• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

Memproses proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang akan berujung pada hasil belajar yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah Banjarsari Kota Metro Utara tahun pelajaran 2012/2013, hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika masih rendah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: dapatkah penggunaan alat peraga meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Kota Metro Utara tahun pelajaran?

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV Matematika MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Kota Metro Utara. Sedangkan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Kota Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: penggunaan alat peraga matematika kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro dapat digunakan yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hasil belajar Mulyasa adalah “proses belajar siswa secara keseluruhan yang merupakan indikasi dari kompetensi dasar dan derajat perubahan tingkah laku yang terlibat” 3 Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah “faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa timbul .dan faktor eksternal, yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa itu sendiri”4. Lingkungan sekolah juga berperan penting dalam perkembangan belajar siswanya.Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, sekolah, seperti lingkungan kampus, media pembelajaran.Lingkungan sosial yang berhubungan dengan hubungan siswa dengan teman-temannya, guru dan staf lainnya. . Lingkungan sekolah juga melibatkan akademisi yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 5 Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kesiapan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan pengelolaan kelas yang tidak dikendalikan oleh guru. bahwa proses pembelajaran di kelas tidak kondusif. Melalui jenjang pembelajaran yang berbeda satu sama lain, pendidik yang baik adalah pendidik yang mampu mengajar dengan baik, terutama dalam menanamkan konsep-konsep baru dan mengetahui komponen-komponen hasil belajar. Komponen hasil belajar adalah.

Kesulitan dalam pembelajaran matematika yang menyebabkan hasil belajar kurang optimal dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merancang solusi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut pandangan tersebut, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran matematika yang mempelajari mata pelajaran abstrak atau nyata.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Relevansi penelitian

Deskripsi Teoritis 1. Hasil belajar

  • Matematika
  • Materi pokok bahasan a) Kubus
  • Alat peraga

Namun, ini tidak berarti bahwa setiap konsep matematika harus diajarkan dengan alat peraga.22 Namun, ada sedikit perbedaan antara alat peraga dan media. Dari gambar di atas terlihat bahwa perbedaan antara alat peraga dan media pendidikan adalah fungsinya, bukan isinya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan salah satu media pendidikan, yaitu alat yang membantu proses pembelajaran agar berlangsung proses komunikasi yang baik dan efektif. f.. Hujair AH Sanaky mengatakan dalam bukunya bahwa alat peraga dapat dibedakan menjadi tiga yaitu.

Contoh: jika guru menjelaskan bagaimana orang berolahraga, sholat, berwudhu, tawaf, membaca dan sebagainya, maka guru tidak perlu menggunakan alat peraga, tetapi guru mendemonstrasikan langsung tindakan tersebut dalam pengajaran di kelas. Dari fungsi di atas dapat dipahami bahwa anak akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pelajaran apabila menggunakan perangkat pembelajaran dengan alasan tahap berpikir anak terutama pada usia anak SD/MI masih dalam taraf konkrit. panggung. Penerapan alat bantu pendidikan dalam bidang matematika didasarkan pada kenyataan bahwa dalam bidang matematika banyak mata pelajaran yang memerlukan alat bantu untuk mendeskripsikannya, antara lain materi untuk menentukan sifat-sifat bentuk ruang, kisi-kisi kubus dan balok, identifikasi simetris. . bentuk datar dan hasil reflektif.angkat datar.

Gambar 1. Kubus
Gambar 1. Kubus

Hipotesis Tindakan

Bahan ajar yang cocok karena disukai anak berbagai usia, dibawa dalam keadaan siap pakai dan tidak memerlukan waktu persiapan selain menarik perhatian siswa untuk melakukan hal ini yang akan diujikan pada siswa kelas empat kelas MI. Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (KRK) ini sebagai berikut: Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Kota Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro dengan subjek penelitian ini siswa kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Matematika dengan jumlah 20 siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bekerjasama dengan guru IV. kelas yaitu Ibu Arfiah Qodariyati, S.Pd.i.

Objek Penelitian

  • Prosedur tindakan
  • Tahap-tahap penelitian
  • Kegiatan inti

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel terikat) 31 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah benda asli yang terbuat dari karton, kertas origami dan styrofoam yang dapat digunakan dalam demonstrasi di sekolah. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari hasil belajar posttest siklus I dan hasil belajar posttest siklus II yang diperoleh setelah diberikan tindakan.

Penelitian kelas (PTK) dilakukan dalam 2 siklus dengan menerapkan model yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto.

Gambar 8. Model Tahapan PTK yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto. 33
Gambar 8. Model Tahapan PTK yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto. 33

Menyampaikan materi

Kegiatan kelompok belajar

Mempresentasikan hasil kelompok belajar

  • Kegiatan akhir
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Observasi
    • Tes hasil belajar
    • Dokumentasi
  • Metode Analisis Data
  • KOMPUTERKANTOR KEPALA

Pada tahap ini dilakukan observasi atau observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan lembar observasi yang telah disiapkan, kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh informasi, sambil mengamati, guru pertunjukan mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pembelajaran siklus II akan dapat memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pada siklus II tahapan yang sama disampaikan pada siklus I, dengan melanjutkan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar atau lanjutan. indikator.

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi disertai dengan pencatatan kegiatan yang dilakukan siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode observasi ini digunakan oleh peneliti maupun guru bekerjasama dengan guru mata pelajaran yang bertindak sebagai pengamat untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tes hasil belajar adalah “tes yang mengukur kinerja seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses pembelajaran yang khas, yang sengaja dilakukan berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai”.

Pada penelitian ini digunakan tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam penggunaan alat peraga matematika. Tes dilaksanakan pada awal siklus (pre-test) dan pada akhir siklus (post-test) dengan standar nilai hasil belajar sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika sebesar 70. dokumentasi yang diperlukan adalah data tertulis tentang hasil belajar siswa, kondisi guru dan siswa, serta sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji perubahan skor “to” dan “tt” dengan melihat pertumbuhan skor belajar siswa pada pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa pada setiap siklus dengan menggunakan alat peraga matematika. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran matematika untuk setiap siklusnya, antara lain: Peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan melihat perubahan hasil belajar siswa. perhitungan "to" dan "tt". Jika to sama dengan atau lebih besar dari nilai titik “tt” yang tertera pada tabel (berlabel tt), maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kedua sampel ditolak; rata-rata dari kedua sampel adalah perbedaan yang signifikan.

Jika to kurang dari tt, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan Mean dari kedua sampel yang bersangkutan disetujui; Artinya perbedaan rata-rata kedua sampel tersebut bukanlah perbedaan rata-rata yang signifikan, melainkan perbedaan yang terjadi hanya secara kebetulan karena sampling error.

N MUSHOLA

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga pada mata pelajaran matematika kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro. Pada kegiatan inti, guru mengkomunikasikan materi tentang sifat-sifat bangun ruang (kubus dan balok) dengan menggunakan alat peraga. Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan uji komparasi uji “t” terhadap hasil belajar pretest dan posttest siklus I adalah penerapan penggunaan alat peraga pada mata pelajaran matematika kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro dapat diterapkan di kelas matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa. D.

Pokok bahasan adalah jaring geometri (kubus dan balok) dengan indikator yang menjelaskan jaring geometri (kubus dan balok) dengan bantuan alat peraga. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang paling tinggi adalah diskusi pembuatan alat peraga sederhana dengan rata-rata. Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan uji perbandingan uji “t” terhadap hasil belajar pretes dan postes siklus II adalah penerapan penggunaan alat peraga pada matematika kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari. Metro Utara Kota Metro dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil survei menunjukkan bahwa persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan alat peraga pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan Sumber Belajar Kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Kota Metro Utara dapat dilihat pada bagan berikut. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah berdasarkan penerapan pemanfaatan sumber belajar matematika kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan pembahasan yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi matematika dengan menggunakan alat peraga. Hasil uji “t” terhadap nilai rata-rata pretest dan posttest siklus I dan hasil belajar siswa siklus II yang dilakukan menunjukkan bahwa t0 lebih besar dari ttabel, sehingga dapat diketahui ada perbedaan yang signifikan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan sumber matematika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Banjarsari Metro Utara Kota Metro antara sebelum dan sesudah penerapan penggunaan alat peraga pada siklus I. Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro antara sebelum dan sesudah penerapan penggunaan alat peraga pada siklus II.

Muhammadiyah Banjarsari Kota Metro Utara Metro antara sebelum dan sesudah pelaksanaan penggunaan alat peraga pada siklus I dan siklus II. Jadwal Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa yang menggunakan alat peraga pada siklus I dan II.

Grafik 1 :Peningkatan hasil belajar siswa pretes dan postes siklus I   pada   mata   pelajaran   matematika   kelas   IV   MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro.
Grafik 1 :Peningkatan hasil belajar siswa pretes dan postes siklus I pada mata pelajaran matematika kelas IV MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara Kota Metro.

Gambar

Gambar 1. Kubus
Gambar 3 jaring-jaring kubus    Gambar 4 jaring-jaring balok d) Bangun datar simetris
Gambar 5. Pencerminan bangun datar segitiga
Gambar 6. Pola interaksi pendidikan/ pengajaran. 23
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana