• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI FULL (2)

N/A
N/A
wahyuddin smk9ptk

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI FULL (2)"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Unsur-unsur penting pembelajaran yang baik meliputi (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pembelajaran, dan (4) hubungan antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran fisika, siswa yang aktif dalam pembelajaran adalah yang terpenting (Paul Suparno, 2007: 2). Selain itu, model pembelajaran yang digunakan juga mempengaruhi apakah siswa memahami materi atau tidak.

Model pembelajaran yang tidak melibatkan semua siswa secara aktif hanya akan mempengaruhi hasil belajar sebagian siswa saja. Pada pembelajaran fisika di kelas X MIPA 2 ditemukan bahwa lebih dari 50% siswa kurang memperhatikan pelajaran. Hal ini menjadi indikator bahwa motivasi belajar fisika mereka rendah dan masih ada siswa yang tidak menyerahkan tugas.

Jika siswa memiliki motivasi yang rendah dalam belajar fisika, hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa tersebut. Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kompetisi dalam kinerja, sehingga juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan motivasi dan efektifitas hasil belajar fisika siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem. Bagaimana peningkatan motivasi belajar fisika dengan penerapan model pembelajaran TGT pada siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem. Bagaimana peningkatan hasil belajar fisika dengan penerapan model pembelajaran TGT pada siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

  • Landasan Teori
    • Pembelajaran Fisika
    • Model Kooperatif Tipe Teames Games Tournament (TGT)
    • Motivasi Belajar Fisika
    • Hasil Belajar Fisika
    • Materi Momentum dan Impuls
  • Penelitian yang Relevan
  • Kerangka Berpikir
  • Hipotesis Penelitian

Lamanya belajar yaitu tingkat motivasi belajar dapat diukur dari berapa lama siswa menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan belajar. Sikap terhadap belajar, yaitu kecenderungan tingkah laku siswa terhadap belajar, apakah senang, ragu-ragu, atau tidak senang. Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam penelitian ini terdiri dari lima aspek yaitu: (1) sikap siswa terhadap pembelajaran, (2) minat belajar siswa, (3) keseriusan siswa dalam belajar, (4) kesadaran siswa belajar, dan (5) kesadaran siswa untuk berprestasi.

Pada umumnya nilai yang digunakan guru untuk mengukur hasil belajar siswa adalah evaluasi aspek kognitif. Hasil belajar fisika kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem berdasarkan ulangan harian materi gerak lurus sangat rendah. Berdasarkan uraian tersebut dihipotesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem.

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar fisika pada siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Subjek dan Objek Penelitian

Jenis Data

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Instrumen

Hasil analisis validasi isi instrumen pretest/posttest siklus I Indikator pembelajaran Tidak ada pertanyaan Tidak ada pertanyaan. Untuk hasil validasi instrumen pretest/postest siklus II, 12 dari 13 soal berhasil diselesaikan. Hasil validasi isi II. siklus Instrumen Pre-test/post-test Indikator pembelajaran Tidak ada pertanyaan Tidak ada pertanyaan yang diselesaikan Memahami hukum.

Secara rinci hasil validasi empiris disajikan pada Lampiran 11, sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen memiliki nilai 1,04, rinciannya pada Lampiran 24. Siklus LDPD I dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran momen. dan di bawah impuls - materi dengan nilai kesepakatan persentase rata-rata 98%. , selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28. Sedangkan siklus II LDPD dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran sub materi hukum kekekalan momentum dan jenis tumbukan dengan nilai rata-rata Percent Agreement 100%, Selengkapnya.

RPP siklus I dan siklus II dimungkinkan untuk digunakan dalam pembelajaran dengan nilai rata-rata Percent Agreement (PA) sebesar 95%. Hasil analisis validasi RPP dengan menggunakan (PA) dirinci pada Lampiran 26 untuk RPP siklus I dan pada Lampiran 27 untuk RPP siklus II.

Deskripsi Hasil Penelitian

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar, setiap kelompok berisi 4 orang dengan kemampuan yang heterogen. Kegiatan terakhir siklus I adalah post test, sebelum guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa sebelum dimulai. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan model kooperatif TGT dengan menggunakan soal yang sama dengan pretest, namun urutan nomornya diacak.

Berdasarkan data tabel, pada Siklus I sebelum dilakukan tindakan, sebanyak 0% siswa menyelesaikan KKM 71. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT, sehingga siswa dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Post test dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan model kooperatif TGT.

Hasil belajar kognitif siklus II pretest menunjukkan 0% siswa yang tuntas KKM 71. Setelah dianalisis dengan menggunakan rata-rata gain, besarnya peningkatan motivasi belajar siswa 0,3 termasuk dalam kategori sedang.

Pembahasan Hasil Penelitian

Apersepsi, demonstrasi, dan penggunaan media lain digunakan untuk menarik perhatian siswa saat menyampaikan materi. Diskusi dilakukan dengan mengerjakan makalah diskusi siswa yang telah divalidasi oleh dosen validasi dan guru fisika GŠM N 1 Pakem. Turnamen berlangsung dengan permainan kartu fisik, dalam prakteknya masih banyak siswa yang bingung dengan aturan mainnya, sehingga guru harus menjelaskannya beberapa kali.

Pada saat turnamen berlangsung, siswa membacakan soal dengan keras agar 7 siswa lain yang berada di meja turnamen yang sama dapat mendengarnya, sehingga membuat kelas menjadi kurang kondusif. Hasil belajar siswa meningkat dalam kategori sedang seperti pada siklus sebelumnya, namun rata-rata perolehannya meningkat menjadi 0,52. Berdasarkan refleksi pada siklus sebelumnya, turnamen dilakukan dengan jumlah siswa per meja turnamen sebanyak 4 siswa, sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif dan siswa lebih fokus mengikuti turnamen.

Peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 7, sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 8. Persentase Ketuntasan Belajar Fisika Siklus I dan Siklus II Mengajar dan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT mengalami peningkatan proses. Menurunnya aktivitas belajar disebabkan pembelajaran fisika pada siklus II dilaksanakan pada hari-hari puasa sehingga siswa mulai lelah.

Meskipun aktivitas belajar siswa menurun, namun motivasi belajar siswa terus meningkat berdasarkan angket. Rata-rata peningkatan motivasi belajar fisika siswa pada siklus I berdasarkan peningkatan sebesar 0,14, dan pada siklus II sebesar 0,30. Salah satu faktor penyebabnya adalah pembelajaran dengan model kolaboratif TGT berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.

Motivasi belajar yang diukur dalam penelitian ini meliputi beberapa indikator yaitu: (1) sikap siswa terhadap pembelajaran, (2) minat siswa dalam belajar, (3) keseriusan siswa dalam belajar, (4) kesadaran siswa untuk belajar dan (5 ) kesadaran siswa untuk berprestasi. Motivasi belajar dan hasil belajar fisika siswa X MIPA 2 mengalami peningkatan dalam kategori sedang, dan lebih dari 50% siswa telah lulus KKM 71. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah terpenuhi pada siklus II, sehingga penelitian ini dihentikan pada siklus II. .

Keterbatasan Penelitian

PENUTUP

Kesimpulan

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan langkah-langkah penyajian kelas menggunakan media yang menarik, berdiskusi dengan teman sekelompok yang mengerjakan LDPD, mengikuti wisata menggunakan kartu fisika dengan jumlah peserta maksimal 4 orang dan memberikan reward bagi siswa atau kelompok yang mendapat yang paling. Hasil turnamen efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA N 1 Pakem. Setelah menggunakan model kooperatif TGT dalam pembelajaran, motivasi belajar fisika siswa meningkat. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar siswa meningkat dengan perolehan rata-rata 0,30 dan termasuk dalam kategori 3 sedang.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran Numbered Head