PENENTUAN HARGA JUAL-BELI KAKAO DI DESA MEKAR JAYA KECAMATAN BANDAR SRIBAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR RINGKASAN HUKUM EKONOMI SYARIAT. Praktek jual beli kakao di desa Mekar Jaya melibatkan pembentukan harga oleh salah satu pihak yaitu pembeli (tengkulak). Kegiatan jual beli kakao di desa Mekar Jaya sesuai dengan rukun dan syarat sebagaimana dalam Pasal 56 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), terjadi selisih harga dimana harga ditentukan oleh pembeli yang akan ditentukan . oleh penjual sehingga terabaikan hak penjual dalam menentukan harga sebagaimana dalam pasal 79 ayat 1 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
Praktek jual beli kakao di desa Mekar Jaya dilakukan sesuai dengan adat yang sudah berlaku di masyarakat. Untuk mengkaji dialektika penjual dan pembeli dalam jual beli kakao yang terjadi di Desa Mekar Jaya Kec. Untuk mengetahui gambaran Ringkasan Hukum Ekonomi Syariah (KHES) tentang harga jual beli kakao basah di Desa Mekar Jaya.
Revisi Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) tentang Penetapan Harga Jual Beli Kakao Penetapan Harga Jual Beli Kakao. Dalam jual beli kakao yang dilakukan oleh petani dan tengkulak di desa Mekar Jaya, 3 syarat ini terpenuhi. Dalam jual beli kakao oleh petani dan tengkulak di desa Mekar Jaya tidak ada ketentuan penjualan tersebut menguntungkan satu pihak.
Praktek jual beli kakao di desa Mekar Jaya memenuhi rukun jual beli sebagaimana tercantum dalam Pasal 56 Kompendium Hukum Ekonomi Syariah (KHES). Penetapan harga yang dilakukan untuk jual beli kakao di desa Mekar Jaya tidak menguntungkan kedua belah pihak, tidak sesuai dengan Pasal 21e Kitab Undang-Undang Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
LANDASAN TEORI
Harga
- Pengertian Harga
- Dasar Hukum Harga
- Macam-Macam Harga
- Penentuan Harga
- Metode Penentuan Harga
- Harga Yang Adil
- Peran teori Bergaining Dalam penentuan harga
Harga jual, menurut Hansen dan Mowen, mendefinisikan “Harga jual adalah jumlah uang yang dibebankan oleh suatu unit bisnis kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau disediakan”, dan persaingan. Dalam metode ini yang menjadi penentu utama harga adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan.Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran ditambah jumlah tertentu sehingga dapat menutup biaya langsung, overhead dan keuntungan.
Akad
- Definisi Akad
- Rukun dan Syarat Akad
- Asas-Asas Akad
Ma'qud Alaih ialah perkara yang diakad, seperti yang dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibbah. Prinsip ini melibatkan pemahaman bahawa segala bentuk perjanjian yang dibuat harus membawa manfaat dan faedah kepada pihak yang mengikat dalam kontrak.
Jual Beli
- Definisi Jual Beli
- Dasar Hukum Jual Beli
- Rukun dan syarat Jual Beli
- Macam-Macam Jual Beli
Menurut Syekh Zainuddin, bin Abdul Aziz menjelaskan: menurut bahasa, jual beli adalah sesuatu untuk ditukar dengan sesuatu yang lain. Barang-barang yang menjadi obyek transaksi jual-beli itu benar-benar milik penjual, artinya tidak ada hubungan dengan kepemilikan orang lain. Ketiga, syarat sahnya akad jual beli ada dua macam, yaitu syarat umum dan syarat khusus.
Jadi dapat dipahami bahwa jual beli harus memenuhi beberapa rukun yaitu adanya penjual dan pembeli barang yang dijual. Jual beli barang yang wujudnya dapat dilihat adalah pada saat berakhirnya akad jual beli barang tersebut atau barang yang diperjualbelikan berada di tempat akad tersebut. Jual Beli Muqajadha adalah jual beli dengan menukar barang dengan barang, seperti menukar baju dengan sepatu.
Jual beli mutlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah disepakati sebagai alat tukar, seperti uang.
Proses Jual Beli Kakao
Jual Beli dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Ikhtiyari/sukarela; setiap akad dilaksanakan menurut kehendak para pihak, menghindari paksaan karena tekanan dari satu pihak atau pihak lain. Ikhtiyati/kehati-hatian; setiap kontrak dilaksanakan dengan pertimbangan yang matang dan dilaksanakan dengan tepat dan cermat. Luzum/tidak berubah; setiap akad dilaksanakan dengan tujuan yang jelas dan perhitungan yang cermat, untuk menghindari praktek spekulatif atau masir.
Menguntungkan kedua-dua pihak; setiap kontrak dibuat untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak bagi mengelakkan amalan manipulasi dan memudaratkan salah satu pihak. Taswiyah/persamaan; pihak dalam setiap kontrak mempunyai kedudukan yang sama, dan mempunyai hak dan kewajipan yang sama. Kebolehan; setiap akad dilaksanakan sesuai dengan kemampuan para pihak, sehingga tidak menjadi beban yang berlebihan bagi yang bersangkutan.
Taisir/fasiliti; setiap kontrak dilakukan dengan saling memberikan kemudahan kepada setiap pihak untuk dapat melaksanakannya sesuai dengan perjanjian.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti sudah mengetahui siapa yang akan diteliti terlebih dahulu yaitu petani kakao dan tengkulak, namun terdapat kriteria sebagai batasan peneliti untuk melakukan penelitian terkait penetapan harga dalam pembelian dan penjualan kakao. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian, hasil penelitian berupa laporan, tesis, tesis, disertasi dan peraturan perundang-undangan. Dapat dipahami bahwa sumber data sekunder adalah sumber data yang digunakan untuk penelitian berupa tulisan dan penelitian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
Dalam hal ini digunakan sumber data sekunder berupa buku-buku yang membahas tentang jual beli (Ba’i), seperti fiqh muamalah kontekstual, fiqh muamalah kontemporer, kumpulan hukum ekonomi syariah dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan pembahasan peneliti.
Teknik Pengumpulan Data
Dialektika Penjual dan Pembeli Dalam Jual Beli Kakao Di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Mekar Jaya Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur. Untuk mengungkap dialektika antara penjual dan pembeli dalam jual beli kakao di desa Mekar Jaya, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa petani dan tengkulak. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh peneliti, dialektika antara penjual dan pembeli dalam kegiatan jual beli kakao di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur terjadi dengan musyawarah.
Berdasarkan pemaparan petani, nampaknya harga yang terbentuk berdasarkan penetapan harga yang dilakukan dalam jual beli kakao di desa Mekar Jaya belum mencerminkan harga yang wajar. Dalam praktik jual beli kakao di desa Mekar Jaya antara petani dan tengkulak harga hanya ditetapkan oleh satu pihak saja yaitu tengkulak. Pada prakteknya jual beli kakao antara petani dan tengkulak di desa Mekar Jaya tidak berdasarkan prinsip tersebut, tetapi hanya menguntungkan satu pihak saja yaitu tengkulak.
Kedua, transaksi jual beli kakao yang dilakukan oleh petani dan tengkulak di desa Mekar Jaya telah memenuhi rukun jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES). Namun jual beli kakao yang dilakukan hanya menguntungkan salah satu pihak, sehingga tidak sesuai dengan Pasal 21e Kitab Undang-undang Hukum Ekonomi Islam (KHES). Dialektika Penjual dan Pembeli Dalam Jual Beli Kakao Di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur.
Teknik Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Desa Mekar Jaya Kecamatan Bandar Sribawono
Dialektika Penjual Dan Pembeli Dalam Jual Beli Kakao Di
Jual beli kakao di desa Mekar Jaya merupakan salah satu kegiatan jual beli yang banyak terjadi di masyarakat dimana dalam praktik jual beli kakao di desa Mekar Jaya peneliti akan menganalisis dialektika penjual dan pembeli yang menjadi kegiatan tersebut. . tentang jual beli kakao antara petani dengan tengkulak dan penentuan harga jual dalam jual beli kakao di desa Mekar Jaya. Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa proses jual beli kakao mula-mula datang dari petani, kemudian dia menjual hasil panennya kepada tengkulak, terkadang petani berkunjung ke rumah tengkulak dan sebaliknya tengkulak mengunjungi rumah petani. Berdasarkan hasil kajian, sebelum melakukan jual beli kakao, mereka (petani) terlebih dahulu mengolah kakao hingga layak jual dengan melakukan beberapa tahapan antara lain: 1.
Dalam praktek jual beli kakao di Desa Mekar Jaya antara tengkulak dan petani, tiga orang petani mengatakan bahwa sampai saat ini harga kakao ditentukan oleh satu pihak yaitu tengkulak, sedangkan Ibu Suliyah mengatakan sudah berusaha untuk mengontrol harga. akan ditentukan , tetapi harga berlaku pada akhir perjanjian harga tetap dari perantara. Petani merupakan penjual dari kegiatan jual beli kakao di Desa Mekar Jaya, sehingga segala sesuatu termasuk biaya pemeliharaan, tenaga kerja yang dibutuhkan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan kakao adalah yang diketahui oleh petani itu sendiri. Namun dalam praktik jual beli kakao yang terjadi di Desa Mekar Jaya, kesepakatan yang dicapai melalui proses negosiasi tidak terjadi secara sukarela.
14 Ahmad Sarif Abdullah, “Praktik Tawar-Menawar Dalam Jual Beli di Pasar Tradisional Blauran/Pasar Besar Palangka Raya Perspektif Hukum Islam” (Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2017), 35.
Tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)
Jual beli kakao dilakukan oleh petani dan perantara yang peneliti kaji secara umum yaitu ada pilar dan syaratnya. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh peneliti, jual beli kakao yang dilakukan di desa Mekar Jaya telah memenuhi beberapa syarat sahnya akad jual beli yaitu para pihak yang melakukan jual beli. Petani dan tengkulak telah bersepakat untuk jual beli, meskipun ada ketidaksetujuan dari salah satu pihak yaitu petani.
Dalam Intisari Hukum Ekonomi Syariah dan Jumhur Ulama, jual beli kakao antara petani dan tengkulak memenuhi rukun dan syarat sahnya jual beli tersebut. Dalam praktiknya, nilai objek jual beli kakao disepakati dalam bentuk harga, namun tidak membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Adanya kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk harga antara penjual dan pembeli dengan kewajiban jual beli kakao di desa Mekar Jaya, meskipun tidak menguntungkan kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan Pasal 62 UU No. Kompendium Syariah. Hukum Ekonomi (KHES).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, pertama bahwa dialektika penjual dan pembeli dalam jual beli kakao terjadi dengan adanya komunikasi negosiasi. Adanya kesepakatan berupa harga antara penjual dan pembeli dengan paksaan untuk jual beli kakao meskipun hanya menguntungkan salah satu pihak (perantara), hal ini sesuai dengan Pasal 62 Kompilasi Hukum Ekonomi Islam (KHES). Penetapan Harga dalam Kompilasi Jual Beli Rumput Laut Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Sumberkencono-Wongsorejo-Banyuwangi).” UIN Maulana Malik Ibrahim, 2017.
PENUTUP
Kesimpulan
Adanya penetapan harga oleh pembeli (tengkulak) yang harus ditentukan oleh penjual (petani) sehingga hak penjual terabaikan (tidak terpenuhi) dalam menentukan harga barang yang dijual.
Saran
- Macam-macam Harga
- Distribusi Penduduk Desa Mekar Jaya Tahun 2019
- Mata Pencaharian Penduduk Desa Mekar Jaya Tahun 2019
- Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Mekar Jaya Tahun 2019
- Jenis Tanaman Pangan di Desa Mekar Jaya Tahun 2019
- Luas Wilayah Desa Mekar Jaya Tahun 2019
Bagi masyarakat petani, kakao harus dipertahankan karena kakao merupakan mata pencaharian masyarakat desa Mekar Jaya. Praktik tawar-menawar dalam jual beli di Pasar Tradisional Blauran/Pasar Besar Palangka Raya dalam perspektif hukum Islam. Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2017. Tinjauan Hukum Islam Tentang Pemotongan Skala Dalam Tata Niaga Getah Karet (Studi Kasus di Desa Jati Indah Kecamatan Tanjung Bintang).” UIN Raden Intan, 2018.
Mekanisme Harga: Perspektif Ekonomi Islam.” Program Studi Manajemen Perpajakan, Fakultas Ekonomi, Universitas Pancasakti Tegal, T.T. Pokok-Pokok Akad (Aqad) Hukum Akad Syariah Dalam Salam dan Istisna." Jurnal Diktum Hukum, Vol. 14, No Kajian Hukum Islam Tentang Penerapan Potongan Dalam Jual Beli Kopi." Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2018.
Penetapan harga di antara penjual buah di pasar Peterongan, Jombang Kajian Hukum Islam.” Uin Maulana Malik Ibrahim, 2016. Wawancara dengan beberapa petani kakao di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur.