• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA BERMASALAH MENGGUNAKAN METODE AHP PADA SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA BERMASALAH MENGGUNAKAN METODE AHP PADA SMP"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA BERMASALAH MENGGUNAKAN METODE AHP PADA SMP

NEGERI 16 PEKANBARU

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada

Program Studi Sistem Informasi

Oleh:

ARI FIRNANDO 11553105280

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023

(2)
(3)
(4)

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum, de- ngan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperke- nankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan atas izin penulis dan harus dilakukan mengikuti kaedah dan kebiasaan ilmiah serta menye- butkan sumbernya.

Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus memperoleh izin tertulis dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan dapat meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya dengan mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam pada form peminjaman.

(5)
(6)

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan melainkan dia yang maha pemurah maha penyayang.”

(QS. Al – Baqarah : 163)

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah mem- berikan taufik, hidayah, ilmu pengetahuan, kesehatan dan kesempatan dalam penye- lesaian Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak Painan, ayahanda tercinta sosok pria tangguh yang telah membe- sarkan saya, memenuhi segala keperluan saya hingga saat ini, selalu men- gorbankan waktu, tenaga untuk anak-anaknya tersayang tanpa memperdu- likan dirinya sendiri, dan selalu memberikan kasih sayang yang penuh kepa- da anak-anaknya.

2. Ibu Asmarani, ibunda tersayang dan tercinta yang telah melahirkan saya, membesarkan saya hingga tumbuh dewasa dengan penuh kasih dan cinta, tak pernah kata letih yang terucap dari mulutnya, hanya kasih sayang yang selalu diberikannya kepada anak-anaknya.

3. Abang Roma, Abang Andes, Abang Wiwin, Kakak Ecin, dan Keluarga be- sar saya. Terimakasih atas dukungannya dan kasih sayang penuh yang sudah diberikan.

”Tak perlu memperlihat betapa sulitnya dan betapa besarnya usaha yang telah anda lakukan, cukup perlihatkan saja hasil yang maksimal. Karena tidak ada yang peduli lelah anda, jadi jangan pernah menyerah dan tidak ada kata terlambat”

ARI FIRNANDO

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis da- pat menyelesaikan Tugas Akhir dengan topik “Sistem Pendukung Keputusan Pe- nentu Siswa Bermasalah Menggunakan Metode AHP Pada SMP Negeri 16 Pekan- baru” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan pada Program Studi Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Sha- lawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabat beliau.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis lakukan dalam penyusunan Tu- gas Akhir ini masih terlalu jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sa- ngat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan kualtias dalam penyusunan Tugas Akhir ini dimasa yang akan datang, semoga apa yang telah penulis lakukan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tak lupa penulis juga mengu- capkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, baik secara langsung atau tidak langsung. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M. Ag Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. Hartono, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi . 3. Bapak Eki Saputra, S.Kom., M.Kom Ketua Program Studi Sistem Informasi.

4. Ibu Zarnelly, S.Kom., M.Sc sebagai dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan masukan, dan motivasi, ara- han dan bimbingan yang sangat membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Fitriani Muttakin, S.Kom., M.Cs sebagai dosen Penguji I Tugas Akhir yang telah memberi masukan berupa kritik dan saran, serta motivasi yang membangun sehingga membuat penulis semangat dalam menyelesaikan Tu- gas Akhir ini.

6. Bapak Tengku Khairil Ahsyar, S.Kom., M.Kom sebagai dosen Penguji II Tugas Akhir yang telah memberi masukan serta saran yang sangat berharga

vii

(8)

bagi penulis.

7. Bapak Afdal, ST., M.Kom sebagai dosen Pembimbing Akademik yang se- lama ini telah memberikan motivasi dan dorongan serta tidak lelah untuk membimbing sejak awal masuk ke Universitas ini.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

9. Keluarga penulis tercinta yang telah merawatku selama masa perkuliah ser- ta seluruh keluarga besar. Terimakasih atas do’a dan dukungannya secara moral atau pun moril, serta selalu menjadi inspirasi dan motivasi hidupku dalam setiap langkahku di kehidupanku ini. Semoga beliau dalam lindun- gan Allah SWT dimana pun berada dan penulis memohon do’a semoga pen- gorbanan beliau mendapat keridhoan dari Allah SWT.

10. Kepada sahabat seperjuangan yang telah duluan lulus, Feri Handrianto, Hanafi Muzhan Putra, Muhammad Rosadi, dan Samsul Ma’arif, yang se- lalu ada dalam suka maupun duka.

11. Kepada teman kerja sama perihal Tugas Akhir yang telah membantu mem- persiapkan alat untuk ujian sidang Tugas Akhir, Emiral Ikhsan Anshory, Nur Elina, Dian Fadhila Putra, Riska Ariyani dan Ria Rahmawati semoga tetap solid.

12. Teman-teman SIF F’15 yang sama-sama berjuang untuk wisuda, tetap se- mangat, rajin, optimis, dan solid.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesem- patan ini, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas segala doron- gan, bantuan, dukungan, semangat, dan keyakinan yang sudah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 03 Januari 2023 Penulis,

ARI FIRNANDO NIM. 11553105280

(9)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA BERMASALAH MENGGUNAKAN METODE AHP PADA SMP

NEGERI 16 PEKANBARU ARI FIRNANDO NIM: 11553105280

Tanggal Sidang: 03 Januari 2023 Periode Wisuda:

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Soebrantas, No. 155, Pekanbaru

ABSTRAK

Guru berperan sangat penting pada lembaga pendidikan sekolah dalam mendidik serta membina para siswa-siswi di sekolah agar menjadi yang lebih baik. Proses pencarian siswa bermasalah penting untuk dilakukan dari bagian kegiatan sekolah. Guru Bimbingan Konseling berperan besar untuk membina para siswa yang sedang dalam masalah, sehingga lembaga pendidikan sekolah menghasilkan lulusan yang memiliki mental yang kuat dan sehat. Proses menentukan siswa bermasalah masih dalam kegiatan secara manual, sehingga siswa bermasalah tidak terdeteksi secara tepat. Tujuan penelitian ini membangun sistem pendukung keputusan agar dapat digunakan untuk menentukan siswa bermasalah. Metode yang digunakan yaitu Analythical Hierarchy Process (AHP) karena memiliki perhitungan nilai konsisten untuk menentukan tingkat prioritas kriteria. Tahapan pengujian dilakukan menggunakan metode Blackbox dengan pengujian User Acceptance Test dilakukan oleh guru bk dengan hasil pengujian penerimaan pengguna 91,5% yang dinilai sangat baik. Berdasarkan hasil pengujian, penggunaan sistem pendukung keputusan dapat mempermudah untuk penentuan siswa bermasalah secara tepat dan akurat.

Kata Kunci: AHP, Kriteria, Sistem Pendukung Keputusan, Siswa Bermasalah.

ix

(10)

DECISION SUPPORT SYSTEM DETERMINE PROBLEMATIC STUDENTS USING THE AHP METHOD SMP NEGERI 16

PEKANBARU ARI FIRNANDO NIM: 11553105280

Date of Final Exam: January 03th 2023 Graduation Period:

Department of Information System Faculty of Science and Technology

State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau Soebrantas Street, No. 155, Pekanbaru

ABSTRACT

Teachers role very important in the school education institutions in educating and fostering students in the schools to become better. The process of finding troubled students is important from the school activities section. Guidance Counseling Teachers play a major role in fostering students who are in trouble, so that the school education institutions produce graduates who are mentally strong and healthy. The process of determining problem students is still in manual activities, so problem students are not detected properly. The purpose of this study is to build a decision support system so that it can be used to determine problematic students. The method used is Analythical Hierarchy Process (AHP) because it has a consistent value assessment to determine the priority level of criteria. The testing phase was carried out using the Blackbox method with the User Acceptance Test carried out by the tutor with a user acceptance test result of 91,5% which was considered very good. Based on the test results, the decision to use a support system can facilitate the handling of troubled students appropriately and accurately.

Keywords: AHP, Criteria, Decision Support System, Problem Students.

(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL iv

LEMBAR PERNYATAAN v

LEMBAR PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR SINGKATAN xix

1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang . . . 1

1.2 Perumusan Masalah . . . 4

1.3 Batasan Masalah . . . 4

1.4 Tujuan . . . 4

1.5 Manfaat . . . 4

1.6 Sistematika Penulisan . . . 4

2 LANDASAN TEORI 6 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) . . . 6

2.2 Karakteristik dan Kapabilitas SPK . . . 6

2.3 Sekolah . . . 7

2.4 Peran Guru Dalam Pendidikan atau Sekolah . . . 7

2.5 Guru Bimbingan Konseling (BK) . . . 8

2.6 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) . . . 9

xi

(12)

2.7 Tahapan Metode AHP . . . 9

2.8 Menguji Konsistensi . . . 11

2.9 Konsep Dasar Analisa, Perancangan dan Implementasi Sistem . . . 13

2.9.1 Analisa Sistem . . . 13

2.9.2 Perancangan Sistem . . . 14

2.9.3 Implementasi Sistem . . . 14

2.10 Metode Berorientasi Objek . . . 14

2.10.1 Object Oriented Analysis (OOA) . . . 15

2.10.2 Object Oriented Design (OOD) . . . 15

2.11 Modified Modelling Language (UML) . . . 15

2.12 Metode Waterfall . . . 16

2.13 Basis Data . . . 16

2.14 MySQL . . . 17

2.15 Hypertext Preprocessor (PHP) . . . 17

3 METODOLOGI PENELITIAN 18 3.1 Perencanaan . . . 19

3.1.1 Penentukan Tujuan . . . 19

3.1.2 Identifikasi Masalah . . . 19

3.1.3 Batasan Masalah . . . 19

3.1.4 Menentukan Data . . . 19

3.2 Pengumpulan Data . . . 19

3.2.1 Observasi . . . 19

3.2.2 Wawancara . . . 20

3.3 Analisa dan Perancangan . . . 20

3.3.1 Analisa Sistem Berjalan . . . 20

3.3.2 Analisa Sistem Usulan . . . 20

3.3.3 Perancangan Basis Data . . . 21

3.3.4 Rancangan Pemodelan Unified Modeling Language (UML) 21 3.3.5 Rancangan Design Interface . . . 21

3.4 Implementasi dan Pengujian . . . 21

3.4.1 Pembuatan Kode Pemograman . . . 22

3.4.2 Pengujian Sistem . . . 22

3.5 Tahap Dokumentasi . . . 22

4 ANALISIS DAN PERANCANGAN 23 4.1 Analisis Sistem Lama . . . 23

4.2 Analisis Sistem Baru . . . 23

(13)

4.2.1 Analisis Pengguna . . . 24

4.2.2 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem . . . 25

4.2.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak . . . 25

4.2.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras . . . 26

4.3 Representasi Hierarki . . . 26

4.3.1 Matrik Perbandingan Berpasangan . . . 27

4.3.2 Grafik Eigen Kriteria . . . 30

4.3.3 Perbandingan Berpasangan Kriteria Alternatif . . . 30

4.3.4 Perhitungan Bobot Prioritas Global . . . 45

4.4 Perancangan Sistem . . . 46

4.4.1 Use Case Diagram . . . 46

4.4.2 Class Diagram . . . 47

4.4.3 Use CaseSkenario . . . 47

4.4.4 Activity Diagram . . . 53

4.4.5 Sequence Diagram . . . 58

4.4.6 Kebutuhan Pengguna . . . 60

4.5 Perancangan . . . 61

4.5.1 Perancangan Database . . . 61

4.5.2 Rancangan Struktur Menu . . . 64

4.5.3 Rancangan Interface Sistem . . . 65

5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 70 5.1 Hasil Implementasi . . . 70

5.2 Hasil Implementasi Sistem . . . 70

5.2.1 Hak Akses Sistem . . . 70

5.2.2 Tampilan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Bermasalah . . . 70

5.3 Pengujian Sistem . . . 74

5.3.1 Cakupan Pengujian Sistem . . . 74

5.3.2 Identifikasi Pengujian Sistem . . . 75

5.3.3 User Acceptance Test(UAT) . . . 76

6 PENUTUP 78 6.1 Kesimpulan . . . 78

6.2 Saran . . . 78 DAFTAR PUSTAKA

xiii

(14)

LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA A - 1

LAMPIRAN B DOKUMENTASI B - 3

LAMPIRAN C HASIL UJI USER ACCEPTANCE TEST (UAT) C - 4

(15)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Hirariki AHP . . . 10

3.1 Metodologi Penelitian . . . 18

4.1 Sistem Usulan . . . 24

4.2 Struktur Hierarki . . . 26

4.3 Grafik Nilai Eigen Kriteria . . . 30

4.4 Use CaseSistem Pendukung Keputusan Penentu Siswa Bermasalah 46 4.5 Class Diagram . . . 47

4.6 Activity Diagram Login . . . 53

4.7 Activity DiagramTambah Data Kriteria . . . 54

4.8 Activity DiagramHapus Data Kriteria . . . 54

4.9 Activity DiagramTambah Nilai Bobot . . . 55

4.10 Activity Diagram Ubah Nilai Bobot . . . 55

4.11 Activity Diagram Hapus Nilai Bobot . . . 56

4.12 Activity Diagram Tambah Data Kriteria Alternatif . . . 57

4.13 Activity Diagram Hasil Perangkingan . . . 57

4.14 Sequence Diagram Login . . . 58

4.15 Sequence Diagram Kelola Data Kriteria . . . 59

4.16 Sequence Diagram Kelola Data Kriteria Alternatif . . . 59

4.17 Sequence Diagram Kelola Data Nilai Bobot . . . 60

4.18 Sequence Diagram Perangkingan . . . 60

4.19 Perancangan Struktur Menu . . . 64

4.20 Halaman Login . . . 65

4.21 Halaman Utama Tata Usaha . . . 65

4.22 Halaman Utama Guru BK . . . 66

4.23 Halaman Utama Kepala Sekolah . . . 66

4.24 Halaman Utama Alternatif . . . 67

4.25 Halaman Utama Kriteria . . . 67

4.26 Halaman Utama Analisa Alternatif . . . 68

4.27 Halaman Utama Analisa Kriteria . . . 68

4.28 Halaman Utama Perangkingan . . . 69

5.1 Halaman Login . . . 70

5.2 Halaman Guru BK . . . 71

5.3 Halaman Data Nilai . . . 71

xv

(16)

5.4 Halaman Data Kritera . . . 72

5.5 Halaman Data Alternatif . . . 72

5.6 Halaman Analisa Kriteria . . . 73

5.7 Halaman Analisa Alternatif . . . 73

5.8 Halaman Rangking . . . 74 B.1 Foto dengan Kepala Tata Usaha . . . B - 3 B.2 Foto berkas di Tata Usaha . . . B - 3 C.1 Pengujian UAT . . . C - 4

(17)

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan . . . 10

2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan. . . 10

2.3 Nilai Random Index . . . 13

4.1 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan . . . 27

4.2 Tabel Perbandingan Berpasangan . . . 27

4.3 Tabel Perbandingan Berpasangan Desimal . . . 27

4.4 Tabel Nilai Eigen Kriteria . . . 28

4.5 Tabel Matriks Berpasangan Kriteria Kehadiran . . . 30

4.6 Tabel Matriks Berpasangan Kriteria Kehadiran Bentuk Desimal . . 31

4.7 Tabel Nilai Eigen Kriteria Kehadian . . . 33

4.8 Tabel Matriks Berpasangan Kriteria Nilai Rapor . . . 35

4.9 Tabel Matriks Berpasangan Kriteria Nilai Rapor Bentuk Desimal . 36 4.10 Tabel Nilai Eigen Kriteria Nilai Rapor . . . 38

4.11 Tabel Matriks Berpasangan Kriteria Aktif . . . 40

4.12 Tabel Matriks Berpasangan Kriteria Aktif Desimal . . . 40

4.13 Tabel Nilai Eigen Kriteria Aktif . . . 43

4.14 Tabel Perhitungan Bobot Prioritas Global . . . 45

4.15 Tabel Deskripsi Use Case . . . 46

4.16 Skenario Login . . . 48

4.17 Skenario Kelola DataKriteria . . . 48

4.18 Skenario Kelola Nilai Bobot . . . 49

4.19 Skenario Kelola Kriteria Alternatif . . . 50

4.20 Skenario Perangkingan . . . 51

4.21 Skenario Kelola Data User . . . 52

4.22 Karakteristik Pengguna Sistem. . . 61

4.23 Perancangan Database User . . . 61

4.24 Perancangan Database Kriteria . . . 62

4.25 Perancangan Database Alternatif . . . 62

4.26 Perancangan Database Analisa Kriteria . . . 62

4.27 Perancangan Database Analisa Alternatif . . . 62

4.28 Perancangan Database Analisa Alternatif . . . 63

4.29 Perancangan Database Nilai . . . 63

4.30 Perancangan Database Ranking . . . 63

5.1 Tabel Identifikasi Pengujian Sistem . . . 75

xvii

(18)

5.2 Tabel Nilai Bobot UAT . . . 76 5.3 Tabel rekap responden pengujian UAT . . . 76 5.4 Tabel Hasil Pengujian UAT . . . 77

(19)

DAFTAR SINGKATAN

AHP : Analythical Hierarchy Process CI : Consitence Index

CR : Consitence Ratio CV : Consistence Vector BK : Bimbingan Konseling

OOAD : Object Oriented Analysis Design MTS : Madrasah Tsanawiyah

PHP : Hypertext Preprocessor SS : Sangat Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

SDLC : System Depelopment Life Cycle SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMP : Sekolah Menengah Pertama SPK : Sistem Pendukung Keputusan TS : Tidak Setuju

UAN : Ujian Akhir Nasional UML : Unified Modeling Language WSV : Weighted Sum Vector

xix

(20)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin baru memberikan pengaruh dan lan- dasan mengapa perlunya mempelajari komunikasi antar budaya (Setiawan, 2018).

Penggunaan komputer dan internet secara cepat mengubah kebutuhan pencar- i tenaga kerja, mahasiswa belajar, mencari kerja, dan masyarakat menyelesaikan masalahnya. Hal itu merupakan dampak positive dari berkembang teknologi. Ada- pun dampak negative nya ialah kenakalan remaja dengan mengakses situs-situs de- wasa, melemahnya rasa gotong royong dan saling tolong menolong, terbentuk rasa malas manusia karena beberapa pekerjaan sudah dibantu oleh teknologi, dan pe- manfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.

Menurut Maghfiroh (2020) Teknologi informasi memberikan banyak kon- tribusi pada dunia pendidikan, dalam hal ini bidang pendidikan mendapatkan dampak yang cukup besar dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Salah satu dampak besar berkembang teknologi informasi dalam dunia pendidikan ialah pros- es belajar mengajar antar guru dan murid serta dosen dengan mahasiswa dilakukan secara online, sejak dunia dipenuhi dengan virus covid-19 terutama terjadi di in- donesia proses belajar dilakukan secara online yaitu dengan menggunakan zoom meetingatau media yang digunakan untuk saling berkomunikasi.

SMP Negeri 16 Pekanbaru merupakan instansi yang bergerak dalam dunia pendidikan yang beralamatkan di Jalan Cempaka No.28127, Pulau Karam, Keca- matan Sukajadi, Kota Pekanbaru. Pada 2022 SMP Negeri 16 Pekanbaru di Pimpin oleh Kepala Sekolah yang bernama Ibu Endang Sri Wijayati, S.Pd. Jumlah siswa aktif pada saat ini tahun 2022 sebanyak 622 siswa diantara nya 314 siswa perem- puan dan 308 siswa laki-laki serta jumlah guru yang bertugas berjumlah 30 orang pegawai diantara nya 26 guru wanita dan 4 guru pria. Diantara banyaknya gu- ru yang bertugas mendidik serta memberikan pengembangan pengetahuan kepada siswa-siswi, hanya ada 1 guru yang memiliki tugas atau peran lebih untuk perkam- bangan dari siswa-siswi, yaitu guru Bimbingan Konseling (BK).

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan un- tuk membantu peserta didik dalam upaya menemukan jati dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya sehingga, dapat berkembang secara optimal (Lattu, 2018). Selain memberikan pengembangan pengetahuan, Guru BK juga bertugas untuk memahami permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswi di sekolah. Berbagai masalah yang ditumbulkan oleh siswa-siswi

(21)

seperti prestasi yang tidak memuaskan, perilaku yang menyimpang, masalah kelu- arga, kurang motivasi belajar, bahkan gagal Ujian Akhir Nasional (UAN).

Proses pembinaan kesehatan sosial siswa-siswi SMP Negeri 16 Pekanbaru tidak hanya dilakukan sendiri oleh Guru BK, namun juga dibantu oleh guru-guru lainnya dalam proses pengumupulan data dan informasi seperti sikap belajar di kelas, keaktifkan, dan proses siswa-siswi dalam mendapatkan nilai (ulangan dan ujian).

Selama ini dalam proses untuk menentukan siswa-siswi yang sedang be- rada dalam masalah di sekolah hanya menerima laporan dari guru dan siswa lain yang mengetahui hal tersebut. Bentuk dari laporan yang didapat oleh Guru BK berupa, siswa yang merusak alat dan fasilitas sekolah, merokok, siswa yang keluar dari perkarangan sekolah pada jam pelajaran, siswa yang berkelahi dilingkungan sekolah, dan masalah pertemanan antara siswa-siswi di kelas. Laporan yang diter- ima oleh pihak sekolah atau Guru BK hanya informasi lewat mulut ke mulut dari guru yang mengajar di kelas ke Guru BK dan laporan yang berupa catatan yang dimasukan oleh teman kelas siswa ke dalam kotak laporan yang disediakan pihak sekolah.

Proses pengelolaan data dan informasi siswa-siswi bermasalah menggu- nakan kertas sebagai media penyimpanan data yang memungkinkan data dan in- formasi tersebut bisa hilang, sehingga memperlambat dalam memproses informasi untuk menentukan kesimpulan bagi siswa-siswi yang bermasalah.

Selain itu pihak sekolah sering juga mengalami kesulitan dalam mempros- es dan menentukan siswa-siswi yang bermasalah, dikarenakan banyak pelanggaran siswa-siswi yang terjadi baik didalam maupun diluar perkarangan sekolah. Hal ini menjadi penghambat dalam menentukan keakuratan siswa tersebut terpilih sebagai siswa bermasalah.

Banyaknya data dan informasi yang diterima oleh Guru BK dari guru dan siswa-siswi yang berinisiatif memberikan laporan, banyak data-data yang tidak terkoordinasi yang membuat Guru BK kesulitan dalam mengetahui proses menge- tahui siswa-siswi yang bermasalah, dengan begitu masalah yang dihadapi oleh be- berapa siswa-siswi tidak akan terbantu secara menyeluruh.

Pertimbangan atas pelaporan yang dilakukan oleh siswa-siswi lain untuk membantu dalam menyelesaikan masalah teman hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan informasi tentang masalah teman yang dialami. Sistem yang akan dibangun, dalam menentukan siswa yang berpriotitas sedang bermasalah di- tentukan langsung oleh Guru BK mana saja yang berpotensi untuk dididik lebih jauh dan serius agar siswa tersebut tidak terjerumus ke arah yang tidak baik. Oleh kare-

2

(22)

na itu, dibutuhkan adanya sistem pendukung keputusan yang mempermudah untuk menentukan siswa-siswi bermasalah. Sistem tersebut diharapakan dapat membantu sekolah dalam menemukan siswa yang sedang bermasalah.

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sisten yang salah satu nya dapat digunakan sebagai pemecahan suatu permasalahan. Menurut Ningsih, Dedih, dan Supriyadi (2017). SPK adalah sistem yang mampu memberikan kemampuan pe- mecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak ter- struktur, dimana seseorang tahu secara pasti bagaimana keputusan yang seharusnya dibuat. SPK dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. SPK biasa nya dibangun mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk suatu peluang (Gaol dan Hasibuan, 2018).

Pada pembangunan sistem ini menggunakan metode Analythical Hierarchy Process(AHP). AHP merupakan sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah presepsi manusia yang dianggap sebagai pakar untuk memberikan pembob- otan untuk masing-masing kriteria (Mahendra dan Indrawan, 2020). Konsep AHP adalah penggunaan matriks perbandingan berpasangan untuk menghasilkan bobot relative antar kriteria maupun alternative (Prasetyo, 2015). Suatu kriteria akan dibandingkan dengan kriteria lainnya dalam hal seberapa penting terhadap penca- paian tujuan dengan kriteria yang lain (Wibowo dan Marbun, 2018). Mengatur variabel menjadi suatu bentuk susunan hirarki, kemudian memberikan nilai untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mem- pengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut (Surya, Haerani, Wulandari, dan Ra- madhani, 2022).

Penelitian menggunakan metode AHP sebelumnya telah berhasil dilakukan seperti (1) Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Kinerja Guru Dengan Metode AHP (Rakasiwi, 2018); (2) Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Dana Bos Untuk Sekolah Dasar Dengan Metode AHP (Irawati, Sinaga, dan Lubis, 2018);

(3) Penerapan Metode AHP Untuk Membantu Siswa Memilih Jurusan Yang Tepat Di SMK (Frieyadie, Ramadhan, dkk., 2018); (4) Penerapa Metode AHP Pada Pen- gukuran Tingkat Kepuasan Terhadap Kualitas Kinerja Sekolah (Surya dkk., 2022).

Sesuai dengan latar belakang yang telah diutarakan sebelumnya, maka peneliti sudah memutuskan untuk membuat sistem pendukung keputusan penen- tuan siswa bermasalah untuk mempermudah Guru BK dalam menemukan prioritas siswa yang harus dibantu dalam permasalahan yang dihadapi.

(23)

1.2 Perumusan Masalah

Tugas Akhir ini memiliki perumusan masalah, yaitu dari banyak nya siswa yang aktif di SMP Negeri 16 Pekanbaru bagaimana membangun sistem pendukung keputusan menentukan siswa yang bermasalah dalam proses kesehatan mental dan sosial nya di sekolah.

1.3 Batasan Masalah

Tugas Akhir ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:

1. Sistem yang dibangun berfokuskan pada perengkingan dalam menentukan siswa yang bermasalah.

2. Standar penentuan dan bobot penilaian masalah diambil dari data sekolah.

Bobot yang menjadi penilaian untuk menentukan siswa bermasalah adalah laporan keaktifan siswa di kelas, nilai rapor, dan kehadiran siswa.

3. Kriteria yang digunakan dalam metode AHP mencakup 3 kriteria yaitu, ke- hadiran, nilai rapor, aktif.

4. Metode dalam membangun sistem pendukung keputusan penentuan siswa bermasalah menggunakan metode AHP.

1.4 Tujuan

Tugas Akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Membantu Guru BK dalam menemukan prioritas siswa yang berada dalam masalah.

2. Menerapkan Metode AHP ke dalam sistem.

1.5 Manfaat

Tugas Akhir ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Mendapatkan hasil akurasi presentase prioritas siswa yang bermasalah se- cara detail.

2. Mempermudah Guru BK dalam menyeleksi menentukan siswa yang bermasalah.

3. Mempermudah Kepala Sekolah dalam mengetahui daftar nama-nama siswa yang sedang dalam masalah dari penggunaan sistem.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini memiliki sistematika penulisan laporan sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 1 Tugas Akhir ini menjelaskan hal-hal sebagai berikut: (1) latar be- lakang; (2) Perumusan masalah; (3) batasan masalah; (4) tujuan; (5) manfaat; dan (6) sistematika penulisan.

4

(24)

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 Tugas Akhir ini berisi penjelasan mengenai: (1) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) (2) Karakteristik dan Kapabilitas SPK (3) Sekolah (4) Peran Gu- ru Dalam Pendidikan atau Sekolah (5) Guru Bimbingan Konseling (6) Analytical Hierarchy Process (AHP) (7) Konsep Dasar Analisa, Perancangan, dan Implemen- tasi (8) Metode Berorientasi Objek (9) Modified Modelling Language (UML) (10) Metode Waterfall (11) Basis Data (12) MySQL (12) PHP.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 Tugas Akhir ini berisi penjelasan mengenai: (1) Tahap Perencanaan (2) Tahap Pengumpulan (3) Data Tahap Analisa dan Perancangan (4) Tahap Imple- mentasi dan Pengujian.

BAB 4. ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 Tugas Akhir ini berisi penjelasan mengenai: (1) Analisa Sistem Lama (2) Analisa Sistem Baru (3) Representasi Hierarki (4) Perancangan Kebu- tuhan Sistem (5) Perancangan Sistem.

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5 Tugas Akhir ini berisi penjelasan mengenai: (1) Hasil Implementasi (2) Hasil Implementasi Sistem (3) Pengujian Sistem.

BAB 6. PENUTUP

BAB 6 Tugas Akhir ini berisi penjelasan mengenai: (1) Kesimpulan (2) Saran.

(25)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang dimaksudkan un- tuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur (Septilia, Parjito, dan Styawati, 2020).

SPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang (Imandasari, Wanto, dan Windarto, 2018).

Menurut Noviansyah, Suharso, Chandranegara, Azmi, dan Hermawan (2019) SPK merupakan sistem informasi yang interaktif yang menyediakan informasi, pemodel- an, dan menipulasi data. SPK diciptakan secara khusus untuk membantu seseorang dalam proses pengambilan keputusan tertentu. Terdapat beberapa tahapan sebelum menentukan keputusan dalam konsep SPK, yaitu identifikasi permasalahan, ambil data yang penting, tentukan pendekatan, dan mempertimbangkan dalam pemilihan alternatifnya. SPK terdiri dari 4 komponen yaitu subsistem database, subsistem modelbase, subsistem pengetahuan, dan subsistem dialog.

2.2 Karakteristik dan Kapabilitas SPK

Menurut Budhi (2019) karakteristik dan kapabilitas kunci dari SPK ada 14:

1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruk- tur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan infor- masi terkomputerisasi.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai man- ajer lini.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok.

4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial.

5. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan.

6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. Adaptasi sepanjang waktu.

8. Pengguna merasa seperti di rumah.

9. Peningkaan terhadap keefektifan keputusan (akurasi, timeliness, dan kuali- tas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan kepuasan). Pengguna merasa seperti di rumah.

10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.

11. Pengguna akhir dan mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem

(26)

sederhana.

12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan.

13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe mulai dari GIS sampai berorientasi objek.

14. Dapat digunakan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di organisasi.

2.3 Sekolah

Sekolah merupakan perwujudan satuan pendidikan formal yang meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Meneng- ah Kejuruan (SMK), dan kesatuan pendidikan formal sejenis yang sama sederajat.

Sekolah Dasar yang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 17 dinyatakan merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan Undang-undang tersebut pe- ran Sekolah Dasar menjadi sangat penting dan strategis sebagai pendidikan formal yang diterima oleh para siswa-siswi untuk melandasi pendidikan selanjutnya, yaitu SMP dan memengaruhi ke jenjang-jenjang pendidikan selanjutnya (Irwandi, Ufatin, dan Sultoni, 2016).

2.4 Peran Guru Dalam Pendidikan atau Sekolah

Menurut Rovita, Hinriari, Yuwono, Zulkarnain, dan Nani (2021) Guru bukan saja menjadi faktor penting dan strategis bagi peningkatan kualitas pen- didikan, sejumlah kebijakan, dan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya yang menegaskan betapa keberadaan guru menjadi kunci bagi keberhasilan pendidikan anak-anak disekolah.

Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah sangat penting, apalagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah-tengah perlintasan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kasar dinamik untuk dapat mengadaptasi diri.

Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Apabila kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yaitu:

1. Tugas dalam bidang profesi, meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada siswa.

(27)

2. Tugas kemanusian, di sekolah harus menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, seorang guru harus mampu menarik simpati sehingga guru menjadi idola para siswanya.

3. Tugas dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena dari seorang guru di- harapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Artinya guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pan- casila.

2.5 Guru Bimbingan Konseling (BK)

Guru BK secara etimologis merupakan suatu bagian yang memegang per- anan atau bertindak terhadap terjadinya suatu peristiwa (Riyanti, 2019). Tugas atau peran dari Guru BK berbeda dari guru lainnya. Tugas atau peran dari Guru BK adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan Peserta Didik

Guru BK di sekolah bertugas sebagai wadah untuk mencurahkan kepentin- gan apa saja yang berkaitan dengan pendidikan yang dialami oleh peserta didik atau siswa tersebut. Guru BK merupakan pemberi informasi, sahabat pengiring, pembina perilaku positif, dan pembangun kekuatan terhadap pe- serta didik atau siswa sehingga dapat memperoleh suasana yang baik dan memberi harapan positif.

2. Kunci Dalam Keseuruhan Proses Pendidikan

Guru adalah kunci dalam kesuksesan dalam proses pendidikan peserta didik, terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam pendidikan ke- masyarakatan.

3. Pembimbing

Bimbingan dari guru ini dipersiapkan untuk seluruh siswa, dengan berbagai bidang dan jenis layanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan fisik dan psikologis dari peserta didik (Neviyarni, 2018). Guru BK diharapakan dapat membimbing para peserta didik atau siswa dalam proses pendidikan serta membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh para pe- serta di sekolah.

4. Pengembangan dan Potensi

Pengembangan dan potensi dari peserta didik sangat penting bagi kehidupan mereka, baik menyangkut sikap maupun perilaku dari siswa tersebut serta minat bakat yang ada dalam diri siswa. Layanan BK dijenjang pendidikan SMP ini merupakan tahapan yang paling tepat atau cocok bagi guru, karena

8

(28)

ditingkatan seperti ini guru dapat berperan secara maksimal dalam mem- fasilitasi potensi yang dimilikinya secara optimal dan menyeluruh.

2.6 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty di tahun 1970an, adalah seorang ahli matematika. Menurutnya metode AHP dapat membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstrukturkan suatu hierarki kriteria, pihak yang berkepentingan, dan hasil dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengem- bangkan bobot atau prioritas.

Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level, dimana suatu struktur multi level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga ke level terakhir dari alternatif (Pebakirang, Sutrisno, dan Neyland, 2017).

Adanya hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki se- hingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

AHP adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang kompleks tidak terstruktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan yang hierarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan mene- tapkan variabel mana yang memiliki priotitas tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Parhusip, 2019).

Proses dalam pengambilan keputusan menggunakan metode AHP pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang paling terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penetapan nilai kemung- kinan untuk variabel, penetapan nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu, dan spesifikasi atas resiko.

2.7 Tahapan Metode AHP

Menurut Munthafa dan Mubarok (2017) terdapat beberapa tahapan dalam proses metode AHP yaitu:

1. Mendefenisikan masalah yang terjadi dan menentukan solusi yang sesuai dengan masalah yang terjadi atau yang diinginkan.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Struktur hi- erarki dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(29)

Gambar 2.1. Struktur Hirariki AHP

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kon- tribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Maka susunan dari elemen yang dibandingkan dapat di- lihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan

Kriteria Kriteria a Kriteria b Kriteria c Kriteria a K a/a K a/b K a/c Kriteria b K b/a K b/b K b/c Kriteria c K c/a K c/b K c/c

4. Pendefenisian kriteria serta alternatif akan mendapatkan penilaian untuk menjadi suatu prioritas diantara yang lain didapatkan melalu membandingan antar kriteria serta alternatif secara berpasangan. Tolak ukur dari 1 sampai 9 merupakan tolak ukur yang optimal dalam mengekspresikan suatu keteta- pan, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan.

Resistansi Defenisi Pemaparan

1 Kedua elemen sama

pentingnya.

Dua elemen mem- punyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan.

10

(30)

Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan (Tabel lanjutan...)

Resistansi Defenisi Pemaparan

3 Elemen yang satu

sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu el- emen dibandingkan elemen yang lainnya.

5 Elemen yang satu

lebih penting dari- pada elemen yang lainnya.

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu el- emen dibandingkan elemen yang lainnya.

7 Satu elemen jelas

lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya.

Satu elemen yang ku- at disokong dan dom- inan terlihat dalam praktek.

9 Satu elemen mutlak

penting daripada ele- men yang lainnya.

Bukti yang men- dukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin saling menguatkan.

2,4,6,8 Nilai–nilai antara 2 nilai pertimbangan yang berdekatan.

Nilai ini diberikan bi- la ada dua kompromi diantara 2 pilihan.

Kebalikan. Jika aktifitas 1 men- dapat satu angka dibanding aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.

2.8 Menguji Konsistensi

Setelah dilakukannya perhitungan perbandingan berpasangan, langkah se- lanjutnya yaitu pengujian konsistensi. Hasil perhitungan perbandingan berpasan- gan dinyatakan konsisen jika bernilai ≤ 10 atau ≤ 0,1% dan jika bernilai ≥ 10 atau

(31)

≥ 0,1% hasil perbandingan berpasangan dinyatakan tidak konsisten Munthafa dan Mubarok (2017).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menguji konsistensi adalah:

1. Menentukan Weighted Sum Vector (WSV).

WSV dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai eigen matriks perbandingan berpasangan.

2. Menghitung Consistence Vector (CV).

CV dihitung dengan cara membagi hasil dari WSV dengan nilai eigen ma- triks perbandingan berpasangan.

3. Menghitung Lambda (λ) dan Consistence Index (CI) Lambda adalah nilai rata-rata CV.

λ = ∑CV

n (2.1)

Dimana:

λ = Nilai rata-rata dari keseluruhan kriteria/subkriteria.

CV = Consistence Vektor.

n = Jumlah matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria 4. Consistence Index (CI)

CI= λ − n

n− 1 (2.2)

Dimana:

CI = Consistence Index.

λ = Nilai rata-rata dari keseluruhan kriteria/subkriteria.

n = Jumlah matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria.

5. Perhitungnan Consistence Ratio (CR)

ilai CR akan konsistensi jika memiliki hasil yang nilainya ≤ 10%, dan jika memiliki rasio konsistensinya atau CR ≥ 10% maka nilai dari konsistensi tersebut harus dipertimbangkan kembali.

CR=CI

RI (2.3)

Dimana:

CR = Consistence Ratio CI = Consistence Indexs

12

(32)

RI = Random Indexs

Nilai RI adalah penilaian yang diciptakan oleh Oarkrdge Laboratory yang berbentuk tabel ukuran matriks serta nilai random indeksnya terdapat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Nilai Random Index

Variabel A Variabel B

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

2.9 Konsep Dasar Analisa, Perancangan dan Implementasi Sistem 2.9.1 Analisa Sistem

Terdapat beberapa tahapan basic yang perlu dilakukan untuk menganalisis sistem yaitu:

1. Pengidentifikasian dari permasalahan (Identify).

Proses pengidentifikasian dari permasalahan adalah aktivitas pertama di- lakukan dalam tahapan analisis sistem. Permasalahan dideskripsikan men- jadi sesuatu pernyataan yang akan dipecahkan.

2. Pemahaman sistem kerja yang saat ini berjalan Understand.

Proses mempelajari detail dari sistem yang beroperasi saat ini. Operasi ini diperlukan untuk mempelajari data yang dapat diproses dengan melakukan penelitian.

3. Penganalisis sistem (Analyze).

Tahapan ini melakukan pengelolaan data yang telah didapat dari penelitian yang telah ada.

4. Pembuatan laporan hasil analisis (Report).

Analisis telah dilakukan, tahapan selanjutnya yaitu membuat laporan dari hasil analisis tersebut.

(33)

2.9.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem informasi merupakan suatu kegiatan dalam mencip- takan suatu konsep kerja terpadu antara manusia dengan mesin yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan tujuan tertentu atau bersama guna menghasilka- n informasi yang akurat untuk proses pengambilan keputusan dalam mendukung fungsi operasi manajemen disuatu organisasi (Parhusip, 2020).

Suatu kegiatan didalam menciptakan suatu kondisi yang baru atau so- lusi yang didasari atas evaluasi dari konsepsi yang serasi atau sama serta bentuk permsalahan atau kasus yang ada dan terjadi saat ini.

2.9.3 Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan langkah terakhir dari siklus pengembangan sistem dan perkembangan dari tahapan perancangan. Tahap implementasi yaitu:

1. Pemograman.

Pemograman merupakan aktivitas dari analisis hal-hal yang dibutuhkan komputer sebagai media untuk penerapan kode pemograman. Pemograman adalah kegiatan atau aktivitas penulisan, pengujian, perbaikan, serta pemeli- haraan kode yang berguna untuk pembangunan sistem.

2. Uji Kelayakan.

Uji kelayakan atau biasa disebut dengan pengujian adalah suatu proses peni- laian kualitas dari sistem. Pengujian biasanya dilakukan dengan cara men- cari sesuatu ketidaksesuaian kode pemograman atau biasa disebut bug yang menyebabkan sistem mengalami kendala dibeberapa fitur yang ada.

3. Bukti Penerapan atau Dokumentasi

Aktivitas dokumetasi sangat penting untuk dilakukan, agar dapat melakukan penelusuran kesalahan. Dokumentasi adalah aktivitas mencatat setiap pros- es demi proses dari pertama pembuatan kode pemograman sampai dengan akhir yaitu pembuatan laporan pemograman.

2.10 Metode Berorientasi Objek

Metode untuk mengembangkan sistem beroriantasi objek terdiri dari 3 macam karakteristik yaitu:

1. Enkapsulasi atau Encapsulation adalah salah satu metode dari berorientasi objek yang menata struktur dari kelas. Enkapsulasi mempunyai suatu tujuan yang menentukan hak akses kepada metode atau hak cipta yang bertujuan agar dapat menyembunyikan suatu informasi dari hak cipta serta metode nya untuk sebuah keamanan.

2. Pewarisan atau Inheritance adalah suatu proses mewarisi data dari kelas

14

(34)

yang ada kepada kelas yang baru. Kelas yang pewaris biasanya disebut super class, parent class, dan base class. Sedangkan kelas yang mewarisi atau kelas yang baru disebut sub class, child class, dan derived class. Tapi ada kelas yang tidak dapat mewarisi kepada kelas lainnya yaitu sub class ke super classuntuk anggota private nya.

3. Polimorfisme atau Polymorpshim adalah sesuatu hal yang sama dapat mem- punyai wujud dan sikap yang berbeda atau sebuah operasional yang sama bisa mempunyai perbedaan pada kelas yang berbeda.

2.10.1 Object Oriented Analysis (OOA)

OOA merupakan model permasalahan yang mempresentasikan sebuah ob- ject, atribute, dan operasional untuk menjadikan model komponen utama. Tahapan OOA diawali dengan pendokumenasian dari fungsional program dengan menggu- nakan Use Case. Use Case Diagram dapat memberi gambaran fungsional dari ske- nario yang akan dibangun. Tahap berikutnya merupakan pengumpulan objek sera menciptakan hirarki kelas. Objek memberikan gambaran kelas-kelas berhubungan dengan yang satu kepada yang lainnya dan semua aktivitas dari sistem (Anardani, 2019).

2.10.2 Object Oriented Design (OOD)

OOD merupakan suatu rancangan yang efiktif di gunakan untuk mendap- atkan sebuah solusi dari software perangkat lunak tertentu pada objek yang diga- bungkan antara atrbut dan metode yang digunakan (Anisah dan Kuswaya, 2017).

Proses ini mendeskripsikan serta menjelaskan bahwa beberapa dari objek dan item yang mendukung untuk meningkatkan proses pengimplementasi dan spesifikasi un- tuk kebutuhan dari sistem. OOD memiliki tahap sebagai berikut:

1. Mendefenisikan kerangka dan proses dari kegunaaan sistem.

2. Komposisi sistem.

3. Deskripsi dari objek sistem utama.

4. Pengembangan model design.

5. Penentuan interface.

2.11 Modified Modelling Language (UML)

UML merupakan sebuah alat yang dapat membantu untuk memvisualkan sebuah rancangan dan sudah menjadi hal layak umum pada dunia pengembangan softwareberorientasikan objek (Anardani, 2019). UML merupakan bahasa yang co- cok pada visualisasi untuk sebuah perancangan software. UML memungkinkan un- tuk para developer software menciptakan blueprint ke dalam wujud yang baku serta

(35)

mudah di pahami agar menghasilkan rancangan yang komunikatif dengan penggu- na.

Terdapat beberapa diagram visual yang telah diwariskan dari UML menun- jukan beraneka ragam jenis aspek yang ada didalam sistem. Diagram tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Use Case Diagram, menggambarkan interaksi antara Use Case dan aktor.

Aktor yang dimaksud adalah seseorang yang sedang melakukan aktivitas langsung terhadap sistem.

2. Use CaseSkenario, menggambarkan fungsi dari sistem, digunakan memvi- sualkan alur insiden yang terjadi pada Use Case.

3. Activity Diagram, memvisualkan suatu sikap atau aktivitas yang terdapat pada berbagai Use Case dan saling berkomunikasi.

4. Sequence Diagram, menjelaskan hubungan antara suatu benda yang ada di- dalam serta disekitaran sistem yang berbentuk sebuah pesan digambarkan untuk menjadi pengingat waktu.

5. Class Diagram, memvisualkan struktur dari sistem yang dibangun dari segi pendefenisian atribut yang diciptkan untuk sistem.

2.12 Metode Waterfall

Menurut Wahid (2020) Metode Waterfall adalah salah satu model SDLC yang sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi atau perangkat lu- nak. Metode Waterfall menggunakan pendekatan sistematis dan berurutan. Tahapan model Waterfall antara lain requirement, design, implementation, verification,dan maintenance. Kelebihan menggunakan metode Waterfall dalam pengembangan sis- tem informasi adalah kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik karena pelak- sanaannya dilakukan secara bertahap, sementara untuk kekurangannya adalah pros- es pengembangan sistem membutuhkan waktu yang lama sehingga biaya yang diperlukan juga mahal.

2.13 Basis Data

Menurut Hamdallah, Husain, Wijaya, dan Widianto (2020) Basis Data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat mendefinisikan, membuat, memelihara dan menyediakan akses kontrol kedalam ba- sis data. Basis Data adalah kumpulan informasi yang disimpan dalam media elek- tronik atau komputer secara sistematik. Data tersebut juga diolah sedemikian rupa supaya bisa digunakan dengan mudah. Biasanya, istilah basis data atau database dipelajari dalam ilmu informasi. Pada awalnya, database ada dalam ilmu komputer selanjutnya meluas ke bidang elektronika. Selain itu, pengertian basis data secara

16

(36)

sederhana juga bisa diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain dan mempunyai penggunaan yang beragam.

2.14 MySQL

MySQL merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengolah basis data yang banyak digunakan untuk membangun aplikasi yang menggunakan database (Sitinjak, Suwita, dkk., 2020). Database merupakan sebuah alat bantu yang bekerja secara elektronik yang mampu menyimpan banyak data mulai dari puluhan hing- ga ratusan ribu data tersimpan disana dan siap diakses kapan saja. Data tersebut tersimpan menjadi file dan dapat dikelola dengan dibutuhkannya alat bantu untuk mengaksesnya seperti komputer.

2.15 Hypertext Preprocessor (PHP)

Bahasa pemograman PHP adalah bahasa pemograman untuk membuat web yang server-side scripting (Sitinjak dkk., 2020). Maksud dari server-side scripting yaitu sebuah cara yang dipakai untuk mengembangkan web dengan mengikutser- takan antara pengguna skrip atau perintah pada server web yang akan menghasilka- n sebuah respon sesuai dengan request dari pengguna web. Berati jika sebuah web dikunjungi oleh seorang pengguna, komputer server akan segera mengirim request data yang diminta dari database yang nantinya akan ditampilkan oleh web. Bahasa pemograman php biasanya menggunakan bahasa C, karena memiliki suatu kemam- puan yaitu saling terhubung dengan basis data dan membuat page yang aktif.

Aplikasi berbasis web bisa dibangun dengan PHP. PHP juga memilik- i kelebihan salah satunya adalah dapat terhubung dengan beberapa basis data, seper- ti MySQL, PostgreSQL, dan Access. Dan juga PHP berkembang dengan lumayan cepat, PHP sifatnya terbuka untuk dipelajari, komunitas yang besar, ringkas, tidak membutuhkan bayaran subscribe dan mudah dipelajari.

(37)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Tugas Akhir ini memiliki tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakan untuk menyelesaikan penulisan terdapat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian

(38)

3.1 Perencanaan

Merencanakan sesuatu langkah awal untuk pembangunan sistem informasi.

Terdapat beberapa aktivitas untuk tahap ini, yaitu:

3.1.1 Penentukan Tujuan

Mendeskripsikan atau menjelaskan rancangan tujuan (goals) yang di- lakukan agar mendapatkan sebuah jawaban atau kesimpulan. Penelitian bertujuan untuk memciptakan sebuah pembaruan dalam organisasi pendidikan yaitu menen- tukan siswa yang bermasalah di SMP Negeri 16 Pekanbaru menggunakan metode AHP.

3.1.2 Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi permasalah yang terjadi di SMP Negeri 16 Pekanbaru.

Langkah awal mewawancarai Kepala Sekolah selaku yang memimpin SMP Negeri 16 Pekanbaru. Lalu berlanjut mewawancarai pada bagian Tata Usaha serta Guru BK yang berada tepat pada ruangan tersebut.

3.1.3 Batasan Masalah

Tahap ini penting agar penelitian ini tidak terpecah-pecah atas informasi dan data yang didapat serta tetap terfokus pada objek penelitian yaitu menentukan siswa bermasalah.

3.1.4 Menentukan Data

Mendeskripsikan atau menjelaskan keperluan data yang dibutuhkan untuk dapat melakukan penentuan siswa yang bermasalah. Proses data diperoleh dari Guru BK serta bagian Tata Usaha dari hasil wawancara mengenai permasalahan yang terjadi.

3.2 Pengumpulan Data

Mendeskripsikan atau menjelaskan tahapan untuk mendapatkan data sum- ber yang dikelola berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Beberapa dari tahap mengumpulkan data ialah sebagai berikut:

3.2.1 Observasi

Observasi ialah proses pengamatan secara langsung ke lapangan atau su- atu objek tertentu sesuai dengan penelitian ini di SMP Negeri 16 Pekanbaru, dalam mendapatkan data sumber yang berisi informasi bersifat akurat dan tepat beruhubungan dengan masalah yang sedang terjadi serta melakukan interaksi langsung dengan pegawai guru-guru yang tertugas di sekolah tersebut dengan melakukan wawancara, mengajukan pendapat, serta mendapatkan masukan dan

(39)

saran.

3.2.2 Wawancara

Wawancara merupakan proses mengumpulkan data dengan mewawancar- ai guru-guru yang ditugaskan di SMP Negeri 16 Pekanbaru. Tujuan utama yaitu mewawancarai Guru BK yang bertugas, karena Guru BK yang memilki tugas lebih dalam psikologis siswa. Wawancara dilakukakan pada Bapak Saliman, S.Pd seba- gai Guru BK serta Pimpinan Tata Usaha terdapat pada Lampiran A.

3.3 Analisa dan Perancangan

Tahapan ini adalah proses menganalisa dan merancang untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan rancangan sistem yang segera akan dibangun berdasarkan fungsional yang dibutuhkan terdiri dari:

3.3.1 Analisa Sistem Berjalan

Tahapan analisa sistem berjalan ini melakukan aktivitas seperti menganali- sis kepada sistem yang saat ini dipakai, proses yang berjalan di sekolah saat ini yaitu pada saat Guru BK memproses belajar mengajar dikelas sebagai pembina psikolo- gis siswa-siswi berfokus untuk memberikan materi yang sesuai dengan buku-buku yang telah tersedia dan kurikulum yang berlaku di sekolah. Setiap tahun pastinya a- da beberapa siswa yang melakukan tindakan hal yang kurang baik di sekolah teruta- ma siswa berumur memasuki usia remaja dan bertepatan dengan sekolah menengah pertama. Guru BK memiliki tugas lebih dibandingin kan guru lainnya yaitu mem- bimbing serta mengedukasi siswa-siswi yang memilki perilaku yang kurang baik.

Pada proses pengambilan keputusan menentukan siswa bermasalah Guru BK meng- gunakan data yang diperoleh dari laporan guru di kelas, teman sekelas serta laporan tambahan dari kotak saran yang ada di sekolah untuk siswa yang tidak mempunyai keberanian untuk melaporkan secara langsung kepada Guru BK.

3.3.2 Analisa Sistem Usulan

Sebelum menentukan sistem usulan akan diterapkan sebagai pengembang- an, dilakukan analisa terhadap sistem yang lama terlebih dahulu. Pada tahap ini peneliti memberikan sistem usulan yang akan dibangun merupakan Sistem Pen- dukung Keputusan Penentuan Siswa Bermasalah Menggunakan Metode AHP. Ada- pun langkah-langkah dalam proses metode AHP adalah sebagai berikut:

1. Kriteria, menentukan kriteria yang digunakan yang nantinya akan meng- hasilkan keputusan.

2. Perbandingkan bobot setiap kriteria berpasangan, dalam tiap kriteria memi- liki nilai bobot yang berbeda untuk menghasilkan sebuah keputusan. Dalam

20

(40)

metode AHP nilai bobot kriteria berdasarkan persepsi manusia yang diang- gap sebagai pakar untuk memberikan pembobotan dalam masing-masing kriteria.

3. Perbandingkan Alternatif Kriteria, setelah ditentukannya nilai bobot kriteria dan diperbandingkan, langkah selanjutnya menentukan nilai alternatif krite- ria untuk menghasilkan jumlah dan nilai rata-rata.

4. Uji Konsistensi, keseluruhan jumlah dan nilai rata-rata telah didapat, se- lanjutnya dilakukan uji konsistensi dengan menghitung keseluruhan nilai dengan menggunakan rumus CI=(Lamda Max-n)/(n-1) dari metode AHP.

5. Perangkingan, nilai diperoleh dari nilai rata-rata kriteria dikali kan dengan nilai rata-rata alternatif kriteria, dan dari nilai perangkingan tersebut dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.

3.3.3 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data merupakan sebuah rancangan yang penting pa- da proses keperluan pembangunan sistem pendukung keputusan penentuan siswa bermasalah. Rancangan database menyimpan semua data-data yang akan diolah dan proses dalam rancangan database menggunakan Class Diagram dengan apli- kasi Astah Community.

3.3.4 Rancangan Pemodelan Unified Modeling Language (UML)

Perancangan Pemodelan UML merupakan pemodelan atau rancangan dar- i sistem secara visual untuk menggambarkan pendokumentasian dari sistem yang dibangun.

3.3.5 Rancangan Design Interface

Perancangan Interface merupakan wujud dari sistem yang dibangun, pada proses analisis percangangan interface telah digambarkan sebagai acuan, dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa gambaran sehingga menghasilkan sistem yang nyata.

3.4 Implementasi dan Pengujian

Proses perancangan interface selesai dilakukan, kemudian dapat dilakukan tahapan serta pengujian pada sistem yang bertujuan mencari kesalahan yang ada pada sistem. Proses aktivitas implementasi dan pengujian yang dikerjakan sebagai berikut:

(41)

3.4.1 Pembuatan Kode Pemograman

Setelah dilakukannya perancangan sistem, tahap selanjutnya yaitu pembu- atan kode pemograman Hypertext Preprocessor (PHP). Pada tahap ini menggu- nakan bahasa pemograman PHP, untuk teks kode pemograman menggunakan apli- kasi Sublime Text 3, dan untuk tempat menyimpan data tabel menggunakan aplikasi Xampp.

3.4.2 Pengujian Sistem

Tahap selanjutnya adalah menguji kelayakan dari sistem yang telah diba- ngun yang diharapakan bekerja sesuai kebutuhan. Blackbox Testing merupakan salah satu tools yang berguna untuk menguji kelayakan dari sistem yang akan diba- ngun dan fokusnya terhadap spesifikasi fungsi dari sistem.

3.5 Tahap Dokumentasi

Dokumentasi dari semua aktivitas yang dikerjakan untuk penelitian Tugas Akhir ini yang dimulai dari tahapan awal yaitu, rencana, mengumpulkan data, men- ganalisa dan perancangan, implemantasi, dan menguji kelayakan sistem. Doku- mentasi penelitian Tugas Akhir ini sudah dilampirkan pada Lampiran B.

22

(42)

BAB 4

ANALISIS DAN PERANCANGAN

Analisis sangat perlu dilakukan untuk perancangan sistem pemograman yang baru sebagai pembaruan diinstansi pendidikan atau sekolah. Analisis meng- hasilkan berupa data ide yang sangat berguna untuk menghasilkan sebuah peruba- han atau pembaruan. Bentuk dari perancangan diciptakan untuk pengguna supaya bisa lebih mudah untuk memahami dari rancangan hasil yang dibangun.

4.1 Analisis Sistem Lama

Tugas dan peran guru mendidik serta mengajarkan materi sesuai kurikulum yang berlaku. Namun ada satu guru yang memiliki peran lebih dari guru lainnya, yaitu Guru BK. Guru BK bertugas memberi motivasi akademik dan karir kepa- da peserta didik atau siswa, selain dari itu Guru BK juga berperan penting dalam psikologi pada siswa agar untuk kedepan menjadi yang lebih baik serta juga mem- bantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.

Pada proses penentuan siswa yang bermasalah di SMP Negeri 16 Pekanbaru, Guru BK hanya menerima laporan dari rekan guru-guru lainnya dan juga dari peser- ta didik atau siswa yang melapor dan juga Guru BK juga menerima informasi siswa yang bermasalah dari kotak saran yang tersedia di sekolah tersebut. Namun semua dari data-data yang didapat secara manual atau laporan secara lisan dari rekan guru- guru dan para siswa lainnya kurang mencakup mendapatkan informasi secara tepat dan akurat, karena tidak semua guru-guru dan para siswa mengetahui akan perma- salahan yang dihadapi oleh siswa yang sedang mengalami masalah, dan juga tidak semua siswa yang sedang dalam masalah bersedia menceritakan atau menjelaskan masalah yang dihadapi.

4.2 Analisis Sistem Baru

Sebelum menciptakan sistem yang baru, perlu ada nya menganalisis sis- tem yang lama atau saat ini sedang berjalan agar dapat merancang bentuk dar- i program atau sistem yang baru. Karena sangat bermanfaat untuk mendapatkan alternatif dari suatu keputusan agar dapat membantu Guru BK untuk menentukan siswa bermasalah, sehingga dalam proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dan akurat. Sebagai wujud dari sistem ini berupa sebuah program atau sistem pen- dukung keputusan yang menggunakan bahasa pemograman PHP didukung dengan basis data sebagai wadah untuk media penyimpanan nya menggunakan MySQL.

Pada proses penentuan prioritas atau perangkingan alteratif kriteria secara otomatis perhitungan menggunakan metode AHP. Analisis sistem yang baru terdapat pada

(43)

Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Sistem Usulan 4.2.1 Analisis Pengguna

Sistem pendukung keputusan penentu siswa bermasalah menggunakan metode AHP memiliki 3 tipe pengguna, yaitu: Guru BK, Kepala Sekolah, dan Tata Usaha.

1. Guru BK merupakan pengguna atau aktor yang berperan menjadi penen- tu untuk menentukan nilai bobot dari setiap kriteria. Selain itu juga dapat menghasilkan hasil perangkingan siswa yang bermasalah. Guru BK memi- liki hak akses untuk kelola data kriteria, kelola nilai bobot, kelola data alter- natif, dan menghasilkan perangkingan.

2. Kepala Sekolah merupakan pengguna atau aktor yang memiliki wewenang dalam melihat data siswa serta melihat hasil perangkingan dari sistem yang sebelum nya telah di kelola oleh Guru BK.

3. Tata Usaha merupakan pengguna atau aktor yang berperan menjadi admin dalam sistem pendukung keputusan penentu siswa bermasalah. Tata Usaha memiliki akses penuh dalam pengelolaan sistem seperti kelola data alternatif dan kelola data pengguna.

24

(44)

4.2.2 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem

Proses pembangunan aplikasi berbasis web untuk sistem pendukung kepu- tusan penentuan siswa bermasalah perlu deskripsi dari apa yang dibutuhkan ole- h pengguna kepada sistem, agar fungsionalitas dari sistem dapat tercapai sesuai keinginan dan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Fungsi login merupakan pemberian hak akses kepada pengguna sistem. Hal ini bertujuan untuk memberikan batasan kepada pengguna dari sistem terse- but agar sesuai dengan kepentingan penggunaannya.

2. Fungsi kelola data pengguna merupakan hak akses yang hanya dimiliki oleh admin. Hal ini bertujuan agar dapat dikelola oleh siapa saja yang dapat men- gakses atau menggunakan sistem tersebut agar cocok dengan kepemilikan akses tersendiri.

3. Fungsi data kriteria merupakan hak akses yang dimiliki oleh Guru BK.

Fungsi ini bertujuan untuk memasukan data dari setiap kriteria pendukung keputusan.

4. Fungsi data alternatif merupakan hak akses yang dimiliki oleh Guru BK dan Tata Usaha. Fungsi ini bertujuan untuk memasukan data alternatif atau siswa agar mendapatkan hasil perangkingan dari sistem.

5. Fungsi nilai kriteria merupakan hak akses yang dimiliki oleh Guru BK. Guru BK memasukan data nilai kriteria untuk menghasilkan perangkingan siswa bermasalah.

6. Fungsi nilai alternatif merupakan hak akses yang dimiliki oleh Guru BK.

Guru BK memasukan data nilai alternatif yang telah ditentukan untuk meng- hasilkan perangkingan siswa bermasalah.

7. Fungsi hasil alternatif merupakan fungsi yang menghasilkan perangkingan perbandingan berpasangan kriteria dan alternatif sehingga mendapatkan ni- lai bobot global.

8. Lihat hasil keputusan atau perangkingan merupakan hasil akhir dari per- bandingan berpasangan antara kriteria dan alternatif sebagai penentuan siswa bermasalah.

4.2.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Analisis kebutuhan perangkat lunak merupakan analisis yang dilakukan un- tuk mengetahui alat yang diperlukan dalam membangun sistem pendukung keputu- san penentu siswa bermasalah. Perangkat lunak yang dibutuhkan minimal adalah sebagai berikut:

1. Sistem Operasi (OS): Microsoft Windows 7.

(45)

2. Editor: PHP Editor atau Sublime Text.

3. Connector: Xampp.

4. DBMS: MySQL.

4.2.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Analisis kebutuhan perangkat keras merupakan analisis yang dilakukan untuk merancang serta menjalankan sistem pendukung keputusan penentu siswa bermasalah berbasis web yang akan digunakan oleh pihak sekolah dalam menen- tukan keputusan. Perangkat keras yang dibutuhkan minimal adalah sebagai berikut:

1. Prosesor atau Chipset Intel Inside 2.0 Gigahertz GHz.

2. Hardisk 50 Gigabyte (GB).

3. RAM 2 Gigabyte (GB).

4. Monitor, mouse, dan keyboard.

5. Printer sebagai media cetak laporan.

4.3 Representasi Hierarki

Menurut Suherdi, Taufiq, Yanuardi, dan Permana (2018) Tahap awal dari metode AHP yaitu menyusun hierarki berdasarkan data kriteria. Penyusunan hier- arki merupakan tahapan dalam menentukan sasaran atau goal, kriteria, dan alterna- tiveguna mempermudah proses penentuan pengambilan keputusan.

Pada kasus penentuan siswa bermasalah terdapat 3 kriteria, dimana kriteria ini didapat dari hasil wawancara dengan Guru BK pada SMP Negeri 16 Pekanbaru yaitu, kehadiran atau absen, nilai rapor atau perolehan juara kelas, dan aktif. Selan- jutnya untuk Kriteria Alternatif nya adalah data kelas 1 hingga kelas 3, namun yang jadi prioritas utama adalah data kelas 3 yang hendak akan lulus dari SMP. Struktur hierarki sistem pendukung keputusan penentuan siswa bermasalah terdapat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Struktur Hierarki

26

(46)

4.3.1 Matrik Perbandingan Berpasangan

Matrik perbandingan berpasangan menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh disetiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

Perbandingan berpasangan pada masing-masing kriteria terdapat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan

Kriteria Kriteria a Kriteria b Kriteria c Kriteria a K a/a K a/b K a/c Kriteria b K b/a K b/b K b/c Kriteria c K c/a K c/b K c/c

Tabel perbandingan berpasangan di atas menunjukan gambaran bahwa kri- teria 1 dan kriteria 2 dan kriteria berikutnya diperbandingan dengan pasangannya antara tiap kriteria yang telah ditentukan oleh Guru BK. Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Tabel Perbandingan Berpasangan

Kriteria Kehadiran Nilai Rapor Aktif

Kehadiran 1 3/1 5/1

Nilai Rapor 1/3 1 2/1

Aktif 1/5 1/2 1

Tabel 4.2 terdapat nilai-nilai bobot perbandingan berpasangan dari tiap kri- teria di antaranya, perbandingan kriteria kehadiran lebih penting dari pada kriteria nilai rapor, nilai bobot perbandingannya 3 atau 3/1 kemudian dimasukan ke baris kriteria kehadiran dan pada baris nilai rapor diisi nilai 1/3 karena hasil bagi dari 3 adalah 1/3=3 dan begitu untuk seterusnya, kemudian nilai tiap bobot diubah angka nya dalam bentuk angka desimal untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Tabel Perbandingan Berpasangan Desimal

Kriteria Kehadiran Nilai Rapor Aktif

Kehadiran 1,00 3,00 5,00

Nilai Rapor 0,33 1,00 2,00

Aktif 0,20 0,50 1,00

Tabel perbandingan berpasangan yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 diubah ke dalam matriks perbandingan berpasangan seperti di bawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

+erana itu, para ulama tradisional menentang penggunaan ilmu mantik dengan pelbagai &ara, antara lain dengan menggunakan hadis-hadis lemah $dai"% yang melarang penggunaan

Rata - rata kadar gula darah pada kelompok kontrol dan kelompok mencit diabetik yang diterapi dengan ekstrak metanol kulit batang kayu manis dosis 125 mg/kg BB per

Penelitian ini ditujukan untuk melihat deskripsi kondisi sosial ekonomi setiap negara di kawasan Asia Pasifik (spesifik di negara-negara terhimpun paa forum APEC),

1) Ketepatan prosedur/tahap penerimaan pasien yang diberikan pihak rumah sakit. 2) Ketepatan pelayanan pemeriksaaan, pengobatan dan perawatan yang diberikan pihak rumah

Lokasi Penelitian berada daerah tangkapan hujan ( Catchment Area ) Waduk Way Rarem dengan luas 32.864 ha (328,64 km 2 ) yang merupakan bagian dari DAS Way Tulang Bawang,

[r]

(Spodoptera litura Fabr), (2) Mengetahui hasil pengembangan formula insektisida nabati EHPK dalam bentuk sediaan yang mempunyai aktifitas yang tinggi terhadap ulat grayak,

Seperti umum dijumpai pada jenis ikan lain, ikan jantan mempunyai pola warna yang jauh lebih menarik serta bentuk tubuh yang lebih indah dibanding betinanya.. Sirip ikan jantan