USDP. Yogyakarta: Andi, 2010.

[10] Jogiyanto H.M, Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi, 2005.

(5)

[11] Wahana Komputer, Membangun Aplikasi Toko dengan Visual Basic 2008. Yogyakarta: Andi, 2009.

[12] Abdul Kadir, Dasar Perancangan dan Implementasi. Yogyakarta: Andi, 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Dempster-Shafer untuk menghitung nilai ketidakpastian. Metode tersebut digunakan berdasarkan pada evidence atau fakta gejala atau kerusakan awal yang terlihat pada

Dengan adanya sistem pakar ini, orang awam mampu mendeteksi adanya penyakit pada dirinya atau orang lain berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat gejala penyakit meningitis secara terkomputerisasi, menganalisis data dan mendiagnosa gejala penyakit

Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia menggunakan metode forward chaining bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan dalam bentuk

teorema bayes untuk menentukan penyakit anemia yaitu dengan menentukan gejala dan jenis penyakit yang telah ditentukan,. sehingga dapat

Jika pasien sudah cukup banyak memberi masukkan berupa informasi mengenai gejala mana saja yang sedang di derita dan gejala mana yang tidak dirasakan, maka program akan

Kode Gejala penyakit Penyakit Ak ar Ga da Berca k Daun Alter naria Ka ki Hit am Busu k Hitam Busu k Basah A1 Terdapat pembesaran akar halus dan akar sekunder yang

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI GEJALA GANGGUAN NEUROLOGI MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING DENGAN ALGORITMA SIMILARITAS 3W- JACCARD.. Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi