• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Endah Novianti 14804244004 Kesenjangan Gender Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia

N/A
N/A
Fitroh Satrio

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi Endah Novianti 14804244004 Kesenjangan Gender Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penelitian mengenai perbedaan gender pada tingkat pengangguran terbuka di negara berkembang dilakukan oleh Masague (2006) di Argentina. Hasil penelitian menetapkan bahwa status perkawinan mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Argentina.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kesenjangan Gender pada Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia”. Selisih tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan relatif lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada tahun 2006-2015.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Apakah faktor wilayah tempat tinggal mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia? Apakah jumlah anak yang menjadi tanggungan (0-14 tahun) mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia?

Tujuan Penelitian

Apakah faktor jenis kelamin, umur, status perkawinan, wilayah tempat tinggal, tanggungan anak (0-14 tahun), pendapatan rumah tangga dan pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia? Mengetahui pengaruh jenis kelamin, umur, status perkawinan, wilayah tempat tinggal, tanggungan anak (0-14 tahun), pendapatan keluarga dan pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kesenjangan gender terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor penyebab perbedaan gender terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

KAJIAN TEORI

Konsep Pengangguran

  • Pengertian Pengangguran
  • Jenis-jenis Pengangguran
  • Tingkat Pengangguran Terbuka
  • Dampak Pengangguran

Di Indonesia, batasan usia angkatan kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun ke atas (BPS, 2017). Dengan demikian, para pekerja tersebut akan menjadi pengangguran sejati dan penuh waktu, yang dikenal dengan pengangguran terbuka.

Gender

  • Pengertian Gender
  • Kesenjangan Gender
  • Kesenjangan Gender Tingkat Pengangguran Terbuka

Wade & Tavris berpendapat bahwa budaya dan agama memiliki skema berbeda dalam membedakan peran laki-laki dan perempuan. Becker (1976) berhipotesis bahwa perempuan memiliki keunggulan komparatif dalam pekerjaan rumah tangga non-pasar, dan laki-laki memiliki keunggulan komparatif dalam pasar tenaga kerja yang lebih tradisional. Oleh karena itu, ketika menganalisis pasar tenaga kerja dari perspektif sumber daya manusia yang berakar pada tradisi patriarki, laki-laki memiliki modal yang lebih relevan dengan pasar tenaga kerja.

Teori identitas sosial adalah perspektif psikologis yang mengkaji ancaman yang terkait dengan keberadaan perempuan di pasar tenaga kerja dalam masyarakat yang didominasi laki-laki. Pertama, diskriminasi terjadi karena selera pengusaha yang lebih memilih mempekerjakan laki-laki dibandingkan perempuan. Kedua, diskriminasi terjadi akibat diskriminasi statistik, yaitu diskriminasi yang disebabkan oleh pemberi kerja yang tidak mendapatkan informasi pasar kerja secara sempurna terkait dengan anggapan kualifikasi perempuan masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Karakteristik Individu

Kesenjangan gender pada pengangguran laki-laki dan perempuan disebabkan oleh pembagian pekerjaan atau pemilahan pekerjaan berdasarkan gender. Sedangkan yang tergolong bukan pekerja adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Menikah: status mereka yang menikah pada saat pencacahan, tanpa memandang apakah mereka hidup bersama atau terpisah.

Baik itu mereka yang menikah secara sah (hukum adat, agama, negara, dan sebagainya) maupun mereka yang tinggal bersama dan dianggap sebagai suami istri oleh masyarakat sekitar. Bercerai: Status mereka yang telah hidup terpisah dari suami atau istri karena perceraian dan belum menikah lagi. Bercerai : Status bagi mereka yang telah berpisah dengan suami atau isterinya karena meninggalnya pasangannya dan belum kawin lagi.

Karakteristik Rumah Tangga

Perdesaan adalah status wilayah administratif pada tingkat desa/kelurahan yang belum memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan ditinjau dari kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan ketersediaan sejumlah fasilitas perkotaan seperti jalan, fasilitas pendidikan formal. , fasilitas kesehatan umum, dll, yang relatif sulit dibandingkan jarak. Anak usia 0-14 tahun merupakan anggota rumah tangga non-produktif, yaitu seseorang yang masih dihidupi oleh anggota rumah tangga produktif, termasuk orang tua dan saudara kandungnya yang telah mencapai usia kerja (15-64 tahun). Banyaknya tanggungan mempengaruhi cara keluarga mengatur siapa yang bekerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga (Simanjuntak, 1985).

Menurut Badan Pusat Statistik, sumber pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima rumah tangga yang bersangkutan, baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari kompensasi faktor produksi tenaga kerja (upah, gaji, keuntungan, bonus, dll), kompensasi modal (bunga, bagi hasil, dll) dan pendapatan dari hadiah pihak lain (transfer). ). Pendapatan yang diterima seseorang atau suatu badan usaha dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan pengalaman seseorang, modal kerja, jam kerja, pengalaman, jenis barang dagangan (produk) dan masih banyak lagi faktor lainnya.

Status Sosial Ekonomi

Selain itu, fungsi pendidikan untuk mempersiapkan masyarakat sebagai pekerja juga penting dalam memperoleh pekerja yang mempunyai keterampilan. Penyiapan masyarakat menjadi pekerja dilakukan melalui pendidikan, baik di sekolah maupun di luarnya. Tamat sekolah adalah menyelesaikan kelas pada kelas atau jenjang pendidikan terakhir pada sekolah negeri atau swasta dengan memperoleh ijazah atau ijazah kelulusan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan diselenggarakan jenjang pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan menengah berupa Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah atas yang meliputi program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan PhD yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Penelitian yang Relevan

Penelitian Ghazala Azmat, Maia Guell dan Alan Manning (2013) berjudul “Gender Gaps in Unemployment Rates in OECD Countries”. Hasilnya menunjukkan bahwa kesenjangan pengangguran gender di negara-negara OECD dapat dijelaskan oleh status perkawinan dan tanggungan anak. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik individu yang terdiri dari variabel (jenis kelamin, umur, pendidikan, status perkawinan), karakteristik rumah tangga (tanggungan anak (0-14 tahun), pendapatan rumah tangga) dan karakteristik ekonomi (tahun, daerah asal). ).

Penelitian ini mengkaji probabilitas pengangguran gender dengan menggunakan model probit, probabilitas transisi status pasar kerja responden dan transisi dari pengangguran menjadi bekerja atau sebaliknya berdasarkan gender dengan menggunakan model durasi. Namun kemungkinan terjadinya pengangguran gender sebagian dapat dijelaskan oleh status perkawinan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran.

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Jenis kelamin, umur, status perkawinan, wilayah tempat tinggal, jumlah tanggungan anak usia 0-14 tahun, pendapatan rumah tangga dan pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
  • Data
  • Teknik Analisis Data

Pengujian pengaruh faktor usia terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Ha diterima yang berarti status perkawinan perempuan berpengaruh terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Pengujian pengaruh faktor pendapatan rumah tangga terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menunjukkan hasil yang signifikan.

Pengujian dampak faktor pendidikan terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menunjukkan hasil yang signifikan. Faktor wilayah tempat tinggal perempuan mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Jumlah anak tanggungan (0-14 tahun) berpengaruh signifikan terhadap kesenjangan gender terhadap tingkat pengangguran terbuka dengan arah negatif.

PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Data kesenjangan status pengangguran responden berdasarkan status perkawinan dan gender juga menunjukkan bahwa status perkawinan meningkatkan jumlah pengangguran perempuan. Berdasarkan Gambar 5, angka pengangguran pada perempuan menikah lebih tinggi 79,02% dibandingkan angka pengangguran pada laki-laki menikah. Diketahui perbedaan tingkat pengangguran perempuan di perkotaan sebesar 33,47% lebih tinggi dibandingkan dengan pengangguran laki-laki di perkotaan, dan tingkat pengangguran perempuan di pedesaan sebesar 24,11%.

Berdasarkan Gambar 7, proporsi perempuan yang menganggur dengan jumlah anak tanggungan (0-14) tahun 0-1 anak lebih rendah dibandingkan laki-laki. Namun untuk jumlah anak tanggungan (0-14) tahun 2-8 anak, persentase pengangguran perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dilihat dari status pengangguran responden berdasarkan pendapatan rumah tangga dan jenis kelamin pada kelompok pendapatan, proporsi pengangguran perempuan lebih tinggi 36,16% dibandingkan laki-laki.

Tabel 2. Frekuensi Status Pengangguran  Status Pengangguran  Frekuensi  Persentase
Tabel 2. Frekuensi Status Pengangguran Status Pengangguran Frekuensi Persentase

Analisis Model Probit

Pengujian dampak faktor gender terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti faktor gender perempuan mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti umur mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

Pengujian pengaruh faktor status perkawinan terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia membuahkan hasil yang signifikan. Menguji pengaruh faktor tempat tinggal daerah terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia membuahkan hasil yang signifikan. Menguji pengaruh jumlah tanggungan anak usia 0 hingga 14 tahun terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia membuahkan hasil yang signifikan.

Tabel 5. Ikhtisar Hasil Estimasi Model Probit  Jenis Kelamin
Tabel 5. Ikhtisar Hasil Estimasi Model Probit Jenis Kelamin

Pembahasan

83. pendapatan rumah tangga) dan faktor status sosial ekonomi (pendidikan) bersama-sama mempengaruhi kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Berdasarkan perhitungan model probit dan marginal effect ditemukan bahwa faktor usia perempuan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Selain itu, faktor pendapatan keluarga berpengaruh signifikan dan positif terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka Indonesia.

Berdasarkan perhitungan model probit dan marginal effect diperoleh hasil bahwa faktor pendidikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Daerah tempat tinggal juga mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesenjangan gender pada tingkat pengangguran terbuka. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memastikan kecilnya kesenjangan gender dalam tingkat pengangguran terbuka antara perempuan dan laki-laki.

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam penelitian ini, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan gender terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia dilakukan dengan menggunakan data Survei Kehidupan Keluarga Indonesia 2015. Kesenjangan gender ditunjukkan dalam analisis statistik deskriptif dimana persentase pengangguran perempuan berusia 15 tahun. -24 lebih rendah dibandingkan laki-laki. Namun pada usia 25 tahun ke atas, proporsi pengangguran perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Kesenjangan gender dimana tingkat pengangguran terbuka perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki terjadi di wilayah pedesaan dan perkotaan. Kesenjangan gender dalam status jumlah anak tanggungan terlihat di kalangan perempuan, sehingga persentase perempuan yang menganggur lebih tinggi. Jenis kelamin, umur, status perkawinan, daerah tempat tinggal, jumlah tanggungan anak (0-14 tahun), pendapatan keluarga dan pendidikan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan.

Saran

Peran kelompok pemberdayaan perempuan sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan pengangguran perempuan yang mempunyai anak tanggungan (0-14 tahun). Hal ini dapat diwujudkan melalui upaya bersama yang difasilitasi dalam bentuk organisasi agar kegiatan keuangan para anggotanya, dalam hal ini perempuan yang memiliki anak tanggungan (0-14 tahun), lebih terorganisir. Pendapatan rumah tangga yang tidak mencukupi seringkali memaksa perempuan untuk membantu perekonomian dengan bekerja.

Oleh karena itu, keadaan tersebut dapat diatasi dengan pemberdayaan ekonomi kreatif oleh perempuan, dimana kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja perempuan. Secara keseluruhan, untuk mengurangi kesenjangan gender pada angka pengangguran terbuka di Indonesia akibat 7 faktor tersebut di atas, diperlukan upaya peningkatan tingkat pendidikan perempuan yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja sehingga angkatan kerja dapat memasuki dunia kerja.

Keterbatasan Penelitian

  • Kerangka Pemikiran
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Umur
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
  • Status Pengangguran Responden Status Perkawinan
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Status Perkawinan dan Jenis
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Asal Daerah Tempat Tinggal
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Anak (0-
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
  • Status Pengangguran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Jenis

Introduction and Overview‖ in Gender Inequalities in Urban Employment in the Third World (New York, NY, International Labor Organization), pp.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel  3  menunjukkan  bahwa  sebanyak  51,80%  responden  adalah  perempuan  dan  49,20%  laki-laki
Tabel 2. Frekuensi Status Pengangguran  Status Pengangguran  Frekuensi  Persentase
Tabel 3. Status Pengangguran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin  Jenis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia dibatasi pada faktor karakteristik individu meliputi usia, pendidikan, lokasi tinggal dan