• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA KECIL (INDUSTRI PONDOK) MANUFAKTUR TEMPE. Studi Kasus: Industri Rumah Tangga Pembuatan Tempe di Desa Wonosari 35 Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik apa saja yang mempengaruhi keberlangsungan usaha kecil temporer. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tertarik dengan judul “Karakteristik yang Mempengaruhi Keberlanjutan Usaha Kecil (Home Industry) Pengolahan Tempe (Studi Kasus: Home Industry Pengolahan Tempe di Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur) meningkatkan ).

Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas; Untuk mengetahui karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan usaha kecil tempe di Desa Wonosari 35 Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian lapangan untuk mengetahui karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan usaha kecil (industri rumahan) pembuatan tempe di Desa 35 Wonosari Kabupaten Pekalongan yang sudah berjalan lama. Namun dalam penelitian ini hanya berupa deskripsi dan pernyataan mengenai karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan kerja kecil sementara.

Selanjutnya peneliti melihat ciri-ciri usaha kecil sehingga dapat mempengaruhi kegiatan yang dilakukan. Usaha Kecil Pengolahan Pabrik Tempe di Desa Wonosari, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur, Kabupaten Pekalongan, Lampung Timur. Karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan usaha kecil pembuatan tempe di desa Wonosari, Pekalongan, Lampung Timur.

Jadi karena dimiliki oleh usaha kecil-kecilan sangat menguntungkan bagi pemilik usaha tempe. Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Keberlanjutan Usaha Kecil Pembuatan Tempe di Desa Wonosari, Pekalongan, Lampung Timur. Pembuatan Tempe Kecil di Desa Wonosari Pekalongan, Lampung Timur. Berdasarkan uraian hasil penelitian, karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan usaha kecil pembuatan tempe di Desa 35 Wonosari tercermin dari pengelolaan usahanya dan bagaimana setiap pemilik memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Hanya ada empat ciri yang dimiliki oleh usaha kecil yang mempengaruhi keberlangsungan usaha tempe seperti yang telah dijelaskan di atas. Berdasarkan uraian data pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dari beberapa ciri yang dimiliki oleh usaha kecil, terdapat empat ciri yang mempengaruhi keberlangsungan usaha pembuatan tempe di Desa 35 Wonosari, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur. , terpengaruh.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

Usaha Kecil

  • Pengertian Usaha Kecil
  • Kelebihan dan Kekurangan Usaha Kecil

Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat-alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun-temurun dan dikaitkan dengan seni dan budaya14. 26/I/UKK tanggal 29 Mei 1993 tentang Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah suatu perusahaan yang mempunyai jumlah harta kekayaan sebanyak-banyaknya Rp 600 juta tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempatinya. Dalam prakteknya, pemilihan usaha kecil dilakukan oleh pemilik modal kecil dan jenis kegiatan usaha yang relatif kecil.

Keberlangsungan Usaha Kecil

Sedangkan keberlangsungan usaha adalah keadaan atau keadaan suatu usaha yang didalamnya terdapat cara-cara untuk memelihara, mengembangkan dan melindungi sumber daya serta memenuhi kebutuhan yang ada pada suatu usaha (industri). Metode yang digunakan berasal dari pengalaman saya sendiri, pengalaman orang lain dan berdasarkan kondisi perekonomian dunia usaha saat ini. Pengertian keberlanjutan menurut kamus ilmu-ilmu sosial adalah cara dilakukannya suatu tindakan atau tugas.

Karakteristik Usaha Kecil

  • Kandungan Lokal yang Tinggi pada Input Produksi
  • Fleksibilitas Penyesuaian Kapasitas Produk
  • Pemasaran yang Terbatas
  • Karakteristik Wirausaha (Pemilik Usaha)
  • Modal yang Terbatas
  • Pembukuan yang Sederhana
  • Manajemen Berdiri Sendiri
  • Keuntungan yang Relatif Kecil

Oleh karena itu, peneliti merumuskan pertanyaan terkait dengan karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan usaha pembuatan tempe. Survei industri pembuatan tempe dalam negeri di Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Sejarah Singkat Berdirinya Industri Tempe Dalam Negeri di Desa Wonosari, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur Wonosari, Kabupaten Pekalongan, Lampung Timur.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sifat Penelitian

Sumber Data

Menurut Kuncoro, cara pengumpulan data primer bisa dilakukan secara pasif dan aktif. Menurut Rianto Adi, bahwa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objeknya, yaitu data pertama yang diperoleh dari pihak pertama, dari sumber asli yang belum diolah dan dijelaskan oleh orang lain. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data aktif sehingga peneliti melakukan wawancara terhadap responden tersebut.

Responden yang diwawancarai peneliti adalah pemilik usaha tempe, karyawan dan beberapa konsumen yang dipilih secara acak. Sumber sekunder bervariasi mulai dari surat pribadi, catatan harian, risalah rapat asosiasi hingga dokumen resmi berbagai instansi pemerintah. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berkaitan dengan literatur terkait usaha kecil dan faktor keberlangsungan atau keberhasilan usaha.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan, baik hasil wawancara maupun observasi, pada saat melakukan survei di 35 desa Wonosari mengenai karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi keberlangsungan usaha pembuatan tempe, kemudian menarik kesimpulan dari survei tersebut. dilakukan. Seiring bertambahnya usia, produksi tempe sesuai dengan tenaga kerja dan modal yang tersedia, sehingga jumlah kedelai yang ditanam bervariasi untuk menghasilkan tempe siap jual. Keempat ciri tersebut di atas mempengaruhi lamanya kegiatan produksi tempe, dimana kegiatan ini telah mengalami perubahan sejak berdirinya hingga saat ini.

Dengan demikian keempat karakteristik tersebut mempengaruhi keberlangsungan usaha pembuatan tempe di Desa 35 Wonosari, meskipun masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan demi keberlangsungan dan keberhasilan usaha ini. Perubahan jumlah produk yang dihasilkan memang sangat menguntungkan bagi usaha kecil, namun dalam usaha pembuatan tempe perlu dilakukan penambahan jumlah tempe bilamana memungkinkan.

Teknik Analisis Data

  • Gambaran Umum Lokasi Penelituian
  • Sejarah Singkat Berdirinya Home Industry Pembuatan Tempe

Pengolahan Usaha Kecil Pembuatan Tempe di Desa

Pemilik usaha menjelaskan bagaimana proses pengolahan tempe dari proses awal hingga akhirnya tempe siap dipasarkan. Dalam pembuatan tempe tentunya terdapat perbedaan langkah atau cara pembuatannya antara pembuat tempe yang satu dengan pembuat tempe lainnya, baik dari segi cara, waktu, maupun alatnya. Namun secara keseluruhan proses produksi antara Pak Yadi, Bu Sri, Bu Katinem, Pak Fajar dan Pak Muji kurang lebih sama.

Proses terakhir adalah seluruh kedelai yang sudah terbungkus rapi ditata rapi dan ditutup dengan kain atau tas agar fermentasi berlangsung dengan baik. Mengelola usaha tempe ini sangatlah sederhana, keuntungan yang didapat setiap pembuat tempe berbeda-beda tergantung dari besarnya modal yang dikeluarkan. Nyonya. Sri juga mengatakan, setiap harinya biasanya menghasilkan 20 kg kedelai dengan harga Rp 800/biji dan menghasilkan sekitar 350 bibit tempe, dengan.

Dan Anda harus membayar 2 karyawan setiap Rp. Pak Muji yang sudah lama tidak membuat tempe hanya bisa membuat kedelai 16kg dengan harga -800/biji, sebagai pionir Pak Muji. Muji bahwa kendala yang ditemui adalah tidak banyaknya pelanggan atau konsumen. , jadi tempe yang dibuat tidak menentu, 16 kg kedelai bisa diproduksi 288 tempe dengan biaya Rp. Pak Fajar juga menjelaskan bahwa candi yang dibuatnya memiliki 2 versi dengan harga yaitu 800,- dan 4.000,-.

Keuntungan yang diperoleh produsen pekerja temporer tidak selalu sama setiap harinya, banyak faktor yang menyebabkan pendapatan tersebut berubah, seperti jumlah pekerja temporer yang tidak dibuat sama setiap harinya atau besarannya.

Karakteristik yang Mempengaruhi Keberlangsungan Usaha

  • Fleksibilitas Penyesuaian Kapasitas Produk
  • Pemasaran yang Terbatas
  • Karakteristik Wirausaha (Pemilik Usaha)
  • Manejemen Berdiri Sendiri

Disampaikan oleh Ibu Sri salah satu pemilik perusahaan menjelaskan bahwa jumlah tempe yang diproduksi dapat berubah-ubah sesuai dengan modal yang dimiliki. Pemilik usaha melihat pasarnya seperti apa dan cuacanya seperti apa karena akan mempengaruhi permintaan tempe yang dipasarkan. Seperti yang disebutkan oleh Bpk. Yadi, pemilik usaha tempe yang sudah lama berjualan di pasar ini, mengatakan pemasarannya hanya sebatas Pasar Templek karena merupakan tempat yang strategis untuk memasarkan tempe.

Karakteristik pemilik usaha dapat mempengaruhi pelaksanaan jual beli tempe, dan juga dapat mempengaruhi kualitas tempe yang dihasilkan. Ciri-ciri yang mempengaruhi keberlangsungan usaha ini kemudian bagaimana karakter pemilik usaha dalam mengelola usahanya sendiri. 95 Wawancara dengan Bpk. Solhikin, sebagai karyawan Mr. Fajar (Pemilik Usaha Pembuatan Tempe) pada tanggal 27 Oktober 2017.

Membuat tempe itu ribet, jika seseorang sabar, teliti, pekerja keras, maka ia tidak akan pernah menyerah dengan kondisi yang dijalaninya dalam kondisi yang sama. 98 Wawancara dengan Solikhin, A'am, Mutholib, Riki, Bintang dan Dani, selaku karyawan Bpk. Fajar pada tanggal 27 Oktober 2017. 99 Wawancara dengan Ny. Pesta, Ny. Siwoh, Ny. Jumini, Ny. Partini dan Ny. Suliyah, selaku konsumen pada tanggal 20 Januari 2018.

Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Usaha Kecil Pembuatan Tempe Di Desa Wonosari Pekalongan Lampung Timur.

Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Keberlangsungan

Seperti yang dijelaskan dalam data yang dikumpulkan peneliti, pembuat tempe ini lebih nyaman bekerja sendiri tanpa ada perintah dan bisa memberikan pekerjaan kepada tetangga sekitar rumah untuk membantu mengemas tempe, seperti yang dilakukan Ibu Sri dan Pak Fajar hingga saat ini. . Terdapat delapan karakteristik yang dimiliki oleh usaha kecil yang masuk dalam teori, namun sebenarnya hanya empat karakteristik yang berpotensi mendorong suatu bisnis mengalami perubahan pada laju bisnis seperti ini. Keempat karakteristik tersebut merupakan faktor pendorong suatu perusahaan tempe yang dapat mempengaruhi kegiatan produksi mulai dari produksi hingga penjualan atau pemasaran tempe yang dihasilkan.

Karakteristik yang kurang berpengaruh adalah tingginya kandungan lokal input produksi, terbatasnya modal, pembukuan sederhana dan keuntungan yang relatif kecil. Keempat karakteristik tersebut berdampak kecil terhadap keberlanjutan atau keberhasilan karena menurut hasil studi yang dilakukan peneliti, karakteristik tersebut terlihat. Karakteristik yang secara tidak langsung mempengaruhi keberlanjutan menyebabkan pemilik usaha sementara kesulitan untuk melanjutkan dan mempertahankan usahanya.

Akhirnya peneliti mengetahui ciri-ciri yang mempengaruhi keberlangsungan pembuatan tempe sehingga pemilik dapat mempertahankan usahanya sejak memulai usahanya hingga saat ini. Kembangkan bisnis sementara ini menjadi bisnis yang lebih besar dengan fitur-fitur eksklusif, meskipun banyak pesaing yang menjalankan bisnis yang sama. Kajian Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: Studi Kasus di Kota Surakarta.

Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha Kecil Menurut Kajian Etika Bisnis Islam Pada Produsen Kerajinan Tenun Tampah di Desa Gendang Rejo Pekalongan Lampung Timur.

PENUTUP

Saran

Kajian Deskriptif Kualitatif Jaringan Sosial Sentra Usaha Tempe Terhadap Kelangsungan Usaha Di Debegan Desa Mojosongo. Apa yang anda lakukan jika tempe yang anda hasilkan tidak habis saat dijual di pasaran? Apakah Anda melakukannya sendiri atau Anda karyawan yang membuat tempe dan menjual tempe?

Adakah ciri-ciri pemilik yang tidak Anda sukai saat bekerja di tempe ini?

Referensi

Dokumen terkait

People in Indonesia at this time and in future to be broken access to needs of clothing, food, Board, and health as a result of the lack of attention of State over the