• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Oleh - Repository Universitas Perintis Indonesia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI Oleh - Repository Universitas Perintis Indonesia"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Sanubari Rela Pertobatan, M.Farm selaku pembimbing yang membimbing dalam penyelesaian skripsi ini, serta kepada Ibu. Epi Supri Wardi, M.Sc selaku pembimbing akademik yang telah. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti. Skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat penyelesaian program sarjana di Universitas Perintis Indonesia.

Ibu Epi Supri Wardi selaku Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan dan arahan terhadap kegiatan akademik penulis di Universitas Perintis Indonesia. Bapak dan Ibu dosen program studi Universitas Perintis Indonesia yang telah melatih dan memberikan ilmunya kepada para penulis dan kontributor para pekerja dan analis tenaga kerja Universitas Perintis Indonesia selama ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua kebaikan yang telah kalian berikan.

Ethanol extract of kirinyuha leaves is formulated as an ointment with a concentration of 10%, 15% and 20% based on vaseline flavum. Observation of the histopathological picture of inflammatory cells showed a small distribution, dense collagen fibers and thick epithelial cells at a concentration of 20%.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Daun kirinyuh (Chromolaena odorata L. King & H.E. Robins) adalah salah satu spesies tanaman dari famili Asteraceae. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyuh dapat mempercepat penghentian perdarahan dan penyembuhan luka (Phan et al, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh (Munte et al, 2016) yaitu skrining fitokimia dan antimikroba daun kirinyuh terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Uji antimikroba daun menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyuh memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian salep dengan konsentrasi berbeda konsentrasi 10%, 15%, dan 20% dengan ekstrak etanol daun kirinyuha terhadap proses penyembuhan luka akibat infeksi Staphyococcus aureus. Apakah ada pengaruh pemberian salep dengan ekstrak etanolik daun kirinyuh (Chromolaena odorata L. King & H.E. Robins) dengan konsentrasi 10%, 15%.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian salep ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L. King & H.E. Robins) konsentrasi 10%, 15% dan 20%, terhadap laju penyembuhan luka daerah infeksi, waktu epitelisasi dan gambaran histopatologi pada pria bule tikus. Semoga memberikan informasi pengaruh pemberian salep ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L. King & H.E. Robins.) konsentrasi 10%, 15% dan 20% terhadap persentase infeksi, luas penyembuhan luka, waktu epitelisasi dan gambaran histopatologi pada tikus putih jantan.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Biologi
    • Klasifikasi
    • Sinonim dan Nama Daerah
    • Morfologi daun kirinyuh
    • Kandungan Kimia
    • Flavonoid
    • Tinjauan Farmakologi Daun Kirinyuh
  • Tinjauan Pustaka Ekstraksi
    • Ekstraksi
  • Kulit
    • Defenisi
    • Struktur Kulit
    • Fungsi Kulit
  • Luka
    • Defenisi
    • Klasifikasi Luka
    • Tahap Penyembuhan Luka
    • Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
  • Luka Infeksi
    • Definisi
    • Proses Terjadinya Luka Infeksi
    • Tanda-tanda dan Gejala Luka Infeksi
    • Pengobatan luka infeksi

Luka kronis yaitu luka yang tidak kunjung sembuh dapat terjadi karena faktor endogen dan eksogen. Luka Penetrasi (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh, biasanya pada awal luka diameternya kecil, namun pada bagian ujung luka akan melebar. Pembuluh darah yang terpotong pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berubah untuk menghentikannya dengan vasokonstriksi, penarikan ujung pembuluh darah yang pecah (retraksi) dan reaksi hemostatik terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling menempel dan menyatu. dengan jaring fibrin yang terbentuk, dibekukan.

Pada fase ini, serat-serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk beradaptasi dengan tegangan pada luka yang cenderung terjadi. Epitel tepi luka, yang terdiri dari sel-sel basal, terlepas dari dasarnya dan bermigrasi untuk mengisi permukaan luka. Infeksi luka adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi mikroorganisme atau bakteri patogen ke dalam tubuh dan jaringan tubuh, yang terjadi pada individu (Fajriani, 2016).

Resistensi antigen dengan antibodi akan terjadi segera setelah tubuh memproduksi lebih banyak antibodi yang ditunjukkan pada area luka yang diserbu oleh mikroorganisme. Ini terjadi karena sel yang terinfeksi bereaksi melepaskan zat tertentu yang menyebabkan rasa sakit.

Gambar  2. Histologi kulit (Perdanakusuma, 2007).
Gambar 2. Histologi kulit (Perdanakusuma, 2007).

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan
    • Alat
    • Bahan
  • Metode Penelitian
    • Pengambilan Sampel
    • Identifikasi Sampel
    • Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh
    • Evaluasi Ekstrak Daun Kirinyuh
    • Uji Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun
  • Cara Pembuatan Ekstrak 10%, 15%, dan 20%
  • Evaluasi Salep Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh
  • Prosedur Pengujian Aktivitas Penyembuhan Luka Infeksi
    • Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus
    • Pembuatan Luka
    • Pemberian Salep Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh
    • Pengujian Aktivitas Penyembuhan Luka
  • Parameter yang Diukur Pada Penyembuhan Luka Infeksi
    • Persentase Luas Penyembuhan Luka Infeksi
    • Waktu Epitelisasi
    • Pembuatan Sediaan Histopatologi
  • Analisa Data

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kirinyuh yang diambil dari Inderapur, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Ekstrak daun kirinyuh dibuat dengan cara maserasi, serbuk simplisia dimasukkan ke dalam botol maserasi, kemudian direndam dalam pelarut etanol 70%. Formulasi salep yang akan dibuat pada penelitian ini memiliki konsentrasi ekstrak etanol daun kirinyuha yang berbeda yaitu 10%, 15% dan 20%.

Uji homogenitas sediaan dilakukan dengan salep yang dioleskan pada kaca atau bahan transparan lain yang sesuai, yang harus menunjukkan komposisi yang homogen. Pengukuran pH salep ekstrak etanol daun kirinyuh dilakukan dengan cara merendam elektroda pada wadah, angka yang tertera pada pH meter merupakan nilai pH salep ekstrak etanol daun kirinyuh. Hasil peremajaan Staphylococcus aureus ditempatkan dalam tabung dengan loop steril yang berisi 10 ml NaCl 0,9%, kemudian dihomogenkan dengan vortex mixer, kemudian dibandingkan dengan skala kekeruhan Mc Farland standar 0,5.

Pada hewan percobaan, luka eksisi dibuat terlebih dahulu dengan metode Morton, dimana bulu pada punggung tikus dipotong, kemudian tikus dibius dengan eter, setelah itu dilakukan efek antiseptik dengan mengoleskan alkohol 70% pada punggung. area di mana rambut dipotong untuk mengurangi rasa sakit dan pendarahan. Kemudian dibuat luka eksisi melingkar dengan diameter ±2 cm dengan cara mengangkat kulit tikus dengan forsep dan memotongnya dengan gunting bedah. Persentase luas penyembuhan luka dengan menghitung luas dengan mengambil 4 garis diameter pada sisi luka dan menghitung rata-rata diameter luka yang terinfeksi pada hari ke 3, 7 dan 14 pada masing-masing kelompok.

Jaringan luka direndam dalam larutan formalin 10% selama 1-4 hari, kemudian jaringan luka direndam dengan alkohol mulai dari 3 kali sehari selama 60 menit, dilanjutkan dengan pembersihan dengan xylol 2 kali, masing-masing selama 30 menit, dilanjutkan dengan infiltrasi parafin sebanyak 4 kali, kemudian jaringan dibenamkan dalam parafin, dibiarkan membentuk blok (+/- 1 hari) agar mudah diiris dengan mikrotom, kemudian jaringan dipotong dengan ketebalan 3-5 mikron, slide dibuat dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE). Sedangkan untuk persentase luas penyembuhan luka infeksi digunakan ANOVA dua jalur karena terdapat dua variabel bebas yaitu variasi dosis dan waktu. Jika hasil yang diperoleh signifikan (P<0,05), dilanjutkan dengan uji Duncan yang bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan hasil antara masing-masing kelompok perlakuan.

Tabel 1. Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh.
Tabel 1. Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Hasil Pengujian Sediaan Salep Ekstrak Etanol

Hasil pengamatan organoleptik ekstrak etanol daun kirinyuh salep daun kirinyuh berbentuk sediaan setengah padat, berwarna hijau tua dan berbau khas (Tabel 9). Rerata waktu epitelisasi kelompok kontrol adalah pada hari ke-10, konsentrasi 10% dan 15% pada hari ke-8, konsentrasi 20% dan pembanding pada hari ke-7. Pada kelompok kontrol I (vaseline flavum), histopatologi jaringan kulit hewan percobaan menunjukkan sel epitel yang tidak sempurna berepitel dengan daerah yang kekurangan epitel permukaan (A).

Pada kelompok II (salep ekstrak etanol daun kirinyuh 10%) menunjukkan sel epitelisasi yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol (A), serabut kolagen lepas (B), jumlah sel radang lebih sedikit dibandingkan kelompok kontrol dan pembanding (C), distribusi sel fibroblas sedikit (D) (Lampiran 14). Pada kelompok III (salep ekstrak etanol daun kirinyuh 15%) menunjukkan sel epitel yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol (A), serat kolagen lebih padat dibandingkan kontrol dan konsentrasi 10%. B), jumlah sel inflamasi yang lebih rendah daripada kelompok kontrol dan pembanding (C), disertai dengan distribusi sel fibroblas yang besar dibandingkan dengan kelompok kontrol dan konsentrasi 10% (D) (Lampiran 14). Pada kelompok IV (salep ekstrak etanol daun kirinyuh 20%) menunjukkan sel epitel yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol (A).

Pembahasan

Proses maserasi dilakukan dengan merendam 809 g serbuk simplisia daun kirinyuh dalam etanol 70% selama 3 hari sambil sesekali diaduk. Evaluasi ekstrak kental daun kirinyuh dilakukan melalui penyelidikan pendahuluan yang meliputi uji organoleptik dengan mengamati bentuk, warna, bau dan rasa. Hasil penentuan susut kering diperoleh sebesar 6,23% yang menunjukkan susut kering ekstrak daun kirinyuh memenuhi syarat (Farmakope Jamu Indonesia, 2017) yaitu susut kering tidak boleh lebih dari 10%.

Menurut penelitian (Farmakope Jamu Indonesia, 2017), kadar abu daun kirinyyuha yang baik tidak melebihi 7,6%. Hasil pemeriksaan kadar abu diperoleh sebesar 7,2% (Tabel 7), yang menunjukkan bahwa kadar abu ekstrak daun kirinyuha memenuhi persyaratan. Pada pemeriksaan kandungan kimia ekstrak daun kirinyuha, ekstrak tersebut mengandung flavonoid, fenol, saponin, alkaloid dan terpenoid (Tabel 8).

Setelah dilakukan evaluasi ekstrak kemudian dibuat ekstrak etanolik daun kirinyuha dalam bentuk salep, karena salep tersebut sangat baik sebagai penghantar sediaan topikal yaitu stabil, lembut, mudah digunakan dan merata. Pemeriksaan organoleptik ekstrak etanol salep daun kirinyyuha yang diperoleh memberikan bentuk sediaan setengah padat, berwarna hijau tua, dengan bau yang khas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui dan menentukan apakah salep ekstrak etanol daun kirinyuh yang dibuat memiliki komposisi yang homogen atau tidak.

Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa semakin panjang hari maka semakin tinggi persentase kesembuhan luka akibat infeksi, persentase tertinggi pada kelompok pembanding adalah 95,5% salep ekstrak etanol daun kirinyuha dengan konsentrasi 20% adalah 94,9%. Sedangkan kelompok salep ekstrak daun kirinyuha ethanolic 20% dan kelompok pembanding menunjukkan pengelupasan pada hari ke 7 (Tabel 3). Selain persentase luas penyembuhan luka, data yang dapat mendukung proses penyembuhan luka saat menggunakan salep yang mengandung ekstrak etanolik daun kirinyuha adalah data histopatologi.

Pada kelompok I (kelompok kontrol) pemberian vaselin flavum menunjukkan sel radang paling banyak dibandingkan kelompok lain, hal ini dikarenakan kelompok kontrol terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus tetapi tidak diberikan terapi salep ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata L. King). & H.E. Robins) yang menyebabkan kerusakan jaringan dan memperpanjang fase inflamasi. Kelompok V (perbandingan) menunjukkan penurunan sel radang yang lebih baik dibandingkan kontrol, namun hasilnya tidak setinggi pemberian dengan ekstrak daun kirinyuh. Berdasarkan hasil yang diperoleh, secara histopatologis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanolik daun kirinyuh berkhasiat sebagai terapi luka infeksi.

Tabel 2. Hasil rekapitulasi rata-rata persentase luas penyembuhan luka
Tabel 2. Hasil rekapitulasi rata-rata persentase luas penyembuhan luka

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Uji farmakologi ekstrak viskosa daun meniran (Phyllanthus niruri Linn) untuk membantu penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan. Uji Aktivitas Antihiperkolesterolemia Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.) yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Chromolaena odorata (L.) RM King pada mencit jantan yang diinduksi dengan aloksan monohidrat.

Efektifitas Salep Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum L.) dalam mempercepat penyembuhan luka robek pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Efektifitas Salep Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum L.) dalam mempercepat penyembuhan luka robek pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena Odorata L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphlococcus Epidermal Disertasi Doktor, Helvetia Health Institute.

Aktivitas antijamur ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lamck.) dan Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) terhadap Candida albicans dan Aspergillus flavus. Aktivitas antimikroba dan sitotoksisitas Chromolaena odorata (Lf) King dan Robinson dan Uncaria perrottetii (A. Rich) Merr. Hasil penentuan rendemen ekstrak etanol daun kirinyuh No berat daun basah Berat ekstrak daun kering Berat.

Gambar  4. Daun kirinyuh
Gambar 4. Daun kirinyuh

Gambar

Gambar  1. Daun Kirinyuh Chromolaena Odorata L. King &amp; H E. Robins  (Nasution, 1986)
Gambar  2. Histologi kulit (Perdanakusuma, 2007).
Tabel 1. Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh.
Tabel 2. Hasil rekapitulasi rata-rata persentase luas penyembuhan luka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelompok kontrol berat rata-rata fetus adalah1,14; sedangkan pada kelompok yang hanya diberi etanol adalah 1,11; pada kelompok yang hanya diberi ekstrak gambir dengan dosis 120