• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)SKRIPSI PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MENSTIMULASI KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DI RAUDHATUL ATFAL UMDI UJUNG BARU KEC

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)SKRIPSI PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM MENSTIMULASI KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DI RAUDHATUL ATFAL UMDI UJUNG BARU KEC"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Anak kurang tepat dalam cara berbicara dan mendengarkan pembicaraan sehingga komunikasi yang berlangsung tidak berjalan lancar.

Rumusan Masalah

Bagaimana menggunakan metode role play dalam menstimulasi keterampilan berbicara anak di Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec. Apakah metode role play efektif merangsang keterampilan berbicara anak di Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru atau pendidik dalam memilih metode yang tepat untuk mengembangkan bahasa agar menyenangkan bagi anak. Serta menambah wawasan bagi guru dalam melakukan kajian lebih lanjut melalui kegiatan penelitian dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak.

KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • Metode bermain peran
  • Menstimulasi
  • Perkembangan Bahasa

3Sunarto, Menggunakan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Padas 2 Tanon Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode bermain peran adalah metode pengajaran di mana siswa diberi peran tertentu dan mendramatisir peran tersebut di atas panggung. Role-playing merupakan suatu cara penguasaan materi pembelajaran dengan mengembangkan imajinasi dan penghayatan yang dimiliki setiap siswa.

Metode role play merupakan cara memperoleh materi pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode role play adalah suatu cara untuk menyampaikan pembelajaran atau menstimulasi perkembangan anak dengan memerankan tokoh atau benda (dramatisasi) untuk mengeksplorasi hubungan antarmanusia yang melibatkan anak/siswa secara langsung dalam aktivitasnya. Memainkan peran guru mengajak siswa untuk memahami makna perilaku sosial, perannya dalam interaksi sosial dan cara memecahkan masalah sosial dengan lebih efektif.

Kegiatan role play adalah anak mempermainkan seseorang dan berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah cerita pura-pura. Guru memberikan petunjuk kepada anak sebelum bermain sesuai kelompoknya masing-masing agar anak tidak berkelahi pada saat bermain peran.

Tabel 2.1: Yuliana Nuraini dan Bambang Sujiono, Langkah-langkah  dalam penggunaan metode role plying (bermain peran)
Tabel 2.1: Yuliana Nuraini dan Bambang Sujiono, Langkah-langkah dalam penggunaan metode role plying (bermain peran)

Kerangka Pikir

Penyebab rendahnya kemampuan berbicara anak adalah tidak digunakannya kegiatan yang menarik dan bervariasi dalam pembelajaran, sehingga anak bosan dalam proses keterampilan berbicara yang masih dilakukan guru dengan metode konvensional sehingga mengurangi minat dan minat. antusiasme siswa, karena belum adanya media yang mendukung, serta rasa malu yang tinggi untuk memiliki anak dan kurangnya minat anak dalam berbicara. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, diperlukan tindakan dengan menggunakan metode pengajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Salah satu metode yang ingin peneliti gunakan adalah metode role-playing, dan metode role-playing ini memberikan cara yang lebih efisien dan efektif untuk membantu anak meningkatkan keterampilan berbicaranya.

Dikatakan efektif karena penerapan metode role-playing akan lebih menghemat waktu, hal ini dikarenakan siswa dapat berlatih berbicara dalam kelompok. Dikatakan efisien karena dengan bermain peran, anak dihadapkan pada situasi bermain sambil belajar. Permainan secara umum paling menarik bagi anak usia dini, sedangkan tahapan pembelajaran metode role play terfokus pada siklus 1 dan siklus 2. Pada kondisi terakhir diharapkan terjadi peningkatan keterampilan berbicara pada anak usia dini melalui melalui metode bermain peran.

Untuk lebih jelasnya judul penelitian ini adalah “Penggunaan metode role play dalam menstimulasi kemampuan berbicara anak di Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Hasil observasi siswa selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan di RA UMDI Ujung Baru Kec. Dari pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa Kelompok A Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec. Salah satu indikator pembelajaran adalah siswa mampu mendeskripsikan tokoh/peran yang ditugaskan kepada mereka dalam bermain peran.

Soreang dengan metode role-playing yang berfokus pada aktivitas siswa tergolong kategori sangat baik. Penggunaan metode role play untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelompok A Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec.

Tabel 3.1: Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Tabel 3.1: Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Intrumen Penelitian

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Dari hasil kinerja siswa dari pra siklus I sampai siklus II diperoleh data keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode role playing untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak di Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec. Berdasarkan observasi dari analisis data yang ada, terlihat adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa kelompok A melalui metode role play di Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru Kec. Pada kegiatan pra siklus terlihat jelas bahwa keterampilan berbicara siswa kelompok A masih dalam kategori sangat rendah, hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru masih menggunakan metode naratif, meskipun peran guru dalam hal ini dimaksimalkan, tidak mendukung siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, karena siswa hanya berfungsi sebagai pendengar.

Berdasarkan data survei, penguasaan keterampilan berbicara siswa pada tingkat pra dan tingkat I meningkat sebesar 20%. Selain itu, siswa pada Tingkat I tidak hanya berperan sebagai pendengar, namun juga terlibat dalam pelaksanaan belajar mengajar. Berdasarkan data penelitian penguasaan keterampilan berbicara siswa kelas I. dan II.

Apabila salah satu siswa tidak aktif maka dapat dimotivasi oleh teman kelompoknya. Selain itu guru dan peneliti pada siklus II melakukan perbaikan sehingga kategori keterampilan berbicara anak pada siklus II tergolong sangat baik. Soreang berjalan dengan baik, siklus I mencapai nilai akhir aktivitas guru sebesar 70,5 dengan kategori baik, sedangkan nilai akhir siswa pada siklus I mencapai 47,7 dengan kategori kurang, sehingga perlu adanya perbaikan pada kegiatan siklus II.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II meningkat dari siklus I yaitu 70,5 (baik) menjadi 93,18 (sangat baik) pada siklus II. Nilai akhir aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 47,7 (kurang baik) menjadi 90,90 (sangat baik) pada siklus II. Efektivitas penggunaan metode role-playing pada siswa kelompok A anak Raudhatul Atfal UMDI Ujung Baru.

Bagi guru, dalam mengajar sebaiknya guru menggunakan metode role-playing dalam aspek perkembangan bahasa khususnya pada aspek berbicara, penggunaan metode role-playing dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu siswa meningkatkan keterampilan berbicaranya. Amaniayah, Inqidloatul, Meningkatkan keterampilan berbicara pada materi narasi mata pelajaran bahasa Indonesia melalui metode role play di kelas III MI As-syafiyyah Pomahanjanggan Turi Lamongan, 2018. Siska, Yulia, Penerapan metode bermain peran (ROLE PLAYING) dalam meningkatkan keterampilan sosial anak Usia Dini, 2011.

Grafik 4.1:Grafik Observasi
Grafik 4.1:Grafik Observasi

PENUTUP

Saran

Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya aspek pengembangan bahasa untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role play. Perlu lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan guna meningkatkan kinerja pembelajaran. Hendaknya berperan aktif dalam proses pembelajaran dan belajar dengan tekun untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.

Azizah, Nur, Yuli, Kurniawati Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Jurnal Kajian Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia, 2013. Atmala, Titi, Mengembangkan Kecerdasan Intraperson pada Anak Usia Dini Melalui Role Playing, (Lampung, UIN Raden Intan), 2017. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Nasional 2003, Modul Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) untuk anak usia 3-6 tahun (DEPDIKNAS Jakarta, 2003).

Yulia, Pengaruh Kegiatan Micro Role Playing Terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun, e-journal PG PAUD, 2017.

Gambar

4.1  Grafik observasi aktivitas peserta didik dalam proses  pembelajaran
Tabel 2.1: Yuliana Nuraini dan Bambang Sujiono, Langkah-langkah  dalam penggunaan metode role plying (bermain peran)
Tabel 3.1: Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Tabel 3.2: Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, untuk melihat peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam