• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Media Yang Tepat Untuk Pembelajaran Secara Online Di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Media Yang Tepat Untuk Pembelajaran Secara Online Di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Media Yang Tepat Untuk Pembelajaran Secara Online Di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi

Menggunakan Metode AHP

Kristiani Hulu1*, Arjon Sitio2

1,2STMIK Pelita Nusantara

Jl. Iskandar Muda No. 1 Medan 20154 Indonesia Corresponding author‘s e-mail: [email protected]

Abstrak— Dalam dunia pendidikan sangat membutuhkan media sebagai sarana interaksi antara guru dan murid untuk menyampaikan pesan informasi dalam mengajar baik dalam bentuk media tulis, media gambar, media suara, media vidio, maupun media cetak. Adanya media, pelajar lebih mudah memahami dan mengerti maksud dari pelajaran yang diberikan. Data kriteria penerapan metode Analytical Hierarchi Process (AHP) meliputi Kemudahan Akses, Penggunaan Kuota Internet, Interaksi Audio dan Visual, Kapasitas Batas Pengguna, dan Batas Waktu Akses. Data alternatif penerapan metode Analytical Hierarchi Process (AHP) meliputi 5 media online yaitu Google Classroom, Aplikasi Edmodo, Zoom Meeting, Cisco Webex, dan Aplikasi Moodle. Hasil peringkat pada alternatif diperoleh rangking 1 yaitu Google Classroom Nilai = 0.4139. Sistem dirancang berbasis web menggunakan PHP dan MySQL.

Kata kunci: Media Belajar, Kriteria, Alternatif, SPK, AHP

Abstract— In the world of education, we really need media as a means of interaction between teachers and students to convey information messages in teaching both in the form of written media, image media, sound media, video media, and print media. With the media, students are easier to understand and understand the meaning of the lessons given. The criteria data for the application of the Analytical Hierarchy Process (AHP) method include Ease of Access, Internet Quota Usage, Audio and Visual Interaction, User Limit Capacity, and Access Time Limit. Alternative data for the application of the Analytical Hierarchy Process (AHP) method includes 5 online media, namely Google Classroom, Edmodo Application, Zoom Meeting, Cisco Webex, and Moodle Application. The ranking results on the alternative obtained rank 1, namely Google Classroom Value

= 0.4139. The system is designed web-based using PHP and MySQL.

Keywords: Learning Media, Criteria, Alternatives, DSS, AHPA 1. Pendahuluan

Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif, dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Pada masa pandemi Covid-19 mengakibatkan para siswa tidak dapat belajar di sekolah untuk menghindari penularan virus corona antara guru dengan para siswa[1]. Pembelajaran online diterapkan di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi dengan memanfaatkan media WhatsApp Grup pembelajaran [2][3]. Media ini memiliki keterbatasan yaitu terbatasnya interaksi antara siswa dengan guru (bukan secara fisik), beberapa orangtua maupun guru merekomendasikan media pembelajaran online untuk meningkatkan kualitas pembelajaran namun adanya keterbatasan perangkat hardware dan software yang dimiliki siswa maka WhatsApp Grup menjadi pilihan media belajar selama pendemi, beberapa platform media pembelajaran online yang dapat diterapkan diantaranya Google Classroom, Aplikasi Edmodo, Zoom Meeting, Cisco Webex, dan Aplikasi Moodle.

Penelitian penentuan karyawan lembur dengan metode analytical hierarchy process (AHP) menguraikan Metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-obyektif dan multi-kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki [4]. Prinsip kerja AHP merupakan penyederhanaan suatu persolan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Beberapa kriteria penilaian yang umum digunakan dalam memutuskan karyawan lembur, dalam permasalahan ini sikap, kemampuan dan kontribusi menjadi nilai penting. Penelitian Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Pemilihan Metode Pembelajaran menguraikan Sistem pendukung keputusan telah menjadi sebuah alternatif pengambilan sebuah keputusan yang sudah banyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. “Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diterapkan untuk mendapatkan nilai bobot dari kriteria dan alternatif, sehingga diperoleh hasil akhir dengan perangkingan nilai bobot tertinggi” [5].

Dalam mengambil keputusan diperlukan alat ataupun teknologi yang dapat membantu menentukan suatu solusi terhadap permasalahan yang semi terstruktur maupun tidak terstruktur. Permasalahan menentukan

(2)

media online yang tepat dapat dikaji dengan Sistem Pendukung Keputusan model hirarki yaitu metode Analytical Hierarchi Process (AHP) [6]. Keputusan yang diambil didasarkan pada kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan, berdasarkan alternatif-alternatif yang ada selanjutnya dirangking untuk mendapatkan keputusan [7]. Pengambilan keputusan bermanfaat memberikan alternatif melalui tahapan membuat hirarki, penilaian kriteria dan alternatif, menentukan prioritas (synthesis of priority) dan konsistensi logis (logical consistency) [8]. Dalam penelitian ini dikembangkan sistem menggunakan metode Analytical Hierarchi Process (AHP), dengan kriteria kemudahan akses, interaksi audio dan visual, penggunaan kuota internet, kapasitas batas pengguna dan batas waktu akses [9].

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang dapat mendukung kerja seseorang pengambilan keputusan dalam memecahkan atau memberikan solusi terhadap masalah yang bersifat semi terstruktur melalui metode dalam pemberian informasi atau rekomendasi saran terhadap sebuah keputusan tertentu [10]. Pengambil dan pembuatan keputusan menjadi penting fungsinya dan utama bagi seseorang untung pengambil keputusan. Sistem pendukung Keputusan diperkenalkan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton mengembangkan kerangka pemikiran tentang pemanfaatan aplikasi komputer pada proses pengambilan keputusan bagi level manajemen [11]. Berdasarkan kerangka ini dapat didefinisikan bahwa sistem pendukung keputusan ini berkaitan erat dengan sistem informasi atau model analisi yang dirancang untuk membantu para profesional agar mendapat informasi yang akurat [12].

2.2. Metode Analytical Hierarchi Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah konsep untuk pembuatan keputusan berbasis multicriteria (kriteria yang banyak) [13]. Adapun tahapan metode AHP [14] :

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang di inginkan yaitu dengan menentukan beberapa solusi yang mungkin di ambil untuk menyelesaikan permasalahan.

2. Membuat struktur hirarki. Ada 3 struktur hirarki yaitu Tujuan, kriteria dan alternatif.

3. Membuat Matriks perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan judgment pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lain, yang ditransformasikan dalam bentuk matriks agar dapat lakukan proses perhitungan numerik.

4. Menghitung Vektor Eigen normalisasi yang merupakan bobot setiap elemen. Cara menghitung eigen vector normalisasi :

a. Menjumlahkan hasil perkalian baris dan kolom.

b. Menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks 1.

5. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan ≤ 10 %, atau 0,1 untuk memperoleh normalisasi matriks. Menjumlahkan nilai dari setiap baris dan dibagi dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata rata. Memeriksa konsistensi hirarki. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna yaitu ≤ 10 %, atau 0,1, apabila melebihi 0,1 akan menyebabkan konsistensi tidak 100% sehinggga disarankan untuk melakukan ulang matriks perbandingan berpasangan.

a. Menentukan nilai eigen maksimal (maks).

b. Menghitung indeks konsistensi (CI).

6. Mengulang tahapan perhitungan untuk masing- masing alternatif terhadap kriteria atau sub kriteria.

7. Melakukan perhitungan akhir untuk masing-masing alternatif dengan menjumlahkan hasil perkalian nilai eigen vector normalisasi masing-masing kriteria dengan nilai eigen vector normalisasi masing-masing alternatif.

3. Metode Penelitian

Kerangka kerja penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analisa Masalah

Pada tahap ini dilakukan analisa mengenai permasalahan-permasalahan pokok pada penelitian yang dilakukan. Menentukan data-data yang dibutuhkan untuk membangun sistem serta menentukan kriteria- kriteria permasalahan yang akan digunakan, misalnya data siswa, bobot kriteria, dan alternatif alternatif yang dibutuhkan.

2. Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data, beberapa metode yang dilakukan guna mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :

1) Metode Observasi

Pengumpulan data dengan melalukan pengisian angket oleh siswa SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi.

(3)

2) Metode Wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara kepada kepala sekolah SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi dengan menghubungi melalui telepon seluler.

3) Metode Literatur

Studi literatur yang dilakukan adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca dan membandingkan literatur yang sebagian besar berasal dari artikel artikel di internet, jurnal, dan buku.

Literatur tersebut berhubungan dengan penulisan penelitian yang mendukung dengan topik sistem pendukung keputusan menentukan media yang tepat untuk pembejaran secara online di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi.

3. Analisa Data

Dalam tahap penelitian ini penulis melakukan analisa data, mengolah data dari penelitian menjadi informasi, sehingga karekteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk menentukan solusi permasalahan yang nantinya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

4. Penerapan Metode AHP

Dalam tahap ini penulis menerapkan metode AHP kedalam sistem sebagai perhitungan nilai bobot dari tujuan, kriteria, alternatif dalam menentukan media yang tepat dalam pembelajaran secara online di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi.

5. Perancangan dan Pembangunan Sistem

Dalam tahap ini penulis merancang dan membangun sistem dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan sistem yang dirancang menggunakan PHP (Hypertext Preprocessor).

6. Implementasi Sistem

Dalam tahap ini penulis akan mengimplementasikan sistem pendukung keputusan dengan metode AHP untuk menentukan media yang tepat dalam pembelajaran secara online di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi.

4. Hasil dan Pembahasan

Analisis data adalah langkah awal dalam menyelesaikan permasalah, data-data yang telah diperoleh akan diolah menjadi sebuah informasi sehingga informasi tersebut berguna dalam pengambilan keputusan. Data ini didapatkan dari pihak sekolah dimana penulis mewawancarai pihak kepala sekolah serta melakukan survei berupa angket yang diisi langsung oleh beberapa perwakilan siswa SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi. Untuk menerapkan metode AHP dalam sistem pendukung keputusan penentuan media yang tepat untuk pembelajaran secara online berdasarkan kriteria yang ditetapkan anatara lain C1 = Kemudahan akses C2 = Interaksi audio dan visual C3 = Penggunaan kuota internet C4 = Kapasitas batas pengguna C5 = Batas waktu akses. Berdasarkan dari hasil angket yang telah dilakukan kepada siswa/i SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi, maka telah ditemukan beberapa alternatif-alternatif pilihan yaitu A1 = Google Classroom A2 = Aplikasi Edmodo A3 = Zoom Meeting A4 = Cisco Webex A5 = Aplikasi Moodle. Untuk mengetahui nilai bobot kriteria, dilakukannya perbandingan berpasangan menggunakan skala perbandingan saaty. Hasil survei pada siswa SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi, bahwa :

a) Kemudahan akses sedikit lebih penting dari penggunaan kuota internet nilai skala saaty = 3

b) Kemudahan akses sedikit lebih penting interaksi audio dan visual, artinya artinya nilai skala saaty = 3 c) Kemudahan akses lebih penting dari kapasitas batas pengguna, artinya nilai skala saaty = 5

d) Kemudahan akses mutlak penting dari batas waktu akses, artinya nilai skala saaty = 7

e) Penggunaan kuota internet sedikit lebih penting dari interaksi audio dan visual, artinya nilai skala saaty = 3

f) Penggunaan kuota internet lebih penting dari kapasitas batas pengguna, artinya nilai skala saaty = 5 g) Penggunaan kuota internet lebih penting dari batas waktu akses, artinya nilai skala saaty = 5

h) Interaksi audio dan visual sedikit lebih disukai dari kapasitas batas pengguna, artinya nilai skala saaty = 3 i) Interaksi audio dan visual sedikit lebih disukai dari batas waktu akses, artinya nilai skala saaty = 3 j) Kapasitas batas pengguna sedikit lebih disukai dari batas waktu akses, artinya nilai skala saaty = 3

(4)

Tabel 1. Matrik Berpasangan

Kriteria Kemudahan

Akses

Penggunaan Kuota Internet

Interaksi Audio dan

Visual

Kapasitas Batas Pengguna

Batas Waktu

Akses

Kemudahan Akses 1 3 3 5 7

Penggunaan Kuota Internet 1/3 1 3 5 5

Interaksi Audio dan Visual 1/3 1/3 1 3 3

Kapasitas Batas Pengguna 1/5 1/5 1/3 1 3

Batas Waktu Akses 1/7 1/5 1/3 1/3 1

Menentukan nilai eigen vektor normalisasi dihasilkan dengan membagi nilai penjumlahan masing-masing baris dengan total keseluruhan :

Eigen Vektor1 = 122.62/270.75= 0.453. Eigen Vektor2 = 77.23/270.75= 0.285. Eigen Vektor3 = 38.84/270.75= 0.143. Eigen Vektor4 = 20.46/270.75= 0.075. Eigen Vektor5 = 11.6/270.75= 0.042.

Tabel 2. Eigen Vektor Normalisasi Kriteria Kriteria Kemudahan

Akses

Penggunaan Kuota Internet

Interaksi Audio

dan Visual

Kapasitas Batas Pengguna

Batas Waktu Akses

Eigen Vektor Normalisasi

Kemudahan Akses 4.96 9.39 18.96 36.31 53.00 0.454

Penggunaan Kuota Internet

3.35 4.98 10.29 22.30 36.31 0.286

Interaksi Audio dan Visual

1.78 2.85 4.96 10.29 18.96 0.144

Kapasitas Batas Pengguna

0.99 1.71 2.85 4.98 9.39 0.074

Batas Waktu Akses 0.52 0.99 1.79 3.35 4.96 0.043

Penilaian antar kriteria dari pengambilan keputusan menyatakan bahwa nilai bobot masing-masing kriteria yaitu Kemudahan Akses Sebesar 0.453, Penggunaan Kuota Internet 0.285, Interkasi Audio dan Visual 0.143, Kapasitas Batas Pengguna 0.075, dan Batas Waktu Akses 0.042 (nilai diambil dari nilai vektor eigen normalisasi). Perbandingan alternatif terhadap kriteria kemudahan dalam mengakses :

a) Kemudahan akses google classroom sedikit lebih penting dari aplikasi edmodo, artinya nilai skala saaty = 3

b) Kemudahan akses google classroom lebih penting dari zoom meeting, artinya nilai skala saaty = 5 c) Kemudahan akses google classroom lebih penting dari cisco webex, artinya nilai skala saaty = 5 d) Kemudahan akses google classroom mutlak lebih penting dari aplikasi moodle, artinya nilai skala saaty = 7

e) Kemudahan akses aplikasi edmodo sedikit lebih penting dari zoom meeting, artinya nilai skala saaty = 3 f) Kemudahan akses aplikasi edmodo sedikit lebih penting cisco webex, artinya nilai skala saaty = 3 g) Kemudahan akses aplikasi edmodo lebih penting dari aplikasi moodle, artinya nilai skala saaty = 5 h) Kemudahan akses zoom meeting memiliki nilai penilaian yang berdekatan atau kompromi dengan cisco webex, artinya nilai skala saaty = 2

i) Kemudahan akses zoom meeting sedikit lebih penting dari aplikasi moodle, artinya nilai skala saaty = 3 j) Kemudahan akses cisco webex sedikit lebih penting dari aplikasi moodle, artinya nilai skala saaty = 3

(5)

Gambar 1. Struktur Hirarki Beserta Nilai Vektor Eigen Normalisasi

Selanjutnya adalah melakukan perhitungan peringkat pada alternatif berdasarkan pada vektor eigen normalisasi, nilai berikut diperoleh dari hasil perhitungan vector eigen yang telah diuraikan.

Tabel 3. Hasil Peringkat Pada Alternatif

Alternatif Nilai Rangking

Google Classroom 0.4139 1

Aplikasi Edmodo 0.2140 2

Cisco Webex 0.1447 3

Zoom Meeting 0.1316 4

Aplikasi Moodle 0.0939 5

Berikut tampilan implementasi sistem sesuai rancangan :

a. Tampilan Data Alternatif (Gambar 2), pada menu ini terdapat nama alternatif yang mendekati pada kriteria yang telah ditentukan, nama alternatif juga dapat ditambah, diedit dan dihapus. Menu data kriteria (Gambar 3), pada menu ini berisi nama kriteria dari data angket yang telah dilakukan sebelumnya.

Gambar 2. Data Kriteria Gambar 3. Data Alternatif

(6)

b. Tampilan Menu Perhitungan AHP. Pada awal menu perhitungan AHP terdapat proses perbandingan antar kriteria sesuai data.

Gambar 4. Tampilan Menu Perhitungan AHP c. Hasil Peringkat Perangkingan

Gambar 5. Tampilan Hasil Perhitungan AHP 5. Kesimpulan

Sistem Pendukung Keputusan menentukan media yang tepat untuk pembelajaran secara online di SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi menggunakan Metode AHP, dapat disimpulkan:

1. Untuk dapat menentukan media pembelajaran online yang tepat pada SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi dilakukannya survei melalui data angket sehingga dapat ditemukan kendala dalam proses belajar online.

Dari hasil penelitian ini, Algoritma AHP diterapkan dalam menentukan media yang tepat untuk pembelajaran secara online pada SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi.

2. Aplikasi yang dirancang dapat diterapkan dengan menggunakan algoritma AHP, maka dapat di implementasikan dan memudahkan pihak sekolah dalam dalam menentukan media yang tepat untuk pembelajaran secara online.

(7)

6. Daftar Pustaka

[1] R. Islamadina, S. Mustafa, and S. Muklis, “Sistem Informasi Monitoring Kehadiran Siswa dalam Pengawasan Orang Tua pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Banda Aceh,” J. Nas.

Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 4, no. 3, pp. 227–238, 2021.

[2] A. S. R. Sinaga and J. Purba, “Penentuan Karyawan Lembur Dengan Metode Analytical Hierarchy Process ( Ahp ),” vol. 1, no. 2, pp. 40–50, 2018.

[3] R. Islamadina, Z. Zulfan, and A. A. Barat, “Media Interaktif Pelajaran Sains dengan Fokus pada Materi Fisika Energi Untuk Tingkatan SMP,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 2, no. 2, pp. 193–201, 2019.

[4] C. C. Astuti, H. Maya, K. Sari, and N. L. Azizah, “EVALUASI E-LEARNING MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP ) E-learning Evaluation Using Analytical Hierarchy Process ( AHP ),” vol. 14, no. 1, pp. 1–12, 2020.

[5] Y. Handrianto and E. W. Styani, “Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Pemilihan Metode Pembelajaran,” JSI J. Sist. Inf., vol. 12, no. 1, pp. 1932–1942, 2020.

[6] F. Hariri and A. Diana, “Application of The Analytical Hierarchy Process ( AHP ) Method for Decision Support for Teacher Performance Assessment at Madrasah Aliyah ( MA ) Dail Khairaat Foundation,”

vol. 3, no. 1, pp. 193–210, 2021.

[7] Sarwindah, “Kajian Pemilihan Software Desain Grafis Untuk Pembelajaran Dengan Metode Ahp Studi Kasus Smk Muhammadiyah 9,” Semin. Nas. Teknol. Inf. dan Multimed. 2013, pp. 39–44, 2013.

[8] D. Lestari and A. S. R. Sinaga, “Penentuan Karyawan Kontrak Menjadi Karyawan Tetap PT. Timbang Deli Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP),” J. Teknol., vol. 8, no. 2, pp. 27–37, 2018.

[9] S. Barat, P. Keputusan, A. Hierarcy, and M. Penelitian, “IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY,” vol. 3, no. 1, pp. 1–7, 2020.

[10] M. S. Grezan, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Motif Batik Solo Dengan Metode AHP,” Sist.

Pendukung Keputusan Pemilihan Motif Batik Solo Dengan Metod. AHP, pp. 1–19, 2016.

[11] F. Ramadhan and M. R. Adin Saf, “Penyu: Sistem Pendukung Keputusan untuk Penyewaan Ruko yang Strategis Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process(AHP),” J. Appl. Informatics Comput., vol. 4, no. 1, pp. 89–94, 2020.

[12] Y. Kirana, M. Iqbal, and I. H. F. Yanto, “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Siswa Miskin pada SMP Negeri 22 Tangerang Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS,” Sisfotek Glob., vol.

8, no. 2, pp. 56–66, 2018.

[13] J. Teknologi, I. Jtsi, R. Syaputra, and A. Budiman, “PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN ( STUDI KASUS : SMAN 1 GEDONG TATAAN ),” vol. 2, no. 3, pp. 89–101, 2021.

[14] A. Setyawan, P. Studi, S. Informasi, F. Teknik, U. Nusantara, and P. Kediri, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa,” vol. XVI, pp. 1–6, 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.2 terdapat nilai-nilai bobot perbandingan berpasangan dari tiap kri- teria di antaranya, perbandingan kriteria kehadiran lebih penting dari pada kriteria nilai rapor,

Perumusan masalah pada studi ini adalah: (1) satwa liar apa saja yang tertabrak dan berisiko tertabrak oleh kendaraan di kawasan lintasan Jalan Tol Aceh?, dan (2) lokasi mana yang