• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI TAUFIQ QUROSYID 14117523 .pdf - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI TAUFIQ QUROSYID 14117523 .pdf - IAIN Repository"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Undang-undang pusaka Islam ialah undang-undang yang mengatur pemindahan hak milik pusaka ahli waris, menentukan siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bahagian masing-masing. Pelbagai istilah terdapat dalam beberapa literatur hukum Islam untuk menamakan hukum pusaka Islam seperti Fiqh Mawaris dan ilmu Faraidh. Ilmu yang dengannya dia dapat mengetahui orang yang mewarisi, orang yang tidak boleh mewarisi, kadar yang diterima setiap ahli waris dan cara pengambilannya." 2.

Bersabda: berikanlah harta warisan kepada yang berhak, setelah itu sisanya untuk orang-orang yang lebih penting". (bagian warisan menurut Islam) dan memasukkannya ke dalam neraka selama-lamanya bagi yang tidak mengindahkannya.. Sebagai seorang muslim, harta warisan harus dibagi sesuai dengan hak ahli waris, berdasarkan hukum waris Islam.

Namun, ia tidak membagi harta warisan menurut hukum waris Islam, karena kurangnya pemahaman tentang hukum waris Islam. Melihat latar belakang dan realita yang terjadi di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pengertian hukum waris Islam masyarakat Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara dan implementasinya.

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hasil survey di desa Raman Aji, peneliti bertemu dengan Bapak Yahman yang merupakan warga desa Raman Aji.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Penelitian Skripsi “Studi Analisis Praktek Penyebaran Pusaka di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati dan Faktor-Faktor Belum Terlaksananya Penyebaran Pusaka Islami” yang ditulis oleh Fitria Agustina Adyanti mahasiswa Universitas Islam Negeri Walinsongo Semarang. 11. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Agustina Adyanti mengkaji faktor-faktor tidak terlaksananya penyebaran pusaka Islam pada masyarakat Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati sedangkan pada penelitian ini pemahaman masyarakat Desa Raman Aji Utara Kecamatan Raman, Investigasi, Kabupaten Lampung Timur tentang hukum waris Islam dan pelaksanaannya. Skripsi penelitian “Hukum Islam Pewarisan (Studi Pelaksanaan Pewarisan Masyarakat Budaya Berbeda di Kabupaten Kutai Kartanegara)”, penelitian oleh Muhammad Idzhar, mahasiswa pascasarjana Program Studi Hukum Islam, Universitas Islam Negeri, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 12.

11Fitria Agustina Adyanti, Kajian Analisis Praktek Pembagian Harta di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati dan Faktor-Faktor Tidak Dilaksanakannya Pembagian Harta Islam, (Semarang: UIN Walisongo, 2015). 12Muhammad Idzhar, Hukum Waris Islam (Studi Implementasi Warisan pada Masyarakat Budaya Berbeda di Kabupaten Kutai Kartanegara), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Idzhar ini mengkaji tentang pembagian harta peninggalan oleh masyarakat yang berbeda budaya di Kabupaten Kutai Kartanegara dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong masyarakat yang berbeda budaya melakukan pembagian warisan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengkaji tentang pemahaman masyarakat Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur tentang Hukum Waris Islam dan implementasinya.

LANDASAN TEORI

Definisi Masyarakat

Definisi Pemahaman

Dengan itu dapatlah kita simpulkan bahawa hukum pusaka Islam ialah pemindahan hak milik daripada seseorang yang telah meninggal dunia kepada ahli waris yang masih hidup iaitu harta (wang), tanah atau apa sahaja yang berbentuk hak milik yang sah mengikut peruntukan dalam al-Quran. 'an dan al-Hadith. Berdasarkan ayat al-Quran dan hadis di atas, setiap ahli waris berhak mendapat harta pusaka yang kecil atau besar mengikut apa yang ditetapkan oleh al-Quran dan hadis. Dalam undang-undang pusaka Islam, pemindahan harta si mati kepada waris berlaku secara automatik.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam pelaksanaan hukum waris Islam harus dipenuhi syarat dan ruku yaitu meninggalnya orang yang mewaris, adanya ahli waris dan adanya ahli waris. Jumlah ahli waris, baik nasabiyah maupun salabiyah, terdiri dari 25 orang, 15 laki-laki dan 10 perempuan. Menurutnya, ahli waris adalah orang yang berhak menerima warisan dan yang berhak menerima harta tersebut adalah anak kandung.

Tuan Amir Mahmud tidak membagi harta warisan dengan menggunakan hukum waris Islam karena beliau membagi harta warisan secara merata. Lord Jahman dalam membagi harta warisan tidak menggunakan hukum waris Islam, tetapi membagi harta warisan secara merata karena dianggap lebih menjamin keadilan di antara para ahli waris. Menurut Tuan Laode, alasan menerima warisan adalah warisan dan hambatan bagi ahli waris untuk menerima warisan adalah penelantaran.

Tn. Isrifil tidak mengetahui pembagian antara ahli waris dan tidak mengetahui sebab-sebab penerimaan harta warisan dan sebab-sebab hambatan harta waris. Tn. Israfil membagi harta warisan tanpa menggunakan hukum waris Islam, namun harta warisan dibagi rata di antara para ahli waris. Wawancara dengan Bapak Dwi Iswanto, menurutnya hukum waris Islam adalah pembagian harta yang akan dibagikan kepada ahli waris berdasarkan hukum Islam.

Menurutnya, ahli waris adalah orang yang ditentukan oleh syariah untuk menerima ahli waris yang meliputi anak, ibu, istri, suami, dan saudara kandung. Menurut Bpk. Sumaryono, ahli waris adalah orang yang berhak mewaris, yaitu anak kandung. Hasil wawancara dengan Bpk. Khayun Muslih seorang tokoh agama, menurutnya hukum waris Islam adalah hukum pembagian harta waris menurut ilmu Faraida, menurutnya ahli waris adalah orang yang berhak mewaris, orang yang berhak yang mewarisi adalah anak, istri, suami, ayah, ibu, anak laki-laki dari saudara laki-laki.

Hukum Waris Islam yang secara umum dikenal oleh masyarakat desa Raman Aji hanya sebatas Hukum Waris Islam, yaitu hukum yang mengatur tentang peralihan harta waris antar ahli waris sesuai dengan hukum Syariah. Apabila para ahli waris telah mengetahui bagiannya dan harta warisannya tidak melebihi sepertiga dari harta ahli.

Jenis-Jenis Pemahaman

Definisi Waris

Dasar Hukum Waris

Asas-Asas Hukum Waris Islam

Syarat dan Rukun Waris

Macam-Macam Ahli Waris

Sumber Data

Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada peneliti untuk kepentingan penelitian 66 Sumber data primer yang diteliti dipilih dengan kriteria atau purposive yaitu laki-laki muslim yang telah membagikan harta warisan. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah 10 warga Desa Raman Aji, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber sekunder atau sumber sekunder dari data yang diminta67.

Data ini diperoleh dari pihak-pihak yang tidak terkait langsung dengan penelitian, melainkan terkait dengan objek penelitian. Seperti buku, majalah, surat kabar, surat kabar, artikel dan sebagainya sebagai data pendukung terkait dengan pemahaman hukum waris Islam.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara

  • Sejarah Berdirinya Desa Raman Aji
  • Data Kependudukan Desa Raman Aji
  • Visi Dan Misi Desa Rama Aji

Pemahaman masyarakat Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur tentang hukum waris Islam dan pelaksanaannya. Berdasarkan wawancara dengan Bpk. Ali Sunardi memahami hukum waris Islam sebagai pembagian harta peninggalan menurut hukum Islam. Wawancara dengan Bapak Amir Mahmud, menurutnya hukum waris Islam adalah hukum waris yang diatur oleh Islam.

Temu bual dengan Encik Yahman, menurutnya, hukum pusaka Islam ialah pembahagian harta pusaka mengikut hukum syarak. Dia tidak mengetahui prinsip dan syarat hukum pusaka Islam, sebab menerima pusaka dan sebab mencegah harta pusaka. Susulan temu bual bersama Bapak Laode Saifu, menurutnya, undang-undang pusaka Islam adalah peraturan yang ditetapkan oleh Allah berhubung pembahagian harta pusaka orang yang telah meninggal dunia.

Tuan Laode tidak menerapkan hukum waris Islam ketika membagi harta warisan.78 Menurut hasil wawancara dengan Tuan. Israfilom adalah hukum waris Islam, pembagian harta warisan sesuai dengan Islam. Tuan Dwi Iswanto tidak membagi harta warisan dengan menggunakan hukum waris Islam, ia membagi harta warisan dengan cara yang sama.80. Wawancara dengan Bapak Sumaryona seorang tokoh agama di desa Raman Aji, menurutnya hukum waris Islam adalah hukum yang mengatur pembagian harta warisan menurut Al Quan dan hadits.

Menurutnya, tidak dilaksanakannya hukum waris Islam adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hukum waris Islam, masyarakat lebih memilih membagi harta warisan dengan cara membaginya secara merata. Menurut Pak Khayun, pada saat membagi harta warisan, beliau membagi harta warisan menurut hukum waris Islam dan sebagian atas wasiat. Menurut Bapak Khayun Muslih, mayoritas masyarakat Desa Raman Aji membagi harta warisan secara adil, dan tidak menggunakan hukum waris Islam karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hukum waris Islam.

Wawancara dengan Tupo, menurutnya hak waris Islam adalah hak waris yang diatur oleh Islam. Tuan Tupon tidak membagi harta waris dengan menggunakan hukum waris Islam, karena beliau membagi harta waris secara merata.84. Peneliti meminta masyarakat desa Raman Aji untuk memahami hukum waris Islam sehingga dapat menerapkan hukum waris Islam.

Pemahaman Masyarakat Desa Raman Aji Kecamata Raman Utara

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa penduduk desa Raman Aji belum memahami hukum waris Islam sebagai hukum waris yang harus diterapkan dalam pembagian harta peninggalan kaum muslimin. Masyarakat desa Raman Aji juga tidak mengikuti hukum waris Islam karena mereka tidak memahami hukum waris Islam dan membagi harta warisan secara adil dibandingkan dengan pelaksanaan hukum waris Islam.

Saran

Enny Listiawati, PENGERTIAN MASALAH KALIMAT MATEMATIKA SISWA SMP, Bangkalan: STKIP PGRI BANGKALAN dalam Jurnal Apotema, Vol. Fitria Agustina Adyanti, Kajian Analisis Praktek Pembagian Warisan di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati dan Faktor-Faktor Penolakan Pembagian Warisan Islam, (Semarang: UIN. Walisongo, 2015). Muhammad Amin Suma, Pemerataan Hukum Waris Islam dalam Pendekatan Tekstual dan Kontekstual, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP” (Bandung, STKIP Siliwangi Bandung), dalam Jurnal Ilmiah Infinity Vol 3, No. Sakirman, “KONVERGENSI PEMBAGIAN WARISAN DALAM HUKUM ISLAM”, dalam ALHURRIYAH: Jurnal Hukum Islam, ( Metro : IAIN Metro Lampung), Vol.

Referensi

Dokumen terkait

Pemikiran sahabat atau ulama dalam menyelessaikan kasus-kasus pembagian warisan, yang belum atau tidak disepakati. Hukum Kewarisan Islam atau yang lazimnya