PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan merumuskan beberapa permasalahan terkait hadis tentang pewarna rambut sebagai berikut.
Batasan Masalah
Maka penulis dalam penelitian ini memberikan batasan permasalahan yang berkaitan dengan hadis tentang larangan dan kemampuan menggilap rambut yang terdapat pada al-kutub al-Sittah dan pemahaman hadis asbabul wurud dan sejarah.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Segera agar dapat dijadikan referensi penelitian, dapat dijadikan koleksi, bila perlu dapat dibaca kembali untuk Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno Bengkulu. Secara praktis penelitian ini menjadi syarat penyelesaian skripsi akhir Sarjana Agama (S.Ag) Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno Bengkulu.
Kajian Pustaka
Tesis Muhammad Khoirul Anam, mahasiswa UIN Sunan Kalijag, pada 8 Agustus 2012, dalam penelitiannya yang berjudul Hadits Pewarnaan Rambut: Kajian Ma'anil al-Hadits. 14 Muhammad Khoirul Anam, Hadits Mewarnai Rambut: Kajian Ma'anil al-Hadits, (Sunan Kalijaga: UIN Sunan Kalijaga, 2012), Pdf. 15 Atika Ayu Setia Harnum, Ulasan Hukum Islam Tentang Mewarnai Rambut Bagi Klien Pria (Barber Shop Study.
Agung Novianto, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya pada tanggal 20 Juni 2019 dalam penelitiannya yang berjudul Metode Pemahaman Hadits Mengenai Larangan Mewarnai Kelinci Hitam Dalam Perspektif Yusuf Qardhawi. Hasil penelitian ini menjelaskan metode pemahaman hadis tentang larangan mewarnai rambut hitam sudut pandang Yusuf Qardhawi dengan menggunakan kajian hadis mukhtalif.Penelitian ini mengkaji hadits dalam musnad Sunan Ibnu. Dalam penelitian ini ditemukan hadits tentang larangan warna rambut hitam menurut sudut pandang Yusuf Qardhawi.18.
18 Agung Novianto, Metode Pemahaman Hadits tentang Larangan Warna Rambut Hitam Sudut Pandang Yusuf Qardhawi (Kajian Hadits Ma'anil Riwayat Ibnu Majah No Indeks 1997), (Surabaja: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019 ), Pdf.
Metode Penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti atau berkaitan dengan objek yang diteliti. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah perkataan dan perbuatan.21 Dalam penelitian ini, data primer yang peneliti gunakan adalah data yang diambil langsung dari kitab al-Kutub al-Sittah dan terjemahannya, serta kitab al-Mu'jam al -Munfahras. oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi sebagai rujukan pertama dalam pencarian dan penelusuran hadis-hadis yang akan diteliti. Karena penelitian dalam disertasi ini merupakan penelitian kepustakaan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan penulis terdiri dari pengumpulan atau pencarian sumber data dan bahan yang berkaitan dengan topik yang dibahas.22 Buku al-Kutub al-.
Sittah menjadi sumber terpenting dalam skripsi ini karena kitab ini memuat hadis-hadis tentang larangan dan kebolehan pewarnaan rambut. Kemudian penulis menguraikan pengertian hadits mengenai larangan dan kebolehan mewarnai rambut dengan menggunakan Asbabul Wurud dan pendekatan sejarah. Penulis akan mengkaji kualitas koherensi hadis mengenai larangan dan kebolehan pewarnaan rambut.
Langkah terakhir penelitian adalah pengumpulan hadis-hadis dari penelitian sanad hadis dan meta untuk pengharaman hadis dan kemampuan menggilap rambut beserta maknanya dengan Esbabul vurud dan pendekatan sejarah serta hukum yang termasuk dalam hadis.
Sistematika Penulisan
Bab kedua, penulis akan membahas bab landasan teori yang meliputi (Pengertian hadis mukhtalif, Tata Cara Menyelesaikan Hadits Mukhtalif, Arti pewarnaan rambut, Sejarah pewarnaan rambut, Hukum pewarnaan rambut dalam Islam) . Pada bab ketiga penulis akan membahas tentang metode penelitian yaitu penjelasan tentang metode kritik sanad, metode kritik matan, hadits haram, hadits takhrij, kritik sanad, kritik matan, hadits yang dibolehkan, kesimpulan dari hadits yang mengharamkan dan membolehkan. pewarnaan rambut dalam Hadits, Skema Gabungan Hadits. Bab keempat, penulis akan menganalisis dan memaknai hadis yang dikandungnya, sifat-sifat hadis, kehujatan hadis, makna hadis dan implikasi hadis.
KAJIAN TEORI
Pengertian Semir Rambut
Namun dalam kegiatan tersebut syariat memberikan kaidah sebagaimana halnya hal-hal lainnya, agar suatu perbuatan yang mulia dapat dinilai sebagai ibadah dan dapat membawa manfaat, antara lain dengan menetapkan pedoman adab dalam mewarnai rambut. 24 Atika Ayu Setia Harnum, Ulasan Hukum Islam Tentang Mewarnai Rambut Bagi Pelanggan Pria (Studi pada Deva Sukarame Barbershop Bandar Lampung), (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2019), Pdf. Hairspray merupakan bagian dari masalah perhiasan ini, yaitu memoles rambut atau janggut yang sudah berubah warna, mula-mula hitam lalu putih.
Dikatakan bahwa orang Yahudi dan Kristen tidak mengizinkan rambut mereka diwarnai atau diubah warnanya. Dengan banyaknya variasi warna untuk mewarnai rambut, terdapat hukum dan alasannya sesuai dengan keadaan dan kondisi saat itu. Pertama: Rambut berwarna coklat dan pirang Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin Rahmatullah pernah ditanya tentang hukum warna coklat dan pirang.
27 Atika Ayu Setia Harnum, Ulasan Hukum Islam Tentang Pewarnaan Rambut Bagi Pelanggan Pria (Studi di Deva Sukarame Berbershop Bandar Lampung), (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2019), Pdf. Syekh Shalih al-Fauzan pernah ditanya berikut ini, apa hukumnya mewarnai rambut secara menyeluruh dengan warna apa pun, misalnya merah, kuning, putih, atau emas. Dan bagaimana hukum pewarnaan rambut yang disebut misi, yaitu salah satu jenis fashion impor dari barat yang populer di kalangan wanita kita.
Caranya dengan mengecat bagian rambut di tempat berbeda dengan warna yang tidak sama dengan warna rambut aslinya, misalnya putih, merah, atau emas. Jadi warna rambut bermacam-macam, ada yang dengan warna alami dan ada pula yang dengan warna buatan. Untuk rambut beruban disarankan untuk mewarnainya dengan warna selain hitam dengan menggunakan henna, cat.
Sedangkan papilla rambut yang berarti bagian rambut tempat diproduksinya sel-sel folikel rambut dan pigmen-pigmen yang akan memberi warna pada rambut sudah jadi. 30 Atika Ayu Setia Harnum, Sekilas Hukum Islam Tentang Mewarnai Rambut Bagi Pelanggan Pria (Studi di Deva Sukarame Barbershop Bandar Lampung), (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2019), Pdf.
Sejarah Semir Rambut
Awal mula pewarnaan atau pewarnaan rambut ini adalah berakhirnya zaman besi sekitar tahun 1950, warna biru digunakan untuk mengintimidasi lawan, pada saat itu pewarnaan rambut menggunakan air mineral untuk mewarnai rambut. Seiring berjalannya waktu, pada zaman dahulu bahan rambut atau pewarna rambut tumbuh dari air mineral, tumbuhan dan serangga.33. Kemudian, orang pertama yang menggunakan pewarna rambut pada zaman dahulu adalah seorang ratu Mesir pada masa Penguasa Ketiga (Ketiga) yang menggunakan pewarna rambut henna yang dicampur dengan warna biru dan ungu dengan tujuan untuk menyempurnakan penampilan saat melakukan ritual.
Selanjutnya pewarna rambut dipakai oleh seorang firaun dari dinasti ke-18 (delapan belas) hingga ke-19 (sembilan belas) (kepemimpinan atau pemerintahan). Pada abad XVI (enambelas) dan XVII (tujuh belas), wanita yang menganut agama Puritan pada saat itu berambut merah. Dalam beberapa dekade terakhir sejak tahun 1990, perempuan sering kali mengecat rambutnya dengan warna merah.36 Pewarna rambut merah menjadi hal yang umum pada masa pemerintahan Elizabeth I.
34Agung Noviyanto, Metode Pemahaman Hadits Tentang Larangan Mewarnai Rambut Hitam Dalam Sudut Pandang Yusuf Qardhawi (Indeks Kajian Ma'anil Hadits Riwayat Ibnu Majah No. 1197), (Surabaya: UIN Sunan Ampera Surabaya, 2019), hal. 35Agung Noviyanto, Metode Pemahaman Hadits Tentang Larangan Mewarnai Rambut Hitam Dalam Sudut Pandang Yusuf Qardhawi (Indeks Kajian Ma'anil Hadits Riwayat Ibnu Majah No. 1197), (Surabaya: UIN Sunan Ampera Surabaya, 2019), hal. 36Agung Noviyanto, Metode Pemahaman Hadits Tentang Larangan Mewarnai Rambut Hitam Dalam Sudut Pandang Yusuf Qardhawi (Kajian Ma'anil Hadits Sejarah Indeks Ibnu Majah No. 1197), (Surabaya: UIN Sunan Ampera Surabaya, 2019) , Pdf.
Hukum Semir Rambut Dalam Islam
Ertinya: memisahkan hadis sahih dengan yang dhaif, dan menentukan perawi yang tsiqat dan yang kekurangan. 49. Kadang-kadang mukharrij mempunyai lebih daripada satu sanad untuk matan hadith yang sama atau seumpamanya. Templat yang digunakan ialah hukum kesahihan hadis apabila ternyata hadis yang diselidiki bukanlah hadis yang mutawatir.
Imam Syafi'i, Imam Bukhari, Imam Muslim dan lain-lain memperjelaskan bibit-bibit hukum dan menerapkannya pada hadis-hadis yang dipelajari dan diriwayatkan. Kedua: hadith yang diriwayatkan oleh orang yang siqah, tetapi orang lain yang siqah tidak meriwayatkan hadith tersebut. Ulama yang menjadi pengkritik hadith mengakui sukar untuk menyelidik “penyakit hadith” yang disebut oleh salah satu unsur kesahihan sanad hadith.
Tanpa sanad, maka matan tidak boleh diisytiharkan sebagai hadis yang bersumberkan Rasulullah. Seperti yang dinyatakan dalam perbincangan sebelum ini, antara punca perbezaan lafaz dalam teks hadis yang sama ialah dalam periwayatan hadis tersebut telah terdapat riwayat dari segi makna. Terdapat cukup banyak teks hadis dengan sanad yang sama yang sama sahih dan disunting dengan lafaz yang berbeza.
Hadits yang mengandung idraj disebut hadits mudraj, sedangkan hadits yang mengandung ziyadah disebut hadits mazid. Mengenai hal yang ingin diteliti dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu label merupakan matan dalam hadis riwayat Ibnu Majah. Berdasarkan penelitian penulis, isi format hadis terkait tidak memuat hal-hal yang bertentangan dengan ayat Al-Qur'an.
Jika dilihat dari hasil penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa hadits membolehkan mewarnai rambut menjadi hitam, itu hadits yang rusak sob. Dari keseluruhan mengenai hadits yang membolehkan mewarnai rambut menjadi hitam, hadits tersebut terputus dan hadits ini termasuk hadits doif. Jadi dapat diartikan bahwa Hadits Mukhtalifil adalah dua hadits yang secara tegas saling bertentangan.
Menurut Fatchur Rahman, ilmu hadith mukhtalif ialah ilmu yang membincangkan hadith-hadith berikut. Kualiti dan hujah hadis tentang anjuran mewarnakan rambut dengan warna selain hitam dalam riwayat Ibnu Majah dan matanya berstatus Sahih lidhairihi sehingga boleh dijadikan hujah kerana terbukti dan menepati. syarat-syarat hadis sahih, dan manakala hadis yang membolehkan anda mewarnakan rambut anda hitam mempunyai kualiti doif begitu. Hadis yang membolehkan anda menyikat rambut hitam tidak boleh dijadikan hujah kerana hadis tersebut tidak memenuhi kriteria hadis sahih. Pemahaman hadis yang mengharamkan mewarnakan rambut dengan warna hitam adalah tidak boleh dan haram bagi seseorang menggilap rambutnya dengan warna hitam.
