• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca menambah wawasannya tentang seni dan keindahan menurut sudut pandang Ismail Raji al-Faruqi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk kegiatan akademik khususnya program studi Aqidah Filsafat Islam. Manfaat praktis diharapkan pembaca dapat memahami pemaparan pemikiran Ismail Raji al-Faruqi tentang seni dan keindahan.

Penelitian Terdahulu

Kemiripan dalam penelitian ini terdapat pada pemikiran Ismail Raji al-Faruqi, namun perbedaannya peneliti ini hanya memfokuskan pada pemikiran kaligrafinya saja. Disertasi ini berhasil mengkaji konsep epistemologis tauhid al-Faruqi dan berupaya menggali bagaimana hakikat rumusan epistemologis mengenai tauhid dalam konteks konstruksi tauhid dari perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kemiripan dalam penelitian ini terdapat pada sosok seorang filosof yaitu Ismail Raji al-Faruqi.

Sementara perbedaannya, penelitian sebelumnya fokus pada kajian tauhid, sedangkan penelitian yang saya lakukan mempelajari kaligrafi, seni tata ruang dan seni suara. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi bagaimana pandangan Sayyed Nasr tentang konsep keindahan dalam seni rupa Islam.

Metode Penelitian

Sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang dikumpulkan, diolah dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan komentar, analisis, kritik dan sejenisnya yang berkaitan dengan data primer. Data primer penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran Ismail Raji al-Faruqi tentang seni dan keindahan, seperti buku berjudul Seni Tauhid: Esensi dan Ekspresi Estetika Islam karya Ismail Raji al-Faruqi. Sedangkan data sekunder dari penelitian ini berupa buku, majalah, artikel dan bahan bacaan lain yang berhubungan dengan seni dan keindahan (estetika).

Pada umumnya teknik pengumpulan data biasanya menggunakan angket, wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Namun penelitian pusaka dapat dipastikan dengan menggunakan metode dokumentasi, karena penelitiannya berada di satu tempat dan hanya berurusan dengan data dalam bentuk teks saja dan kebetulan dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian untuk kajian tokoh dan figur yang menjadi subjek penelitian. penelitian yang sudah mati. Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah upaya mencari data tentang objek atau variabel dalam bentuk catatan sastra atau linguistik.

Setelah data terkumpul, saya membagi atau memilah data yang diperlukan terkait dengan pemikiran Ismail Raji al-Faruqi tentang seni dan keindahan untuk dijadikan bahan referensi sebagai sumber data.

Sistematika Penulisan

Seni dan Keindahan

  • Pengertian Seni
  • Pengertian Keindahan
  • Seni dan Keindahan Menurut Para Ahli

Karya seni adalah objek yang dapat dilihat, didengar atau dilihat dan didengar secara bersamaan (visual, audio dan audiovisual). Keindahan dalam hubungan antara kedua jenis indra dibedakan dalam tiga bentuk yaitu seni rupa, seni suara dan seni pertunjukan. Seni pertunjukan merupakan seni yang dapat dinikmati oleh indra mata dan telinga secara bersamaan, sehingga bersifat audiovisual.

Pengetahuan tentang seni dan ide-ide dasar tentang seni diperlukan agar perkembangan seni tidak "semrawut" tetapi "terarah". Dalam seni, perasaan terlebih dahulu harus dikuasai, dijadikan objek, dan diatur, dikelola, dan diwujudkan atau diekspresikan dalam karya seni. Menurut The Liang Gie dalam bukunya Outline of Aesthetics (Philosophy of Beauty), kecantikan dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai beautiful, beau Perancis, bello Italia dan Spanyol, kata-kata ini berasal dari kata Latin bellum.

Kedua, kecantikan dalam pengertian estetik murni berkaitan dengan pengalaman estetik seseorang dalam kaitannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Ketiga, keindahan dalam arti terbatas memiliki arti yang lebih sempit dan hanya berkaitan dengan objek yang dapat ditangkap oleh pandangan, yaitu keindahan bentuk dan warna. Jadi, menurut Plato, ciri keindahan, baik dalam alam maupun dalam karya seni, adalah kesederhanaan.27 Jadi pandangan Plato ini mengingatkan kita pada seluruh filosofi gagasannya, sementara yang lain lebih terbatas pada dunia nyata ini.

Ada dua unsur dalam pandangan Plato tentang apresiasi seni ini: yang satu teoretis dan yang lain praktis. Plato, dalam evaluasinya terhadap karya seni dalam buku Negara, tidak hanya mengklaim karya seni adalah tiruan yang jauh dari kebenaran sejati, tetapi juga mengklaim karya seni sebenarnya mengalihkan perhatian warga negara, terutama kaum muda, dari tugasnya untuk membangun negara. Pandangan ini, menurut Aristoteles, berlaku baik untuk objek alam maupun karya seni buatan manusia.

Pandangan Aristoteles adalah bahwa sebuah karya seni harus dinilai sebagai tiruan, yaitu tiruan dari alam dan dunia manusia. Karya seni diharapkan menjadi simbol atau lambang yang maknanya harus ditemukan dan dikenali oleh penikmat karya seni berdasarkan pengalamannya, baik dalam posisi pemain maupun penonton. Dalam menolak imitasi sebagai salah satu jenis seni, kali ini Iqbal tidak sendirian, melainkan bersama sebagian besar penulis seni rupa kontemporer.

Seni Islam

Kesenian Islam memiliki basis pengetahuan yang diilhami oleh nilai-nilai spiritual, yang oleh para tokoh seni Islam tradisional disebut sebagai wisdom atau kebijaksanaan. Kedua hal ini adalah realitas yang sama, karena kearifan yang menjadi landasan seni Islam tidak lain adalah aspek kearifan dari spiritualitas itu sendiri. Kitab suci Al-Quran mewajibkan manusia untuk mengetahui bahwa Allah SWT mengajak melihat seluruh alam semesta yang telah diciptakannya dengan sensasi yang sangat indah.

Al-Faruqi menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah model seni, dan seni Islam adalah sifat Al-Qur'an. Dalam artian bahwa kitab suci Al-Quran merupakan model utama dan tertinggi bagi produksi kreativitas dan estetika. Yang menciptakan berbagai bentuk indah, khususnya makhluk hidup yang menghidupkan makhluk utamanya, yaitu manusia.40 Membaca Al-Qur'an sebagai seni suci Islam yang bersifat musikal merupakan sumber seni bunyi tradisional, termasuk kaligrafi, yang mencerminkan dalam bidang penulisan sehari-hari.

Kaligrafi Al-Qur'an mengungkapkan wahyu Islam dan pada saat yang sama menggambarkan reaksi jiwa Muslim terhadap pesan ilahi. Titik-titik yang ditulis oleh pena ilahi menciptakan arketipe surgawi dari kaligrafi Alquran.41. Tanpa seni, Al-Qur'an akan dibacakan dengan suara datar, adzan dikumandangkan dengan nada yang memekakkan telinga, orang akan membangun masjid tanpa estetika, dan kita akan melihat umat Islam mengemas program dakwah tanpa sentuhan keindahan yang membuat dakwah kurang menarik.

Menurut Muhammad Quthub, seni Islam adalah ekspresi keindahan wujud dari perspektif Islam terhadap alam, kehidupan, dan manusia, yang mengarah pada perjumpaan sempurna antara kebenaran dan realitas. Anda dapat memilih subjek dan metode seni pertunjukan, Anda dapat menggambarkan realitas yang hidup dalam masyarakat di mana Anda berada, Anda dapat menggabungkannya dengan apa saja, yang dapat Anda bayangkan, karena bidang seni Islam adalah segala bentuk. Tujuan seni Islam adalah untuk mengajarkan dan memperkuat persepsi tentang transendensi Tuhan pada manusia.

Pada bagian seni ini, Ismail Raji al-Faruqi memimpin diskusi yang dimulai dari tahap paling dasar, yaitu mengartikulasikan apa itu seni Islam. Misalnya ada pertanyaan, “Bagaimana seni Islam?” al-Faruqi menjawab: “Pandangan tentang keindahan yang muncul dari pandangan dunia tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, yaitu keindahan yang dapat membawa kesadaran gagap pada ide-ide transendental. dan “bagaimana seni Islam?” kata al-Faruqi, yaitu semua produk sejarah yang memiliki nilai estetis, yang telah dihasilkan umat Islam, dalam periode sejarah Islam, berdasarkan pandangan estetis tauhid.46.

Filsafat

  • Pengertian Filsafat
  • Ciri-Ciri Berpikir Filsafat

BIOGRAFI ISMAIL RAJI AL-FARUQI

Karya-Karya Ismail Raji al-Faruqi

SENI DAN KEINDAHAN DALAM PANDANGAN ISMAIL RAJI AL-

Pengertian Seni Islam

36 Ismail Raji al-Faruqi, Seni Monoteisme: Esensi dan Ekspresi Estetika Islam (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1999), hlm. 45 Ismail Raji al-Faruqi and Lois Lamya al-Faruqi, Atlas Kebudayaan Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Yang Mulia (Bandung: Mizan, 2020), hlm. Bagian kedua mengkaji pandangan Ismail Raji al-Faruqi tentang seni ruang (arsitektur), menjelaskan bagian-bagian yang terdapat dalam seni ruang (arsitektur).

Di mana filsuf Ismail Raji al-Faruqi telah menjelaskan bagian-bagian yang terlibat dalam seni peringkat (arsitektur). Ketiga, seni bunyi (handasah al-shawt) dalam hal ini filosof Ismail Raji al-Faruqi telah menjelaskan tentang seni bunyi dalam pandangan dunia Islam. 2018.” Studi Banding Pemikiran Ismail Raji al-Faruqi dan Syed Muhammad Naquib Al-Attas”, Majalah Al-Hikmah Vol.

gambar  seorng  yang  sedang  sholat,  sebagai  bukti  adanya  makna  simbolik   dalam seni Islam
gambar seorng yang sedang sholat, sebagai bukti adanya makna simbolik dalam seni Islam

Tujuan Seni

Macam-Macam Seni

Pandangan al-Faruqi Tentang Bentuk-Bentuk Seni

Pandangan Tentang Kaligrafi

Pandangan Tentang Seni Ruang

Pandangan Tentang Seni Suara

Pemikiran Estetika al-Faruqi

Kontribusi al-Faruqi Dalam Seni dan Keindahan

BAB V PENUTUP

Saran

Sebagai saran penulis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikaji lebih lanjut, yang dalam hal ini ada kaitannya dengan pandangan dunia Islam untuk perkembangan pemikiran dunia Islam. Oleh karena itu, penulis menyarankan kajian lebih lanjut dan lebih luas tentang kaligrafi, baik dari sudut pandang seniman maupun penikmat keindahan itu sendiri. Berapa banyak kaligrafi yang dibutuhkan untuk mempengaruhi sesuatu yang indah di dunia Islam.

Namun demikian, penulis menyarankan pembaca untuk menyelidiki dan mempelajari lebih jauh pemikiran filosof Ismail Raji al-Faruqi dan membandingkan pemikirannya dengan pemikiran tokoh-tokoh lain yang mungkin memiliki perbedaan dengan konsep Ismail Raji al-Faruqi. Yang mengkaji kajian tentang perbedaan seni bunyi dalam pandangan Islam dan seni bunyi di luar pandangan Islam. Kemudian melanjutkan ke SMP pada tahun yang sama di MTsN Negeri Bintuhan Kaur Selatan dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 2013.

Setelah itu, ia masuk SMA di Madrasah Aliyah Negeri Bintuhan dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Berbagai organisasi semasa mereka masih sekolah antara lain: Anggota Pramuka Mtsn Dan Man Kaur Selatan, Anggota Spiritual Man Bintuhan, Anggota Dramben Bintuhan Man, Anggota Olahraga Bintuhan Man dan berbagai organisasi intra dan ekstra kampus sejak mereka masih sekolah. dimulai masuk kampus antara lain: UKM-KI IAIN Bengkulu, aktif kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS-AFI) tahun 2016, dan aktif kepengurusan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA FUAD) tahun 2016 di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Islamisasi Ilmu Ismail Raji al-Faruqi, Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Bunga Kerang Vol. Pengantar Filsafat Umum: Dari Pendekatan Sejarah, Pemetaan Cabang Filsafat, Pertarungan Pikiran, Memahami Filsafat Cinta, Panduan Pemikiran Filsafat-Kritis.

Gambar

gambar  seorng  yang  sedang  sholat,  sebagai  bukti  adanya  makna  simbolik   dalam seni Islam

Referensi

Dokumen terkait

The above results can be used as a reference that the method of critical discourse analysis through 5W + 1H carried out in the basic conversation investigation preparation program