• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Dengan Metode AHP Pada Apotek & Laboratorium Klinik Interna Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Dengan Metode AHP Pada Apotek & Laboratorium Klinik Interna Berbasis Web"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan dan Implementasi Pemilihan Supplier Obat Menggunakan Metode AHP

Awanda Octavianti Putri, Eka Prasetyaningrum*

Falkutas Ilmu Komputer, Sistem Informasi, Univeristas Darwan Ali, Sampit, Indonesia Email: 1[email protected], 2,*[email protected]

Email Penulis Korespondensi: [email protected]

Abstrak−Persediaan produk atau barang baik berupa obat-obatan dan lain sebagainnya merupakan salah satu aktifitas kerja.

Dalam pengadaan produk dalam hal ini ialah obat-obatan, pemilihan supplier obat sangat penting bagi sebuah usaha toko obat, apotek ataupun rumah sakit daerah. Apotek & Laboratorium Klinik Interna ialah salah satu apotek swasta yang berada di Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Permasalahan yang ada pada Apotek & Laboratorium Klinik Interna ialah pemilihan supplier dengan membandingkan beberapa supplier ataupun hanya berdasarkan permikiran dari pemilik, apoteker ataupun asisten apoteker. Supplier dipilih berdasarkan harga, banyaknya diskon yang diberikan, kecepatan pengirim barang, kelengkapan obat dan kemasan obat. Pemilihan supplier dengan sistem yang sudah berjalan dengan berbagai kriteria tersebut mengakibatkan pemilihan supplier tidak akurat dan memperlukan waktu. Berdasarkan permasalah diatas, maka sangat diperlukannya sebuah website sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode yaitu Analytical Hierarchy Process.

Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan dengan metode Analytical Hierarchy Process pihak Apotek &

Laboratorium Klinik Interna dapat melakukan penilaian dengan melakukan perbandingan dari setiap kriteria. Output dari penilitian ini adalah sebuah sistem pendukung keputusan dengan metode Analytical Hierarchy Process. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan pemilihan supplier obat dari berbagai kriteria, menghemat waktu dalam melakukan pemilihan supplier obat, mendapatkan supplier yang baik untuk pengadaan obat yang diperlukan.

Kata Kunci: AHP; Obat; Pemilihan; SPK; Supplier

Abstract−Inventory of products or goods in the form of medicines and others is one of the work activities. In procuring products, in this case drugs, the selection of drug suppliers is very important for a drugstore business, pharmacy or regional hospital. Interna Pharmacy & Clinical Laboratory is a private pharmacy located in Sampit, East Kotawaringin, Central Kalimantan. The problem that exists at the Internal Pharmacy & Clinical Laboratory is the selection of suppliers by comparing several suppliers or only based on the thoughts of the owner, pharmacist or pharmacist assistant. Suppliers are selected based on price, number of discounts given, speed of delivery of goods, completeness of drugs and drug packaging. Selection of suppliers with a system that has been running with various criteria resulted in the selection of suppliers is not accurate and takes time. Based on the problems above, it is very necessary to have a decision support system website using the Analytical Hierarchy Process method. By using a decision support system with the Analytical Hierarchy Process method, the Pharmacy

& Internal Clinical Laboratory can make an assessment by comparing each criterion. The output of this research is a decision support system using the Analytical Hierarchy Process method. This study aims to make it easier to select drug suppliers from various criteria, save time in selecting drug suppliers, get good suppliers for the procurement of the necessary drugs.

Keywords: AHP; Drugs; Selection; SPK; Supplier

1. PENDAHULUAN

Persediaan barang atau produk yang berupa obat-obatan, alat kesehatan dan lain sebagainnya merupakan salah satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan usaha, hal ini juga termasuk pada usaha apotek.

Persediaan produk dapat dilaksanakan secara cepat apabila sudah terencana dengan baik. Kecepatan pengiriman serta ketepatan pada bagian pengadaan produk dan obat-obatan sangat berpengaruh terhadap eksistensi sebuah apotek [1].

Apotek & Laboratorium Klinik Interna merupakan salah satu apotek swasta yang bergerak di bidang farmasi. Apotek & Laboratorium Klinik Interna terletak di Jalan Ahmad Yani Kabupaten Kotawaringin Timur.

Supplier merupakan pemasok obat atau produk-produk terpenting di dalam apotek, sehingga pemilihan supplier sangat mempengaruhi terhadap persediaannya obat dan kegiatan yang dilakukan di Apotek & Laboratorium Klinik Interna berjalan dengan lancar. Apotek & Laboratorium Klinik Interna memiliki 8 (delapan) supplier dalam pengadaan obat. Dibawah ini daftar supplier obat yang melakukan kerjsama yaitu:

Tabel 1. Daftar Supplier

Nama Supplier Alamat Supplier

PT. Kallista Prima Jl. Ahmad Yani KM 3,5 (Banjarmasin) PT. Tri Sapta Jaya Jl. Garuda No. 10 (Palangka Raya)

PT. Bina San Prima Jl. Ahmad Yani KM 19, Kel. Landasan Ulin Barat PT. Parit Padang Global Jl. Djok Mentaya No. 4 (Banjarmasin)

PT. Anugrah Agro Media Jl. Gubernur Subarjo KM 3,8 (Banjarmasin) PT. Antarmitra Sembada Jl. Ahmad Yani KM 13,4 No 88 (Banjarmasin) PT. Sapta Sari Tama Jl. Cempaka Raya No 2A/B (Banjarmasin) PT. Anugrah Pharrmindo Banjarmasin

(2)

Banyaknya konsumen serta pasien yang ingin membeli ataupun resep dari dokter membuat Apotek &

Laboratorium Klinik Interna harus melakukan pengadaan barang dengan tepat waktu. Tidak hanya dengan pengadaan barang yang tepat waktu saja, melainkan terdapat peran supplier yang bagus tentunya. Dengan banyaknya supplier yang menawarkan barang yang serupa, maka pihak apotek harus lebih selektif, tepat dan cermat dalam memilih supplier. Pemilik Apotek & Laboratorium Klinik Interna hanya dengan membandingkan beberapa supplier dan hanya berdasarkan permikiran dari pemilik, apoteker ataupun asisten apoteker, cara ini tentulah tidak akurat dan tidak cepat karena tidak diperhitungkan secara terarah dan jelas. Pemilik juga sering memilih supplier berdasarkan harga paling murah, diskon yang diberikan, jangka waktu pembayaran dan kecepatan dalam pengirim barang.

Kendala yang sering dihadapi ialah ketika satu supplier sudah sesuai dengan harga yang diinginkan pemilik apotek, dengan jangka waktu pembayaran yang sesuai namun terkendala dalam kecepatan dalam pengiriman barang ataupun barang pesanan rusak dalam perjalanan. Serta lambannya klaim barang rusak tidak ditangani dengan baik, jumlah barang yang tidak sesuai dengan pesanan, tanggal kadaluarsa yang dekat.

Hal tersebutlah yang membuat proses pengambilan sebuah keputusan ini perlu dilakukan. Dengan adanya sebuah sistem pendukung keputusan dalam memilih supplier maka dapat membantu pemilik apotek dalam mengambil keputusan dengan efisien dari beberapa hal yang harus di pertimbangkan pemilik. Dalam hal ini yang dipertimbangkan sesuai dengan keinginan pemilik apotek yaitu dari harga, diskon pembelian, kecepatan pengantaran, kelengkapan obat dan kemasan setiap obat. Berdasarkan permasalah yang dihadapi pemilik Apotek

& Laboratorium Klinik Interna diatas, maka sangat diperlukan untuk membuat sebuah sistem pendukung keputusan. Dari penelitian ini menghasilkan sebuah website sistem pendukung keputusan pemilihan supplier obat.

Adapun tujuan dari perancangan dan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier antara membuat sistem keputusan pemilihan supplier agar melakukan pemilihan supplier dengan cepat dan akurat, membuat sistem keputusan dengan membandingkan aspek penilaian dari beberapa supplier, membuat sistem pendukung keputusan pemilihan supplier dengan menggunakan metode.

Terdapat beberapa jurnal yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini, dimana jurnal tersebut memiliki keterakaitan berupa judul yang hampir sama, diantarnya :

Penelitian terdahulu yang dilakukan olehAldi Yudha Pradipta dan Anita Diana (2017), menghasilkan sebuah sistem pendukung keputusan berbasis desktop dengan menggunakan metode AHP dan SAW yang didalam aplikasi tersebut terdapat beberapa keunggulan dari aplikasi pemilihan supplier. Pada sistem memiliki master data supplier, yang dapat membantu pegawai dalam mencari data supplier dan dapat laporan hasil pemilihan supplier decision maker mudah untuk membandingkan hasil kinerja supplier [2].

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Elfy Susanti dan Rusdah (2020) yang merupakan inovasi terbaru dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aldi Yudha Pradipta dan Anita Diana. Dalam pemilihan supplier Apotek Pusaka Arta terdapat enam kriteria, karena belum adanya bobot untuk penilaian maka menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Sedangkan penilaian kriteria-kriteria beragam maka menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Hasil dari penelitian ini yaitu aplikasi sistem pendukung keputusan yang berbasis website [3].

Penelitian berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Delima Sitanggang, Oloan Sihombing, Deny Harmono dan Mardi Turnip (2018), menghasilkan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan memberikan hasil peringkat supplier terbaik dari nilai tertinggi hingga nilai yang terendah sehingga PT. AIM Safety Indonesia mudah dalam melakukan pemilihan supplier.[4]

Penelitian yang dilakukan oleh Suci Oktri Viarani dan Hilma Raimona Zadry (2016), menghasilkan sebuah perhitungan Analytical Hierarchy Process (AHP) diambil dari prioritas kriteria yang paling penting yaitu dari kualitas barang, harga, pengiriman, dan pelayanan menjadi prioritas pada Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dalam pemilihan supplier yang terbaik [5].

Penelitian terdahulu yang terakhir dilakukan oleh Christian Sunyoto (2018), menghasilkan sebuah perhitungan dari pemilihan beberapa supplier obat yang melakukan kerjasama dengan pihak Apotek Harmonis.

Pemilihan supplier yang tidak tepat dapat mengganggu dalam kegiatan yang ada di Apotek Harmonis. Oleh karena itu harus adanya suatu sistem penilaian kinerja pemasok serta dapat mengetahui pemasok yang memberikan kontribusi terbaik dan efektif [6].

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Budi Sutedjo, sistem pendukung keputusan mulai berkembang sekitar tahun 1960-an, namun istilah sistem pendukung keputusan tersebut baru muncul pada tahun 1971-an yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S.Scoot Morton [7], [8]. Menurut Nofriansyah dan Defit, sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi yang spesifik untuk membantu manajemen dalam melakukan pengambilan sebuah keputusan [9]. Sistem pendukung keputusan bertujuan untuk membimbing, memberikan prediksi serta menyediakan informasi untuk

(3)

dapat mengambil keputusan yang lebih baik [10]. Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem informasi pemodelan dan pemanipulasi data guna untuk mendukung analisis data [11].

Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung dalam tahap pengambilan sebuah keputusan yang bermula dari mengidentifikasi masalah yang terjadi, memilih data yang sesuai, melakukan pendekatan hingga mengevaluasi pemilihan alternatif [12], [13].

2.2 Tahapan Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan yaitu mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi literatur.

Gambar 1. Tahapan Penelitian a. Wawancara

Penelitian ini melakukan wawancara dengan pemilik Apotek & Laboratorium Klinik Interna Sampit, Apoteker yang berperan dalam pemesanan barang. Dari wawancara yang dilakukan didaptkan gambar dari sistem yang sedang berjalan dan kelemahan dari sistem yang sedang berjalan tersebut, sehingga mendapatkan solusi untuk kelemahan dari sistem yang sedang berjalan.

b. Observasi

Pengumpulan data atau dokumen secara langsung dengan cara mengamati hal-hal berkenaan dengan proses pemilihan supplier pada Apotek & Laboratorium Klinik Interna Sampit. Data yang telah dikumpulkan berupa data supplier yaitu, nama supplier dan alamat supplier yang melakukan kerjasama dengan pihak Apotek &

Laboratorium Klinik Interna Sampit.

c. Studi Literasi

Mengumpulkan dan mempelajari penelitian-penelitian yang terdahulu yang berupa jurnal, ataupun file lainnya.

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dalam melakukan penelitian baik objek dan metode yang dilakukan.

d. Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang dilakukan mulai dari menganalisa sistem yang berjalan, kelemahan sistem yang berjalan. Dari kelemahan-kelemahan yang sudah dianalisa, selanjutnya akan merancang alur sistem dengan menggunakan penggambaran flowchart, Context Diagram, DFD, ERD dan RMD.

e. Pembuatan Sistem

Sistem pendukung keputusan yang akan dibuat berbasis website yang dapat diakses oleh admin, apoteker serta pemilik atau dokter.

f. Pengujian Sistem

Setelah sistem berhasil dibuat langkah selanjutnya pengujian sistem website pendukung keputusan pemilihan supplier obat.

2.3 Obat

Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, “Obat adalah paduan bahan yang termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia” [14]. Obat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan:

1. Obat Jadi : yaitu obat yang dalam keadaan murni/campuran berbentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria, dan lain-lain, yang mempunyai teknis sesuai dengan pemerintah.

2. Obat Paten : yaitu obat yang jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat/yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang memproduksinya.

3. Obat Generik: Obat dengan nama resmi untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

(4)

2.4 Metode Analytical Hierarchy Process

Analytical Hierarchy Process (AHP), dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Analytical Hierarchy Process (AHP) didesain untuk menangkap jawaban orang yang berhubungan erat dengan permasalahan. Melalui prosedur yang didesain diantara berbagai macam alternatif-alternatif. Konsep metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebenarnya adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif, sehingga menghasilkan keputusan- keputusan yang diambil bisa lebih obyektif [15].

Terdapat tiga prinsip yang harus dipahami untuk menyelesaikan masalah dengan metode ini yaitu decomposition, comparative judgement, serta logical consisntency [16]. Pada perkembangannya, Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat melakukan pemecahan masalah yang komplek dengan beberapa aspek atau kriteria yang banyak [17]. Dibawah ini langkah-langkah melakukan perhitungan AHP yang dilakukan dalam penelitian ini:

a. Membuat Matrik Perbandingan Berpasang

Perbandingan yang dilakukan ini ialah perbandingan nilai antara kriteria dengan kriteria lainnya. Sebagai contoh pada Tabel 2 terdapat Kolom K1 dan Baris K1 memiliki nilai perbandingan berpasang dengan nilainya adalah 1 yaitu Kolom K1 Sama Penting Dengan Baris K1. Perbandingan Berpasang yang akan dinilai adalah perbandingan adalah Baris K1 dengan Kolom K2, Baris K1 dengan Kolom K3, Baris K1 dengan Kolom K4, Baris K1 dengan Kolom K5. Sedangkan untuk baris selanjutnya Baris K2 dengan Kolom K3, Baris K2 dengan Kolom K3, Baris K2 dengan Kolom K4 dan terakhir Baris K2 dengan Kolom C5 dan seterusnya.

Dibawah ini ketentuan matriks perbandingan berpasang

Tabel 2. Matriks Perbandingan Berpasangan Goal K1 K2 K3 K4 K5

K1 1

K2 1

K3 1

K4 1

K5 1

Sumber: Saaty (1974)

Untuk nilai perbandingan dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 3. Nilai Standar AHP Bobot Keterangan Nilai Bobot

9 Mutlak Sangat Penting dari 8 Mendekati Mutlak dari 7 Sangat Penting dari

6 Mendekati Sangat Penting dari 5 Lebih Penting dari

4 Mendekati Lebih Penting dari 3 Sedikit Lebih Penting dari

2 Mendekati Sedikit Lebih Penting dari 1 Sama Penting Dengan

Sumber: Saaty (1974)

b. Menghitung Nilai Perbandingan Berpasang baris K2, K3, K4 dan K5 yang ada pada kolom K1, K2, K3, K4, K5.

Untuk menghitung Baris K2 dengan Kolom K1 menggunakan rumus nilai perbandingan Baris K1 dengan Kolom K1 dibagi dengan nilai perbandingan Baris K1 dengan Kolom K2.

Rumus : 𝑛 × [𝑛−1

2 ] Keterangan :

n = Banyaknya elemen yang dibandingkan

c. Melakukan Perhitungan Prioritas dan Total Prioritas Setiap Baris

Perhitungan prioritas didapatkan dari nilai perbandingan Baris K1 dengan Kolom K1 dibagi dengan total nilai perbandingan Kolom K1. Untuk perhitungan prioritas terlebih dulu menjumlah nilai perbandingan Kolom K1, setelah menjumlah nilai perbandingan Kolom K1 menghitung Prioritas dari jumlah Kolom K1 tersebut. Untuk melakukan total prioritas hasil dari pembagian sebelumnya dijumlahkan setiap barisnya.

Contoh seperti dibawah ini : Rumus :

Prioritas = nilai perbandingan kriteria / total nilai perbandingan

(5)

Baris K1 Kolom K1 = 1 / 2,78 = 0,359 Baris K1 Kolom K2 = 1 / 2,83 = 0,353

Total Prioritas = Jumlah Prioritas Baris K1 = 0,359 + 0,353 = 0,712 d. Menghitung Matrik Konsistensi Kriteria

Konsistensi Kriteria didapatkan dari mengembalikan bobot nilai dari 2 (dua) matriks. Matriks yang akan digunakan dalam menghitung Konsistensi Kriteria adalah seluruh nilai Baris K1 pada Matrik Perbandingan Kriteria dan seluruh nilai pada Kolom Prioritas pada Prioritas lalu dibagi dengan nilai Prioritas C1.

Selanjutnya melakukan perhitungan Consistency Index (CI). Dibawah ini merupakan rumus Consistency Index (CI) sebagai berikut :

CI = 𝑡−𝑛𝑛−1 Ketentuan :

Jika CI = 0, maka hierarki tersebut konsisten e. Menghitung rasio konsistensi

Menghitung rasio konsistensi dengan cara membagi nilai CI dengan nilai Index Random (RIn). Dibawah ini merupakan tabel Index Random sebagai berikut :

Tabel 4 Ordo Matrik

Ordo Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ratio Index 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,46 1,49 Sumber : Saaty (1974)

Dibawah ini merupakan rumus Consistency Index (CI) sebagai berikut : CR = 𝐶𝐼

𝑅𝐼𝑛

Ketentuan :

Jika CR < 0,1, maka hierarki cukup konsisten

Sedangkan jika CR > 0,1, maka hierarki sangat tidak konsisten f. Mengulangi langkah a, b dan c untuk seluruh tingkat hirarki.

Pada langkah ini perbandingan dilakukan bukan lagi antar kriteria yang akan dinilai, melaikan perbandingan antar elemen yang akan dinilai. Dengan melakukan langkah yang sama dari langkah point c, point d dan point e sebanyak kriteria yang digunakan.

g. Menghitung Hasil Akhir.

Hasil akhir dari perhitungan ini memperlukan nilai total dari matriks prioritas pada langkah point c yang akan dikalikan dengan matriks prioritas dari elemen berdasarkan kriteria yang ada pada langkah point e. Contoh seperti dibawah ini :

Hasil Baris Alternatif 1 = (0,54 x 0,34) + (0,69 x 0,33)

= 0,185 + 0,228

= 0,413 Keterangan :

Prioritas Baris K1 = 0,54 Prioritas Baris K2 = 0,33 Prioritas Elemen 1 Baris K1 = 0,54 Prioritas Elemen 2 Baris K2 = 0,33

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini terdapat kasus dimana setiap supplier obat yang menawarkan kerjasama dengan pihak Apotek

& Laboratorium Klinik Interna memiliki ketentuan harga, diskon, kecepatan, kelengkapan dan kemasan yang berbeda-beda. Dalam perhitungan manual ini menggunakan data supplier sebanyak 3 (tiga) supplier sebagai contoh perhitungan mencari hasil pemilihan supplier obat. Dibawah ini sampel data supplier untuk dijadikan alternatif pemilihan supplier:

Tabel 5. Daftar Supplier

Kode Nama Supplier

PT. Kallista Prima PT. Tri Sapta Jaya PT. Bina San Prima PT. Parit Padang Global PT. Anugrah Agro Media PT. Antarmitra Sembada

(6)

Kode Nama Supplier PT. Sapta Sari Tama PT. Anugrah Pharrmindo 3.1 Penerapan Metode AHP

Untuk kriteria yang akan digunakan terdapat 5 (lima) kriteria yaitu harga dari obat yang akan dibeli, diskon yang akan diterima dari pembelian obat tersebut, kecepatan pengiriman ekspedisi yang digunakan pihak supplier, kelengkapan obat di supplier dan kemasan obat yang tersedia di pihak supplier.

Tabel 6. Kriteria

Kode Kriteria Nama Kriteria

C1 Harga

C2 Diskon

C3 Kecepatan

C4 Kelengkapan

C5 Kemasan

Selanjutnya akan dilakukan pembobotan nilai kriteria-kriteria dengan membuat Matriks Perbandingan Berpasang. Dari table Matriks Perbandingan Berpasang yang akan dinilai adalah perbandingan Baris C1 dengan Kolom C2, Baris C1 dengan Kolom C3 dan seterunya. Dibawah ini Matriks Perbandingan Berpasang yang telah dilakukan :

Tabel 7. Matrik Perbandingan Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

C1 1 1 3 1 5

C2 1,00 1 3 4 4

C3 0,33 0,33 1 4 3

C4 0,25 0,25 0,25 1 3

C5 0,20 0,25 0,33 0,33 1

Baris C1 Kolom C1 = 1 / 1 = 1 Baris C2 Kolom C1 = 1 / 1 = 1 Baris C3 Kolom C1 = 1 / 3 = 0,33

Sehingga Total dari Matrik Perbadingan Kriteria didapatkan dari hasil jumlah nilai pada Kolom C1, 1 + 1 + 0,33 + 0,25 + 0,20 = 2,7833.

Tahap selanjutnya melakukan perhitungan prioritas dalam kriteria. Perhitungan prioritas dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 8. Matrik Prioritas Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5 Prioritas CM

C1 0,359 0,353 0,396 0,300 0,313 0,344 5,406 C2 0,359 0,353 0,396 0,300 0,250 0,322 5,434 C3 0,120 0,118 0,132 0,300 0,188 0,171 5,546 C4 0,120 0,088 0,033 0,075 0,188 0,095 5,083 C5 0,072 0,088 0,044 0,035 0,063 0,063 5,123 Baris C1 Kolom C1 = 1 / 2,78 = 0,359

Baris C2 Kolom C1 = 1 / 2,78 = 0,359 Total = Jumlah Nilai Baris C1 / Jumlah Kriteria

= (0,359 + 0,353 + 0,396 + 0,300 + 0,313) / 5 = 0,344

Selanjutnya melakukan perhitungan Consistency Index (CI), Ratio Index dan Consistency Ratio (CR). Seperti table dibawah ini.

Tabel 9. Matriks CI

CI 0,080

Ratio Index 1,12

CR 0,071

Dari perhitungan Matriks CI diatas terdapat beberapa langkah dalam melakukan perhitungan. Adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut :

Langkah 1 = Jumlah Kolom CM

= 5,406 + 5,434 + 5,546 + 5,083 + 5,123 = 26,592 Langkah 2 = Hasil Langkah 1 / Jumlah Kriteria

(7)

= 26,592 / 5 = 5,318 Langkah 3 = Hasil Langkah 2 – Jumlah Kriteria

= 5,318 – 5 = 0,318

Langkah 4 = Jumlah Kriteria – 1

= 5 – 1 = 4

Langkah 5 = Langkah 3 / Langkah 4

= 0,080

Apabila jumlah kriteria yang digunakan berjumlah 5 kriteria, maka Ratio Index (RI) adalah 1,12. Sehingga nilai dari Ratio Index (RI) adalah 1,12. Dan perhitungan untuk Consistency Ratio (CR) didapatkan dari Consistency Index (CI) / Ratio Index (RI). Maka 0,080 / 0,58 menghasilkan nilai Consistency Ratio (CR) adalah 0,071.

Tahap selanjutnya melakukan Perbandingan Supplier Berdasarkan Harga. Dibawah ini tabel dari Perbandingan Supplier Berdasarkan Harga :

Tabel 10. Matrik Perbandingan Supplier Berdasarkan Diskon

A1 A2 A3

A1 1,00 2,00 3,00

A2 0,50 1,00 2,00

A3 0,33 0,50 1,00

Total 1,83 3,50 6,00

Matriks Perbandingan Supplier Berdasarkan Harga yaitu memberikan penilaian atau bobot kepada setiap supplier dengan melakukan perbandingan dengan kriteria adalah harga. Perbandingan yang dilakukan diantaranya Baris A1 dengan Kolom A1, Baris A1 dengan Kolom A2 dan seterusnya. Adapun penjelasan dari perhitungan tersebut sebagai berikut :

Baris A1 Kolom A1 = 1 / 1,00 = 1 Baris A2 Kolom A1 = 1 / 2,00 = 0,50 Baris A3 Kolom A1 = 1 / 3,00 = 0,33

Sehingga Total dari Matrik Perbandingan Alternatif Berdasarkan Harga didapatkan dari hasil jumlah nilai pada Kolom A1, 1 + 0,50 + 0,33 = 1,83 dan jumlah nilai pada Kolom A2 dari 2 + 1 + 0,50 = 3,50. Langkah perhitungan selanjutnya, melakukan perhitungan Bobot Prioritas Dari Supplier Berdasarkan Harga seperti dibawah ini.

Tabel 11. Matrik Bobot Prioritas Supplier Berdasarkan Harga

A1 A2 A3 Total

A1 0,545 0,571 0,500 0,539

A2 0,273 0,286 0,333 0,297

A3 0,182 0,143 0,167 0,164

Baris A1 Kolom A1 = 1 / 1,83 = 0,545 Baris A2 Kolom A1 = 0,50 / 1,83 = 0,273 Baris A3 Kolom A1 = 0,33 / 1,83 = 0,182

Total Kolom A1 = Jumlah Nilai Baris A1 / Jumlah Sample Supplier

= (0,545 + 0,571 + 0,500) / 3

= 1,617 / 3 = 0,539

Kriteria-kriteria akan dilakukan perbandingan dari setiap supplier dengan supplier lainnya berdasarkan kriteria sama halnya dengan perhitungan Tabel Matrik Perbandingan Supplier Berdasarkan Diskon yang dilakukan sebelumnya. Langkah selanjutnya menghitung Hasil Akhir dari pemilihan supplier yang telah dilakukan perbandingan. Dibawah ini tabel yang akan menjadi pembantu dalam perhitungan.

Tabel 12. Pembantu

C1 C2 C3 C4 C5

0,34 0,33 0,17 0,09 0,06

A1 0,54 0,69 0,51 0,640 0,666

A2 0,30 0,23 0,33 0,206 0,271

A3 0,16 0,8 0,16 0,154 0,063

Adapun penjelasan dari Gambar 4.16 ialah dari nilai 0,34 didapatkan dari Tabel 7 yaitu Total dari Baris C1, nilai 0,33 dari nilai Total dari nilai Baris C2 dan seterusnya. Sedangkan untuk nilai 0,54 Baris A1 Kolom C1 berasal dari Gambar 4.7 dimana Total dari Baris A1 untuk kriteria harga adalah 0,54. Untuk 0,69 berasal dari Gambar 4.9 dimana Total dari Baris A1 untuk kriteria diskon.

Setelah membuat tabel pembantu untuk nilai akhir, langkah terakhir menghitung hasil pemilihan supplier berdasarkan hasil tabel pembantu. Dibawah ini hasil perhitungan pemilihan supplier.

(8)

Tabel 13. Hasil Akhir Pemilihan

A1 0,601 1

A2 0,293 2

A3 0,132 3

Hasil Pemilihan sebagai berikut:

Baris A1 = (0,54 x 0,34) + (0,69 x 0,33) + (0,51 x 0,17) + (0,640 x 0,09) + (0,666 x 0,06)

= 0,185 + 0,228 + 0,0877 + 0,0606 + 0,0388

= 0,601

Baris A2 = (0,30 x 0,34) + (0,23 x 0,33) + (0,33 x 0,17) + (0,206 x 0,09) + (0,271 x 0,06)

= 0,102 + 0,777 + 0,0564 + 0,0194 + 0,0157

= 0,272 3.2 Implementasi

Dibawah ini merupakan implementasi-implentasi dari sistem pendukung keputusan yang akan digunakan dalam melakukan pemilihan supplier obat pada Apotek & Laboratorium Klinik Interna. Implementasi ini berupa gambaran alur sistem serta tampilan sistem pendukung keputusan pemilihan supplier obat.

Gambar 2. Diagram Konteks (Context Diagram)

Gambar diatas merupakan gambaran implementasi sistem yang akan digunakan pada sistem pendukung keputusan pemilihan supplier obat. Dimana yang dapat menggunakan sistem ini terdiri dari tiga entitas yaitu admin, apoteker dan pemilik/dokter.

Gambar 3. Tampilan Data Kriteria pada Sistem Pendukung Keputusan

Gambar diatas merupakan implementasi sistem yang digunakan untuk meng-input data kriteria kedalam sistem pendukung keputusan yang dapat diakses oleh apoteker.

Gambar 4. Tampilan Hasil Akhir pada Sistem Pendukung Keputusan

(9)

Gambar diatas merupakan implementasi sistem yang merupakan tampilan dari hasil akhir pemilihan supplier obat yang telah dilakukan oleh pihak Apotek & Laboratorium Klinik Interna. Hasil akhir ini dapat dicetak untuk digunakan sebagai laporan ataupun arsip untuk pihak apotek.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan, perhitungan serta pengujian yang telah dilakukan baik dari hasil perhitungan manual, perhitungan sistem dan pengujian sistem didapatkan kesimpulan diantaranya. Sistem dapat membuat pemilihan supplier lebih cepat dan tidak memperlukan pemilihan supplier secara manual karena sudah mengelola data menggunakan sistem website. Dan nilai yang diberikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sistem dapat melakukan prioritas dari setiap kriteria, kriteria yang mana yang menjadi prioritas untuk melakukan perbandingan terhadap aspek penilaian dari beberapa supplier. Sistem ini dibuat dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendukung pemilihan supplier obat. Sistem ini dapat membantu pihak-pihak di apotek untuk melakukan pemilihan supplier.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini. Untuk pemilik Apotek & Laboratorium Klinik Interna Sampit Ibu dr. Noor Kamariah, Ibu Fatmawati selaku Apoteker (Penanggung Jawab Apotek), karyawan Apotek & Laboratorium Klinik Interna Sampit dan konsumen ataupun pasien-pasien yang melakukan rawat jalan di Apotek & Laboratorium Klinik Interna Sampit.

REFERENCES

[1] D. Apriliani, N. Fauziah, and R. Riyanto, “Metode AHP dan Promethee Untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Obat,” J. ICT Inf. Commun. Technol., vol. 17, no. 2, pp. 42–47, 2018.

[2] A. Y. Pradipta and A. Diana, “Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Supplier pada Apotek dengan Metode AHP dan SAW (Studi Kasus Apotek XYZ),” Semin. Nas. Siisfotek, vol. 3584, pp. 107–114, 2017.

[3] R. Elfy Susanti, “Analytical, Metode Process, Hierarchy Dan, A H P Saw, Additive Weighting Pada apotek pusaka arta dengan metode,” J u r n a l I D E A L I S, vol. 3, pp. 405–410, 2020.

[4] M. T. Delima Sitanggang, Oloan Sihombing, Deny harmono, “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process,” Junal Sist. Inf. Ilmu Komput. Prima, vol. 2, no. 1, pp. 7–14, 2018.

[5] K. Yuliana and A. Aini, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Peralatan Kantor Pada Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP),” Telp, vol. 1, no. 12, pp. 205–220, 2017.

[6] C. Sunyoto, “IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT PADA APOTEK HARMONIS DENGAN METODE AHP DI SURABAYA,” J. Ilm. Mhs. Univ. Surabaya, vol. 7, no. 1, pp. 1617–1626, 2018.

[7] Desyanti, “Menggunakan Metode Analiticy Hierarcy Process ( Ahp ),” J. Inovtek Polbeng, vol. 1, no. 1, pp. 43–48, 2016.

[8] T. Limbong et al., Sistem Pendukung Keputusan: Metode & Implementasi. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.

[9] I. P. ISMADI, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER SEMBAKO MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (EIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE) PADA TOKO ISMADI,” 2018.

[10] P. Astuti, “Pemilihan Supplier Bahan Baku Dengan Metode AHP Study Kasus PT. Nara Summit Industry, Cikarang,” J.

Teknol. Inf. dan Komun., vol. 7, no. 1, pp. 39–48, 2016.

[11] A. Suryana, E. Yulianto, and K. D. Pratama, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Prestasi Pegawai Menggunakan Metode Saw, Ahp, Dan Topsis,” J. Ilm. Teknol. Inf. Terap., vol. 3, no. 2, pp. 130–139, 2017.

[12] D. Gustian, A. Bahrum, and S. Saepudin, “Sistem keputusan penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan metode analitical hierracy process,” J. TAM (Technology Accept. Model., vol. 9, no. 2, pp. 93–95, 2018.

[13] M. K. Dicky Nofriansyah, S.Kom., KONSEP DATA MINING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Yogyakarta:

DEEPUBLISH, 2014.

[14] Haeria, “PENGANTAR ILMU FARMASI Pengantar,” 2017.

[15] A. Fauzi and T. Hidayatulloh, “Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Telecom Visitama Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process,” Indones. J. Comput. Inf. Technol., vol. 2, no. 2, pp. 65–71, 2017.

[16] R. S. Hendrawansyah;, “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode AHP dan Topsis Rudi,” vol. 12, no. 2, pp. 68–87, 2016.

[17] T. Setiady, D. Damiyana, and Y. Nurawan, “Sistem penunjang keputusan penilaian kinerja karyawan dalam pemilihan karyawan terbaik berbasis web di LP3I jakarta,” J. Sisfotek Glob., vol. 8, no. 1, pp. 87–92, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana membangun sistem yang bisa meringankan pengambilan hasil keputusan dalam menyelesaikan pemilihan supplier pemasok barang dengan memakai metode Moora

Bagaimana membangun sistem yang bisa meringankan pengambilan hasil keputusan dalam menyelesaikan pemilihan supplier pemasok barang dengan memakai metode Moora.. Apakah

Kekurangan sistem saat ini yaitu bagian pembelian melakukan pemilihan supplier hanya berdasarkan satu kriteria yaitu kriteria harga barang yang paling murah

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta merupakan sebuah sistem yang dapat menentukan perguruan tinggi mana yang akan di pilih oleh calon

Muizzi Intaha 317 Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem pendukung keputusan pemilihan supplier dengan menggunakan metode AHP sebagai referensi

Metode WP dapat membantu dalam mengambil keputusan pemilihan laptop , akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode WP ini hanya menghasilkan nilai terbesar yang

Pembahasan Proses Pemilihan supplier Terbaik Pada penelitian ini, data yang digunakan dan menjadi sampel dalam sistem pendukung keputusan ini adalah data yang diperoleh dari hasil

4.10 Hasil Analisa dan Ranking Alternatif Pada tahap ini hasil prioritas yang diperoleh dari perhitungan masing-masing kriteria terhadap alternatif dituangkan ke dalam matriks hasil