PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Pembatasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah
- Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Beberapa uraian peneliti mengenai latar belakang penelitian di atas mempunyai arti bahwa peneliti tertarik untuk meneliti “Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU Sebagai Pengguna Aktif Media Sosial Snapchat”. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian khususnya kajian mengenai pemanfaatan media sosial.
URAIAN TEORITIS
Dari segi akademik, kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi untuk memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. Secara praktis, kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dalam penilaian citra diri pengguna media sosial, khususnya pengguna media sosial Snapchat.
METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri atas beberapa subbab yang uraiannya masing-masing dengan substansi sebagai berikut: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Hasil Penelitian dan Sistematika Penulisan.
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
PENUTUP
URAIAN TEORITIS
Komunikasi
- Model Komunikasi
- Proses Komunikasi
- Elemen – Elemen Komunikasi
- Fungsi Komunikasi
- Tujuan Komunikasi
- Teknik Komunikasi
- Hambatan Komunikasi
- Media Komunikasi
Sumber yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengguna aktif Snapchat yang berusia antara 18-25 tahun. Penerima dalam penelitian ini adalah pengguna yang berada pada daftar teman sesuai dengan akun pengguna tersebut.
Komunikasi Massa
- Komponen Komunikasi Massa
- Fungsi Komunikasi Massa
- Karakteristik Komunikasi Massa
Sesuai dengan ciri-ciri pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan tersebut harus diketahui oleh semua orang. Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa adalah media massa yang mempunyai ciri khas, mempunyai kemampuan menarik perhatian khalayak secara bersamaan (simultan) dan secara bersamaan (instan). Dalam komunikasi massa, pesan-pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (audiens) yang heterogen.
Dalam proses perjalanan pesan dari sumber media massa ke penerimanya, gatekeeper terlibat di dalamnya. Media massa tidak hanya menyajikan fakta atau data, tetapi juga informasi dan interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Media massa dapat mempersatukan anggota masyarakat yang berbeda-beda sehingga membentuk suatu hubungan (relationship) yang didasari oleh kesamaan minat dan kegemaran terhadap suatu hal.
Fungsi hiburan dari informasi massa tidak mempunyai tujuan lain selain untuk meredakan ketegangan di benak khalayak, karena menonton berita-berita ringan atau menonton acara hiburan di televisi dapat menyegarkan kembali pikiran khalayak. Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis.
Komunikasi Antarpribadi
- Model Komunikasi Antarpribadi
- Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
- Proses Komunikasi Antarpribadi
- Fungsi dan Keampuhan Komunikasi Antarpribadi
- Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi
Diri sebagai objek merupakan konsep diri yang dibentuk oleh pola-pola yang teratur dan stabil yang dipahami bersama oleh seseorang dan orang lain. Subjek merupakan penggerak untuk melakukan tindakan, sedangkan konsep diri atau objek memberikan arahan dan bimbingan (Morissan, 2013). Banyak orang yang dengan sengaja mengubah situasi hidupnya dengan tujuan mengubah konsep dirinya (Morissan, 2013).
Menurut teori ini, identitas sosial seseorang membentuk konsep diri dan memungkinkan orang tersebut menempatkan dirinya pada posisi tertentu dalam jaringan hubungan sosial yang kompleks (Sarwono, 2005). Jika konsep diri kita sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka menerima pengalaman dan ide baru. Keinginan untuk menutup diri, selain karena persepsi diri yang negatif, bermula dari kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
Untuk meningkatkan rasa percaya diri, perlu dipupuk citra diri yang sehat, seperti yang dikatakan Maxwell Maltz, seorang psiko-cyberneticist: "Percayalah pada diri sendiri dan Anda akan berhasil." Citra diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita, karena citra diri mempengaruhi pesan mana yang ingin kita sampaikan (paparan selektif), bagaimana kita memahami pesan (persepsi selektif) dan apa yang kita ingat (memori selektif).
Konsep Diri
- Pengertian Konsep Diri
- Dimensi-Dimensi Dalam Konsep Diri
- Perkembangan Konsep Diri
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
- Konsep Diri Real dan Konsep Diri Ideal
- Eksistensi Diri
Harga diri bukanlah faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang konstan dan berbeda. Bagi Agustiani, pada masa awal kehidupan, citra diri individu sepenuhnya didasarkan pada persepsinya terhadap dirinya sendiri. Citra diri merupakan bagian sentral dari pengalaman individu, yang secara perlahan dibedakan dan disimbolkan sebagai gambaran diri sendiri yang menceritakan “apa dan siapa saya sebenarnya”.
Dalam Yusuf (2008), menurut Rogers, konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri sejati dan konsep diri ideal. Kongruensi berarti suatu keadaan dimana pengalaman diri diungkapkan secara cermat dalam suatu konsep diri yang utuh, utuh dan benar. Dampak dari ketidaksesuaian adalah Rogers beranggapan bahwa masyarakat akan merasa cemas jika konsep dirinya terancam.
Untuk melindungi dirinya dari kecemasan tersebut, orang akan mengubah perilakunya agar tetap berpegang pada konsep dirinya. Konsep diri menggambarkan konsepsi seseorang tentang dirinya, ciri-ciri yang dianggapnya sebagai bagian dari dirinya.
Mahasiswa
- Pengertian Mahasiswa
- Karakteristik Perkembangan Mahasiswa
Melihat teori dramaturgi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap orang ingin menjadi pusat perhatian orang lain. Setiap orang mempunyai keinginan untuk menunjukkan yang terbaik dari apa yang dimilikinya hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Tahap ini dapat digolongkan sebagai masa remaja akhir hingga masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia pelajar ini adalah memantapkan sikap seseorang dalam hidup (Yusuf, 2012: 27).
Kekecewaan terhadap kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu Anda dan lambat laun Anda mulai menerima keadaan Anda. Mampu beradaptasi dan menunjukkan keterampilan sosial pada tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber dari keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan tidak menghalangi pencapaian yang ingin dicapai. f) Penguatan pengendalian diri berdasarkan skala nilai dan norma; Nilai-nilai pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan tindakan tertentu, kini bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma-norma di luar diri.
Nilai-nilai pribadi terkadang harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku di lingkungannya. g) Abaikan reaksi kekanak-kanakan dan cara beradaptasi; dunia remaja mulai tertinggal dan di hadapannya terbentang dunia kedewasaan yang akan dimasukinya. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa persiapan menuju tahap perkembangan selanjutnya yaitu masa dewasa muda.
Teori New Media 1. Pengertian New Media
- Kelebihan dan Manfaat New Media
Masyarakat menggunakan media massa untuk mengatasi hambatan antara dirinya dengan orang lain atau untuk menghindari aktivitas lain. Media Baru atau media online didefinisikan sebagai produk komunikasi yang dimediasi teknologi yang hidup berdampingan dengan komputer digital (Creeber dan Martin, 2009). New Media adalah media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, mempunyai karakter fleksibel, mempunyai potensi interaktif dan dapat berfungsi baik secara privat maupun publik (Mondry, 2008: 13).
Masyarakat jaringan” adalah formasi sosial yang memiliki infrastruktur kelompok, organisasi, dan komunitas massa yang menekankan pada bentuk organisasi asli dari segala aspek (individu, kelompok, organisasi, dan kelompok sosial). Media baru (media baru/media online) mempunyai kecepatan untuk memperluas interaksi yang lebih efisien, murah dan cepat untuk memperoleh informasi terkini dan terkini.Tidak hanya memperpendek jarak saat berkomunikasi pesan, teknologi komputer dan internet juga telah berkembang dan menghilangkan penggunaan sambungan kabel, namun tetap dapat sangat memungkinkan transfer informasi yang cepat ke seluruh dunia (Bagdakian, 2004: 114).
Salah satu penonton dapat mengunduhnya dan kemudian membaginya dengan orang-orang di jaringan pertemanan atau kerjanya. Kemudian pihak yang mendapatkan distribusi dapat mendistribusikannya kembali kepada orang-orang yang ada dalam jaringannya, dan seterusnya.
Media Sosial Snapchat
- Fitur – Fitur Snapchat
Selain itu, obrolan snapchat lebih pribadi dan rahasia karena konten yang dibagikan berdurasi maksimal sepuluh detik. Teman dapat ditambahkan berdasarkan ID, di sekitar, atau berdasarkan kontak ponsel. e) Melakukan panggilan suara dan video. Salah satu perubahan terbesar yang dilakukan Snapchat pada pembaruan terakhirnya pada November 2016 adalah penambahan fitur panggilan suara dan video.
Pengguna dapat menggunakan fitur ini dengan dua cara: . dengan mengirimkan rekaman suara atau video berdurasi 10 detik, atau dengan menelepon kontak untuk memulai percakapan suara atau video dengan durasi berapa pun. Fitur panggilan suara dan video ini ada di fitur chat Snapchat, sehingga pengguna perlu membuka percakapan chat dengan seseorang untuk mulai menggunakan fitur ini. Setelah membuka percakapan, Anda dapat melihat ikon panggilan suara dan video di kotak obrolan. f) Gunakan "mode perjalanan" untuk menyimpan data.
Yang menjadikannya inovatif adalah fitur ini berfungsi menyediakan konten video dari berbagai media dan brand populer seperti MTV, National Geographic, People, Yahoo News, Comedy Central, Vice, CNN, Cosmopolitan, dan ESPN kepada pengguna. Melalui fitur Discover, pengguna aplikasi ini dapat menonton konten berupa video yang disediakan oleh berbagai media populer dan partner.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Kerangka Konsep
- Definisi Konsep
- Konsep Real
- Mahasiswa
- Media Sosial Snapchat
- Konsep Diri Ideal
- Kategorisasi
- Informan
- Teknik Pengumpulan Data
- Observasi
- Wawancara
- Triangulasi/gabungan
- Teknik Analisis Data
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Deskripsi Lokasi Penelitian
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat, peneliti akan memperoleh data yang sesuai dengan standar data yang telah ditetapkan. Observasi atau observasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data yang wajar digunakan terlebih dahulu dalam melakukan penelitian. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data yang ada dan sumber data (Sugiyono, 2010: 241).
Hasil penelitian ini dianalisis berdasarkan berbagai data yang ada, setelah itu diambil kesimpulan berdasarkan kategori tertentu. Penelitian yaitu segala data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain wawancara, dokumentasi, observasi, catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan lain sebagainya. Reduksi data adalah pemilihan atau klasifikasi data, menentukan mana data yang penting dan mana yang tidak penting.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis data dengan bentuk analisis yang mempertajam, mengkategorikan, mengarahkan, menghilangkan data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dan diverifikasi. Kategorisasi, yaitu penyusunan kategori data dengan menarik kesimpulan sementara dari hasil data yang diperoleh.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Penyajian Data
- Hasil Penelitian 1. Profil Informan
- Dian Rahma Sari Lubis (DR)
- Ayu Ladila (AL)
- Giezla Muttaqien (GM)
- Astari Ramadhani (AR)
- Analisis Data
- Pembahasan Data
- Kesimpulan
- Saran
Alasan penunjukannya sebagai informan dalam penyidikan ini karena ia aktif menggunakan media sosial Snapchat dengan lebih dari 1.000 unggahan. Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti di lapangan, peneliti menemukan beberapa temuan mengenai konsep diri mahasiswa FISIP USU sebagai pengguna aktif media sosial Snapchat. Konsep diri ideal di sini adalah kelompok konsep diri yang isinya terdiri dari para informan yang lebih suka menggambarkan dirinya sebagai sesuatu yang diinginkannya di media sosial Snapchat.
Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa Snapchat berperan sebagai media dalam menampilkan konsep diri siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan terbagi dalam beberapa motif dalam penggunaan media sosial Snapchat. Penggunaan Snapchat di kalangan mahasiswa juga menunjukkan perbedaan konsep diri yang mereka tampilkan di media sosial baru ini.
Persepsi diri nyata yang ditunjukkan oleh informan DR dan GM menunjukkan bahwa kedua informan cenderung menunjukkan area terbuka tersebut ketika berinteraksi melalui media sosial Snapchat. Siswa menciptakan citra diri yang mereka inginkan ketika mereka memposting video atau gambar kehidupan sehari-hari mereka melalui media sosial Snapchat. Siswa juga mempunyai sikap ganda dalam interaksi sosialnya di dunia nyata dan di media sosial.
Bentuk ekspresi diri melalui media sosial Snapchat ini juga sebaiknya dimanfaatkan ke arah yang positif.
DAFTAR PUSTAKA