• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA KUTO TANJUNG KECAMATAN ULU RAWAS KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

N/A
N/A
M Padil Pratama

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA KUTO TANJUNG KECAMATAN ULU RAWAS KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA "

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA KUTO TANJUNG KECAMATAN ULU RAWAS

KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Oleh :

M Padil Pratama 02072000025

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSI RAWAS

2024

(2)

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, iman, serta ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “evaluasi jaringan pipa distribusi air bersih di desa kuto tanjung kecamatan ulu rawas kabupaten musi rawas utara ”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana (S1) pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Musi Rawas.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan petunjuk dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, antara lain kepada :

1) Prof. Dr. Ir. Andy Maulana , M.Sc, selaku Rektor Universitas Musi Rawas

2) Okma Yendri, ST.,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Musi Rawas yang juga sebagai Dosen Pembimbing I dalam mengarahkan penulis pada penyusunan Laporan Penelitian/Skripsi ini.

3) Anna Emiliawati, ST., M.Eng, selaku Pembantu Dekan I Prodi Teknik Sipil Universitas Musi Rawas.

4) Santi Sani, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing II dalam mengarahkan penulis pada penyusunan Laporan Penelitian/Skripsi ini.

5) Addy Sumarsono, ST., MT Selaku Ka. Prodi Fakultas Teknik Universitas Musi Rawas, yang telah membantu memberikan ilmu ditempat perkuliahan.

(3)

6) Dosen-Dosen dan Staf Prodi Fakultas Teknik Sipil Universitas Musi Rawas yang telah memberikan ilmu ditempat perkuliahan.

7) Kepada kedua orang tua dan saudara karena telah memberi semangat dan doa serta tenaga dalam kelancaran penulisan Laporan Penelitian/Skripsi ini.

8) eman-teman seperjuangan angkatan 2020 dan banyak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu penulis untuk menyelesaikan Proposal Penelitian/Skripsi ini.

9) Semua pihak yang telah memberikan informasi dalam penyusunan Laporan ini.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa Laporan Penelitian/Skripsi yang telah dibuat ini jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan. Semoga proposal skripsi yang telah dibuat ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi wabaraakatuh

Lubuklinggau, maret 2024

M. Padil Pratama

(4)

1.1. Latar Belakang

Air adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa air, kehidupan tidak akan mungkin ada di planet ini.

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Ketersediaan air bersih adalah kebutuhan pokok bagi manusia, oleh karena itu tidak mengherankan jika sektor air bersih diberikan prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.

Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.

(Ketentuan Umum Permenkes No.416/ Menkes/PER/IX/1990).

Pemenuhan kebutuhan air terus meningkat sejalan dengan kemajuan pe rkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk yang ada. Air minum memiliki peran yang sangat signifikan dalam perkembangan kabupaten/kota. Hal ini disebabkan oleh pentingnya air minum dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta keberlanjutan produktivitas perekonomian.

Membantu memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat adalah salah satu tanggung jawab utama pemerintah. Salah satu cara pemerintah memenuhi tanggung jawab ini adalah dengan menyediakan akses air minum yang penting bagi kesehatan, kebersihan, dan produktivitas masyarakat. Salah satu bukti pelayanan dari pemerintah adalah dibentuknya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). SPAM merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen fisik dan non-fisik yang saling berintegrasi. Komponen fisik meliputi prasarana dan sarana penyediaan air minum, sedangkan komponen non-fisik

(5)

mencakup aspek kelembagaan, manajemen, keuangan, partisipasi masyarakat, dan peraturan hukum yang terkait. SPAM Desa Kuto Tanjung terletak di Desa Kuto Tanjung kecamatan Ulu Rawas .

Desa Kuto Tanjug adalah salah satu desa yang ada di kecamatan ulu rawas Kabupaten Musi Rawas Utara, desa kuto tanjung sebagian besar mata pencarian masyarakat adalah petani. Di Desa ini banyak terdapat kebun yang dikelola sendiri oleh masyarakat terutama sawah, karet, dan ladang . Selain itu terdapat juga mata pencarian lain, tambang emas, tukang kayu, pedagang, dan wirausaha (home industri).Desa Kuto Tanjung adalah salah satu desa di kecamatan ulu rawas, adapun desa di kecamatan ulu rawas terdiri dari satu kelurahan dan enam desa, diantaranya yaitu desa jangkat, Desa pulau kidak, desa muara kuis, keluarahan muara kulam, desa sosokan,desa napalicin dan desa kuto tanjung. Pemenuhan kebutuhan air bersih pada SPAM desa kuto tanjung mendapatkan air dari aliran sungai batu ampar. Dari Sungai tersebut disalurkan ke pipa SPAM akan didistribusikan ke desa kuto tanjung, desa kuto tanjung sendiri terdiri dari empat RT.

Namun dalam pelaksanaannya, SPAM desa kuto tanjung yang jumlah pelanggan yang meningkat juga mendapatkan keluhan dari pelanggan.

Hal ini dapat dilihat dari keluhan pelanggan rata-rata mengatakan efektivitas pelayanan SPAM saat ini masih tidak efektif karena tidak meratanya pembagian konsumsi air bersih yang disebabkan jumlah konsumen lebih besar dari produksi dan luas nya daerah membuat pemdristribusi air bersih tidak merata. jaringan pipa distribusi air di desa kuto tanjung dikatakan belum optimal dikarenakan faktor tekanan dan kecepatan air didalam pipa yang rendah, serta kebutuhan debit air yang lebih besar dibandingkan suplai yang tersedia, dan kebutuhan air yang terus meningkat, serta kontinuitas air yang belum tersedia selama 24 jam. Akhirnya dari banyaknya keluhan yang muncul, banyak pelanggan SPAM memutuskan untuk menggunakan

(6)

mengenai kinerja sistem jaringan distribusi air bersih SPAM di desa kuto tanjung untuk menjamin air mengalir dengan baik, tidak terjadi kekurangan air, dan merata sesuai kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian yang berjudul “Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara”.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Skripsi ini adalah :

a. Bagaimana kondisi eksisting sistem jaringan perpipaan distribusi air bersih di Desa Kuto Tanjung ?

b. Berapa kebutuhan air SPAM Karang Jaya pada tahun 2024-2034 berdasarkan jumlah data pelanggan?

c. Berapa kecepatan aliran dan diameter pada pipa jaringan distribusi di SPAM Desa Kuto Tanjung pada tahun 2024-2034?

d. Bagaimana alternatif solusi jaringan pipa distribusi air bersih di SPAM Desa Kuto Tanjung pada tahun 2024-2034?

1.3.Tujuan

Maksud dari penulis tentang analisis sistem jaringan distribusi yang ada di Kecamatan Karang Jaya ini adalah

a. Menganalisis kondisi eksisting system jaringan perpipaan distribusi air bersih di Desa Kuto Tanjung.

b. Mengetahui kebutuhan air bersih yang ada di SPAM Desa Kuto Tanjung pada tahun 2024-2034.

c. Menghitung kecepatan aliran dan diameter pipa pada jaringan distribusi berdasarkan debit penyusutan air.

d. Memberi alternatif solusi jaringan pipa distribusi air bersih di SPAM Desa Kuto Tanjung pada tahun 2024-2034?

(7)

1.4.Batasan Masalah

Dalam penulisan Proposal Penelitian/Skripsi ini agar pembahasan dalam studi ini tidak meluas, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

a. Simulasi Jaringan Distibusi Air hanya dilakukan pada daerah tangkapan (catchment area) di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara.

b. Simulasi jaringan perpipaan distribusi air menggunakan Epanet 2.2 . c. Hanya melakukan penelitian aliran pipa SPAM pada Desa Kuto

Tanjung. sampai pada rumah pelanggan

d. Memperhitungkan kebutuhan dan ketersedian air untuk proyeksi pelanggan pada tahun 2024-2034.

e.

Hanya menghitung kebutuhan air domestik untuk kebutuhan air sambungan rumah (SR), dan kebutuhan air non domestik untuk fasilitas pendidikan (Sekolah Dasar).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi para stakeholder baik akademisi, pemerintahan ataupun masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan terhadap keilmuan berkaitan dengan distribusi pelayanan air minum.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan ke Pemerintahan Desa Kut Tanjung dan SPAM kuto Tanjung terkait dengan jaringan perpipaan terhadap pelayanan air minum.

1.6 Sistematika Laporan

BAB 1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

(8)

berisi tentang penelitian sebelumnya yang relevan menjelaskan nama peneliti, tahun peneliti, nama

universitas, judul penelitian, perbedaan antara

penelitian sebelumnya, menggunakan tabel dijelaskan secara singkat. Tinjauan pustaka berisi kajian teori-teori yang mendukung judul penelitian

dan mendasari pembahasan secara detail.

BAB III Landasan Teori

berupa definisi-definisi yang berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti. Dalam penggajian ini dituliskan juga tentang komponen yang

digunakan untuk keperluan penelitian.

BAB IV Metode Penelitian

menjelaskan rencana dan prosedur penelitian yang dilakukan penulis untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan permasalahan atau tujuan

penelitian.

BAB V Hasil dan Pembahasan

Terdiri dari tiga sub bab yaitu : Sub bab hasil, Sub bab pembahasan, Sub bab rekomendasi.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Terdiri dari dua sub bab yaitu : Sub bab kesimpulan dan sub bab saran.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Berikut merupakan hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan:

a. Kartika Indah Sari (2021) judul penelitian “Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Minum Dengan Menggunakan Epanet 2.0 di Kecamatan Girsang Sipangan Balon Kabupaten Simalungun” Universitas Harapan Medan.

b. Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman (2020) judul penelitian “Analisis Kebutuhan Jaringan Distribusi Air Bersih di Laroonaha Menggunkan Software Epanet 2.0” Universitas Halu Oleo.

c. Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR (2023) judul penelitian “Studi Kinerja Jaringan Pipa Air Bersih Menggunkan Epanet 2.0 di Kecamatan Biringkanaya” Universitas Muslim Indonesia.

2.2 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang akan di ambil berjudul “Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten MusiRawas Utara”. Diperoleh beberapa perbedaan dan persamaan dengan penelitian sebelumnya. Perbandingan penelitian dapat dilihat pada table 2.1

(10)

Peneliti Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman

Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

Judul Penelitian

Menganalisis Kebutuhan Jaringan Penyediaan Air

Minum Laroonaha

Menggunakan Software Epanet 2.0

Pengkajian jaringan pipa distribusi air minum menggunakan Epanet 2.0 di Kecamatan Simalungun Kecamatan

Girsang Sipangan Balon.

Studi Kinerja Jaringan Pipa Air Bersih Menggunkan Epanet 2.0 di Kecamatan Biringkanaya

Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih

Di D esa

Kuto Tanjung

KecamataanUlu Rawas KabupatenMusi Rawas Utara

Tahun Peneliti

2020 2021 2023 2023

Universitas Universitas Halu Oleo Universitas Harapan Medan

Universitas Muslim Indonesia

Universitas Musi Rawas

Masalah Proses penyediaan air minum dikelola oleh masyarakat dan

Pemerintah Kabupaten Simalungun berencana membangun area Instalasi

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari beberapa pelanggan

-

(11)

Nama Peneliti

Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman

Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

M. Padil

mnnnnnnnn Pratama

membuat penampungan air di sumber mata air, kemudian disalurkan melalui pipa transmisi menuju ke rumah warga.

Jika pengelolaan sistem distribusi air bersih kurang baik, akan menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya kurangnya tekanan air sehingga aliran air tidak terdistribusikan secara merata. Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis jaringan

Pengolahan Air (IPA)

berbasis Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) yang sumber air bakunya diambil dari sungai Aek Simarnaung.

Perencanaan pembangunan area Instalasi Pengelohan Air (IPA) ini diharapkan dapat menjadi sebuahsolusi terhadap meningkatnya kebutuhan

air minum yang

merupakan sebuah

masalah serius untuk pemerintah

PDAM di Perumnas Sudiang, rata - rata mengatakan efektivitas pelayanan PDAM saat ini masih tidak efektif karena jadwal pengaliran air yang hanya 7-12 jam saja sehari.

Selain itu, masyarakat juga masih sering menggunakan mesin pompa air untuk membantu kelancaran air.

Kemungkinan lainnya juga adalah jauhnya instalasi Pengolahan Air (IPA) yang jaraknya ±10 km ke

(12)

Saputra Sukarman Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

perpipaan distribusi air bersih di Desa Laroonaha.

Kabupaten Simalungun. Perumnas Sudiang mengurangi tekanan dan meningkatkan

kemungkinan kehilangan air dengan Perumnas Sudiang. Akhirnya setelah banyak keluhan, banyak pelanggan PDAM di Perumnas Sudiang yang memutuskan menggunakan sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya. Ini mirip dengan produk Berdasarkan wawancara dengan

(13)

Nama Peneliti

Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman

Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

M. Padil Pratama

wawancara yang kami lakukan dengan pihak PDAM Kota Makassar yang menyatakan bahwa takanan air pada Perumnas Sudiang memang masih rendah serta kontinuitas air yang belum tersedia selama 24 jam.

Hasil Penelitian

1) Berdasarkan jumlah penduduk pada Tahun 2019 yaitu 429 jiwa, maka dengan analisis kebutuhan air diperoleh

1) Kapasitas total kebutuhan air minum yang di distribusikan ke daerah pelayanan adalah sebesar 15,86 liter/detik.

1) Hasil Persepsi pelanggan di Perumnas Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar terhadap kinerja pelayanan

(14)

Saputra Sukarman Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

1) nilai kebutuhan air pada tahun tersebut adalah 0,23 liter/detik dan untuk proyeksi 10 tahun kedepan yaitu pada tahun 2028 dengan

jumlah penduduk 1165

jiwa diperoleh

kebutuhan air sebesar 0,76 liter/detik.

2) Dari hasil simulasi Epanet 2.0 terhadap jaringan distribusi air di Desa Laroonaha telah memenuhi syarat H-W

2) Hasil evaluasi perhitungan manual jaringan distribusi sistem penyediaan air minum di Kecamatan Girsang Sipangan bolon adalah sebagai berikut.

- Diameter pipa distribusi primer : Ø10 inchi - Diameter pipa distribusi sekunder :Ø4 inchi - Pompa dengan kapasitas 0,013�3/𝑑�

denganhead pompa : - dengan head pompa

PDAM yaitu kurang efektif karena waktu pengalirannya yang tidak menentu serta tekanan air yang tidak menentu pula terbukti dari jawaban responden yang memilih jawaban kurang efektif sebesar 43,75% dan tidak efektif sebesar 40,63%.

2) Besarnya kinerja sistem jaringan distribusi air bersih PDAM di

perumnas Sudiiang

(15)

Nama Peneliti

Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman

Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

M. Padil Pratama

Hasil Penelitian

(Hazzen Williams) Menurut aturan, kecepatan = 0,3-3 m/s, head loss = 0-10 m, tekanan = 10-100 m.

Nilai yang diperoleh:

a. Kecepatan tertinggi pada tabung 1 dan 3 (0,03 m/s) dan terendah pada tabung 4 (0,01 m/s).

b. Kehilangan energi yang

tinggi (sakit kepala)

Zona 1 : 80,16 m - Zona 2 : 165,4 m - Zona 3 :

82,2 m - Kapasitas Zona 1 100�3, Kapasitas Zona 2 dan 3 90�3.

3) Simulasi jaringan drainase menggunakan software Epanet 2.0

pada alkohol

ditampilkan pada Tabel 7. hasil analisis. Ia mampu menembakkan Aliran telah ditentukan aman

Di Kecamatan

Biringkanaya kinerja jaringan masih lemah yaitu 66% pada malam hari, di Perumnas Kecamatan Sudiang tidak ada air mengalir pada siang hari yang berarti kinerja jaringan

buruk dan

memerlukan perawatan.

(16)

Saputra Sukarman Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR

pada pipa 1,2,3 (0,01 m/km) dan pipa minimal 4 (0,00 m/km).

Nilai tekanan tertinggi terdapat pada node 4 (99,98) dan nilai tekanan terendah terdapat pada node 1 (84,99) m.

berdasarkan standar aliran pipa (0,3 - 4,5 m/s). Faktanya, nilai tekanan yang diperoleh dari setiap jaringan pipa terlalu tinggi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan wilayah layanan

di tingkat negara.

(17)

2.3 Pengertian Air

Berdasarkan jurnal (Sibula et al. 2022) Air merupakan elemen bumi paling dibutuhkan untuk berlangsungnya kehidupan mahkluk hidup. Terutama ketersediaan air bersih untuk masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan paling dibutuhkan dalam berbagai macam bentuk kegiatan sehari-hari.

a) Pengertian Air Bersih

Berdasarkan ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga untuk hidup sehari-hari, mempunyai mutu yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabilah telah dimasak. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan sistem penyediaan air minum. Persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologi agar konsumsi air tidak menimbulkan dampak buruk.

b) Pengertian Air Minum

Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2002) yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

2.4 Sumber Air Baku

Berdasarkan Triatmadja, (2018) mempergunakan dan memperoleh sumber air ialah sebagai berikut :

a) Sumber Air Baku dari Mata Air

Dari segi cara pengolahannya, sumber air jenis ini umumnya hanya memerlukan pengolahan sederhana, yaitu dengan melakukan penyaringan sederhana (penyaringan pasir lambat).

b) Sumber Air Baku dari Air Hujan

Dari sistem pengolahannya, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan tambahan , melainkan hanya perlu memperbaiki pH air dengan cara menambahkan sedikit kapur (pH normal air minum adalah 6 sampai 7).

(18)

pengolahan lebih lanjut. Apabila terdapat indikasi dari sumur operasi yang berdekatan mengandung Fe dan/atau Mn, maka diperlukan perlakuan aerasi dan filtrasi.

d) Sumber Air Baku dari Sumur Dangkal

Dari segi pengolahannya, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Penentuan lokasi sumur ini dapat dilakukan dengan mengamati sumur-sumur yang ada di sekitar wilayah pelayanan.

e) Sumber Air Baku dari Air Permukaan (Air Sungai, Danau, dan Embung) Dari segi pengolahannya, sumber air jenis ini umumnya memerlukan pengolahan sederhana, yaitu dengan menggunakan instalasi pengolahan Sederhana (slow sand filter). Kumpulkan sampel air untuk pengujian kualitas air untuk diuji di laboratorium yang disetujui

2.5 Sistem Penyediaan Air Minum

Menurut Joko, (2010) terdapat 2 (dua) sistem penyediaan air minum, yakni : a) Sistem Perpipaan

Sistem perpipaan atau jaringan perpipaan adalah suatu sistem penyediaan air minum yang mempunyai sistem distribusi melalui pipa dan unit pelayanan dengan menggunakan sambungan halaman dan keran umum.

Pelayanan perpipaan merupakan pelayanan distribusi air minum yang ideal jika dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air minum masyarakat di lokasi program. Pada umumnya penyediaan air minum dengan sistem perpipaan ini memerlukan pengelolaan selama pengoperasiannya. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang cukup untuk dapat mengelolanya agar sistem perpipaan ini dapat beroperasi dan beroperasi secara berkelanjutan. Hal lainnya adalah sangat sulitnya mendapatkan sumber air baku yang kualitas dan kuantitasnya cukup sehingga mudah menjangkau masyarakat melalui sistem transportasi.

(19)

b) Non Sistem Perpipaan

Sistem tanpa pipa atau jaringan yang bukan perpipaan adalah suatu sistem penyediaan air minum yang sistem penyalurannya tidak menggunakan jaringan pipa dan unit pelayanannya menggunakan pipa tegak umum, keran, dan tandon. Pada umumnya instalasi air minum pipeless merupakan instalasi kolektif yang dapat digunakan secara bersama-sama dan tidak memerlukan pengelolaan khusus. Namun jika pembangunan dan pemeliharaan lingkungan sekitar tidak baik maka pencemaran dapat terjadi.

2.6 Unit-unit Sistem Penyediaan Air Bersih

Menurut (Sibula et al. 2022) unit-unit system penyedian air bersih terbagi menjadi beberapa yaitu:

a) Bangunan Pengambilan

Bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih berupa bangunan penangkap air (broncaptering) dan intake. Kapasitas intake ini dibuat sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan.

b) Sistem Tranmisi

Sistem transmisi adalah salah satu komponen sistem penyediaan air bersih yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir dan instalasi pengolahan air, serta dari reservoir ke reservoir lainnya.

c) Sistem Distribusi

Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan dari penampungan air (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).

d) Tipe Pengaliran 1. Gravity System

Sistem ini digunakan bila reservoir terletak di daerah yang cukup tinggi sehingga tanpa menggunakan pompa, air dapat mengalir dengan gaya gravitasi.

(20)

sehingga “head” (tinggi energy) tidak memungkinkan terjadinya suplai air berdasarkan gaya gravitasi. Dengan pemasangan pompa berarti dilakukan penambahan “head” sehingga air dapat disuplai ke pemakai dan masih memiliki “head” yang cukup pada akhir jaringan pipa.

3. Dual System

Cara kerja sama seperti Pumping System, namun apabila pemakaian air di kota kecil, maka sebagian air akan tertampung pada “service reservoir”. Air pada “service reservoir” digunakan pada waktu pemakaian air maksimum (untuk mengurangi beban pompa), atau pada waktu pompa diistirahatkan/diperbaiki.

e) Reservoir

Reservoir merupakan tempat penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar dari suplai.

Elevasi tinggi adalah baik untuk pemakai, tapi butuh perhitungan yang cermat mengenai pengaliran memasuki reservoar dan mungkin memerlukan pompa dengan daya yang besar.

2.7 Fluktuasi Penggunaan Air

Fluktuasi penggunaan air bersih adalah variasi penggunaan air yang dilakukan oleh konsumen dari waktu ke waktu dalam skala jam, hari, minggu, bulan, dan tahun yang hampir secara terus-menerus. Penggunaan air bersih ada kalanya lebih kecil daripada kebutuhan rata-ratanya dan ada kalanya sama atau lebih besar dari pada rata-ratanya.

a) Kebutuhan Harian Rata-Rata merupakan rata-rata pemakaian air dalam satu hari baik untuk kebutuhan domestik maupun non domestik.

b) Kebutuhan Hari Maksimum merupakan kebutuhan air dalam satu hari yang terbesar dalam waktu kurun waktu satu tahun.

c) Kebutuhan Jam Puncak merupakan kebutuhan air dalam satu jam yang terbesar dalam kurun waktu satu hari.

(21)

2.8 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

PDAM, singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum, merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang berfokus pada pelayanan penyediaan air minum, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendagri No.2 tahun 2007. Keputusan Dalam Negeri Menurut UU No. 690-069/1992 tentang Pola Petunjuk Teknik Pengelolaan PDAM, PDAM memiliki tugas utama yaitu memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Selain itu, PDAM diharapkan mampu secara finansial mandiri dan berupaya meningkatkan kualitas layanan serta memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah.

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999, dijelaskanbahwa PDAM didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatakan air bersih dan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Untuk mencapainya, PDAM harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya denganprinsip dan azas ekonomi perusahaan yang sehat.

2.9 Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK ) Sistem penyediaan air minum di kecamatan ibu kota (SPAM IKK) ialah memiliki tujuan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur fisik serta non-fisik, seperti kelembagaan, manajemen, keuangan, partisipasi masyarakat, dan peraturan hukum. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan air minum bagi penduduk di kota kecil atau kecamatan.

SPAM IKK atau Sistem penyedia air minum ibu kota kecamatan ialah salah satu solusi bagi masalah rendahnya ketersediaan dan sulitnya akses air bersih yang dihadapi masyarakat di kota kecil dan pedesaan. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007, dijelaskan bahwa dalam pasal 5 ayat 1 bahwa rencana induk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan sebuah rencana jangka panjang dengan durasi 15-20tahun. Pada tahap awal perencanaan air minum dengan sistem perpipaan, SPAM adalah bagian penting yang harus dipertimbangkan.

Berdasarkan Permen PU No.18/PTR/M/2007 (SPAM) merupakan sarana dan prasarana air minum yang meliputi kesatuan fisik (teknis) dan non fisik (Non Teknis).

(22)

Misalnya adalah air tanah, air permukaan, dan air hujan.

2) Unit produksi dapat berupa sumur, sungai dan pabrik pengolahan.

3) Unit distribusi ialah unit yang melaksanakan tugas menyalurkan air dari unit produksi ke unit pelayanan pelanggan. Unit ini meliputi tangki penyimpanan,pompa, jaringan pipa dan peralatan.

4) Unit pelayanan merupakan perangkat terakhir dari sistem yang mempunyai kontak langsung dengan pelanggan. Unit pelayanannya dapat berupa sambungan rumah tangga dan hidran kebakaran umum.

b) Aspek Non Teknis

Aspek non-teknis meliputi keuangan, kelembagaan, manajemen, peran masyarakat dan hukum dipadukan secara sempurna untuk mewujudkan air minum yang aman bagi masyarakat menuju kondisi yang lebih baik.

2.10 Deskripsi Daerah Aliran

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis antara kekuatan penambahan dan penurunan penduduk yang berkelanjutan. Fasilitas ekonomi dan sosial tersebut merupakan bagian dari infrastruktur jangka panjang dan penting bagi warga Desa Kuto Tanjung. Faktor ini juga sangatmempengaruhi kebutuhan air yang harus dipenuhi di Desa Kuto Tanjung.

(23)

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Distribusi Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Pengelolaan air bersih sangat diperlukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pencegahan bencana maupun kekurangan air. (Sibula dkk., 2022)

3.1.1. Sistem Distribusi Air Bersih

Berdasarkan jurnal (Barang and Saptomo, 2019). Sistem distribusi air bersih adalah pengaliran air melalui sistem perpipaan dari bangunan penampungan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).

Menurut jurnal (Sibula dkk., 2022) Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. (Sibula dkk., 2022)

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air.

Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem:

a) Continuous system

Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam.

(24)

jam pada sore hari.

3.1.2 Proyeksi Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk adalah suatu perkiraan jumlah penduduk berdasarkan metode tertentu dengan asumsi-asumsi kelahiran, kematian dan migrasi. Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Jumlah penduduk disuatu wilayah sangat berpengaruh pada jumlah kebutuhan air di wilayah tersebut sehingga perlu dilakukan pengambilan data jumlah penduduk yang akan digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk sampai tahun rencana. (Sibula dkk., 2022) Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 18/Prt/M/2007. Persamaan untuk menghitung jumlah penduduk metode aritmatik, metode geometri dan last square adalah sebagai berikut:

a) Metode Aritmatik

𝑘� = 𝑃�−𝑃�...

(3.1)

𝑇2−𝑇1

𝑃� = 𝑃� + 𝐾� (𝑇� − 𝑇�)...(3.2) Dimana :

Ka = Kuantitatif aritmatik

Pa = Jumla penduduk tahun akhir Pi = Jumlah penduduk tahun awal T2 = Tahun akhir

T1 = Tahun awal

Po = Jumlah penduduk terbesar Tn = Tahun akhir

To = Tahun Awal b) Metode Geometri

𝑃� = 𝑃� (1 + 𝑟)ⁿ...(3.3) 𝑟 = 𝑗𝑢�𝑙�ℎ % 𝑝𝑒𝑟�𝑢�𝑏𝑢ℎ�� 𝑝𝑒�𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘...

(3.4)

Dimana :

Pn = Metode geometri

Po = Jumlah penduduk terkecil r = Laju pertumbuhan penduduk t = tahun

(25)

n = Periode proyek

c) Metode Last Square

� = � + 𝑏(�)...(3.5) 𝑏 = ∑�−𝑏 (∑�)...

(3.6)

� = � ∑��− ∑� ∑�

……….……….………(3.7)

� ∑�2−(∑�)²

Dimana :

y = Jumlah penduduk x = Jumlah tahun a,b = Koefesien regresi n = Jumlah data

d) Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis dengan menghitung standar deviasi atau koefisien korelasi.

1. Standar deviasi

� = √∑(𝑋�−�̅ ...

(3.8)

�−1

Dimana :

� = Standar deviasi 𝑋� = variabel independen

�̅ = Konstanta n = Jumlah data

Metode perhitungan proyeksi penduduk yang paling tepat adalah metoda yang memberikan nilai standar deviasi terkecil.

2. Koefesien Relasi

𝑟 = 𝑗𝑢�𝑙�ℎ % 𝑝𝑒�𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘...

(3.9)

𝑇2−𝑇1

Dimana :

r = koefesien relasi T2 = Tahun akhir T1 = Tahun awal

(26)

terpilih.

3.1.3. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada suatu wilayah atau daerah.

Banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, antara lain iklim, karakteristik penduduk, lokasi industri, kualitas air, dan biaya air. Perkiraan jumlah kebutuhan air bersih dapat dilakukan berdasarkan perkiraan kebutuhan air yang dikaitkan dengan penggunaan yang berbeda-beda dan beberapa faktor kebutuhan.

Tabel 3.1 Kebutuhan Air Berdasarkan Jumlah Penduduk

No Sektor Nilai Kebutuhan Air

(l/h)

1 Metropolitan >1.000.000 150

2 Kota Besar 500.000 - 1.000.000 130

3 Kota Sedang 100.000 - 500.000 110

4 Kota Kecil 10.000 - 100.000 90

5 Pendesaan 3000 - 10.000 60

Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Depertemen Pekerjaan Umum, 1996

Berdasarkan (Sibula dkk., 2022) kebutuhan air baku dalam suatu kota diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Kebutuhan domestik

Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari disebut sebagai kebutuhan domestik dalam hal ini termasuk air untuk minum, masak, mandi, cuci dan sebagainya. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan umum yang disediakan melalui fasilitas Keran Umum.

Tabel 3.2 Kriteria Perencanaan Kebutuhan Air Bersih

URAIAN

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK ( JIWA )

>1.000.000

500.000 s/d 1.000.000

100.000 s/d 500.000

20.000 s/d

100.000 < 20.000

(27)

MetropolitaKota n

Kota Besar Kota

Sedang Kota

Kecil Desa

1 2 3 4 5 6

Konsumsi Unit Sambungan

Rumah (SR) ( liter/org/hari ) > 150 150 - 120 90 - 120 80 - 120 60 – 80 Konsumsi Unit Hidran (HU)

( liter/org/hari ) 20 - 40 20 - 40 20 - 40 20- 40 20 – 40

Konsumsi unit non domestik

a. Niaga Kecil

(liter/unit/hari)

b. Niaga Besar

(liter/unit/hari) c. Industri Besar (liter/d)

600 – 900 1000 – 5000

0.2 – 0.8 0.1 – 0.3

600 – 900 1000 – 5000

0.2 – 0.8 0.1 – 0.3

600 1500 0.2 – 0.8 0.1 – 0.3

Kehilangan Air ( % ) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 – 30

Faktor Hari Maksimum 1.15 – 1.25

* harian

1.15 – 1.25

* harian

1.15 – 1.25

* harian

1.15 – 1.25

* harian

1.15 – 1.25

* harian

Faktor Jam Puncak 1.75 – 2.0

* hari maks

1.75 – 2.0

* hari maks

1.75 – 2.0

* hari maks

1.75 *hari maks

1.75

*hari maks

Jumlah Jiwa Per SR (Jiwa ) 5 5 5 5 5

Jumlah Jiwa Per HU ( Jiwa ) 100 100 100 100 - 200 200

Sisa Tekan Di penyediaan Distribusi

( Meter ) 10 10 10 10 10

Jam Operasi ( jam ) 24 24 24 24 24

Volume Reservoir ( % Max

Day Demand ) 15 - 25 15 - 25 15 - 25 15 - 25 15 – 25

SR : HU 50 : 50

s/d 80 : 20

50 : 50 s/d

80 : 20 80 : 20 70 : 30 70 : 30

Cakupan Pelayanan ( % ) 90 90 90 90 70

Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Depertemen Pekerjaan Umum, 1996

b. Kebutuhan non domestik

Kebutuhan air non-domestik adalah kebutuhan air bersih untuk sarana dan prasarana daerah yang teridentifikasi ada atau bakal ada berdasarkan rencana tata ruang. Sarana dan prasarana berupa kepentingan sosial/umum seperti untuk pendidikan, tempat ibadah, kesehatan dan juga untuk kepentingan komersil seperti untuk perhotelan, kantor, restoran dan lainlain. Selain itu juga keperluan industri, pariwisata, pelabuhan, perhubungan dan lain-lain.

Tabel 3.3 Standar Kebutuhan Air Non Dometik Untuk KategoriI V (Desa)

Sektor Nilai Satuan

Sekolah 5 Liter/murid/hari

(28)

Masjid 3000 Liter/unit/hari

Mushola 2000 Liter/unit/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Rumah Makan 100 Liter/tempat

duduk/hari

Komersial/Industri 10 Liter/hari

Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Depertemen Pekerjaan Umum, 1996

3.1.4. Fluktuasi Pemakaian Air

Jumlah pemakaian air oleh masyarkat untuk setiap waktu tidak berada dalam nilai yang sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu menyebabkan pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan turun atau dapat dapat disebut berfluktuasi.

(Binilang, 2018)

a) Faktor Harian Maksimum

Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak dalam satu hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum digunakan sebagai acuan dalam membuat sistem transmisi air bahan baku air minum. Kebutuhan air harian maksimum dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata dikali dengan faktor pengali.

b) Pemakaian Jam Puncak

Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbesar dalam 24 jam. Kebutuhan air puncak dihitung berdasarkan kebutuhan air total dikali faktor pengali.

Tabel 3.4 Faktor Pengali (load factor) Terhadap Kebutuhan Air Bersih

Jam Faktor pengali (load factor)

1 0.3

2 0.37

3 0.45

4 0.64

5 1.15

6 1.4

7 1.53

8 1.56

(29)

9 1.41

10 1.38

11 1.27

12 1.2

13 1.14

14 1.17

15 1.18

16 1.22

17 1.31

18 1.38

19 1.25

20 0.98

21 0.62

22 0.45

23 0.37

24 0.25

Sumber. DPU Ditjen Cipta Karya Direktorat Air Bersih2 , 1994: 24

3.1.5. Sistem Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan (Peraturan Pemerintah No.122, 2015) tentang Sistem Penyediaan Air bersih, yang dimaksud dengan air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Sistem penyediaan air biasanya terdiri dari : pengumpulan air, pengolahan air, sistem transmisi dan sistem distribusi. Aktivitas pengolahan air sangat dibutuhkan ketika kualitas dari air yang disadap tidak memenuhi standar kualitas air minum, sehingga tujuan dari pelayanan air minum masih dapat terpenuhi. Aktivitas sistem transmisi adalah mengumpulkan dan menyalurkan air dari sumber ke pengolahan air. Sedangkan sistem ditribusi adalah mendistribusikan air tersebut kepada pelanggan dengan volume dan tekanan yang memenuhi.

a) Persyaratan Penyedian Air Bersih

Dalam penyediaan sistem air bersih terdapat beberapa syarat atau standar yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut sebagai berikut: (Binilang, 2018)

1) Persyaratan kualitatif

(30)

tidak berbau dan tidak berasa (tawar). Selain bau,warna, dan rasa, syarat lain yang harus dipenuhi secara fisik adalah suhu.

2) Persyaratan Kuantitatif

Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya, air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani.

3) Persyaratan Kontinuitas

Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan kualitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap.

3.1.6. Sistem Pengaliran

Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoar, pompa dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Sistem pengaliran dalam sistem distribusi air bersih dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (Sibula dkk., 2022)

a) Cara Gravitasi

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.

b) Cara Pemompaan

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.

c) Cara Gabungan

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompa dan disimpan dalam reservoir distribusi.

(31)

3.1.7. Jaringan Distribusi

Menurut jurnal (Indah Sari, 2021) Tata letak distribusi ditentukan oleh kondisi topografi daerah layanan dan lokasi instalasi pengolahan biasanya dialirakan dalam berbagai jenis jaringan distribusi. Jenis jaringan distribusi diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Sistem Cabang (branch)

Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) menyerupai cabang sebuah pohon. Pada system ini ujung pipa percabangan dari pipa utama biasanya tertutup sehingga menyebabkan ujung pipa tersumbat kotoran yang mengganggu pendistribusian air.

Kerugiannya adalah bila terjadi kebocoran pada salah satu pipa, maka pipa–pipa lain alirannya akan terhenti pada saat perbaikan.

Gambar 3.1 Sistem distribusi pipa percabangan b) Sistem Gridiron

Pipa induk utama, pipa induk sekunder, serta pipa pelayanan utama saling terhubung. Jaringan pipa utama dibuat melingkar sehingga sirkulasi air yang lebih baik dan jika ada perbaikan terhadap kerusakan maka distribusi air tidak akan berhenti maka pelayanan sambungan air minum dapat terlayani.

Gambar 3.2 Sistem distribusi pipa gridiron

(32)

Pipa

Pipa

pipa utama dibuat melingkar sehingga sirkulasi air yang lebih baik dan jika ada perbaikan terhadap kerusakan maka distribusi air tidakakan berhenti maka pelayanan sambungan air minum dapat terlayani. karena cara pembagian debit antara berbingkai pipa dapat dilaksanakan dengan mudah tetapi perhitungan harus dilakukan berulang - ulang untuk mendekati ketepatan harga yang dapat diterima.

Gambar 3.3 Sistem distribusi pipa melingkar 3.1.8. Sistem Perpipaan

Sistem perpipaan merupakan salah satu metode yang digunakan oleh manusia untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan bantuan pompa ataupun tanpa menggunakan pompa (gravitasi). Pada dasarnya fluida yang dialirkan melalui system perpipaan akan mengalir ketempat yang diinginkan selama tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida tersebut lebih besar dari tekanan fluida itu sendiri.

Menurut Rachel Zandra Singgal, Nur Azila Jamal. Sistem perpipaan dapat dibedakan menjadi: ((Singal and Jamal, 2022)

a) Pipa transmisi adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air baku ke unit pengolahan atau mengalirkan air bersih dari unit pengolahan ke reservoir pembagi.

(33)

b) Pipa induk adalah pipa utama untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir distribusi ke wilayah pelayanan melalui titik – titik tapping sambungan sekunder.

c) Pipa sekunder adalah pipa distribusi yang digunakan untuk membagi air dari suatu wilayah pipa primer sampai pipa tersier.

d) Pipa tersier adalah pipa distribusi yang langsung ke rumah – rumah.

3.1.9. Jenis-Jenis Pipa Distribusi a. Pipa utama

Pipa utama atau pipa induk merupakan pipa pertama yang mengalirkan air keluar dari sumber air dan menyebar ke seluruh pipa cabang untuk dialirkan.

b. Pipa percabangan

Pipa cabang atau pipa sekunder adalah pipa yang mengalirkan air keluar dari pipa utama dan menyebar ke seluruh bagian pipa tingkat tersier, biasanya pipa PVC yang mengarah langsung ke rumah- rumah masyarakat setempat.

c. Pipa plumbing

Plumbing adalah jaringan pipa yang mengalirkan air dari pipa tersier langsung ke dalam rumah atau dari pipa di dalam rumah.

3.1.10. Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi

Pipa merupakan komponen utama dalam jaringan perpipaan meliputi transmisi dan distribusi. Pipa berfungsi sebagai sarana untuk mengelirkan air dari sumber air ke reservoar dan dari reservoir ke konsumen. Jenis pipa yang digunakan dalam jaringan antara lain, bambu, pipa PVC, besi galvanisir, baja, beton dan sebagainya.

Jenis pipa sangat berpengaruh pada layanan jaringan, keawetan dan biaya investasi maupun operasinya. Selain itu jenis pipa juga menentukan tekanan air dalam pipa yang dapat bertahan. (Binilang, 2018)

(34)

fluida/air dengan dinding pipa disebut kehilangan energi primer (Mayor Losses) dan perubahan penampang pipa, perubahan arah aliran pada pipa dan belokan pipa disebut kehiangan energi sekunder (Minor Losses). Kekasaran pipa merupakan faktor penyebab besar/kecilnya gesekan fluida/air dengan dinding pipa.

1) Kehilangan Energi Mayor

Kehilangan energi mayor disebabkan oleh gesekan sekeliling pipa dan sepanjang pipa. Kehilangan energi oleh gesekan disebabkan karena cairan atau fluida mempunyai kekentalan dan dinding pipa tidak licin sempurna. Jika dinding licin sempurna, maka tidak ada kehilangan energi, yaitu saat diameter kekasaran nol.

2) Kehilangan Energi Minor

Kehilangan energi minor adalah kehilangan energi yang terjadi ditempat yang memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran misalnya, valve, elokan, sambungan, dan asesoris lainnya.

3.2. Transmisi

3.2.1. Sistem Transmisi dan Reservoir a) Sistem Tranmisi

Jaringan transmisi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari tempat pengambilan (intake) sampai tempat pengolahan atau dari tempat pengolahan ke jaringan distribusi. (Singal and Jamal, 2022)

Berdasarkan (Haji dkk., 2023) Sistem transmisi merupakan sistem pengangkutan air dari bangunan pengambilan air baku ke komunitas sehingga menjadi penghubungan antara sistem pengumpulan dengan sistem distribusi. Saluran air baku dipasang

(35)

di antara pengumpul air baku dan instalasi penjernihan untuk mengangkut air walaupun air baku tersebut tidak perlu diolah, karena klorinasi merupakan salah satu fasilitas penjernihan yang selalu ada.

Saluran transmisi untuk aliran yang bertekanan biasanya menggunakan pipa sebagai saluran pipa transmisi. Saluran transmisi untuk aliran yang bertekanan dapat membawa air melalui jalur yang turun-naik mengikuti kontour permukaan tanah yang dilewatinya. Pipa transmisi pada aliran bertekanan perlu memperhatikan titik yang paling tinggi dan titik yang paling rendah. Pada titik yang paling tinggi, udara akan terjebak didalamnya, yang akan menyebabkan penyumbatan aliran airnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan penempatan katup pelepas udara (air release valve). Katup pelepas udara juga berfungsi memasukkan udara ke dalam pipa untuk meningkatkan kecepatan aliran air pada saat menguras pipa Sedangkan pada titik terendah pipa bertekanan, kotoran menumpuk dan tersapu aliran air. Untuk mengatasinya, pasang katup pembuangan.

Jaringan pipa transmisi terbagi menjadi dua yaitu :

a) Jaringan pipa transmisi air baku, digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air baku ke instalasi pengolahan air.

b) Jaringan pipa tranmisi air bersih/air minum, yang berfungsi mengalirkan air bersih/air minum olahan ke tangki penyimpanan produk pengolahan air atau reservoir utama (penyimpanan produk olahan) ke tangki umum sebelum didistribusikan

b) Reservoir

Reservoir merupakan tempat penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar

(36)

dan mungkin memerlukan pompa dengan daya yang besar.Reservoir distribusi bisa berupa menara reservoir/tangki atau groundreservoir. Reservoir distribusi umunya berbentuk kotak.

Daerahpelayanan bisa dibagi dalam beberapa zona tekanan dengan masing-masing punya reservoir sendiri. (Sibula dkk., 2022)

Menurut jurnal (Singal and Jamal, 2022). Reservoir merupakan bak penampung untuk distribusi air ke wilayah pelayanan.

Fungsinya yaitu sebagai tempat menyimpan air yang telah diolah dan juga sebagai tempat ekualiasasi aliran. Reservoir pelayanan ini dapat berupa bak atau menara air. Kapasitas reservoir yang dibutuhakan dapat ditentukan melalui metode analitik ataupun grafik berdasarkan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di wilayah pelayanan.

3.2.2. Saluran Pipa Tranmisi

a. Perencanaan jalur pipa tranmisi

Berdasarkan SNI 7509:2011 perencanaan jalur pipa tranmisi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.

1) tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup menjamin operasi air valve

2) menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar (80%

tekanan kerja pipa) sehingga tidak ada perbedaan kelas pipa b. Penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

1) kehilangan tekanan dalam pipa tidak lebih dari 30% dari total head statis pada sistem transmisi dengan pemompaan. Untuk sistem gravitasi, kehilangan tekanan maksimum 5 m/1000 m atau 80% tekanan kerja sesuai dengan spesifikasi teknis pipa.

(37)

3.2.3. Perlengkapan

Peralatan yang diperlukan pada saluran transmisi adalah wash valve, katup pelepas udara maupun meter untuk mengetahui jumlah air yang diangkut dan mendeteksi kebocoran yang terjadi.

3.3. Pengenalan EPANET

EPANET merupakan sebuah program komputer berbasis Windows yang dikembangkan oleh U.S. Environmental Protection Agency (EPA).

EPANET melakukan simulasi hidrolik dan perilaku kualitas air dalam jaringan pipa bertekanan, seperti sistem pasokan (supplier) air perkotaan.

(Singal and Jamal, 2022)

Berdasarkan (Rossman, 2012) EPANET (Environmental Protection Agency Noetwork) adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air atau reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga disimulasikan.

EPANET di design sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. Juga dapat digunakan untuk berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa pelanggan.

EPANET dapat membantu dalam memanage strategi untuk merealisasikan qualitas air dalam suatu system. Semua itu mencakup

a) Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu sistem

b) Alternatif pemompaan dlm penjadwalan pengisian/pengosongan tangki.

(38)

Dijalankan dalam lingkungan windows, EPANET dapat terintegrasi untuk melakukan editing dalam pemasukan data, running simulasi dan melihat hasil running dalam berbagai bentuk (format), Sudah pula termasuk kode- kode yang berwarna pada peta, tabel data-data, grafik, serta citra kontur.

3.3.1. Kegunaan EPANET

Kegunaan program Epanet dalam simulasi sistem penyediaan air bersih antara lain :

a) Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air yang ada dalam air pipa distribusi.

b) Dapat digunakan sebagai dasar analisa dan berbagai macam sistem distribusi, detail desain, dan model kalibrasi hidrolik

c) Dapat membantu menentukan alternatif strategis manajemen dan sistem jaringan pipa distribusi air bersih seperti :

1) Sebagai penentuan alternatif sumber / instalasi, apabila terdapat banyak sumber / instalasi.

2) Sebagai simulasi dalam menentukan alternatif pengoperasian pompa dalam melakukan pengisian reservoir maupun injeksi ke sistem distribusi.

3) Digunakan sebagai pusat treatment seperti dalam hal melakukan proses khlorinasi, baik di instalasi maupun dalam sistem jaringan.

4)Dapat digunakan sebagai penentuan prioritas terhadap pipa yang akan dibersihkan / diganti.

(39)

Tabel 3.5 Nama menu dan penjelasan Nama menu Penjelasan

Junction Titik pada jaringan dimana garis bertemu dan dimana air memasuki atau meninggalkan jaringan

Elevation Ketinggian air

Base Demand Rata-rata atau kebutuhan nominal air Initial Quality Jumlah Total Pipa

Demand Kebutuhan air

Head Aliran air pada pompa Pressure Tekanan air

Quality Jumlah Pipa

Length Panjang pipa

Diameter Diameter pipa Roughness Kekasaran pipa

Flow Pembatas tekanan

Felocity Kecepatan air

Unit headloss Laju aliran air dalam pipa

Friction factor Gesekan atau kehilangan tekanan Status Penjelaskan terbuka atau tertutup

Sumber. buku manual Epanet. September 2000

3.3.2. Input Data Dalam EPANET

Data-data yang dibutuhkan dalam EPANET sangat penting sekali dalam proses analisa, evaluasi, dan simulasi jaringan distribusi air bersis berbasis Epanet.

a. . Input data yang dibutuhkan adalah:

1) Peta

2) junction/titik dari komponen distribusi 3) Elevasi

4) Panjang pipa distribusi 5) Diameter dalam pipa

(40)

8) Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa) 9) Beban masing-masing node (besarnya tapping) 10) Faktor fluktuasi pemakaian air

11) Konsentrasi khlor di sumber

b. Output yang dihasilkan diantaranya adalah:

1) Hidrolik head dari masing-masing titik 2) Tekanan dan kualitas air.

3.3.3. Komponen dalam program Epanet terdiri dari:

Beberapa komponen yang ada di program EPANET adalah sebagai berikut:

a. Node, yang merupakan gambaran dari tank, reservoir, junction b. Link, yang merupakan penghubung node serta gambaran dari pipa,

pompa, katup dan sebagainya.

EPANET memodelkan sebuah system distribusi sebagai sebuah mata rantai yang terhubungkan dengan node (titik). Penghubung dapat melambangkan pipa, pompa danvalve control. Node adalah titik melambangkan junction, tank, dan reservoir.

1. Junction

Junction adalah titik pada jaringan, dimana air akan masuk atau keluar dari jaringan. Data input dasar yang dibutuhkan untuk junction adalah :

a) Elevasi b) Kebutuhan air c) Kualitas air awal

Data output yang dihasilkan dari junction adalah : a) Hydraulic head

b) Tekanan c) Kualitas air

(41)

Junction bisa juga :

a) Memiliki kategori kebutuhan

b) Memiliki kebutuhan negatif menandakan bahwa air keluar dari jaringan

c) Menjadi sumber dimana konstituen masuk pada jaringan

d) Mengandung emitters (atau springkler) yang debitnya tergantung pada tekanan.

2. Reservoir

Reservoir adalah titik yang melambangkan sumber air yang tidak terbatas pada jaringan. Reservoir yang digunakan pada model biasanya seperti danau, sungai, air tanah, dan lain-lainnya.

Reservoir juga bisa memberikan titik sumber kualitas air.

Input data yang utama pada reservoir adalah hydraulic head (sama dengan level permukaan airnya jika reservoir tidak dalam keadaan bertekanan) dan kualitas awal untuk analisis kualitas air.

Karena reservoar merupakan titik batas pada jaringan, maka head dan kualitas airnya tidak bisa dipengaruhi oleh aoa yang terjadi pada jaringan. Oleh karena itu reservoar tidak menghasilkan output perhitungan. Walaupun demikian, headnya dapat bervariasi terhadap waktu sesuai dengan pola yang telah ditetapkan

3. Bak Penyimpanan Air (watertank)

Tank adalah titik dengan kapasitas penyimpanan yang volumenya bisa bervariasi terhadap waktu. Input data yang utama untuk tank adalah :

a) Elevasi dasar tank

b) Diameter (atau bentuk lain jika bukan silinder) c) Awal, minimum, dan maksimum level air d) Awal kualitas air

Output utama yang dihitung terhadap waktu adalah :

(42)

Tank dibutuhkan untuk beroperasi sepanjang level minimum dan maksimum. EPANETakan menghentikan aliran keluar jika tankpada level minimum dan menghentikan aliran masuk pada saat level maksimum. Tank juga dapat memberikan titik sumber kualitas air.

3.3.4 Perhitungan Manual a) Debit

Berdasarkan (SNI 7381-2012) debit adalah volume air per satuan meter.

Berdasarkan Buku Hidrologi Terapan Bambang Triatmadjo (2008).

Persamaan untuk menghitung debit adalah seagai berikut:

� = 𝐴. �...(3.10) Dimana :

Q = debit saluran (m³/detik)

V = kecepatan rerata di saluran (m/detik) A = luas penampang aliran (m²)

b) Kecepatan Aliran (Velocity)

Kecepatan aliran adalah kecepatan air yang mengalir melalui pipa.

Berdasarkan Buku Hidrologi Terapan Bambang Triatmadjo (2008).

Persamaan untuk menghitung debit adalah seagai berikut:

� = �...

(3.11)

𝐴

Dimana :

V = kecepatan rerata di saluran (m/detik) Q = debit saluran (m³/detik)

A = luas penampang aliran (m²)

c) Perhitungan tekanan air (Pressure)

Menurut ardiansyah, pitojo tri juwono , m janu simoyo. 2012 persamaan untuk menhitung tekanan aliran air (pressure) adalah sebagai berikut :

(43)

ρ = h – z...(3.12) Dimana,

ρ = tekanan (pressure)z

= elevasi h = head

d) Perhitungan Headloss

Kehilangan energi utama disebabkan oleh gesekan atau friksi dengandinding pipa.

Besarnya kehilangan energi pada pipa menurut Hazen Williams dapatditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

ℎ� = 10,675 � ( � �20%) � �1,852

1,852� �4,8704...(3.13) Dimana:

hf = Headloss

� = Debit air dalam pipa (m3 /s)

� = Diameter pipa (m)

� = Panjang pipa (m)

� = Koefisien kehilangan energi Hazen Williams

(44)

Lokasi Penelitian

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SPAM Desa Kuto Tanjung yang terletak di Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara.

Gambar 4.1 Lokasi penelitian 4.2 Layout

Layout ialah suatu penentuan tata lekat desain pada elemen tertentu untuk membuat gambar yang menarik. Untuk layout jaringan pipa SPAM Desa Kuto Tanjung yang ditunjukan pada gambar 4.2 dibawah ini:

Gambar 4.2 layout jaringan pipa

(45)

4.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitiannya dilakukan selama 6 bulan Pelaksanaan dan jadwal ini perlu dipaparkan karena waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan cukup panjang, sehingga dengan penjadwalan ini diharapkan dapat memberikan kendali atau kontrol bagi peneliti supaya dapat selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Jadwal penelitian ini direncanakan dalam waktu 6 bulan, perincian jadwal dan kegiatan yang ditunjukan pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian Kegiatan

Bulan

Maret April November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pemberkasan

2 Pembuatan Proposal TA 3 Seminar Proposal TA 4 Pengumpulan Data 5 Pengolahan Data 6 Pembuatan Laporan 7 Seminar hasil 8 Ujian Akhir 9 Pengadaan Skripsi

4.4. Alat Penelitian a. Meteran b. Alat Tulis c. Kamera Foto

d. Global Positioning System (GPS) menentukan koordinasi lokasi SPAM Desa Kuto Tanjung.

4.5. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam Menyusun penelitian/skripsi ini beberapa tahapan sampai selesainya penelitian ini. Adapun tahapan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah : 4.5.1. Studi Literatur

Pada tahapan penelitian ini dilakukan dengan tahapan yang di lakukan ialah studi literatur/belajar sastra, belajar sastra adalah belajar di perpustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penulisan dan dijadikan landasan dalam penelitian ini, seperti

(46)

4.5.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahap awal penelitian lapangan dan pengumpulan data, yang ditentukan dengan menganalisis data yang dikumpulkan. Sumber informasih penelitian ini ailah data primer dan skunder.

4.6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

4.6.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan atau data yang dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti dari pihak-pihak yang berkepentingan. Topik utama penelitian ini adalah sumber air SPAM, debit air, dan kondisi jaringan perpipaan

4.6.2 Data Skunder

Data sekunder adalah data dan informasi yang diperoleh dari instansi pemerintah yang berwenang menyediakannya. Untuk memperolehnya, peneliti langsung mengunjungi institusi yang terlibat dalam penelitian.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta jaringan pipa, data jaringan pipa, jumlah pelanggan dan data wilayah layanan.

4.7. Pendefinisian Masalah dan Studi Literatur

Tahapan pertama dalam menyelesaikan penelitian/skripsi ini adalah dengan melakukan pendefinisian masalah dan studi literatur. Pendefinisian masalah diperlukan untuk menentukan penelitian/skripsi dari pengerjaan penelitian/skripsi ini sehingga dapat diketahui ruang lingkup permasalahan yang perlu dibahas dalam skripsi ini. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh dasar teori yang mencukupi selama pengerjaan skripsi ini.

4.7.1. Evaluasi Model Saat Ini (Exsisting)

Model saat ini sebaiknya dievaluasi untuk menentukan status jaringan distribusi air bersih SPAM di wilayah Kuto Tanjung sebagai acuan. Iniadalah contoh studi/makalah yang berjudul: Analisis Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Menggunakan Epanet 2.2 Di desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara.

(47)

4.7.2. Definisi Masalah

Untuk menyelesaikan suatu masalah dengan baik, Anda perlu mengetahui akar masalahnya. Pemecahan masalah dibuat dengan melihat masalah yang muncul.

4.7.3. Studi Literatur

Tinjauan pustaka ini dilakukan untuk memperoleh data dasar untuk analisis data terkomputerisasi.

4.7.4. Pengolahan Data

Data diambil dari hasil penelitian pada SPAM Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara kemudian dilakukan dengan menganalisis menggunakan program EPANET 2.2.

4.7.5. Data Pelanggan

Untuk pelaksanaan penelitian/skripsi harus mempunyai data pelanggan yang ada di desa Kuto Tanjung.

4.7.6. Kondisi Jaringan Air

Kondisi Jaringan Air di Desa Kuto Tanjung sudah ada namun untuk saat ini kondisi sudah tidak mampu lagi menampung debit air yang lebih besar. Sehingga perlunya menganalisa kembali penyebab terjadinya kekurangan air di Desa Kuto Tanjung.

4.7.7. Data Jaringan Pipa

Untuk menganalisa jaringan distribusi maka perlu adanya data jaringan pipa yang ada di desa Kuto Tanjung.

4.8. Pengambilan Data

Adapun data yang diperlukan sebagai input dalam simulasi jaringan distribusi air bersih di Kabupaten Musi Rawas Utara berupa peta eksisting jaringan pipa,datajumalah pelanggan SPAM desa Kuto Tanjung, dan data pipa.

4.9. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan sedemikian rupa agar berjalan secara sistematis dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut :

(48)

Pengambilan Data

Analisis Kebutuhan Air Bersih Tahun 2023-2033 Untuk

Perpipaan Identifikasi Masalah

Studi Pendahuluan

Data Primer

Data Jumlah Pelanggan

A

Peta Jaringan Pipa Eksisting

Uji 3 Metode

1.Metode Aritmatika 2.Metode Geometri 3.Metode Last Square Debit Air

Data Pipa

Uji Kesesuaian Hasil dengan Standar Deviasi dan Koefesien

Korelasi Proyeksi Jumlah Pelanggan Observasi

Data Skunder

(49)

Kesimpulan dan saran

Selesai Rancangan Jaringan

Perubahan Dimensi Pipa atau Jalur Pipa

Hasil Analisa dan Pembahasan Ya

Lanjut Tidak

Simulasi Jaringan Pipa dengan Program Epanet 2.2

Gambar 4.3 Flowchart bagan alir metode penelitian Input Peta Jaringan

A

Pengolahan Data

(50)

Gambar

Tabel 3.1 Kebutuhan Air Berdasarkan Jumlah Penduduk
Tabel  3.3  Standar  Kebutuhan  Air  Non  Dometik  Untuk KategoriI V (Desa)
Tabel 3.4 Faktor Pengali (load factor) Terhadap Kebutuhan Air Bersih
Gambar 3.2 Sistem distribusi pipa gridiron
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan Sistem Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Kelurahan Talang Bubuk Kecamatan Plaju Palembang.. Kelurahan Talang Bubuk merupakan kawasan pemukiman yang sebagian

Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang digunakan metode aritmatik, geometrik, dan eksponensial, dari hasil perhitungan diperoleh jumlah kebutuhan air bersih di

Hasil dari pengolahan data setelah menggunakan metode MST diperoleh panjang minimum dari jaringan pipa air bersih untuk PT Aetra Air Jakarta dan PT PAM

adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air baku ke unit pengolahan atau mengantarkan air bersih, dari unit pengolahan atau mengantarkan air bersih, dari

Persyaratan dalam menentukan Sistem Distribusi Air Bersih No Beda tinggi antara Sumber air dan daerah Pelayanan Jarak Penilaian 1 Lebih besar dari 30 m < 2 km Baik,

Hidraulika Aliran pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih Garis atau saluran mengacu pada sistem di dalam fasilitas atau struktur, biasanya digunakan untuk pengangkutan aliran gas atau

Berikut adalah tabel yang memberikan rincian mengenai produksi air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Bantuas:: Tabel 4.5 Data Produksi Air Bersih

Berikut adalah tabel yang memberikan rincian mengenai produksi air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Bantuas:: Tabel 4.5 Data Produksi Air Bersih