• Tidak ada hasil yang ditemukan

situasi kebahasaan dalam komunikasi masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "situasi kebahasaan dalam komunikasi masyarakat"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa penggunaan bahasa Bugis dan bahasa Indonesia dalam ranah keluarga, sedangkan sumber datanya adalah masyarakat Kota Sengkang Kabupaten Wajo, terutama remaja dan orang tua/dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bahasa dalam penggunaan bahasa remaja, yaitu bahasa Bugis dan bahasa Indonesia. Bagaimana situasi kebahasaan dalam komunikasi orang tua/orang dewasa di Kota Sengkang Kabupaten Wajo berdasarkan bentuk penggunaan bahasanya.

2. Mendeskripsikan situasi bahasa dalam komunikasi orang tua/orang dewasa di kota Sengkang Kabupaten Wajo berdasarkan bentuk penggunaan bahasanya.

Tinjauan Pustaka

Penelitian yang relevan

Peneliti lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaifudin (2008) dalam bentuk tesis berjudul “Pola Pergeseran Bahasa Jawa pada Komunitas Daerah Perbatasan Jawa-Sunda di Lingkungan Keluarga di Losari Kabupaten Brebes”. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pola perubahan bahasa Jawa-Sunda di ranah keluarga Losari Kabupaten Brebes. Peneliti ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Suartini (2012) berupa tesis yang berjudul “Pergeseran Bahasa Bali di Lokasi Transmigrasi Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo”.

Hal tersebut menimbulkan terjadinya campur kode, interferensi (interaksi dengan kontak bahasa), integrasi (unsur-unsur bahasa lain yang menggunakan bahasa tertentu dan dianggap sebagai warga bahasa tersebut), konvergensi, dan pergeseran bahasa.

Bahasa dan usia

Ciri ini juga tercermin dalam bahasa mereka, keinginan untuk membentuk kelompok yang eksklusif membuat mereka menciptakan bahasa “rahasia” yang hanya berlaku pada kelompoknya saja, atau jika semua anak muda sudah mengetahuinya maka bahasa tersebut tetap dirahasiakan oleh kelompok anak-anak tersebut. dan orang tua. Vokal setelah v sama dengan vokal yang diperkenalkan oleh konsonan v + vokal ditempatkan setelah setiap suku kata, baik dalam bahasa daerah maupun bahasa L1. Pada masa dewasa perkembangan bahasa juga terjadi, namun tidak sebanyak atau selama perkembangan bahasa anak yang mengalami 7 tahap.

Perkembangan yang terjadi mungkin hanya terletak pada perbendaharaan kata intelektual anak yang lebih luas.

Dwibahasa dan Multibahasa

Bell mengungkapkan adanya asumsi dalam sosiolinguistik yang menyatakan bahwa bahasa tidak pernah monolitik, bahwa bahasa tidak pernah tunggal, karena bahasa selalu mempunyai ragam atau varian. Artinya sebagian besar masyarakat di muka bumi ini menggunakan dua bahasa yang berbeda sebagai alat komunikasinya. Pandangan Bloomfield tidak diterima karena ini berarti bahwa bahasa apa pun dapat digunakan dalam situasi apa pun dengan kefasihan dan ketepatan yang sama seperti yang digunakan oleh penuturnya.

Para ahli belum mampu merumuskan secara pasti bagaimana mengukur kemampuan berbahasa seseorang secara akurat. Mackey (Risqilah, 2021) mengemukakan definisi bahwa bilingualisme adalah alternatif penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang individu, sedangkan Van Overbeek (Risqilah, 2021) mengatakan bahwa bilingualisme adalah alat yang bebas atau wajib untuk mengefektifkan dua bahasa. cara komunikasi antara dua kelompok atau lebih mempunyai kebahasaan yang berbeda. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa bilingualisme adalah komunikasi yang dilakukan oleh.

Alih Kode dan Campur Kode

Situasi Kebahasaan

Ragam bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang tata cara dan kaidah penulisannya mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang halus dan teratur dalam pembentukan istilah, yang diatur dengan pedoman umum pembentukan istilah bahasa Indonesia. Bahasa baku sebaiknya menggunakan kata baku seperti bagaimana, mengapa, memberi, bukan bagaimana, mengapa, sayang dan sebagainya. Selain itu, bahasa baku harus berpegang pada kaidah gramatikal, yaitu konsisten menggunakan hukum-hukum yang menjelaskan pembentukan kata dan menggunakan subjek predikat dalam pembentukan kalimat (Suktiningsih, 2019).

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berdasarkan asumsi tersebut, terdapat dua syarat penting yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa Indonesia agar penggunaan bahasa Indonesianya baik dan benar. Syarat tersebut adalah pemahaman yang baik tentang kaidah bahasa Indonesia dan pemahaman yang baik tentang situasi kebahasaan yang bersangkutan.

Seseorang yang menggunakan bahasa baku dalam situasi resmi dan menggunakan versi tidak baku dalam situasi informal adalah orang yang dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar karena sesuai dengan fungsi dan jabatannya. Keadaan kebahasaan suatu komunitas penutur bahasa tertentu dapat berubah sewaktu-waktu, dari status aman menjadi berbahaya, atau sebaliknya, bahkan punah. Setidaknya ada tiga indikator yang dapat dijadikan tolok ukur untuk mengidentifikasi situasi berbahasa pada masyarakat penutur bahasa, yaitu 1) kemampuan berbahasa, 2) pilihan bahasa, dan 3) sikap berbahasa (Oktiyadi et al., 2020).

Joni Endardi selaku Kepala Departemen Pengembangan Strategi Bahasa Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Bahasa (PPSDK) (Savitri & Indrawati, 2018) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan punahnya bahasa daerah, yaitu “Akibat perkawinan campur Hal ini juga dapat menyebabkan punahnya bahasa-bahasa tersebut, sehingga penuturnya, khususnya di Indonesia bagian timur dan tengah, semakin tua dan anak-anaknya enggan menggunakan bahasa daerah.

Pergeseran Bahasa

2021) mengungkapkan bahwa pergeseran dan pemertahanan bahasa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Lebih lanjut Fasold mengungkapkan bahwa pergeseran bahasa terjadi ketika masyarakat pengguna bahasa memilih bahasa baru untuk menggantikan bahasa sebelumnya. Dengan kata lain, pergeseran bahasa biasanya terjadi karena suatu komunitas bahasa tertentu beralih ke bahasa lain, biasanya bahasa dominan atau bahasa utama dan bahasa yang bergengsi, kemudian digunakan dalam wilayah penggunaan bahasa lama, pemertahanan bahasa dalam komunitas bahasa tersebut tetap menggunakan bahasa. ​​secara kolektif atau bersama-sama sebelumnya untuk penggunaan tradisional.

Lebih lanjut Fishman dalam Djamareng & Jufriadi (2018) menunjukkan telah terjadi pergeseran bahasa imigran di Amerika. Setelah beberapa lama, mereka menjadi bilingual subordinat (bahasa ibu dan bahasa Inggris), dengan bahasa ibu yang masih dominan. Pergeseran bahasa biasanya terjadi di negara, wilayah atau wilayah yang menawarkan harapan kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik, sehingga mengundang para pendatang untuk datang ke sana.

Bilingualisme ini kemungkinan muncul ketika penduduk bermigrasi sehingga menimbulkan kontak budaya dan kontak bahasa dengan penduduk asli yang mengetahui bahasa lain. Selanjutnya pergeseran bahasa yang terjadi akan mengakibatkan dua hal, yaitu apakah bahasa penerima yang mengalami pergeseran tersebut berakhir pada kepunahan atau tetap bertahan dengan dibiarkannya dua bahasa (bilingualisme). Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa pergeseran bahasa adalah suatu peristiwa perubahan bahasa yang terjadi karena adanya penambahan bahasa baru, yang biasanya terjadi apabila pelaku tutur dengan bahasa baru berpindah dari satu tempat baru ke tempat lain, sehingga hal ini dapat mengakibatkan pergeseran bahasa.

Jumlah penutur merupakan jumlah atau banyaknya orang yang menggunakan bahasa tersebut, sehingga secara langsung maupun tidak langsung merupakan salah satu cara untuk melestarikan bahasa tersebut agar tidak hanyut. Konsentrasi residensial adalah memusatkan perhatian pada pemukiman dimana seseorang berada dan selalu menggunakan bahasa dimana dia berada atau menyesuaikan dengan bahasa daerah.

Kerangka Pikir

Fokus Penelitian

Desain Penelitian

Definisi Operasional Istilah

Sumber data

Teknik Pengumpulan Data

Sumber datanya adalah warga Kota Sengkang Kabupaten Wajo, sebagian besar remaja dan dewasa. data prospektif, kecuali hanya sebagai pengamat terhadap data prospektif yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan di luar dirinya.

Teknik Analisis Data

Reduksi data

Penyajian data

Hasil penelitian

Wujud Penggunaan Bahasa

Dalam peristiwa tutur ini, peneliti hanya mendengarkan dan mengamati tuturan ketiga anak tersebut tanpa terlibat dalam komunikasi tersebut. Situasi: Dua orang remaja putri berumur (18 tahun) dan (20 tahun) sedang duduk di ruang tamu sambil bermain ponsel. Percakapan pada data 2 merupakan cerita tentang dua orang remaja yang berkomunikasi dalam dua bahasa yaitu bahasa Bugis dan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia nonbaku, hal ini terlihat dari pengaruh bahasa daerah yaitu morfem mi pada tuturan 13 (...unggumi). Pada tuturan 12 rekaman video tersebut, kode bahasa jokka ko mala autan yolo adalah bahasa Bugis, kemudian kalimat banyak menggigit nyamuk dan menutup pintu adalah bahasa Indonesia. Berdasarkan penuturan di atas, maka bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Indonesia, tidak terlihat adanya penggunaan atau pengaruh bahasa lain.

Table 4.1 penggunaan dan penguasaan Bahasa remaja
Table 4.1 penggunaan dan penguasaan Bahasa remaja

Dalam hal ini, berdasarkan situasi yang dirasakan, peserta dewasa/orang tua selalu menggunakan bahasa Bugis. Situasi: Dua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dan berbicara satu sama lain untuk membahas perjodohan keluarga. Untuk penggunaan bahasa P1 dan P2 warga Kota Sengkang, bahasa yang digunakan adalah bahasa Bugis.

Dalam hal ini, berdasarkan situasi yang diamati, peserta dewasa/lansia selalu menggunakan satu bahasa saja, yaitu bahasa Bugis. Identifikasi penggunaan dan penguasaan bahasa dewasa/lansia Tabel 4.2 Data penggunaan dan penguasaan bahasa dewasa/lansia.

Pembahasan

Analisis terhadap tiga data (Data 1, Data 2, Data 3) dan total 15 ujaran mengungkapkan bahwa bahasa Bugis adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh remaja di Sengkang. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa remaja, ditemukan bahwa remaja tersebut menggunakan bahasa Indonesia dan Bugis secara bergantian. Dalam hal ini bahasa Bugis seluruhnya digunakan oleh kalangan remaja dan dewasa/orang tua untuk berkomunikasi, adapun sebagian masyarakat berkomunikasi dengan campuran bahasa Bugis dan Indonesia, namun bahasa utamanya adalah bahasa Bugis.

Pertanyaan ketiga adalah “Setahun penantian hampir Matama dalam bahasa Indonesia?” (Tahun berapa orang Indonesia memasuki kota Senkan?" "Dekna Wissengi standby" (Entah berapa tahun. Jawaban: "Sebelum tahun 70an, Ugi mengenal desa Eri. Rekengdekpa, tasseddi-seddimupi dalam bahasa Indonesia. In tahun 70an, dia bahasa Indonesia ana-anae Mereka bisa berbahasa Bugis, tapi hanya sedikit yang bisa berbahasa Indonesia.

Tahun 1975 bahasa Bugis dituturkan, dipadukan dengan bahasa Indonesia, banyak orang Indonesia yang berbicara sampai tahun 1980 dan anak-anak menggunakan bahasa Indonesia sampai tahun 1990). Berdasarkan bentuk penggunaan bahasa yang dilakukan remaja, ada dua bahasa yang muncul yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Bugis. Dengan demikian, dalam bidang penggunaan bahasa oleh generasi muda, keberadaan bahasa Bugis tidak bisa tergeser oleh bahasa Indonesia.

Berdasarkan bentuk penggunaan bahasa pada kategori dewasa/tua di Kota Sengkang, terdapat dua bahasa yang muncul yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Bugis. Dengan demikian, dalam lingkup penggunaan kategori bahasa dewasa/tua di Kota Sengkang, keberadaan bahasa Bugis belum tergeser dari bahasa Indonesia.

Saran

  • Percakapan 1
  • Percakapan 2
  • Percakapan 3
  • Percakapan 4
  • Percakapan 5
  • Percakapan 6

Pengaruh sikap dan peran orang tua terhadap pergeseran bahasa Luwu pada anak masyarakat Luwu Kota Palopo. Analisis alih kode dan campur kode dalam percakapan di grup Whatsapp mahasiswa pascasarjana Universitas Wijaya Putra Surabaya. Situasi kebahasaan di Kabupaten Lumajang: Daerah terpencil, peralihan dan kontak bahasa serta dialek sebagai acuan dalam menentukan muatan lokal bahasa daerah.

Buku Lonceng Bahasa Indonesia dalam Sosiolinguistik: Pendahuluan, Tujuan, Pendekatan dan Permasalahan oleh Abdul Syukur Ibrahim. Pola Pergeseran Bahasa Jawa pada Masyarakat Perbatasan Jawa-Sunda di Keluarga Kerajaan Losari Kabupaten Brebes. Kami sudah menggunakan bahasa Bugis, hanya anak kecil saja yang menggunakan bahasa Indonesia.

Saat saya masih sekolah, tidak ada yang berbicara bahasa Indonesia, semua menggunakan bahasa Bugis. Pada tahun sembilan puluhan, bahasa Indonesia ni ana-ana e. (Sebelum tahun 1970, semua orang masih menggunakan bahasa Bugis, hanya sebagian yang menggunakan bahasa Indonesia.

Tabel Data
Tabel Data

Gambar

Table 4.1 penggunaan dan penguasaan Bahasa remaja
Tabel Data

Referensi

Dokumen terkait

4.3.5 Registration International applicants who were issued official admission offer letter may only register for courses at IUB after they have submitted the original documents