Hasil penelitian hukum bacaan zikir berbentuk jahr di Masjid Al-Fatah Parakancanggah dan zikir berbentuk sirr di Masjid As-Salam Kalisemi menunjukkan bahwa dalam ṭuruq al-lafziyyah zikir berbentuk jahr menjadi landasannya. Masjid Al-Fatah yaitu HR. Adapun bagi ṭuruq al-ma'nawiyyah, amalan zikir jahr dan sirr di setiap masjid mempunyai nilai maslah. Sedangkan nilai maslahah dalam amalan zikir secara sirr di Masjid As-Salam desa Kalisemi antara lain dapat menyebabkan mukmin lainnya tidak merasa terganggu dalam shalat atau ibadah lainnya. kecuali kenangan ini akan lebih khusyuk dan terkonsentrasi, sehingga terasa lebih dalam di hati.
ﺔﻤاشﻜﺎٍﻠﻭﻷا
ﺓﺎﻜص
Jika diikuti huruf Syamsiyyah, ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang terletak setelahnya, tanpa huruf l (el).
ﻤّﺷﻟا
وِنَحذ
Seluruh staf Fakultas Syariah dan Hukum yang memenuhi segala kebutuhan penulis dalam rangka penanganan dan penyelesaian pengajaran selama perkuliahan dan disertasi ini. Jangan lupa teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini. Dan tidak lupa pula pihak-pihak yang telah memberikan masukan demi menyukseskan persiapan ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
PENDAHULUAN
Latar belakang
ايرثك اركذ للها اوركذا اونما نيذلا اهيا اي
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Kegunaan
- Kajian Pustaka
- Kerangka Teoritik
Secara umum umat Islam rutin melakukan ritual dzikir setelah melaksanakan Salat Maktubah, seperti yang dilakukan oleh jamaah Masjid Al-Fetah di desa Parakancanggah dan jamaah Masjid Es-Salam di desa Kalisemi yang menjadi subjek penulis. penelitian dalam tesis ini. Sedangkan Masjid Es-Salam di Desa Kalisemi merupakan masjid yang terletak di kompleks perumahan yang jemaahnya berasal dari berbagai ormas atau aliran, seperti NU, Muhamedije, SI, LDII, dll. Pada penelitian awal penulis, peringatan dilakukan oleh jamaah Masjid Al-Fetah di desa Parakancanggah dengan cara meninggikan suara (jahr).
Kemudian ia ditiru dan diikuti oleh jamaah, khususnya jamaah laki-laki. Berbeda dengan cara peringatan yang dilakukan jamaah Masjid As-Salam di Desa Kalisemi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil penelitian yang berjudul “Hukum Bacaan Zikir Menggunakan Jahr dan Sirr (Studi Banding Jamaah Masjid Al-Fatah Desa Parakancanggah dengan Jamaah Masjid As-Salam di Desa Kalisemi Banjarnegara).”
Melihat latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah membaca zikir jahr dan sirr (studi banding jamaah Masjid Al-Fatah di Desa Parakancanggah dan jamaah Masjid As. Untuk mengetahui, apa hukumnya dasar zikir adalah jahr dan sirr menurut jamaah Masjid Al-Fatah di desa Parakancanggah dan jamaah Masjid As-Salam di desa Kalisemi.Namun sangat sedikit pasal yang menjelaskan bagaimana Hukum Zikir melihat langsung pada zikir. persepsi jamaah di masjid.
Melihat tinjauan pustaka di atas, maka penulis belum menemukan adanya kesamaan pembahasan dalam buku, skripsi atau jurnal penulis diatas dengan pembahasan tentang bacaan zikir jahr dan pak, pada kajian jamaah Al-Fatah. Masjid di Desa Parakancanggah dan Masjid As-Salam Desa Kalisemi.
نيذلا اهيا ايايرثك اركذ للها اوركذا اونما
Dengan ini, Zikir merupakan cara berkomunikasi dengan Tuhan yang akan membawa manusia untuk berserah diri kepada-Nya 15. Dalam kajian teori ini, penulis bermula daripada pelbagai dalil daripada ayat dan hadis, yang akan dianalisis dengan bantuan teori pendekatan hukum dan juga akan meneliti kebaikan ayat-ayat tersebut, yang dalam konteks ini adalah ayat-ayat tentang zikir.
و ةفيخو اعرضت كسفن يف كبر ركذاود
نكت لاو لاصلااو ودغلاب لىقلا نم رهجلا نو
نيلفاغلا نم
يلع وبأ أبنأ دادغبب نارشب نب للها دبع نب دممح نب يلع ينسلحا وبأ انبرخأ انث رافصلا دممح نب ليعاسمإ
لاق دابع نب سيق نع نسلحا نع ةداتق نع يئاوتسدلا ماشى نع عيكو انث رشعم بيأ نب دممح نب ينسلحا ناك
لىوم دبعم ابا نا ورمع نيبرخا لاق جيرج نبا انبرخأ لاق قازرلا دبع انثدح لاق رصن نب قاحسإ انثدح نم سانلا فرصني ينح ركذلاب توصلا عفر نا هبرخا امهنع للها يضر سابع نبا نا هبرخا سابع نبا
ملعا تنك سابع نبا ل اذا كلذب اوفرصنا اذا
وتعسم
Sistematika Pembahasan
Pada sub bab tentang ritual akan dijelaskan pengertian dzikir, ruang lingkup dan nilai dzikir bagi umat Islam serta amalan dzikir di Masjid Al-Fatah Desa Parakancanggah dan Masjid As-Salam di Desa Kalisemi, serta menyajikan data lapangan. atau objek penelitian berupa profil masjid dan ritual jamaah Ah. Pada subbab praktikum akan dijelaskan tentang sejarah berdirinya masjid, struktur organisasi, letak masjid, data-data tentang jamaah, kegiatan jamaah serta dasar hukum zikir jahr di Masjid Al-Fatah dan zikir sirr dari Masjid As-Salam. . Dalam bab ini, penulis menganalisis argumentasi dan kritik yang dibangun atas landasan hukum zikir dan amalan zikir dan sirr yang dilakukan di kedua masjid tersebut.
Adapun hukum zikir secara jahr sesuai dengan pandangan jamaah Masjid Al-Fatah Parakancanggah berdasarkan dalil hadis riwayat Al-Bukhori nomor 841. Jemaat memahami jika dilihat dari jelas atau tidaknya, pengucapan hadis tersebut termasuk dalam kategori naṣ. Sedangkan pernyataan zikir sirr yang dijadikan landasan oleh jamaah Masjid As-Salam yaitu Al-A'rāf ayat 205, mereka berpendapat bahwa pernyataan tersebut jika dilihat dari segi jelasnya atau tidak, masuk dalam kategori ayat naṣ.
Dari ruang lingkup ucapan hingga sifatnya, ayat ini dianggap mutlak, karena ayat di atas menjelaskan bahwa dzikir secara umum tidak ada batasan dalam berdzikir. Kemudian jika dilihat dari bentuk tikhabnya, ayat tersebut terdapat tikhab amar yaitu perintah dengan pengucapan naṣ, namun jika dilihat dari analisa hukum istinbat menunjukkan bahwa zikir pada jahr dan sirr adalah sunnah. Nilai kemaslahatan dari amalan zikir yang santun di Masjid As-Salam desa Kalisemi antara lain agar jamaah lain tidak merasa terganggu saat shalat atau ibadah lainnya, sehingga jamaah yang berada di masjid akan merasa lebih bertaqwa. untuk berdoa dan akan merasa nyaman.
Jadi setiap zikir jahr dan sirr mempunyai nilai maslahah tersendiri sesuai dengan kebiasaan dan kondisi situasi lingkungan.
Saran
Demikian pula orang yang berdzikir secara santun akan lebih khusyuk dan fokus sehingga semakin terasa dalam hatinya. Laeli, Evi Hidayatul, “Peran Terapi Doa dan Dzikir Bagi Kesehatan Anggota Ikatan Seni Seroja”, Skripsi : Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Purwokerto, 2014. Artinya : “Dan berdoalah kepada Tuhanmu di dalam hatimu dengan rendah hati dan takut serta tidak meninggikan suara pada pagi dan sore hari, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.”
Dia memberitahu kami Ishaq bin Nashir berkata, dia memberitahu kami Abdurrazaq berkata, dia memberitahu kami Ibnu Juraij berkata, dia memberitahu saya 'Amru bahawa Abu Ma'bad bekas budak Ibnu 'Abbas adalah, memberitahunya bahawa Ibnu 'Abbas ra. Baginda dan memberi salam kepadanya, memberitahunya bahawa meninggikan suara dalam zikir setelah orang-orang selesai menunaikan solat fardhu berlaku pada zaman Nabi s.a.w. Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang sahaja. jangan sesekali sebut perkataan "ah" kepada ibu bapa anda. dan tanya negara kita di sana. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Wanita yang diceraikan hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tetapi barangsiapa mengkhawatirkan si mati, berbuat sebagian atau berbuat dosa, kemudian dia mendamaikan di antara keduanya, maka tidak ada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (kepergiannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa baginya, bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatNya.
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Ibn 'Abbas berkata: "Saya tahu bahawa mereka menyempurnakan solat kerana saya mendengarnya." Diceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid daripada Ayyub daripada Abu Uthman daripada Abu Musa radillallahu 'anhu katanya; "Kami dalam perjalanan bersama Nabi sallallahu 'alaihi wasallam, ketika kami berjalan ke tempat yang agak tinggi, kami bertakbir, lalu Nabi sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Saudara-saudara, rendahkanlah suara kamu. Laa haula walaa quwwata illaa billah ' (Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan AIIah) berkata: 'Amru memberitahuku bahawa Abu Ma'bad, bekas hamba kepada Ibnu 'Abbas, memberitahunya bahawa Ibnu 'Abbas رضي الله عنها. saw, memberitahunya bahawa meninggikan suara dalam berzikir setelah orang menyelesaikan solat fardhu berlaku pada zaman Nabi saw.
Ibn 'Abbas berkata: "Saya tahu bahawa mereka telah mengakhiri solat kerana saya mendengarnya." dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang, supaya kamu mendapat rahmat. Memberitahu kami 'Amru bin Hafs memberitahu kami Ayahku memberitahu kami Al A'masy. Aku mendengar Abu Shalih dari Abu Hurairah Radiyallahu'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Aku dan aku selalu bersamanya apabila dia mengingatku, apabila dia mengingatku dalam dirinya, maka aku mengingatnya dalam diriku, dan jika dia mengingati aku dalam satu kumpulan, kemudian aku ingat dia dalam satu kumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika dia mendekat kepadaku sebentar, maka aku akan mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepadaku sehasta, aku datang. lebih dekat kepadanya; jika dia datang berjalan kepadaku, maka aku akan berlari kepadanya."
Laa xawaala wa laa kuwwata “illaa billahi, laa” bog. Illallaahu, wa laa na'budu do "iyyaahu, lahun-ni'matu wa lahul-fadlu wa laxuth-thanaa'ul-xasanu, laa' ilaaha "ilaahu mukhlisin laxud-deena wa law karihal-kaafirun." Kami Muxammad bin Abdullah bin Numair telah telah telah kepada kepada kami kami ayahku telah kepada kepada kami Hisyam., laa haula walaa quwwata till billah, laa-ilaaha illallah wala na'budu till iyyah, lahun ni'matu walahu fadhlu walahuts tsana'ul hasan, laa-ilaaha illa Allah tvoj mukhlishiin lahud diinna walau karihal kafiruna.«.
Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah melainkan Dia, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, hanya kepada-Nya-lah berserah diri, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya). Kami Hammad bin Zaid daripada Ayyub daripada Abu Usman daripada Abu Musa berkata, 34; Suatu ketika kami bersama Rasulullah s.a.w dalam suatu perjalanan, jika kami mendaki tempat yang tinggi, maka kami pun bertakbir dan baginda bersabda: 'Permudahkanlah solat kerana kamu tidak menyeru kepada yang tuli dan yang ghaib. , sesungguhnya kamu berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan Maha Dekat." Kemudian dia datang kepadaku sedang aku berkata dalam hati: 'Laa haula walaa quwwata illa billaah (Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah)' , lalu dia berkata: "Wahai Abdullah bin Qais, ucapkanlah laa haula walaa quwwata illaa billaah, kerana bacaan itu adalah perbendaharaan syurga, atau dia berkata dengan editor: 'Mahukah saya tunjukkan ucapan itu?'