PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apakah nilai-nilai pembinaan akhlak yang terdapat dalam kitab Sirah Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) karya Syeikh Saffiyur Rahman Al-Mubarakfurry. Bagaimanakah perkaitan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Sirah Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) karya Shaikh Saffiyur Rahman Al-Mubarakfury dengan pengamalan pendidikan Islam.
Tujuan Penelitian
Identifikasi Masalah
Manfaat Penelitian
Peningkatan pendidikan karakter yang lebih benar sesuai syariat Islam menjadi materi tambahan dan pelengkap kurikulum lembaga pendidikan Islam. Meningkatkan efisiensi kehidupan sosial dan sebagai kontribusi konstruktif untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
Penegasan Istilah
Jadi apa yang dimaksudkan dengan tajuk “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Sirah Nabawiyah Shafiyurrahman al-Mubarakfuri”. Nilai pendidikan karakter yang berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa yang meliputi nilai-nilai keagamaan.
Focus Penelitian
Sistematika Penelitian
LANDASAN TEORI
Tujan Pendidikan Karakter
Media Pendidikan Karakter
Dengan melatih siswa untuk memiliki sifat religius, maka akan menumbuhkan nilai-nilai pendidikan karakter lainnya. Dari delapan nilai pendidikan karakter yang berkaitan dengan diri sendiri, terdapat dua nilai karakter yang berbeda dengan pendidikan Islam di Indonesia. Nilai-nilai pendidikan karakter dibandingkan dengan yang lain antara lain; Pencapaian nilai, demokratis, peduli sosial dan ramah.
Dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kaitannya dengan kebangsaan antara lain; semangat kebangsaan, cinta tanah air dan cinta damai. Sedangkan nilai pendidikan karakter dalam kitab Sirah Nabawiyah Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury mengacu pada sifat Nabi Muhammad SAW yaitu: Amanah, sidiq, fatonah dan Tabligh.
Urgensi Pendidikan Karakter
Sistematika Penulisan Buku
Sambil memaparkan karakter generasi muda Indonesia saat ini, penulis mengkaji secara mendalam nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah Syekh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfurry. Buku ini memuat nilai-nilai pendidikan karakter Nabi sendiri yang sangat mulia dan baik untuk dijadikan panutan. Dengan mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman, maka 18 nilai karakter yang saat ini menjadi tujuan nilai karakter bangsa Indonesia dapat tersampaikan dengan baik dan diwujudkan melalui pendidikan agama Islam.
Synopsis Buku
METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Jadi, peneliti menggunakan teknik yang diambil dari perpustakaan dan dikumpulkan dari buku-buku dan buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono, sastra adalah penelitian berupa rekaman peristiwa masa lalu yang berupa tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Dan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya monumental kitab Sirah Nabawiyah yang diterjemahkan oleh Hanif Yahya dari kitab ar-Rachiiqu alMakhtuum karya Syekh Safiyurrahman Al-Mubarekfury.
Sumber Data
Teknik Analisis Data
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfurry ditampilkan dalam bentuk deskripsi, cerita, dialog antar tokoh, serta reaksi tokoh ketika bereaksi terhadap sesuatu. Pendidikan karakter berbasis Al-Qur'an. saran atau berbuat baik, biarkan mereka mencapai kebebasan sempurna dalam perilaku agama dan kekayaan. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri meliputi: jujur, tanggung jawab, disiplin, rajin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu dan gemar membaca.
HASIL PENELITIAN
Religius
Dia tidak pernah minum arak, tidak pernah makan daging yang dikorbankan kepada berhala, tidak pernah mengambil bahagian dalam hari-hari besar Halaisme atau perayaannya, bahkan sejak kecil dia menghindari penyembahan palsu tersebut. Petikan ini juga menjelaskan betapa dekatnya Rasulullah dengan Allah SWT, mentaati ibadah yang wajib dan sunnah. Beliau sentiasa bertawakkal kepada Allah SWT, menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT, sentiasa mengingati Allah dalam hati dan sentiasa memerangi segala bentuk kesyirikan dan membimbing manusia dalam perkara yang benar, didikan akhlaklah yang harus dijadikan teladan. .
Jujur
Dalam Sirah Mubarakfuri halaman 98) Dia adalah orang yang paling utama dengan muru'ah (menjaga kesucian dan kehormatan diri), paling baik akhlaknya, paling agung budi pekertinya, paling agung hikmahnya, paling tulus perkataannya, paling lemah lembutnya. Akhlak, paling suci jiwanya, paling dermawan kebajikannya, paling baik amalnya, paling menepati janji dan paling amanah, sehingga beliau dinamai Al-Amin. Petikan di atas juga menggambarkan sifat jujurnya apabila dia berjanji untuk menukar Zainab dengan tawanan perangnya yang juga menantunya Abul-Ash. Berdasarkan definisi di atas, dapatlah kita simpulkan bahawa kejujuran akan tercermin dalam bercakap mengikut realiti, bertindak mengikut bukti dan kebenaran.
Tanggung jawab
Tanggung jawabnya juga menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas tugasnya sebagai nabi, sekaligus pemimpin yang memikirkan kondisi umatnya setelah dia meninggal, dan itu adalah pendidikan karakter yang bertanggung jawab.
Disiplin
Kutipan kisah di atas menggambarkan sikap disiplin yang Nabi tanamkan kepada para prajuritnya dengan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Hal ini merupakan sikap pendidikan karakter yang harus diteladani karena kedisiplinan merupakan salah satu bentuk karakter yang dapat mempermudah seseorang dalam mencapai tujuannya. Kedisiplinan harus ditanamkan sejak dini agar terbentuk karakter yang baik yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan sikap disiplin diterapkan pada setiap siswa dalam proses pembelajaran agar setiap siswa dapat bersikap baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Kerja keras
Kemudian Al-Miqdad bangun dan berkata, "Wahai Rasulullah, majulah sebagaimana yang ditunjukkan oleh Allah kepadamu. Petikan dari kisah di atas menggambarkan bahawa Rasulullah sentiasa bekerja keras dalam melaksanakan amanatnya sebagai Rasul Allah. Petikan di atas juga menggambarkan bagaimana Rasulullah dan kaumnya bertungkus-lumus memerangi Quraisy, walaupun nyawa mereka di ambang kematian.
Kreatif
Az-Zubair ditugaskan untuk menghalang kelajuan pasukan berkuda Quraisy yang diketuai oleh Khalid bin Al-Walid. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Manakala dalam kamus besar bahasa Indonesia, kreatif ialah kebolehan mencipta atau kreativiti, kreativiti juga boleh bermakna ciptaan terbaru dan asli yang dicipta kerana.
Mandiri
Rasa ingin tahu
Gemar membaca
Petikan kisah di atas menggambarkan watak Rasulullah yang gemar membaca al-Quran sebagai kitab yang diberikan kepadanya. Dia membaca Al-Quran setiap hari dan menjadikannya panduan. Akhlak Rasulullah merupakan salah satu akhlak yang baik untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah serta menggali ilmu yang terkandung di dalam al-Quran.
Menghargai prestasi
Dengan menghargai prestasi orang lain, seseorang dapat melakukan tindakan berupa pujian dan dorongan agar prestasi yang dicapai dapat dipertahankan. Kaum muslimin bisa membawa rampasan perang yang sangat banyak, terdiri dari peti-peti emas dan perak yang nilainya mencapai seratus ribu. Kutipan cerita di atas menggambarkan perilaku Nabi yang mengapresiasi perjuangan sang anak yang menyesali kematian ayahnya dalam kekufuran, kemudian Nabi mengapresiasi kecerdikan pasukannya dalam mengalahkan lawan-lawannya dengan memberikan semua harta rampasan yang didapat pasukannya.
Peduli sosial
Kutipan kisah di atas menggambarkan bahwa Rasulullah secara sosial sangat peduli terhadap keluarga sahabatnya yang meninggal saat disiksa di medan perang.
Demokratis
Bersahabat
Selain membina masjid sebagai satu kumpulan dan kesatuan, Rasulullah juga mengambil langkah lain yang merupakan perkara terindah yang pernah tercatat dalam sejarah, iaitu mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar. Ibnul Qayyim berkata, "Kemudian Rasulullah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar di rumah Anas bin Malik. Mereka berjumlah 90 orang, setengah dari Muhajirin dan separuh lagi dari suku Ansar .
Peduli lingkungan
Kutipan cerita di atas menggambarkan karakter Nabi yang suka menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain. Dengan meneladani akhlak Nabi ini, selain dapat memperoleh kemudahan ketika ada yang memiliki masalah dan membutuhkan pertolongan, dengan silaturrahmi ini generasi Islam akan semakin kokoh. Menjaga lingkungan merupakan kewajiban bagi manusia di muka bumi, menjaga lingkungan akan mendorong kehidupan yang seimbang antara manusia dan lingkungannya.
Toleransi
Semangat kebangsaan
Kutipan cerita di atas menggambarkan karakter Nabi dalam hal toleransi yang tinggi terhadap non-Muslim sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan di kemudian hari dan untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan hidup saling menghormati. Pada masa jahiliah, perang tidak lain adalah perampasan, perampokan, pembunuhan, penindasan, tirani, kekejaman, permusuhan, balas dendam, kemenangan, penghinaan dan penindasan terhadap yang lemah, penghancuran bangunan, pelecehan terhadap kehormatan perempuan dan kekejaman terhadap yang lemah. , tua dan tua dan anak kecil, penghancuran ladang dan tanaman dan perbuatan sia-sia dan kerusakan bumi. Dalam sirah Mubarakfuri halaman 659) Kutipan kisah di atas menggambarkan sosok Rasulullah dan Hamzah bin Abdul-Muthalib yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.
Cinta tanah air
Kisah di atas menunjukkan bahwa Nabi tidak melarikan diri ketika musuh belum siap menghadapi pemuda, melainkan memancing mereka untuk menentang Nabi. Hal ini menunjukkan kecintaan Nabi terhadap umatnya dan Madinah, tempat beliau tinggal saat itu. Cinta tanah air merupakan salah satu sifat yang harus ditanamkan kepada siswa sebagai generasi muda, hal ini dimaksudkan agar generasi muda memiliki rasa cinta tanah air, agar negara ini berkembang lebih baik lagi.
Cinta damai
Pendidikan didefinisikan sebagai upaya yang disengaja untuk mempersiapkan siswa untuk peran mereka di masa depan melalui bimbingan, instruksi, analisis atau pelatihan. Jadi pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses pendampingan, pembelajaran atau pelatihan bagi anak-anak, generasi muda, manusia agar kelak mereka dapat berumah tangga dan menjalankan peran dan tugas hidupnya dengan baik. Oleh karena itu pendidikan Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pendampingan, pengajaran dan pelatihan manusia agar kelak menjadi muslim dan dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Pengertian pendidikan dalam islam
Pemerhati pendidikan telah menganalisis beberapa punca kemerosotan tersebut antaranya ketidaksempurnaan aspek material, kemunculan krisis sosial dan budaya, serta hilangnya qudwah hasanah (contoh yang baik), agama yang sahih dan nilai-nilai Islam. Dalam konteks ini, sabda Rasulullah sangat penting: "Orang yang berilmu, kemudian menggunakan ilmu ini (untuk orang lain), akan lebih baik daripada seribu orang yang beribadat atau beribadat." (HR. Dailami). Tidak hairanlah pendidikan merupakan kewajipan yang mesti ditunaikan oleh umat Islam untuk memperoleh nilai-nilai yang boleh dipindahkan ke fikiran, hati dan tindakan.
Hakikat pendidikan dalam islam
Naquib al-Attas memberikan pengertian bahawa pendidikan Islam ialah “usaha yang dilakukan oleh para pendidik kepada murid-murid untuk mengenal pasti dan mengetahui tempat-tempat yang betul dari segala sesuatu dari susunan penciptaan, untuk membimbing mereka ke arah mengenal dan mengetahui tempat menurut Tuhan. dalam susunan kewujudan dan keperibadian". Berdasarkan pemahaman ketiga-tiga perkara di atas, dapat disimpulkan bahawa pendidikan Islam ialah "arahan yang diberikan oleh manusia agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam."67. Kerana itu, pemeliharaan pendidikan Islam adalah untuk kita menjadi individu yang transenden dan bersosial.
Metode pendidikan dalam islam
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu, orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Berbagai macam metode pendidikan Islam telah dipaparkan oleh para ahli pendidikan Islam dengan merujuk langsung pada Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW.
Unsur-unsur pendidikan dalam islam
Pendidikan agama Islam kini telah menjawab kekhawatiran tentang pembentukan karakter yang tidak baik, dimana saat ini pendidikan Islam telah mengikuti standar pengemasan kurikulum 2013 untuk menanamkan nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kaitannya dengan lingkungan meliputi peduli lingkungan dan toleransi dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kaitannya dengan kebangsaan meliputi; semangat kebangsaan, cinta tanah air dan cinta damai. Dari kelima nilai dasar pendidikan karakter tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa nilai-nilai tersebut relevan dengan pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Saffiyur Rahman Al-Mubarakfury.
Ilmu dan praktik dengan dalam pendidikan islam
PENUTUP
Saran
73Asep Eri Ridwan, KONTRIBUSI LINGKUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia /.upi.edu library.upi.edu. Anas Salahudin dan Irwanto, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013, hlm. Asep Eri Ridwan, KONTRIBUSI LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia /.upi.edu library.upi.edu.