• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar dengan baik. Dengan cara demikian pembelajaran membuat siswa mudah bosan dan tidak tertarik pada saat pembelajaran berlangsung dan siswa tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan apa yang peneliti lakukan di MIN 02 Seluma, penyampaian materi fiqih kurang menarik dan tidak ada media pembelajaran yang tetap dalam proses pembelajaran, sehingga siswa cenderung merasa bosan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Pengertian Media Pembelajaran
  • Fungsi dan manfaat Media Pembelajaran
  • Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
  • Prinsip-prinsip Penggunaan Media
  • Sumber Belajar
  • Media Berbasis Audio Visual

Media pembelajaran juga dipahami sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan untuk komunikasi yang lebih efektif dalam proses pembelajaran. Fungsi Media Pembelajaran Fungsi media pembelajaran dapat diketahui dari keunggulan yang dimiliki oleh media pembelajaran.

Gambar 2. 1  Tujuan pembelajaran
Gambar 2. 1 Tujuan pembelajaran

Animaker

  • Pengertian Animaker
  • Langkah-langkah Dalam Menggunakan Aplikasi Animaker Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
  • Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Animaker 1) Kelebihan
  • Ruang Lingkup Ilmu Fiqih

Fikih dalam erti kata yang mudah ialah ketetapan hukum syarak’ berkenaan perbuatan manusia yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan alam, digali daripada dalil-dalil yang terperinci. Hukum yang dibincangkan dalam fiqh ialah tentang “amalan” atau hukum tentang perbuatan manusia, yang berkaitan dengan bidang ibadat, bidang muamalah, perkahwinan, harta pusaka, jenayah dan politik dan lain-lain. Kajian beliau meliputi semua bidang fiqh di samping masalah ubudiyah, seperti ketentuan jual beli, sewa rumah, nikah, jenayah dan lain-lain.

Pembelajaran fikih merupakan proses pembelajaran yang membekali peserta didik untuk dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara detail dan komprehensif, baik berupa dalil-dalil aqli maupun naqli. Pembelajaran fikih di madrasah saat ini tidak terlepas dari kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia. Pengembangan kurikulum yang beragam ini tetap mengacu pada standar kompetensi lulusan pendidikan agama Islam dan bahasa Arab, cakupan materi minimal dan level kompetensi minimal untuk mencapai tingkat kelulusan minimal sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran fikih.

35 Mohammad Rizqiilah Masykur, “Fiqih Learning Methodology”, Majalah Al-Marifat, (online), Volume 4, Edisi 2, (Oktober 2019), http://sg.docworkspace.com/d/sICqMZi05a4gQY, diakses 18 Februari 2021. 36 Mohammad Rizqiilah Masykur, "Metodologi Pembelajaran Fiqh", Majalah Al-Marifat, (online), Volume 4, Nomor 2, (Oktober 2019), http://sg.

Kajian Pustaka

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan media untuk produksi media audiovisual dalam pembelajaran. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah kita melihat penggunaan pengembangan media audiovisual dalam pembelajaran siswa kelas XI. kelas di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar antara pembelajaran powerpoint dengan pembelajaran non powerpoint yaitu pembelajaran non powerpoint.

Kerangka Berpikir

Jenis eksplorasi dalam penelitian ini adalah karya inovatif (penelitian dan pengembangan) menurut Sugiyono, jenis karya inovatif (penelitian dan pengembangan) adalah teknik inspeksi yang digunakan untuk menyampaikan item tertentu dan menguji kelayakan item tersebut.

Persyaratan Perkembangan

Animaker yang telah selesai kemudian direview oleh ahli konten dan ahli media sebelum diujicobakan kepada pengguna. Validasi dilakukan untuk mendapatkan informasi kelayakan material dan kelayakan sistem dari produk yang dikembangkan, serta untuk mendapatkan komentar dan saran yang dapat digunakan sebagai dasar penelaahan Produk I. Produk media direview berdasarkan komentar dan dari validator. Setelah revisi tahap I, produk dikembalikan kepada ahli materi dan ahli media untuk validasi tahap II.

Tahap implementasi merupakan tahap percontohan bagi siswa kelas V dalam kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang. Komentar dan saran mahasiswa pada tahap ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk revisi produk agar produk menjadi lebih baik. Pada tahap evaluasi dilakukan berdasarkan saran dan masukan dari ahli materi dan ahli media yang diberikan.

Maka peneliti dapat menemukan bahwa media pembelajaran Animaker sangat layak digunakan di . proses pembelajaran dari hasil validasi produk dan berupa tanggapan dari ahli materi dan ahli media. Validasi Ahli Materi dan Ahli Media Tahap II.. C. Validasi dan Pengujian Produk 1. Desain Validasi 1. Desain Validasi.

Jenis Data

Instrumen Pengumpulan Data

Kisi Instrumen Penilaian Pengembangan Sumber Belajar Fiqih Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 02 Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Tanggapan Ahli Media Jejaring Instrumental Terhadap Produk Sumber Belajar Fiqh di Madresah Itidaiyah (MIN) 02 Kabupaten Seluma Provinsi. Jaringan Instrumental Tanggapan Siswa Terhadap Produk Sumber Belajar Madrasah Fikh Ibtidaiyah (MIN) 02 Kabupaten Seluma Provinsi.

Analisis Data

Latar belakang penelitian ini dimulai dari permasalahan mendasar yang merupakan unsur terpenting dalam proses pembelajaran di kelas. Kesulitan yang menyebabkan guru menggunakan media pembelajaran diredakan oleh keterbatasan keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai dengan tuntutan standar proses pendidikan dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, guru hendaknya menggunakan sumber selain buku.

Hal ini penting karena hanya menggunakan satu sumber tertentu akan menyebabkan pengetahuan siswa terbatasi oleh sumber yang ditentukan itu. Proses pembelajaran Fiqh menuntut guru untuk menjelaskan media dengan praktikum, hal ini tentu sulit dilakukan terkait dengan unit pandemi corona saat ini, media Fiqh yang berisi banyak topik untuk dipraktikkan, harus diperlakukan pada media yang luas dasar. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan bahwa kondisi pembelajaran Fiqh yang dilakukan oleh guru masih dilakukan secara manual.

Pembelajaran fikih seperti ini lebih banyak dilakukan dengan media buku, papan tulis dan spidol tanpa menggunakan media lain dalam proses pembelajarannya, sehingga proses belajar mengajar bagi siswa cenderung membosankan. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan media pembelajaran Fiqh melalui Animaker untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekolah agar dapat lebih mengembangkan media dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.5   Skor
Tabel 3.5 Skor

Pembuatan Media Pembelajaran Aplikasi Animaker 1. Design (Perancanaan)

Isi utama yang akan dibahas dari seluruh isi materi yang terdapat di Animaker, meliputi pengertian khitan, hukum khitan dan manfaat khitan.

Gambar 4.2  2.  Berisi judul materi yaitu “Khitan”
Gambar 4.2 2. Berisi judul materi yaitu “Khitan”

Data Hasil Validasi

Selanjutnya hasil validasi ahli materi digunakan sebagai dasar perbaikan desain media pembelajaran berbasis aplikasi Animaker yang dikembangkan secara materi melalui saran dan komentar. Penilaian ahli media meliputi aspek isi dan aspek pembelajaran guna memperoleh informasi, saran, kritik dan data yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas desain media pembelajaran berbasis aplikasi Animaker yang dikembangkan dari segi media. Hasil validasi ahli media digunakan sebagai dasar perancangan media pembelajaran berbasis aplikasi Animaker yang dikembangkan dari segi media.

Hasil validasi ahli media pada tahap I dapat dilihat pada tabel 4.3 yang merupakan hasil validasi ahli media. Berdasarkan hasil validasi penilaian ahli media, peneliti menghitung persentase skor kelayakan media pembelajaran berbasis Media Animaker menggunakan skala likert dengan rating 78% dari 13 indikator. Hasil validasi aspek isi tahap pertama oleh ahli media, hasil penilaian ahli media pada aspek isi layak.

Selanjutnya hasil validasi oleh ahli media digunakan sebagai dasar perbaikan desain media pembelajaran berbasis aplikasi Animaker yang dikembangkan dari segi media. Hasil validasi ahli media pada tahap I dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu hasil validasi ahli media melalui kritik, saran dan komentar dari ahli media.

Selanjutnya hasil validasi materi IPA digunakan sebagai dasar perancangan media pembelajaran berbasis Animaker yang dikembangkan dari segi materi. Hasil validasi IPA materi pada tahap II dapat dilihat pada tabel 4.6 yang merupakan hasil validasi IPA materi. Validasi literasi media meliputi aspek isi dan pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh informasi, saran, kritik dan masukan yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas desain media pembelajaran berbasis Animaker yang dikembangkan dari segi media.

Hasil validasi ahli media pada tahap II dapat dilihat pada tabel 4.7 yang merupakan hasil validasi ahli media. Berdasarkan hasil validasi penilaian ahli media, peneliti menghitung persentase skor kelayakan media pembelajaran berbasis Media Animaker menggunakan skala likert dengan rating 91,6% dari 13 indikator. Hasil validasi aspek isi tahap pertama oleh ahli media, hasil penilaian ahli media aspek isi sangat layak.

Selanjutnya hasil validasi ahli media digunakan sebagai dasar perancangan media pembelajaran berbasis animaker yang dikembangkan dari segi media. Hasil validasi ahli media pada tahap II dapat dilihat pada tabel 4.8 yang merupakan hasil validasi ahli media.

10  Gambar  yang  ditampilkan  sudah  jelas
10 Gambar yang ditampilkan sudah jelas

Uji Coba Produk

Hasil kritik, saran dan komentar dari ahli media pembelajaran menunjukkan bahwa dalam pengembangan media ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Uji coba kelompok kecil media pembelajaran fikih berbasis Animaker untuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 02 Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu tentang penggunaan alat khitan dilakukan dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang. Siswa diberikan angket berisi penilaian terhadap media pembelajaran fikih berbasis animaker, setelah itu siswa diminta untuk mengisi angket tersebut.

Berdasarkan hasil angket penilaian siswa, peneliti menghitung persentase skor kesesuaian media pembelajaran berbasis animaker dengan menggunakan skala Likert, diperoleh nilai rata-rata seluruh aspek media pembelajaran animaker untuk mata pelajaran fikih oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah (MIN). ) 02, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Grade V sebesar 93%. Uji coba kelompok besar media pembelajaran fikih berbasis Animaker untuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 02 Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu pada materi khitanan dilakukan oleh 13 orang. Uji coba dilakukan setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis animaker. Siswa diminta mengisi angket evaluasi media pembelajaran berbasis animaker.

Berdasarkan eksperimen kelompok besar hasil angket evaluasi siswa, peneliti menghitung persentase skor kesesuaian dari media pembelajaran.

Evaluasi

Pembahasan

Setelah tahap analisis, lanjut ke tahap desain atau perancangan desain media pembelajaran berbasis animaker. Setelah tahap pengembangan pertama selesai, dilakukan revisi terhadap produk media pembelajaran berbasis animaker sesuai dengan saran dan masukan dari ahli materi dan ahli media. Hasil validasi tahap pertama yang dilakukan oleh ahli materi menunjukkan bahwa desain media pembelajaran berbasis Animaker sangat layak dengan penilaian aspek isi dan pembelajaran sebesar 81%.

Hasil validasi tahap kedua yang dilakukan oleh ahli materi menunjukkan bahwa rancangan media pembelajaran berbasis Animaker sangat layak dengan penilaian 85% untuk aspek isi dan pembelajaran. Hasil evaluasi produk oleh ahli media pada tahap kedua setelah review produk menunjukkan bahwa desain media pembelajaran berbasis Animaker sangat layak dengan rating 91% dari segi tampilan dan isi. Setelah dinyatakan layak oleh ahli isi dan ahli media, rancangan media pembelajaran berbasis Animaker diujicobakan kepada siswa.

Diuji pada tahap uji coba dengan kelompok kecil 10 orang bahwa desain media pembelajaran berbasis Animaker sangat layak dengan rating 93%. Sedangkan pada tahap uji coba kelompok besar yaitu kelas V yang terdiri dari 13 orang, rancangan media pembelajaran berbasis Animaker sangat layak dengan rating 92%.

PENUTUP

Saran

Terdapat beberapa kendala dalam pembuatan media pembelajaran Animaker yang dapat menjadi perbaikan kedepannya bagi peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbeda, seperti memperhatikan pemilihan kata dan konsep yang tepat, warna, tema, dan materi. Kartika Sinta, Husni, saepul millah, 2019, Pengaruh Kualitas Sarana dan Prasarana Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Jilid.

Gambar

Gambar 2. 1  Tujuan pembelajaran
Tabel 3.5   Skor
Gambar 4.2  2.  Berisi judul materi yaitu “Khitan”
Gambar 4.12  Sejarah berkhitan
+3

Referensi

Dokumen terkait

berikut: a. Saran Ahli Materi Tabel 2.14 Hasil validasi ahli materi sebelum dan sesudah di revisi No. Keterangan Sebelum Revisi Sesudah Revisi 1 Penambahan gambar dan materi