• Tidak ada hasil yang ditemukan

2208047019 SitiFatimahSultan.ReviewArticle

Siti Fatimah Sultan

Academic year: 2023

Membagikan "2208047019 SitiFatimahSultan.ReviewArticle"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UNPAD

Literature Review : Herbal Potential In The Use Of Spf 30 And 50 Sunscreens

Siti Fatimah Sultan1*, Nina Salamah2

1 Faculty of Pharmacy, Ahmad Dahlan University, Yogyakarta, Indonesia

2 Ahmad Dahlan Center, Ahmad Dahlan University, Yogyakarta, Indonesia

Submitted ; Revised ; Accepted ; Published

*Corresponding author: sitifatimahsultan3@gmail.com Abstract

Sunscreen is a substance that has the ability to reflect or absorb light, protecting the skin from damage caused by exposure to UV radiation. Soursop juice extract (Annona muricata L.), lime peel extract (Citrus aurantifolia), shallot skin extract (Allium cepa L.), celery leaf extract (Apium graveolens L.), and ethanol extract of kersen leaves (Muntingia calabura) are some plants that can be used as natural sunscreens.

According to the SPF value and the category of protective power, it shows that the soursop juice extract has an SPF value of 5.188; 12.242; 17.247. Lime peel extract has SPF values of 28.6, 42.2, and 81.8 (max-ultra).

Onion peel extract has SPF values of 11.4; 20.12; 31.8; 34.83 (max-ultra). Celery leaf extract had SPF values of 1.7873; 4.5553; 7.3183; 8.1573 (max-ultra). Kersen leaf ethanol extract had concentrations of 1.528;

3.890; 3.971; 4.585; 5.252 (max-ultra). Phenolic components, polyphenols, flavonoids, tannins, and vitamin C contained in the five plant extracts that function as sunscreens are known as bioactive compounds. The SPF rating and protective power category were influenced by the polarity of the solvent. It is concluded that the SPF value and protective power of the plant extracts have SPF values and protective power categories with extract to ultra categories. The bioactive compounds contained in the five plant extracts that act as sunscreens are phenolic compounds, polyphenols, flavonoids, tannins, and vitamin c. The cause of the SPF value and protective power category can increase because the solvent used during extraction has the same polarity (reaches equilibrium) with bioactive compounds which causes the amount of active content extracted to make the absorbance increase in the UV-Vis spectrophotometric test.

Keywords: Sunscreen, SPF, Natural Materials, Extracts.

Tinjauan Pustaka : Potensi Herbal Dalam Penggunaan Tabir Surya Spf 30 Dan 50 Abstrak

Tabir surya adalah zat yang memiliki kemampuan untuk memantulkan atau menyerap cahaya, melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan radiasi sinar UV. Ekstrak sari buah sirsak (Annona muricata L.), ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia), ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), ekstrak daun seledri (Apium graveolens L.), dan ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura) adalah beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai tabir surya alami. Menurut Nilai SPF dan kategori daya proteksi menunjukkan bahwa pada Ekstrak sari buah sirsak memiliki nilai SPF 5,188; 12,242; 17,247. Ekstrak kulit buah jeruk nipis memiliki nilai SPF 28.6, 42.2, dan 81.8 (maksimal-ultra). Ekstrak kulit bawang merah memiliki nilai SPF 11.4; 20.12; 31.8; 34.83 (maksimal-ultra). Ekstrak daun seledri memiliki nilai SPF 1,7873; 4,5553; 7,3183; 8,1573 (maksimal-ultra). Ekstrak etanol daun kersen memiliki konsentrasi 1,528;

3,890; 3,971; 4,585; 5,252 (maksimal-ultra). Komponen fenolik, polifenol, flavonoid, tanin, dan vitamin C yang terdapat dalam kelima ekstrak tanaman yang berfungsi sebagai tabir surya dikenal sebagai senyawa bioaktif. Peringkat SPF dan kategori daya proteksi dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Kesimpulan bahwa nilai SPF dan daya protektif dari ekstrak tanaman yang mempunyai nilai SPF dan kategori daya protektif dengan kategori ekstrak hingga ultra. Senyawa bioaktif yang terkandung dari kelima ekstrak tanaman tersebut yang berperan sebagai tabir surya adalah senyawa fenolik, polifenol, flavonoid, tannin, dan vitamin

Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Journal Homepage: http://jurnal.unpad.ac.id/ijpst/

(2)

c. Penyebab nilai SPF dan kategori daya proteksi bisa meningkat dikarenakan pelarut yang digunakan saat ekstraksi memiliki kepolaran yang sama (mencapai kesetimbangan) dengan senyawa bioaktif yang menyebabkan banyaknya kandungan aktif yang terekstraksi membuat absorbansi meningkat pada uji spektofotometri UV-Vis.

Kata Kunci: Tabir Surya, SPF, Bahan Alam, Ekstrak.

Korespondensi: sitifatimahsultan3@gmail.com Info artikel : Submit (tanggal), Revisi (tanggal) Diterima (tanggal), Terbit (tanggal

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara beriklim tropis, yang memperoleh sinar matahari yang melimpah di sepanjang tahunnya. Peran sinar matahari sangat di butuhkan bagi kelangsungan hidup mahluk hidup terutama manusia, tetapi paparan sinar matahari yang berlebihan juga menimbulkan efek merugikan bagi kulit, yaitu dari radiasi sinar ultraviolet (UVR), yang terdiri dari sekitar 95% UVA dan 5%. Radiasi UVA diserap sebagian oleh epidermis, tetapi 20%- 30% nya dapat mencapai bagian kulit dermis dalam. Pada radiasi UVB, 70% nya diserap oleh stratum korneum, 20% diserap oleh lapisan epidermis di bawah stratum korneum, dan 10%

mencapai dermis atas. Serapan inilah yang menimbulkan efek yang merugikan bagi kulit, seperti eritema, immediate pigment darkening (IPD), fotoaging dan fotokarsinogenik.

Melanoma maligna, merupakan kanker kulit

yang berhubungan juga dengan paparan sinar matahari (Baran, R., & Maibach, 2017).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah efek-efek yang merugikan bagi kulit adalah adalah menggunakan tabir surya. Tabir surya merupakan salah satu kosmetik skincare yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari (Minerva, 2019). Bahan dalam tabir surya biasanya disebut dengan filter UV, diantaranya yaitu filter UV organik (kimiawi) dan filter UV anorganik (fisika). Filter organik bekerja dengan cara menyerap radiasi UV dan mengonversinya menjadi panas. Contoh filter UV organik adalah avobenzone dan octyl methoxycinnamate (Rähse, 2020). Filter UV anorganik bekerja dengan memantulkan dan menyebarkan sinar UV. Zinc oxide dan titanium dioxide merupakan filter UV anorganik (Draelos, 2016).

Filter UV organik, dapat terdegradasi oleh radiasi sinar UV, yang mengurangi keefektifannya dan menghasilkan produk fotodegradasi yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau fotodermatosis (Nash, J. F, &

Tanner, 2014). Tabir surya salah satunya harus mengandung nilai SPF (Sun Protection Factor) yang cukup untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV, seperti SPF 30 atau 50. SPF (Sun

Protection Factor) atau Faktor Perlindungan Matahari (FPM) merupakan salah satu indeks umum yang digunakan dalam mengukur keefektivan proteksi tabir surya (Baran, R., &

Maibach, 2017). SPF mengukur tingkat perlindungan yang seharusnya diberikan tabir surya terhadap sinar UV. Semakin tinggi nilai SPF semakin besar tingkat perlindungannya (Baki, G., & Alexander, 2015).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh (Hari, 2013) serta dijelaskan bahwa tabir surya dibagi menjadi dua golongan yakni tabir surya kimia dan fisik. Tabir surya kimia melindungi kulit dengan cara menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas. Tabir surya ini diserap oleh kulit dan mempunyai potensi menimbulkan iritasi pada kulit dan tidak dapat digunakan oleh bayi usia kecil 6 bulan. Sedangkan tabir surya fisik bekerja melindungi kulit dengan cara

memantulkan sinar matahari. Tabir surya ini dikenal dengan nama sunblock/tabir surya anorganik. Tabir surya ini merupakan broad spectrum (Spektrum luas) yang mampu melindungi dari sinar UV A dan UV B, bersifat stabil, potensi alergi yang ditimbulkan rendah dan tidak diserap oleh kulit sehingga dapat dipakai pada anak-anak. Apabila ingin mengoptimalkan kemampuan tabir surya sering dilakukan kombinasi antara tabir surya fisik dan kimia oleh sebahagian produsen kosmetik.

2

(3)

Penting dilakukan pencarian senyawa aktif yang berasal dari alam yang dapat berguna sebagai bahan tabir surya alami. Baru-baru ini, pengembangan tabir surya menuju pada penggunaan bahan alam karena lebih mudah diterima oleh masyarakat. Studi pustaka ini bertujuan untuk mengetahui bahan alam termasuk senyawa bioaktif lainnya yang dapat meningkatkan nilai SPF dalam tabir surya dan bentuk sediaan tabir surya yang dapat diformulasikan. Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis tertarik untuk melakukan review artikel dengan membandingkan nilai SPF dan kategori proteksi yang terkandung dalam bahan aktif Ekstrak Sari Buah Sirsak (Annona muricata L.), Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia), Ekstrak Kulit Bawang Merah, Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.), Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia Calabura) yang diduga memberikan efek perlindungan dari sinar UV sebagai tabir surya alami.

Metode

Metode yang digunakan ialah literatur review atau tinjauan pustaka pada database jurnal penelitian serta pencarian melalui internet dimana database yang digunakan google scholar dan PubMed. Kata kunci yang digunakan dalam mencari referensi artikel dari beberapa studi yang relevan yaitu “Tabir Surya” dan “Bahan Alam”. Referensi yang diperoleh 30 artikel.

Selanjutnya ditelaah menjadi 5 artikel Tanaman yang mengandung tabir surya. Kriteria inklusi meliputi jurnal research article, membahas

mengenai potensi herbal pada penggunaan tabir surya SPF 30 dan 50. Publikasi maksimum 10 tahun terakhir dari tahun 2013-2023. Dari 50 artikel, 15 artikel dieksklusi karena tidak membahas mengenai potensi herbal pada penggunaan tabir surya SPF 30 dan 50, didapatkan total artikel yang digunakan sebanyak 15 artikel mengenai potensi herbal pada penggunaan tabir surya SPF 30 dan 50 sesuai pada Gambar 1.

30 artikel terpilih berdasarkan penulusuran pada Google Scholar dan

PubMed dengan kata kunci “Tabir Surya” dan “Bahan Alam”

(n=30)

Artikel diinklusi (n=15)

Artikel dilakukan pembacaan secara menyeluruh dan dipilih

berdasarkan eligibilitas (n=20)

Alasan Eksklusi (n=5):

1. Artikel tidak membahas potensi herbal pada penggunaan tabir surya SPF 30 dan 50

Skrining abstrak (n=30)

Alasan Eksklusi (n=10):

1. Artikel dengan subjek yang tidak relevan (5)

2. Artikel dengan tinjauan literatur (5)

(4)

Gambar 1. Alur Metode Penelitian

4

(5)

Hasil

Tabel 1. Hasil potensi herbal pada penggunaan tabir surya SPF 30 dan 50 dengan variasi konsentrasi

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima artikel yang dibahas dapat diketahui bahwa senyawa bioaktif dalam ekstrak yang mempunyai khasiat sebagai tabir surya alami dari tanaman-tanaman ekstrak sari buah sirsak (Annona muricata L.), ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia), ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), ekstrak daun seledri (Apium graveolens L.), dan ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura).

Diatas berupa natural antioksidan seperti senyawa fenolik, flavonoid vitamin C, polifenol dan tanin. Tabir surya merupakan kosmetik pelindung yang dapat menyaring dan menahan sinar matahari terhadap kulit. Berdasarkan penelitian secara in-vitro, beberapa tanaman herbal diatas dapat dimanfaatkan sebagai tabir surya.

Kelima artikel tersebut menunjukan bahwa semakin besar

konsentrasi pelarut, maka akan meningkatkan nilai SPFnya. Setiap pelarut memiliki karakter berbeda dalam mengambil senyawa bioaktif suatu sampel yang berbeda kepolarannya. Efektivitas ekstraksi suatu senyawa oleh pelarut sangat tergantung kepada kelarutan senyawa tersebut dalam pelarut, sesuai dengan prinsip like dissolve like yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat yang sama (Verdiana, et al., 2018). Hal ini berkaitan dengan kandungan senyawa didalamnya yang mampu menyerap sinar UV, karena seiring peningkatan konsentrasi, absorbansi juga akan semakin meningkat (Prasiddha, et al., 2016). Hal ini sejalan dengan prinsip operasi spektrofotometer, yang menyatakan bahwa nilai yang dipancarkan oleh cahaya yang ditransmisikan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan No Nama Konsentrasi (%) Nilai SPF Kategori Proteksi

1 Ekstrak Sari Buah Sirsak (Annona muricata L.)

(Rahmawati et al., 2018)

1 2 3

5,188 12,242 17,247

Sedang Maksimal Ultra

2 Ekstrak Kulit Buah

Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)

(Andy Suryadi et al., 2021)

200ppm=

E70+EA 400ppm=

E70+EA 600ppm=

E70+EA

5,9+28,6 24+42,2 42,5+81,8

Sedang+Ultra Ultra+Ultra Ultra+Ultra 3 Ekstrak Kulit Bawang Merah

(Wiraningtyas et al., 2019)

4ppm=E50 8ppm=E50 12ppm=E50 16ppm=E50

11,44 20,12 31.80 34,83

Maksimal Ultra Ultra Ultra 4 Ekstrak Daun Seledri (Apium

graveolens L.) (Meilina et al., 2023)

2 4 6

4,5553 7,3183 8,1573

Sedang Ekstra Maksimal

5 Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia Calabura) (Mulangsri & Puspitasari, 2013)

100ppm=E96 200ppm=E96 300ppm=E96 400ppm=E96 500ppm=E96

1,528 3,890 3,971 4,585 5,252

Minimal Minimal Minimal Sedang Sedang

(6)

dengan konsentrasi sampel. Kerja spektrofotometer didasarkan pada hukum Lambert Beer, yang menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi (Mantele, W., &

Deniz, 2016).

Sebagai kesimpulan, ekstrak dari tanaman-tanaman di atas bisa menjadi alternatif sebagai tabir surya alami, karena mengandung komponen yang sangat baik untuk produk fotoprotektor.

Faktanya, kandungan ekstrak pada tanaman-tanaman tersebut dapat memperlambat cedera ROS yang diinduksi oleh sinar UV yang terkait dengan fungsi pencegahan, berkorelasi dengan sifat penyaringan UV-A dan UV-B, dan tindakan efektif lainnya, karena aktivitas antioksidan yang baik.

Simpulan

Berdasarkan kajian review artikel yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai SPF dan daya protektif dari ekstrak tanaman-tanaman diatas adalah Ekstrak tanaman yang mempunyai nilai SPF dan kategori daya protektif dengan kategori ekstrak hingga ultra adalah Ekstrak sari buah sirsak (Annona muricata L.), ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia), ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), ekstrak daun seledri (Apium graveolens L.), dan ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura).

Senyawa bioaktif yang terkandung dari kelima ekstrak tanaman tersebut yang berperan sebagai tabir surya adalah senyawa fenolik, polifenol, flavonoid, tannin, dan vitamin c. Penyebab nilai SPF dan kategori daya proteksi bisa meningkat dikarenakan pelarut yang digunakan saat ekstraksi memiliki kepolaran yang sama (mencapai kesetimbangan) dengan senyawa bioaktif yang menyebabkan banyaknya kandungan aktif yang terekstraksi membuat absorbansi meningkat pada uji spektofotometri UV- Vis.

Daftar Pustaka

1. Andy Suryadi, A., Pakaya, M. S., Djuwarno, E. N., & Akuba, J. (2021).

Determination of Sun Protection Factor

(Spf) Value in Lime (Citrus Aurantifolia) Peel Extract Using Uv-Vis Spectrophotometry Method. Jambura Journal of Health Sciences and Research,

3(2), 169–180.

https://doi.org/10.35971/jjhsr.v3i2.10319 2. Baki, G., & Alexander, K. S. (2015).

Introduction to cosmetic formulation and technology. John Wiley & Sons.

Hoboken, New Jersey.

3. Baran, R., & Maibach, H. I. (2017).

Textbook of Cosmetic Dermatology (5th ed.). CRC Press. Boca Raton, FL., 5.

4. Draelos, Z. D. (2016). Cosmetic dermatology: products and procedures.

John Wiley & Sons. The UK.

5. Hari, S. (2013). Photoprotection for Children Symposium Pearls Cosmetic Dermatology Update.

6. Mantele, W., & Deniz, E. (2016). UV- VIS Absorption Spectroscopy: Lambert- Beer reloaded. Spectrochimica Acta.

7. Meilina, R., Dewi, R., Dina, P., & Kulla, K. (2023). Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Daun Seledri ( Apium graveolens L .) Sunscreen Preparation Formulation Apium graveolens L . Leaf Extract. 9(1), 536–545.

8. Minerva, P. (2019). Penggunaan Tabir Surya bagi Kesehatan Kulit. Jurnal Pendidikan. Dan Keluarga., (1).(11.), 95–101.

9. Mulangsri, D. A. K., & Puspitasari, A. D.

(2013). Uji Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia Calabura). Jurnal Ilmiah Cendekia

Eksakta, 2(2), 65–69.

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/ind ex.php/CE/article/view/2089/2108

10. Nash, J. F, & Tanner, P. R. (2014).

Relevance of UV filter/sunscreen product photostability to human safety.

Photodermatology. Photoimmunology.

Photomedicine., 30, 88–95.

11. Prasiddha, I. J., Laeliocattleya, R. A., &

Estiasih, T. (2016). The Potency of Bioactive Compounds from Corn Silk ( Zea mays L .) for the Use as a Natural Sunscreen : A Review. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 4, 1, 40–45.

12. Rahmawati, R., Muflihunna, A., &

Amalia, M. (2018). Analisis Aktivitas Perlindungan Sinar Uv Sari Buah Sirsak 6

(7)

(Annona Muricata L.) Berdasarkan Nilai Sun Protection Factor (Spf) Secara Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 5(2), 284–288.

https://doi.org/10.33096/jffi.v5i2.412 13. Rähse, W. (2020). Cosmetic Creams:

Development, Manufacture, and Marketing of Effective Skin Care Products. Wiley-VCH. Weinheim, Germany.

14. Verdiana, M., Widarta, I. W. R., Gede, I.

D., & Permana, M. (2018). (2018).

Pengaruh Jenis Pelarut Pada Ekstraksi

Menggunakan Gelombang Ultrasonik Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus limon (Linn .) Burm F .). Jurnal Ilmu Dan Teknologi 7, 4.

15. Wiraningtyas, A., Ruslan, R., Agustina, S., & Hasanah, U. (2019). Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF) dari Kulit Bawang Merah. Jurnal Redoks ( Jurnal Pendidikan Kimia Dan Ilmu

Kimia ), 2(01), 34–43.

https://doi.org/10.33627/re.v2i01.140.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tabir surya yang ditentukan melalui penentuan nilai SPF Sun Protection Factor dan uji antibakteri Staphylococcus aureus pada

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS MATEMATIKA & IPA LABORATORIUM JURUSAN STATISTIKA DAFTAR PESERTA PRESENSI KEGIATAN