Apa faktor pendukung dan penghambat pengenalan nilai moral dalam kegiatan keagamaan di SMPN 1 Labuhan Ratu. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang menghambat penanaman nilai moral dalam kegiatan keagamaan di SMPN 1 Labuhan Ratu. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung bagaimana menanamkan nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan bagi siswa.
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai moral pada siswa melalui kegiatan keagamaan di sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang benar tentang pembelajaran nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan siswa. Dengan demikian, setelah dilakukan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penanaman nilai moral dalam kegiatan keagamaan di SMPN 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
Integrasi nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan bagi siswa VIII. Kelas VIII SMP Labuhan Ratu di SMP Negeri Labuhan Ratu 1. Faktor pendukung dan penghambat penanaman nilai moral dalam kegiatan keagamaan siswa Kelas VIII SMPN 1 Labuhan Ratu. Hal-hal yang mendukung dan menghambat penegakan nilai moral dalam kegiatan keagamaan di SMPN 1 Labuhan Ratu yaitu.
Dalam hal ini, faktor pendukung penanaman nilai moral dalam kegiatan keagamaan adalah tersedianya sarana dan prasarana di sekolah. Ruslan, “Mempelajari Nilai Moral pada Siswa di SD Negeri Lampeuneurut”, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi PGSD), Vol. PEMASANGAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
LANDASAN TEORI
Penanaman Nilai Moral
- Pengertian Nilai Moral
- Bentuk-bentuk Nilai Moral
- Fakor Yang Mempengaruhi Nilai Moral
- Tujuan Nilai Moral
- Proses Penerapan Moral
Pada dasarnya penelitian tentang pembentukan nilai moral di sekolah telah banyak dilakukan, namun masing-masing peneliti memiliki fokus yang berbeda-beda sesuai dengan ruang lingkup kajiannya masing-masing. Dari berbagai judul penelitian yang ditemukan sebelumnya memang memiliki keterkaitan dalam hal masalah pembentukan nilai moral dan nilai agama. Penelitian pertama berjudul Implementasi Nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini Melalui Media Dongeng Anak di Bl Suri Tauladan Banjaran Taman Pemalang.
4 Ria Fitriaji, Implementasi Nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini Melalui Media Dongeng Anak di Pg Suri Tauladan Banjaran Taman Pemalang Skripsi diunduh tanggal 1 Desember 2020 Dapat dikatakan orang bermoral, ketika perilaku atau tindakannya sejalan dengan nilai-nilai moral yang didukung oleh kelompok sosial. Sifat-sifat mulia tersebut membentuk dasar akhlak yang mulia dan merupakan bagian dari nilai-nilai akhlak yang tinggi dalam Islam.
Jika sifat-sifat tersebut tertanam dalam dirinya dan melengkapinya, maka ia dapat dikatakan telah memperoleh nilai-nilai moral Islam. Semua faktor tersebut akan sangat baik jika diajarkan dan ditanamkan kepada generasi muda sejak usia dini, sehingga mereka terbiasa mengetahui dan mengamalkan nilai-nilai moral yang baik tersebut.
Kegiatan Keagamaan
- Pengertian Kegiatan Keagamaan
- Tujuan Kegiatan Keagamaan
- Macam-macam Kegiatan Kagamaan
- Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Keagamaan
Ketika seseorang melakukan perbuatan yang negatif atau yang dilarang oleh Allah, dia tidak akan melakukannya lagi, karena dia telah mendapat pelajaran dan pemahaman dari menjaga kegiatan keagamaan tersebut. Dan dengan mengadakan kegiatan keagamaan diharapkan dapat meninggalkan kebiasaan buruk dan mengubahnya menjadi perilaku yang baik. Pada hakekatnya, kegiatan keagamaan merupakan upaya yang dilakukan agar siswa memahami dan mengamalkan ajaran agama.
Tujuan diselenggarakannya pendidikan agama atau kegiatan keagamaan di sekolah umum adalah untuk selalu meningkatkan keimanan, ketakwaan, pengamalan dan pemahaman terhadap ajaran agama Islam, sehingga siswa dapat menjadi manusia yang selalu bertakwa kepada Allah SWT. dan berakhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kegiatan keagamaan yang dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dibagi menjadi kegiatan yang dilakukan harian, mingguan dan tahunan. Dengan melakukan kegiatan keagamaan bagi siswa dengan menggunakan metode pembiasaan siswa sehingga mereka terlatih dan terbiasa melaksanakan ibadah tidak hanya di sekolah, tetapi dimanapun mereka berada.
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik siswa yang mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti dan melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah. Seperti melakukan kegiatan keagamaan di sekolah, siswa akan lebih mudah mempraktekkan dan menerapkan apa yang dijelaskan di kelas melalui kegiatan keagamaan di sekolah.
Penanaman Nilai Moral dalam Kegiatan Keagamaan
Selain diperoleh dari mata pelajaran di kelas pendidikan agama, juga sangat penting dilakukan di luar jam pelajaran. Nilai moral dengan demikian merupakan gambaran atau pandangan tentang sisi kebenaran yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu tatanan sosial. Penanaman nilai moral bertujuan untuk menanamkan nilai moral yang sudah mulai luntur di lingkungan anak dan remaja akibat pengaruh pergaulan yang tidak tepat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dapat menemukan cara untuk menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada anak. Seperti salat berjamaah di sekolah, membaca Al-Quran bersama di sekolah, mengajarkan amal, mengajari santri berceramah di masjid, dan lain-lain. 33Ruslan, “Penanaman Nilai Moral Pada Siswa di SD Negeri Lampeuneurut,” (Jurnal Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi PGSD), Vol.
Kegiatan keagamaan adalah sesuatu yang dilakukan secara terus menerus oleh seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan nilai-nilai agama. Diantaranya adalah memulai sholat tepat waktu, sholat sebelum dan sesudah memulai aktivitas, membaca Al Quran, mencintai dan merawat lingkungan dan semua makhluk ciptaan Tuhan, menghormati suku bangsa Indonesia, mencintai tanah air, berperilaku santun dan lain-lain. .
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dam Sifat Penelitian
Sumber Data
Jika peneliti menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data, maka sumber data yang digunakan disebut responden. Jadi jika menggunakan teknik observasi maka sumber data yang digunakan berupa objek, gerakan atau proses dari sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut, untuk lebih memperkaya data penelitian, peneliti mengklasifikasikan sumber data dalam penelitian ini menjadi dua jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber primer adalah sumber data pertama yang dibuat selama penelitian berlangsung.40 Data primer adalah data berupa verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan dan perilaku subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek (informan). yang terkait dengan variabel yang diteliti. 41. Berdasarkan uraian di atas, maka sumber data primer dalam penelitian ini adalah subjek penelitian (informan) itu sendiri, yang dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan siswa. Secara spesifik, sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa dan pengawas kegiatan keagamaan di SMPN 1 Labuhan Ratu.
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen 42 Jadi, sumber data sekunder itu adalah sumber data yang diperoleh dari pihak lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti dalam mengumpulkan data penanaman nilai moral dalam kegiatan keagamaan siswa di SMPN 1 Labuhan Ratu Lampung Timur tidak hanya mengandalkan sumber primer yaitu siswa dan pembina kegiatan keagamaan, melainkan melalui sumber lain. yang dapat memberikan informasi tentang suatu objek yang.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan satu arah, artinya pertanyaan itu berasal dari satu orang yang diwawancarai dan kemudian dijawab oleh orang yang diwawancarai. Dokumentasi dapat dideskripsikan atau dideskripsikan sebagai upaya untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik dari buku, jurnal, peraturan, risalah rapat, dan lain-lain. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk memperoleh data awal berdirinya sekolah, jumlah guru dan.
Teknik Penjamin Keabsahan Data
Pencantuman nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama sehingga mampu berkembang sesuai dengan nilai-nilai agama dan mampu mengamalkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya serta melatih kedisiplinan, kejujuran , amanah dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas serta menumbuhkan akhlak islami pada diri siswa. Berdasarkan pengamatan siswa mengikuti kegiatan keagamaan, membaca Al-Qur'an pada pagi dan sore hari di masjid. Oleh karena itu, SMPN 1 Labuhan Ratu menyelenggarakan kegiatan keagamaan membaca Al Quran setiap pagi dan sebelum sholat dzuhur.
Menurut pengamatan, guru dan sekolah perempuan melakukan kegiatan keagamaan yaitu memberikan sumbangan setiap hari Jumat. Saya sangat setuju dengan kegiatan infaq karena uang infaq digunakan untuk perbaikan dan fasilitas masjid yang digunakan untuk kegiatan keagamaan di sekolah selain untuk menerima pahala. Dari wawancara di atas, alasan sekolah melakukan kegiatan keagamaan adalah karena siswa memiliki sifat dan perilaku yang kurang baik.
Dengan diadakannya kegiatan keagamaan di sekolah, pihak sekolah harus memikirkan bagaimana kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan pengamatan terhadap sarana dan prasarana di sekolah tersebut sangat baik baik ditinjau dari sarana prasarana kegiatan belajar mengajar maupun sarana dan prasarana penunjang kegiatan keagamaan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, faktor pendukung terselenggaranya kegiatan keagamaan antara lain adanya sarana dan prasarana di sekolah.
Berdasarkan pengamatan, antusias siswa cukup baik, meskipun pada awalnya siswa belum terbiasa melaksanakan kegiatan keagamaan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Saya tidak keberatan melakukan kegiatan keagamaan di sekolah, meskipun jarak yang saya tempuh cukup jauh, sehingga terkadang saya sedikit terlambat untuk pergi ke sekolah di masjid.” Awalnya saya memberikan ide mengadakan kegiatan keagamaan di sekolah, beberapa guru tidak setuju.
Selain itu, siswa dapat diajarkan secara langsung melalui kegiatan yang mampu membentuk karakter dan tindakan religius siswa melalui kegiatan keagamaan. Dalam hal ini, faktor penghambat penyelenggaraan kegiatan keagamaan adalah kurangnya dukungan awal dari para guru. Pengenalan nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan dapat dilakukan dengan mengajarkan dan mengajarkan para siswa pelaksanaan perintah agama seperti pengenalan kebiasaan yang baik di sekolah, sholat berjamaah di masjid sekolah, membaca dan mengaji, pelatihan siswa untuk bersedekah dll. kegiatan keagamaan lainnya dapat dilaksanakan agar siswa memiliki nilai moral yang sesuai dengan kaidah agama.
Sekolah hendaknya terus berupaya mendukung penanaman nilai-nilai moral dalam kegiatan keagamaan melalui pembiasaan yang dilakukan sesuai program atau kegiatan yang sudah berjalan. Sekolah mengoptimalkan fasilitas yang ada untuk melaksanakan kegiatan keagamaan yang belum tersedia di sekolah.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum SMPN 1 Labuhan Ratu
- Profil Lokasi Penelitian
- Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 1 Labuhan Ratu
- Keadaan Guru dan Staf SMPN 1 Labuhan Ratu
- Keadaan Murid SMPN 1 Labuhan Ratu
- Keadaan Sarana dan Pra Sarana SMPN 1 Labuhan Ratu
- Struktur Organisasi SMPN 1 Labuhan Ratu
- Letak Geografis SMPN 1 Labuhan Ratu
5 Dengan diadakannya berbagai kegiatan keagamaan di sekolah, apakah bapak/ibu mampu menumbuhkan akhlak yang baik di kalangan siswa? Setelah sholat berjamaah di sekolah, apakah anda sholat di rumah tepat waktu dan percaya diri?
Penanaman Nilai Moral dalam Kegiatan Keagamaan
- Penanaman Nilai Moral dalam Kegiatan Keagamaan SMPN1
- Faktor Pendukung dan penghambat Penanaman Nilai Moral di
- Penanaman Nilai Moral dalam Kegiatan Keagamaan
- Faktor pendukung Penanaman Nilai Moral dalam
- Faktor Penghambat Penanaman Nilai Moral dalam
PENUTUP
Simpulan
Saran
5 Bagaimana cara mengajar siswa untuk menyumbang dan jika siswa tidak keberatan menyimpan sumbangan di sekolah. Bagaimana pendapat anda tentang diadakannya kegiatan infak di sekolah dan apakah anda merasa jujur atau keberatan? F1.5: Bagaimana mengajarkan siswa untuk berdonasi dan apakah siswa tidak keberatan menyimpan donasi di sekolah.
Tn. Umar mengatakan “Sangat miris melihat karakter awal siswa sebelum mereka mengadakan kegiatan keagamaan di sekolah. F1.3 : Setelah anda melaksanakan salat berjamaah di sekolah, apakah anda salat di rumah tepat waktu dan dengan kesadaran diri? Khariesa berpendapat “Proses pembacaan Alquran di sekolah dilakukan pada pagi hari sebelum proses pembelajaran dan siang hari sambil menunggu waktu sholat.