E-ISSN: 2528-2247
1
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE AHP
Sri Rovidah1, Rangga Sanjaya2, Fitriyani3
1Universitas BSI Bandung
Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Telp (022)7100124, Bandung E-mail : [email protected]
2Universitas BSI Bandung
Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Telp (022)7100124, Bandung E-mail : [email protected]
3Universitas BSI Bandung
Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Telp (022)7100124, Bandung E-mail : [email protected]
ABSTRAK
proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Tujuan dari sistem penunjang keputusan seleksi tenaga kerja Indonesia ini yaitu untuk membantu bagian tenaga kerja Indonesia dan calon tenaga kerja dalam mengi kuti proses seleksi yang cepat dan tepat yang sesuai dengan beberapa kriteria yaitu, keterampilan, pengalaman, pendidikan, dan usia. Untuk menentukan apakah pelamar dalam proses seleksi diterima atau tidak bukanlah hal yang mudah karena perbandingan dari setiap kriteria yang berbeda. Saat ini diperlukan aplikasi sistem penunjang keputusan yang dapat membantu bagian tenaga kerja dalam menentukan seleksi yang sesuai. Metode yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan dengan banyak kriteria adalah Analitycal Hierarchy Process (AHP). Metode ini dipilih karena suatu bentuk model pendukung keputusan dimana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia, yakni dalam hal ini adalah orang yang ahli dalam permasalahan proses seleksi calon tenaga kerja. Dari hasil penggunaan metode tersebut, penulis mendapat hasil berupa calon tenaga kerja dapat memilih pekerjaan sesuai dengan kriteria yang dimilikinya dengan cepat dan tepat serta mendapatkan hasil proses seleksi yang telah tentukan oleh bagian tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan laporan yang sangat berhubungan dengan proses seleksi tenaga kerja tersebut.
Kata Kunci
:
Sistem Penunjang Keputusan, Proses Seleksi Tenaga Kerja, Analitycal Hierarchy Process (AHP)ABSTRACT
The selection process is a series of action steps used to decide whether the applicant is accepted or not. The objective of this decision support system is to assist the Indonesian and prospective employment sections in following the fast and appropriate selection process in accordance with several criteria, namely, skill, experience, education, and age. To determine whether applicants in the selection process are accepted or not is not an easy task because of the comparison of each different criterion. Currently required a decision support system application that can assist the workforce and prospective workers in providing and following the appropriate selection process. The method chosen to solve the problem with many criteria is Analitycal Hierarchy Process (AHP). This method is chosen because of a decision support model where the main equipment is a functional hierarchy with the main input of human perception, ie in this case one who is expert in the selection process of the candidate for labor. From the results of the use of these methods, the authors obtained the results of prospective workers can choose the work in accordance with the criteria it has quickly and precisely and get the results of the selection process that has been provided by the workforce so that it can produce reports that are closely related to the selection process of such labor .
Keywords: Decision Support System, Labor Selection Process, Analytical Hierarchy
Process (AHP).
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
1. PENDAHULUAN
Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri merupakan salah satu langkah strategis untuk mengurangi angka pengangguran serta peningkatan kesejahteraan para pekerja dan keluarganya. Bahkan, TKI dapat memberikan konstribusi untuk devisa negara. Dengan demikian, pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja, dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap TKI, baik selama proses keberangkatan yang meliputi proses seleksi calon TKI, perlindungan dan penempatan TKI diluar negeri, maupun pengumpulan data TKI, pembinaan layanan informasi, serta pembinaan sistem dan jaringan informasi penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (Agus, 2014).
Menurut (Handoko, 2011) bahwa “proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak”. Keputusan yang diambil ini diharapkan sesuai dengan standar kriteria-kriteria aturan pemerintah yang diatur dalam undang-undang pokok ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003. Tantangan bagi BP3TKI dalam hal ini adalah bagaimana cara mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam menyeleksi dan mendata calon TKI terutama berhubungan dengan pekerjaannya diluar negeri.
Selama ini untuk proses seleksi calon TKI masih berdasarkan persyaratan dokumen yang diajukan oleh calon TKI, prosedur yang berjalan sampai saat ini sudah bisa menentukan kelayakan calon TKI tersebut untuk bekerja diluar negeri. Namun dengan prosedur tersebut masih bisa terjadi permasalahan yang nantinya dapat menimpa TKI diluar negeri diataranya, mulai gaji yang tidak dibayar, overstay, ingin dipulangkan, gagal berangkat, putus hubungan komunikasi, tindak kekerasan dari majikan, pekerjaan tidak sesuai dengan perjanjian kerja, dan tidak dipulangkan meski kontrak kerja sudah selesai (Syafii, 2016). Sehingga pengambilan keputusan seleksi tenaga kerja indonesia ke luar negeri sangatlah penting untuk mengurangi dampak dan permasalahan seperti yang telah dikemukakan diatas.
Sistem Penunjang keputusan memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan (Effendie, 2012).
Sistem penunjang keputusan dalam penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Metode Analytical Hierarchy Process dipilih karena merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan dimana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia, yakni dalam hal ini adalah orang yang ahli dalam permasalahan seleksi tenaga kerja indonesia.
.
Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Simon dalam (Nofriansyah, 2014) ada tiga fase dalam proses pengambilan keputusan, diantaranya:
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendekatan dari ruang lingkup problematika secara proses pengenalan masalah, data masukkan diproleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Design
Pada tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil penelitian tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. (Nofriansyah, 2014) menjabarkan secara garis besar sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen yaitu:
a. Subsistem Basis Data (Database) Subsistem basis data merupakan komponen sistem pendukung
keputusan yang berguna sebagai
penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan untuk diorganisasikan
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem menajemen basis data (Database Manajemen Sysytem).
b. Subsistem Basis model (Model Base) Model salah satu tiruan dari alam nyata.
Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan sebuah variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
c. Subsistem Dialog
Subsistem dialog adalah fasilitias yang mampu mengintegrasikan susbistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melalui subsistem dialog sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
Analytical Hierarcy Process
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan awal tahun 1970-an oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg. Analytical Hierarchy Process pada dasarnya didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu skala preferensi di antara berbagai set alternatif.
Analisis ini ditujukan untuk
membuat suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk memecahkan masalah yang terukur (kuantitatif), masalah yang memerlukan pendapat (judgement) maupun pada situasi yang kompleks atau tidak terkerangka.
Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks. Tiga prinsip memecahkan persoalan Analitycal Hierarchy Process (AHP) yaitu prinsip menyusun hirarki, prinsip menentukan prioritas, dan prinsip mengukur konsistensi.
1. Prinsip Penyusunan Hirarki
Penyusunan hirarki dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan atau informasi yang sedang diamati. Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi elemen pokoknya, elemen pokok ini diuraikan lagi kedalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hirarkis. Jumlah bagian ini berkisar antara lain lima sampai sembilan, susunan hirarkinya yang terdiri dari goal, kriteria, dan alternatif. Dibawah ini gambar II.I adalah bentruk struktur hirarki.
Sumber: (kirom, bilfaqih, & Effendie, 2012) Gambar II.1. Struktur Hirarki 2. Prinsip Penentuan Prioritas
untuk setiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwaise comparisons) untuk menentukan prioritas.
Sepasang elemen dibandingkan berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preperensi antarelemen. Hubungan antarelemen dari setiap tingkatan hirarki ditetapkan dengan membandingkan elemen itu dalam pasangan. Hubungannya menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hirarki terhadap setiap elemen pada tingkat yang lebih tinggi. Ciri metode AnalyticalHierarchy Process adalah melakukan pembandingan antara sepasang
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
Tabel II.1. Skala Perbandingan Berpasangan Analytical Hierarcy Process
Tingkat Definisi Keterangan
1
Sama pentingnya
Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama
3
Agak lebih penting yang satu atas yang lain
Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya
5
Cukup penting
Pengalaman dan keputusan menunjukan kesukaan atas satu aktifitas lebih dari yang lain
7
Sangat penting
Pengalaman dan keputusan menunjukan
kesukaan yang kuat atas satu aktifitas lebih dari yang lain
9
Mutlak lebih penting
Satu elemen mutlak lebih disukai dibandingkan dengan
pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi
2,4,6,8
Nilai tengah diantara dua nilai yang berdekatan
Bila kompromi dibutuhkan
Sumber: (kirom, bilfaqih, & Effendie, 2012)
Hasil dari proses pembedaan ini adalah suatu vektor prioritas atau relatif pentingnya elemen terhadapa setiap sifat.
Perbandingan berpasangan diulangi lagi untuk semua elemen dalam tiap tingkat.
Langkah terakhir adalah dengan member bobot seperti vektor atau eignvector dengan prioritas sifatnya. Proses perbandingan berpasangan dimulai pada puncak hirarki (goal) digunakan untuk melakukan pembandingan yang pertama lalu dari level tepat di bawahnya (kriteria), ambil elemen- elemen yang akan dibandingkan.
Penerapan metode eignvector dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kuadratkan matriks pairwase dengan operasi perkalian matriks
2) Lakukan penjumlahan tiap baris 3) Lakukan normalisasi matriks 4) Lakukan iterasi langkah 1 sampai
dengan langkah 3, sehingga diperoleh selisih eign antar dua iterasi relative kecil.
Sebagai contoh, dalam sebuah penilaian terdapat kriteria dan elemen, yakni K1, K2,…Kn, maka hasil perbandingan secara berpasangan dari elemen-elemen tersebut akan membentuk matriks perbandingan.
Tabel II.2. Matriks Perbandingan Kriteria
Sumber: (Padmowati R. E., 2009) 3. Prinsip Kosistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penilaian yang mempunyai konsisten tinggi sangat diperlukan dalam persoalan pengambilan keputusan agar hasil keputusan lebih akurat. Untuk mengetahui tingkat konsistensi tersebut, penggunaan metode AHP akan diukur dengan besarnya CR (Consistency Ratio). CR (Consistency Ratio) adalah hasil perbandingan antara indeks.
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
1) Hitung ƛmax:
∑ { [∑
]
}
Keterangan:
a = matriks
W = matriks nilai eign dalam format baris 2) Hitung Indeks Konsistensi (CI)
CI =
Keterangan: n = jumlah kriteria 3) Hitung Rasio Konsistensi (CR)
CR =
Tabel II.3. Indeks Random Konsistensi
Sumber: (Padmowati, 2009) Keterangan:
CI = Indeks Konsistensi/Consistency Index IR = Indeks Random Konsistensi
3. Metode Penelitian
Untuk memiliki data yang akurat dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode sebagai sarana untuk mambantu serta memudahkan penulis dalam menyusun penelitian ini. Berbagai macam metode yang penulis lakukan yaitu:
Teknik Pengumpulan Data
Berikut adalah teknik yang digunakan oleh penulis dalam melakukan pengumpulan data untuk pembuatan penelitian ini :
1. Observasi
Pada tahap ini penulis melakukan observasi langsung pada dinasKesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bekasi bagian pengurusan tenaga kerja, untuk mendapatkan informasi dan data mengenai seleksi calon TKI yaitu berupa dokumen dan persyaratan untuk TKI.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan staf bagian ketenagakerjaan mengenai jalannya prosedur seleksi calon TKI sampai dengan TKI tersebut mendapatkan pelatihan dan di berangkatkan ke luar negeri dan masalah apa yang dihadapi TKI tersebut diluar negeri.
3. Studi Pustaka
Penulis mendapatkan sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini dengan mempelajari dari berbagai sumber, baik itu dari buku, jurnal, artikel, dan mencari informasi melalui internet dari berbagai sumber sebagai referensi.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Tahapan Analisa
Sistem penunjang keputusan seleksi tenaga kerja Indonesia adalah sistem yang dibuat untuk bagian tenaga kerja dalam mempermudah penyeleksian tenaga kerja Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan penyeleksian, berikut ini spesifikasi kebutuhan (system requirement) dari sistem penunjang keputusan penyeleksian tenaga kerja Indonesia:
1. Halaman User
A.1. Pengguna dapat memilih halaman Menu kriteria untuk melihat kriteria Kriteria pelamar
A.2. Pengguna dapat memilih halaman menu lowongan untuk melihat lowongan pekerjaan yang tersedia A.3. Pengguna dapat melihat dan
Melakukan pendaftaran sebagai Pelamar tenaga kerja Indonesia 2. Halaman Admin
B.1. Admin melakukan login untuk masuk ke halaman admin
B.2. Admin dapat mengolah data kriteria B.3. Admin dapat mengolah data
keterampilan
B.4. Admin dapat mengelola data posisi Tenaga kerja Indonesia
B.5. Admin dapat mengelola data lowongan dan melakukan proses seleksi pada
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
pelamar yang telah mendaftar B.6. Admin dapat mengelola data pelamar
Tenaga kerja Indonesia
B.7. Admin dapat mengelola data ubah Password
Use Case Diagram
Berikut merupakan gambaran Use Case Diagram yang akan dibuat pada aplikasi sistem penunjang keputusan seleksi tenaga kerja Indonesia.
1. Use Case Diagram User
Gambar IV.1. Use Case Diagram halaman user
2. Use Case Diagram Admin
Gambar IV.2.Use Case Diagram Halaman Admin
3.2. Desain
Desain sistem disini merupakan tahapan proses perancangan usulan. Tahap ini difokuskan pada desain, Database, Software Architecture, dan User Interface, yang didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak yang telah dibuat.
Database
Peran database dimulai dari tranformasi entity relantionship diagram (ERD) yang telah dibuat sebelumnya ke Logical Record Structure (LRS).
1. Entitty Relationship Diagram
ERD dibuat dengan tujuan memperjelas hubungan antar entitas. Berikut gambar ERD.
Gambar IV.3. Entity Relantionship Diagram 2. Logical Record Stucture
Berikut merupakan gambar Logical Record Struture dari sistem pendukung keputusan pemilihan paket komputer.
Gambar IV.4. Logical Record Stucture Keterangan:
Primery Key = * Foreign key = **
3.3. Software Architecture
Software Architecture adalah tahapan perancangan perangkat lunak yang menggambarkan sub-sub sistem dan membangun kerangka kerja komunikasi agar subsistem yang menggambarkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan dan komponen-
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
komponen hubungan antar program yang dibuat.
Component Diagram
Component Diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen perangkat lunak. Berikut adalah gambaran dari Component Diagram
Gambar IV.5. Component Diagram Deployment Diagram
Deployment Diagram menyediakan gambaran bagaimana sistem secara fisik akan terlihat. Sistem diwakili oleh node-node, dimana masing-masing node diwakili oleh sebuah kubus. Garis kedua kubus menunjukan hubungan diantara kedua node tersebut. Berikut adalah gambaran dari Deployment Diagram.
Gambar IV.6. Deployment Diagram User Interface
Interface merupakan salah satu bagian yang terpenting dari sistem yang dirancang untuk mengelola input dan output dari data. User interface jika diartikan adalah tampilan antar muka pengguna, user interface merupakan mekanisme komunikasi antar pengguna (user) dengan sistem
1. Rancangan Halaman pada User
Halaman user adalah bagian sistem yang bisa di akses oleh user, dengan mengetikan url pada address bar, maka akan tampil halaman antar muka user sebagai berikut:
a. Halaman Beranda User
Gambar IV.7. Halaman Beranda User b. Halaman Pendaftaran User
Gambar IV.8. Halaman Pendaftaran User 2. Rancangan Halaman pada Admin
Halaman admin adalah bagian sistem yang bisa di akses oleh admin, dengan mengetikan url pada address bar, maka akan tampil halaman antar muka admin sebagai berikut:
a. Halaman Login Admin
Pada halaman login digunakan untuk menjamin keamanan aplikasi yang tidak bisa diakses oleh semua orang. Semua menu yang dapat digunakan didalam sistem harus melalui proses login terlebih dahulu.
Untuk masuk kedalam sistem, admin memasukan nama user dan kata sandi yang benar lalu klik tombol Login.
Gambar IV.9. Halaman Login Admin
MYSQL
XAMPP
WEB BROWSER
Web Browser
Web Server
XAMPP
Windows
MySQL
Web Browser
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
b. Halaman Beranda Admin
Gambar IV.10. Halaman Beranda Admin c. Halaman Data Lowongan
Pada halaman data lowongan digunakan untuk melihat data-data lowongan dari seleksi tenaga kerja Indonesia serta admin dapat mengubah maupun menghapus data lowongan yang diinginkan. Admin juga dapat melakukan proses seleksi pada data lowongan untuk mendapatkan rekomendasi seleksi dari pelamar yang telah melakukan pendaftran sesuai dengan kebutuhan lowongan posisi tenaga kerja indonesia.
Gambar IV.11. Halaman Data Lowongan d. Halaman Hasil Seleksi
Gambar IV.12. Halaman Hasil Seleksi
Kesimpulan
Tantangan bagian tenaga kerja dalam hal ini adalah bagaimana cara mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam menyeleksi calon tenaga kerja. Seringkali bagian Tenaga Kerja kesulitan dalam melakukan penilaian seleksi calon tenaga kerja secara objektif. Proses seleksi bertujuan untuk mendapatkan calon tenaga kerja yang tepat untuk dikirimkan ke luar negeri dan terhindar dari masalah yang akan terjadi pada tenaga kerja saat berada diluar negeri. Berdasarkan masalah yang ada maka penulis menganalisis dan menerapkan alternatif solusi dengan membuat sistem penunjang keputusan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Melalui aplikasi sistem penunjang keputusan seleksi tenaga kerja indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi sistem penunjang keputusan yang dibangun dapat membantu dan mempermudah bagian tenaga kerja dalam pengelolaan data penyeleksian calon tenaga kerja karena pengelolaan data yang lebih praktis dibanding melalui prosedur-prosedur sebelumnya.
2. Hasil perhitungan metode AHP cocok untuk menyelesaikan permasalahan perhitungan hasil penyeleksian calon tenaga kerja, karena hasil rangking yang didapatkan sesuai dengan sistem yang berjalan sebelumnya.
3. Aplikasi sistem penunjang keputusan yang dibangun dapat membantu menghasilkan laporan hasil seleksi calon tenaga kerja secara otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Agus. (2014, Juni 04). PERMASALAHAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI BUTUH PERHATIAN LINTAS SEKTOR . Retrieved Mei 15, 2017, from patipostnews.com:
http://www.patiposnews.com/2014/06/pe rmasalahan-tenaga-kerja-indonesia- di.html
Dalul Nuzlul Kirom, Y. B. (2012). Sistem Informasi Manajemen Beasiswa ITS Berbasis Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Analytical Hierarchy Process. Jurnal Teknik.
Diterima September 29, 2017; Disetujui September 29, 2017
Diana, A., & Utari, D. R. (2016). Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Vendor Desain Grafis. Jurnal TELEMATIKA, 101.
Effendie, D. N. (2012). Sistem Informasi Manajemen Beasiswwa ITS Berbasis Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Analytical Hierarchy Process. JURNAL TEKNIK, A-154.
Kirom, D. N., Bilfaqih, Y., & Effendie, R. (2012).
Sistem Informasi Manajemen Beasiswa ITS Berbasis Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Analytical Hierarchy Process. Jurnal Teknik, A- 155.
Nofriansyah. (2014). Konsep Data Mining VS Sistem Pendukung Keputusan.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Padmowati, R. d. (2009). Pengukuran Index Konsisten Dalam Proses Pengambilan Keputusan Menggunakan AHP.
Seminar Nasional Informatika.