• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

PERAN, TUGAS DAN FUNGSI PEGAWAI PENDAFTARAN PERKAWINAN (P3N) DIREKTUR JENDERAL BIMAS ISLAMI NOMOR DJ.II/I TAHUN 2015 (Studi Kasus di KUA Pekalongan Kabupaten Laungan,)”. Bimbingan Masyarakat DJ.II/I 2015 di KUA Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Selain di Kantor Pencatatan Perkawinan (PPN), pencatatan perkawinan juga dapat dilakukan di Kantor Catatan Sipil (KCS) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. Dalam rangka memperjelas dan mengatur pelayanan pencatatan dan rujukan nikah di KUA kecamatan dan penyelenggaraan keberadaan P3N, Ditjen Bimas Islam Departemen Agama mengeluarkan Instruksi DJ.II/113/2009 tentang penggunaan Dana Nikah PNBP, Rujukan dan pengaturan asisten pencatat nikah.

Pertanyaan Penelitian

  • Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran, tugas dan fungsi Pencatat Nikah (P3N) sesuai Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/I Tahun 2015 di KUA Kabupaten Pekalongan Lampung Timur Daerah. Secara teoritis penelitian ini untuk menganalisis peran, tugas dan fungsi Pos P3N Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/I Tahun 2015 di KUA Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

Penelitian Relevan

Berdasarkan hasil kajian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tentang peran, tugas dan fungsi petugas pencatatan nikah pasca ajar Ditjen Bimas Islam DJ.II/I tahun 2015 (studi kasus di KUA Kabupaten Pekalongan Kabupaten Lampung Timur) belum pernah dilakukan kajian dalam bentuk disertasi. 9Muchammad Iqbalul Fauzi, “Keberadaan Pencatat Nikah (P3N) Pasca Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/I Tahun 2015 Perspektif Keputusan Menteri Agama No.298 Tahun 2003 di KUA Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo”.

Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N)

Pendamping PPN di luar Jawa mengawasi perkawinan atas nama pegawai pencatat perkawinan dan menerima surat pemberitahuan rujuk yang dilaksanakan menurut agama Islam di wilayahnya; 19 Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pendampingan Pencatat Nikah, (Bandar Lampung: Departemen Agama Islam Kanwil Departemen Agama Islam Provinsi Lampung, 1992) h.

Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/1 Tahun 2015 terhadap Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N)

Sehingga jelas betapa pentingnya tugas dan fungsi P3N untuk membantu Kantor Urusan Agama dan masyarakat dalam tertib administrasi yang berkekuatan hukum tetap. Maka 26 Januari 2015 Untuk mengoptimalkan pelayanan perkawinan atau rujukan ke Kantor Urusan Agama Kabupaten yang berada di pedalaman dan/atau pegunungan, pelosok/perbatasan negara dan/atau kepulauan serta adanya pembatasan pencatat nikah, imbaunya. Kantor urusan agama kecamatan termasuk dalam tipologi D1 (daerah pedalaman atau daerah pegunungan) dan D2 (daerah terluar/perbatasan dan/atau kepulauan) yang ditetapkan oleh kantor wilayah kementerian agama provinsi dan tidak dapat dijangkau oleh pencatat perkawinan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang ada di daerah tersebut.

Pedoman Masyarakat Islam Nomor DJ.II/1 Tahun 2015 tentang Perkawinan Pendamping Status Sipil (P3N) merupakan penegasan pelaksanaan Instruksi Dirjen Pedoman Masyarakat Islam Nomor DJII/113 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Penerima Manfaat Bukan Pajak dana negara (PNBP) untuk perkawinan atas persetujuan Pencatat Perkawinan (P3N) yang telah dinyatakan tidak sah. Dari penjelasan di atas, penunjukan P3N sangat selektif dan terbatas pada tipologi KUA kecamatan yang ditentukan berdasarkan jumlah perkawinan dan rukun per bulan dan kondisi geografis. Dan wilayah perbatasan tipologi D2 adalah kecamatan KUA yang secara geografis terletak di wilayah terluar, terdalam dan perbatasan Nusantara.

Dengan dikeluarkannya instruksi ini, diharapkan seluruh kepala kantor wilayah di lingkungan Kementerian Agama dapat melaksanakannya secara selektif dan menyadari tingkat urgensi dan kebutuhan untuk mempertahankannya agar pelayanan Kantor Urusan Agama dapat berjalan dengan baik. wilayah kabupaten berjalan dengan baik.

Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

Sumber Data

Maka sumber data sekunder mendukung atau mendukung sumber data berupa tulisan dan penelitian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini : 25. Surat dan Instruksi Dirjen Ummat Islam, Instruksi Nomor DJ.II/113 Tahun Tahun 2009 tentang Penggunaan Dana Bukan Penerimaan Negara Pajak untuk Perkawinan dan Rujukan, termasuk Asisten Panitera Urusan Perkawinan. Surat dan instruksi Dirjen Ummat Islam no. pedoman DJ.II/I tahun 2015 tentang pengangkatan asisten panitera.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara adalah suatu proses memperoleh informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara tanya jawab, tatap muka antara nara sumber (orang yang diwawancarai) dan pewawancara (orang yang diwawancarai). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur karena peneliti sudah mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pengumpulan data melalui wawancara tidak terbatas pada subjek saja, tetapi juga pada hal-hal lain yang dipandang perlu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang ada dan dikaitkan dengan pembahasan penelitian. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dokumentasi adalah kumpulan catatan atau foto yang digunakan sebagai bukti dalam suatu penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Pekalongan, Panitera Muda, masyarakat desa Pekalongan dan irisan. Pemimpin.

Teknik Analisis Data

Gambaran Umum KUA Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur

Dari data tersebut Kabupaten Pekalongan merupakan daerah yang sangat luas dan padat penduduknya, dimana mayoritas penduduk di Kabupaten Pekalongan beragama Islam. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur berdiri pada tahun 1974 yang beralamat di Jl. Semua Kantor Urusan Agama Kecamatan (SHKU) memiliki tugas yang sama yaitu sesuai dengan Pasal 2 Keputusan Menteri Agama No. 34 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan yaitu melaksanakan pelayanan dan pembinaan ummat Islam di wilayah kerjanya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut, KUA berkoordinasi dengan petugas di lapangan sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Menerima dan menjadwalkan surat masuk setelah diserahkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama sesuai dengan sistem pemberkasan dinamis; Menata/mengarsipkan surat keluar setelah ditandatangani oleh Kepala Kantor Urusan Agama sesuai dengan sistem kearsipan yang berlaku;

Pembuatan dan koreksi tabel statistik, struktur organisasi Kantor Urusan Agama, daftar pegawai dan data keagamaan;

Peran Tugas Dan Fungsi Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) Pasca Instruksi Dirjen Bimas Islam DJ.II/I Tahun 2015

Dinas Agama Kabupaten Pekalongan merespon dengan sangat baik atas himbauan ini, karena Kabupaten Pekalongan merupakan daerah yang sangat luas dan padat penduduknya sehingga sulit dijangkau, dan data yang diperoleh sulit diperoleh secara langsung sehingga menyebabkan kekurangan administrasi. Dalam prakteknya, Kantor Urusan Agama Kabupaten Pekalongan Kabupaten Lampung Timur menggunakan jasa asisten PPN untuk mengumpulkan informasi status calon mempelai dan hubungan calon mempelai dengan garis keturunannya, seperti rentan terhadap manipulasi data dan pemalsuan data calon pengantin sebagaimana diungkapkan oleh Kepala KUA Kecamatan Pekalongan. Karena PPN di KUA Kabupaten Pekalongan Kabupaten Lampung Timur sendiri tidak berasal dari daerah tersebut, maka wajar jika dalam mencari informasi tentang calon mempelai dan keadaan agama di Kabupaten Pekalongan, mencari pendamping PPN yang bersentuhan langsung standing dengan masyarakat atau asal-usul masyarakat setempat diharapkan dapat secara efektif mendukung kelangsungan kegiatan Kantor Urusan Agama.40.

Melaksanakan pembinaan kehidupan beragama Islam di desa Peran P3N di Kabupaten Pekalongan sangat penting di setiap desa untuk membantu peran KUA Kabupaten Pekalongan dalam rangka pemerataan pelayanan, tidak hanya dalam perkawinan, Pendamping PPN juga berperan peran aktif. di dalam. Sejak dikeluarkannya Instruksi Dirjen Ummat Islam DJ.II/1 Tahun 2015 tentang tidak diperpanjangnya masa kerja Asisten PPN yang panjang dan selektif, Sdr. terdapat kendala dalam memperoleh informasi kegiatan ibadah dan informasi terkini perkembangan tempat ibadah di setiap desa, karena PPN harus turun langsung ke masyarakat untuk melihat bagaimana keadaan di desa kecamatan Pekalongan. Dalam Rapat Musyawarah Ibu Kota Kabupaten Pekalongan untuk menyampaikan syarat-syarat administrasi perkawinan dan Instruksi Dirjen Bimas Islam DJ.II/I Tahun 2015 tentang Jabatan Asisten Pencatat Sipil (P3N) yang hingga saat ini memiliki Surat Keputusan Masa Jabatan dari Kementerian Agama yang sebenarnya tidak digunakan lagi hingga Surat Keputusan Ketenagakerjaan yang lama berakhir.

Peran P3N adalah membantu Kantor Urusan Agama (KUA) menjadi saksi perkawinan dan mengantarkan surat nikah ke Kantor Urusan Agama (KUA) untuk didaftarkan.

Analisis Peran Tugas Dan Fungsi Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) Pasca Instruksi Dirjen Bimas Islam DJ.II/I Tahun 2015

Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor Dj.II/1 Tahun 2015 menyebutkan bahwa Kantor Kemenag Kabupaten/Kota hanya dapat menunjuk petugas PPN di wilayah KUA Kecamatan dengan tipologi D1 dan D2 yang tidak dapat dijangkau bukan oleh PPN. Dalam peraturan ini secara tegas disebutkan bahwa rekomendasi pengangkatan asisten PPN hanya diberikan kepada KUA dengan tipologi D1 dan/atau D2. Dalam Inpres 2009 tersebut dijelaskan bahwa Kemenag kabupaten/kota tidak boleh memperpanjang masa kerja pendamping PPN dan mengangkat pendamping PPN baru, kecuali untuk daerah yang sangat membutuhkan seperti daerah terpencil, perbatasan daerah dan pulau dengan persetujuan tertulis dari Dirjen Bimas Islam.

Tahun 2007 mewajibkan pengurus PPN dan pembantu PPN untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan kewenangan PPN, sehingga ada akibat hukum apabila pengurus PPN atau pembantu PPN tidak melakukannya. Lemahnya mentalitas aparatur di lingkungan Kementerian Agama dan Panitera menyebabkan penegakan aturan penataan asisten PPN tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pembantu PPN merupakan bagian dari struktur bersama dengan Otoritas PPN dan Penghulu. Interaksi antara komponen sekretaris hukum menentukan kekuatan struktur hukum.

PPN diharapkan untuk melakukan pencatatan perkawinan, tetapi asisten PPN yang surat pengangkatannya telah habis.

PENUTUP

SARAN

Mengingat bahwa peran Asisten Sekretaris Hukum diperlukan tidak hanya dalam arti luas atau sulitnya bidang tertentu, tetapi lebih dari itu, yaitu membantu proses penegakan hukum baik administrasi maupun ketentuan hukum agama. Pemerintah perlu merevisi Instruksi Dirjen Pembinaan Umat Islam DJ.II/I Tahun 2015 untuk menghidupkan kembali dan menggali potensi optimalisasi fungsi KUA agar dapat berfungsi secara efektif melalui Pencatat Nikah. Departemen Agama RI, Pedoman Pencatat Pembantu, Bandar Lampung: Kanwil Departemen Agama Islam Provinsi Lampung, 1992.

Kementerian Agama Kantor Urusan Agama Kabupaten Pekalongan, “Pedoman Tugas Pencatat Nikah dan Kewenangannya”. Muchammad Iqbalul Fauzi, “Keberadaan Pendamping Pencatat Nikah (P3n) Sesuai Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/I Tahun 2015 Perspektif Keputusan Menteri Agama No. 298 Tahun 2003 di KUA Kabupaten Sidoarjo” http;//digilib.uinsby.ac .id/id/eprint/12038 Diunduh tanggal 5 Oktober 2017. Mufid Mukhorobin, “Efektivitas Tugas dan Fungsi Penunjang Pencatat Nikah di KUA Ponorogo” Etheses.Aponoro. Aain . Id/Id/1014 Diunduh pada tanggal 1 September 2017.

Nurul Kawaakib, “Pemahaman Masyarakat Kelurahan Pasar Rebo Terhadap Studi Kasus Pendamping Perkawinan (P3N) di KUA Pasar Rebo Jakarta Timur”, diunduh pada tanggal 17 Oktober 2017. Surat dan Petunjuk Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/113 Tahun 2009 tentang Penggunaan Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Perkawinan dan Rujukan, termasuk pengaturan Pencatat Pembantu. Surat Edaran No. : D/Kep tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Pembantu Panitera.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapatkan hasil analisis faktor aktivitas masyarakat yang berpengaruh terhadap transportasi Kawasan Pusat Kota Tomohon saat adanya era new normal