• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Nguyα»…n Gia HΓ o

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian DSME pada pasien DM tipe 2 terhadap kadar gula darah klien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian DSME terhadap kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda. Disarankan tenaga kesehatan dapat memberikan DSME untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 dan menggunakan DSME sebagai program promosi kesehatan.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, penulis menyusun proposal yang berjudul β€œPengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Kadar Gula Darah Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda”.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Keaslian Penelitian

Diabetes Self-Management Education (DSME) merupakan proses berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pasien diabetes melitus untuk melakukan perawatan diri. Berdasarkan uraian data dan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul β€œPengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Kadar Gula Darah Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonerejo, Samarinda". Pengetahuan tentang pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Wonerejo Samarinda.

Berdasarkan penelusuran judul penelitian yang ada, peneliti mendapatkan 4 judul penelitian terkait pengaruh pendidikan kesehatan Diabetes Self-Management Education (DSME) pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Tabel 1.1  Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
  • Telaah Pustaka
    • Diabetes Melitus tipe 2
    • Kadar Gula Darah
    • Diabetes Self Management Education (DSME)
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis

Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada DM tipe 2 diperlukan perawatan yang kompleks dan berkesinambungan yang meliputi pendidikan kesehatan (edukasi), pola makan yang sehat (food planning), latihan fisik (exercise), dan terapi farmakologis (Misnadiarly, 2006). Penatalaksanaan DM tipe 2 diawali dengan pendidikan kesehatan yang berperan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien agar pasien memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup sehingga dapat terhindar dari komplikasi DM tipe 2 (Suzanne C. Smaldzer, 2001). Salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada pasien DM tipe 2 adalah Diabetes Self Management Education (DSME).

Diabetes Self Management Education (DSME) adalah proses berkelanjutan dalam memfasilitasi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk perawatan diri diabetes (Funnell et al., 2010). DSME) merupakan upaya yang dapat dilakukan perawat untuk terus mengedukasi klien DM (Dian, 2017). Tujuan keseluruhan dari Diabetes Self-Management Education (DSME) adalah untuk mendukung pengambilan keputusan, perilaku, perawatan diri, pemecahan masalah, dan kolaborasi aktif dengan tim perawatan untuk meningkatkan hasil. DSME dan penetapan tujuan perilaku adalah strategi yang efektif untuk mendukung perilaku perawatan diri (Funnell et al., 2010).

Pentingnya tujuan, sasaran, hubungan dan peran manajemen akan meningkatkan kualitas pendidikan untuk manajemen diri diabetes yang efektif. DSME dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok, baik di klinik maupun di komunitas (Norris et al., 2002a). Kerangka konseptual menggambarkan variabel bebas yaitu Diabetes Self-Management Education (DSME), variabel terikat yaitu kadar gula darah pada pasien DM tipe II, dan variabel perancu yang dikontrol yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, terapi pengobatan. , lama penyakit DM dan riwayat penyakit penyerta.

Terdapat pengaruh yang signifikan Diabetes Self-Management Education (DSME) pada pasien dan keluarga penderita diabetes terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Diabetes Self-Management Education (DSME) pada pasien dan keluarga penderita diabetes mellitus terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2.

  • Rancangan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Instrument Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data
    • Uji Normalitas
    • Uji Univariat
    • Uji Bivariat
  • Etika Penelitian
    • Alur Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Wonerejo Samarinda yang berjumlah 200 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dari populasi yang menandatangani informed consent. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan koreksi atau penambahan jumlah sampel berdasarkan prediksi sampel yang keluar dari penelitian.

Jumlah sampel setelah koreksi adalah 16 orang per kelompok, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang. Pengukuran kadar gula darah saat melewati pembuluh darah untuk mengetahui kadar gula darah dalam tubuh rendah, normal atau tinggi yang dilakukan sebelum dan sesudah. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah SOP dan SAP Diabetes Self Management Education (DSME), modul, kuesioner, lembar observasi, laptop, pamflet, easy touch kit.

Saat pengecekan kadar gula darah yang perlu diukur adalah dengan menggunakan alat pemantau gula darah sentuhan ringan. Responden pada kedua kelompok akan diberikan kuesioner terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang diabetes dan mengukur kadar gula darah pasien. Pada kelompok kontrol responden diberikan kuesioner pengetahuan tentang DSME dan diukur kadar gula darah pasien, dilanjutkan dengan penyuluhan yang merupakan program bulanan dari Puskesmas Wonorejo, setelah itu pasien diberikan lembar kuesioner dan juga dilakukan pengukuran gula darah pasien. tingkat.

Pada kelompok intervensi, peneliti memberikan kuesioner pengetahuan tentang DSME di awal penelitian dan mengukur gula darah pasien, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi DSME sebanyak 4 sesi dalam 1 minggu dengan monitoring evaluasi selama satu bulan, dan di akhir penelitian. evaluasi pemantauan dilanjutkan dengan pemberian kuesioner penilaian kembali pengetahuan pasien tentang DSME dan pemantauan kadar gula darah. Dalam penelitian ini, semua data penelitian dianalisis dengan menggunakan program perangkat lunak statistik di komputer. Paired t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan gula darah pada kelompok kontrol dari pengamatan pertama dan terakhir, serta perbedaan gula darah pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah pemberian DSME dengan Ha diterima sebagai p <0,05.

Sedangkan Independent t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan gula darah kontrol sebelum DSME pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan perbedaan gula darah kontrol setelah DSME pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan Ha diterima sebagai p < 0, 05.

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional No.  Variabel  Definisi
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional No. Variabel Definisi

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian

Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan. Kelompok 1 memiliki siswa terbanyak yaitu 9 orang (56,3%), dan kelompok 2 memiliki siswa terbanyak yaitu 10 orang (62,5%). Karakteristik responden mengenai pekerjaan kelompok 1 sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan wiraswasta yaitu sebanyak 6 orang (37,5%). Karakteristik responden menurut lama menderita DM pada kelompok 1 sebagian besar < 5 tahun sebanyak 8 orang (50%), sedangkan pada kelompok 2 sebagian besar 5-10 tahun sebanyak 9 orang (56,3%).

Nilai kadar gula darah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi DSME dapat dilihat secara singkat pada tabel 4.4 di bawah ini. Nilai kadar gula darah pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dapat dilihat secara singkat pada tabel 4.5 berikut ini. Berdasarkan hasil uji normalitas maka uji signifikansi hipotesis dua sampel berpasangan untuk mengetahui kadar glukosa darah sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu dengan menggunakan uji T berpasangan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini .

Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna rerata kadar glukosa darah sebelum dan sesudah perlakuan DSME. Oleh karena itu, secara statistik dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian DSME. Pengujian perbedaan rerata perbedaan kadar gula darah pada kelompok 1 dan kelompok 2 diuji dengan Mandiri.

Uji perbedaan rata-rata perbedaan perubahan kadar glukosa darah selama intervensi pada kelompok 1 (intervensi DSME) dan kelompok 2. Jadi secara statistik dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar glukosa darah pada kedua kelompok.

Tabel 4.5 menunjukkan nilai mean kadar gula darah sewaktu pre  test  dan  post  test  pada  kelompok  kontrol
Tabel 4.5 menunjukkan nilai mean kadar gula darah sewaktu pre test dan post test pada kelompok kontrol

Pembahasan

Pada kelompok lansia, sebagian besar lansia dengan diabetes melitus memiliki kualitas hidup yang buruk dan lebih sering menggunakan perawatan medis. Menurut asumsi yang dibuat oleh peneliti dalam penelitian ini, semakin banyak aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes melitus, maka akan semakin baik dalam mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Nilai gula darah pada Kelompok 1 (Kelompok Intervensi) Analisis univariat menunjukkan bahwa pada kelompok 1 (Kelompok Intervensi DSME) terjadi perubahan nilai rata-rata nilai gula darah sebelum dan sesudah intervensi yaitu 275,81.

Uji beda rerata sebelum dan sesudah intervensi DSME pada kelompok 1 dengan menggunakan Paired T-Test didapatkan nilai p-value kadar gula darah acak sebesar 0,000, hal ini menunjukkan p-value. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar gula darah pada kelompok yang tidak diberikan intervensi DSME. Uji beda mean sebelum dan sesudah pada kelompok 2 dengan menggunakan Paired T-Test didapatkan p-value kadar gula darah sebesar 0,001, hal ini menunjukkan p-value < 0,005 yang artinya ada perbedaan rata-rata kadar gula darah selama pre-test dan post-test.

Faktor lain yang menyebabkan peningkatan gula darah pada kelompok kontrol adalah pemberian makan yang tidak terkontrol, aktivitas fisik yang tidak teratur dan pemicu stres pada penderita diabetes melitus pada kelompok kontrol. Tabel 4.8 yaitu pengujian beda rata-rata selisih nilai gula darah pada kelompok 1 dan kelompok 2 diuji dengan menggunakan Independent T-test. Dengan perbedaan gula darah pada kelompok 1, rata-rata gula darah setelah intervensi DSME adalah 189,00 mg/dL, dibandingkan dengan 331,31 mg/dL pada kelompok 2, dengan nilai p 0,000 < 0,05.

Dengan demikian, kelompok intervensi DSME mengalami penurunan kadar gula darah sementara dan kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar gula darah secara intermiten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kadar gula darah antara kelompok perlakuan DSME dan kelompok kontrol.

Keterbatasan Penelitian

Dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diajarkan tentang penyakit tidak menular oleh Puskesmas Wonorejo.

  • Kesimpulan
  • Saran
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep
  • Jalannya Penelitian
  • Alur Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus. DSME dapat digunakan sebagai program promosi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan merawat pasien diabetes melitus tipe 2 secara mandiri. DSME dapat dijadikan sebagai SOP, sumber referensi atau sumber rujukan dalam penatalaksanaan pasien diabetes melitus tipe 2 baik di tatanan klinis maupun komunitas.

Harapannya agar masyarakat khususnya penderita diabetes dapat menggunakan ilmu yang didapat dari perawatan diri yang benar dan menyebarkan ilmu tersebut kepada orang lain yang belum mengetahuinya, sehingga diharapkan masyarakat juga ikut terlibat dalam mengurangi komplikasi yang terjadi. terjadi pada pasien dengan diabetes. Pelaksanaan edukasi self-management diabetes berdasarkan model promosi kesehatan mengenai perilaku kepatuhan klien diabetes tipe 2 (Dm) Dampak program edukasi keluarga self-management diabetes terhadap kualitas hidup pasien diabetes tipe II di Puskesmas Ii Baturraden, 9( 3).

Hubungan lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus non ulkus (studi pendahuluan), 15-20. Hubungan antara self-management pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kadar gula darah di RSUD Kota Banda Aceh, 3(2),. Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes tipe II di Balai Laboratorium Kesehatan Makassar.

Self-Management of Diabetes Education and Support for Type 2 Diabetes: A Joint Position of the American Diabetes Association, the American Association of Diabetes Educators, and the Academy of Nutrition and Dietetics. Pengaruh Program Education for Diabetes Self-Management Terhadap Manajemen Diri Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Effects of Diabetes Self-Management Education Program on Self-Management in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus.

Gambar

Tabel 1.1  Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional No.  Variabel  Definisi
Tabel 4.5 menunjukkan nilai mean kadar gula darah sewaktu pre  test  dan  post  test  pada  kelompok  kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Teman Satu Atap Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang eman satu atap siswa di SMA Negeri dan Swasta di Jakarta yang diambil sebagai responden Responden yang