• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Keanekaragaman Jenis Mangrove dan Pemanfaatannya di Pulau Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, dibawah bimbingan Irma Sribianti dan Sultana. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Pannikiang mempunyai nilai H < 1, sehingga indeks keanekaragaman jenis mangrove menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis tersebut kecil atau rendah. Terdapat 4 jenis tumbuhan bakau di Pulau Pannikiang yaitu Rhizopora sp, Avicennia marina, Soneratia alba, Ceriops tagal.

Shalawat dan salam jangan lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah s.a.v.s. beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah dilimpahkan kepada penulis dengan penuh ketenangan dan keteguhan hati sehingga dengan kesabaran dan keteguhan hati penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Jenis Mangrove dan Pemanfaatannya di Pulau Pannikiang Desa Madello , Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru". Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tabel    Teks     Halaman
Tabel Teks Halaman

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian terhadap keanekaragaman jenis mangrove dan pemanfaatannya di Pulau Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Memberikan informasi keanekaragaman tipe hutan mangrove di Pulau Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru untuk pemerintah setempat.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Analisis Vegetasi
  • Mangrove
  • Hutan Mangrove
  • Manfaat Mangrove
  • Kerangka Pikir

Nybakken (1992) menjelaskan bahwa hutan mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut tetapi dapat tumbuh di pantai karang yaitu pada terumbu karang mati yang berisi lapisan tipis pasir yang tertutup lumpur atau pantai berlumpur. Sedangkan menurut Soerianegara (1987), hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh terutama pada dasar lumpur alluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut. Mengingat nilai ekonomi pantai dan hutan mangrove yang tidak sedikit, kawasan ini menjadi sasaran berbagai kegiatan eksploitatif (Sonjaya, 2007).

Hutan bakau merupakan salah satu ekosistem yang paling produktif dan mempunyai nilai ekonomi tinggi, antara lain sebagai sumber bahan bangunan, kayu bakar, arang, tanin, pewarna, bahan pangan, bahan obat, bahan baku dan lain-lain. Secara ekologis, hutan mangrove berperan sebagai tempat pemijahan dan pembibitan berbagai jenis ikan, udang, kerang dan jenis lainnya.

Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianPohon dan Pancang
Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianPohon dan Pancang

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat
  • Alat Dan Bahan
  • Metode Pengambilan Data
  • Jenis Data
  • Analisis Data

Hasil pengukuran dan pendataan pada tingkat pohon dan pancang vegetasi dilakukan dengan menghitung nilai kepentingan jenis yang diperoleh dari penjumlahan kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR ) dan dominansi relatif (DR). ) dari setiap spesies. Keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas, keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi, karena interaksi jenis yang terjadi dalam komunitas tersebut sangat tinggi. Suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi jika komunitas tersebut terdiri dari banyak spesies.

Sebaliknya, suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman spesies yang rendah jika komunitas tersebut hanya terdiri dari sedikit spesies dan hanya terdapat sedikit spesies dominan. Analisis indeks Shannon atau indeks keanekaragaman umum Shannon (H') digunakan untuk menilai keanekaragaman spesies (Odum, 1993; Soegianto, 1994).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Batas dan Luas Wilayah

Jenis Tanah

Indeks nilai penting yang disajikan menunjukkan bahwa INP jenis mangrove Ceriops tagal lebih rendah dibandingkan jenis mangrove Rhizophora sp yaitu sebesar 9,73, sedangkan INP jenis mangrove Rhizophora sp sebesar 250,32. Dari hasil penelitian yang dilakukan, keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove di Pulau Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru disajikan pada Tabel 5. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove di Pulau Pannikiang Pulau dengan nilai keanekaragaman Rhizophora sp -0.0372 dan Avicennia marina - 0.0597 serta Soneratia alba -0.0661 dan Ceriops tagal -0.0307 dengan hasil H' 0.1938 dengan nilai tersebut nilai H' < 1 maka tingkat indeks keanekaragaman jenis mangrove keanekaragaman spesies kecil atau rendah.

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis mangrove di Desa Bira Kecamatan Tamalanrea dengan nilai keanekaragaman Rhizophora mucronata -0,26 dan Avicennia alba -0,36 dengan nilai H' sebesar 0,62 dengan nilai tersebut maka nilai H' < 1 maka Indeks Keanekaragaman Spesies Mangrove. Berdasarkan hasil kajian keanekaragaman jenis nilai dominasi, dominansi relatif, kepadatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dan indeks nilai mayor berbagai jenis tumbuhan mangrove tingkat pancang di Pulau Pannikiang pada Tabel 8. Dari indeks nilai penting menunjukkan bahwa INP jenis mangrove Ceriops tagal lebih rendah dibandingkan dengan jenis Rhizophora sp yaitu sebesar 9,0882, sedangkan INP jenis mangrove Rhizophora sp sebesar 260,048.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru disajikan pada Tabel 10. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove di Pulau Pannikiang Pulau dengan nilai keanekaragaman Rhizophora sp -0.0391 dan Avicennia marina -0.423 serta Soneratia alba -0.0839 dan Ceriops tagal -0.0307 dengan hasil H' 0.1962 dengan nilai tersebut nilai H' < 1 maka menunjukkan mangrove- indeks keanekaragaman jenis bahwa tingkat keanekaragaman jenisnya kecil atau rendah. Ditemukan 4 jenis mangrove yaitu Rhizophora sp, Avicennia marina, Soneratia alba, Ceriops tagal.

Saran dari kegiatan penelitian keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, menambah jumlah petak, sehingga dapat teridentifikasi lebih banyak struktur tumbuhan dan mangrove. Analisis Keanekaragaman Jenis Mangrove di Mangrove Learning Center (MLC) Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene. Ngayah: Jurnal Sains dan Teknologi Terapan Suwardi, 2013 Keanekaragaman Jenis Mangrove di Pulau Pannikiang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.

Tabel 2 Keadaan Curah Hujan Setiap Bulan Kabupaten Barru
Tabel 2 Keadaan Curah Hujan Setiap Bulan Kabupaten Barru

Topografi dan Iklim

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Jenis Mangrove

Pemanfaatan Mangrove

Komposisi dan struktur vegetasi mangrove dari hasil keanekaragaman jenis mangrove dan pemanfaatannya di Pulau Pannikiang yang diambil dengan metode systematic random sampling dengan total 17 plot. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Pulau Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, jenis kerapatan (K), kerapatan relatif (KR), frekuensi (F) dan frekuensi relatif (FR) dapat dilihat pada Tabel 3. dan Tabel 4. Berdasarkan Tabel 3 terlihat jumlah Rhizophora sp sebanyak 595 dengan plot 1,36 dengan kerapatan Rhizophora sp 437,5 pohon. /ha dengan persentase 96,28% dan sejumlah Avicennia alba 9 dengan plot 1,36 dengan kerapatan jenis 6.617 pohon/ha dengan persentase 1,46% dan sejumlah Soneratia alba 10 dengan plot 1,36 dengan kerapatan sebanyak 7.353 pohon/ha dengan persentase 1,62% dan jumlah Ceriops tagal 4 dengan plot 1,36 dengan kerapatan 2.941 pohon/ha dengan persentase 0,64%, terlihat bahwa kerapatan Rhizophora sp. lebih tinggi dari kerapatan Ceriops tagal yaitu 437,5 pohon/ha dengan share 96,28%, sedangkan kerapatan Ceriops tagal adalah 2941 pohon/ha dengan share 0,64%.

Berdasarkan hasil penelitian (Suwardi, 2013) tentang keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Panikiang, ditemukan 30 jenis mangrove di Pulau Panikiang, meliputi 17 jenis mangrove sejati dan 13 jenis mangrove terkait (associated). Berdasarkan Tabel 4 hasil survei yang dilakukan di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru terlihat Rhizophora sp terdapat pada plot yaitu 17 dengan frekuensi 1 dan frekuensi relatif 62,5 %. , dan Avicennia marina terdapat pada plot yaitu 3 dengan frekuensi 0,18 dan frekuensi relatif 11,25% dan Soneratia alba terdapat pada plot yaitu 5 dengan frekuensi 0,29 dan frekuensi relatif 18,13% dan Ceriops tagal terdapat pada plot yaitu 2 dengan frekuensi 0,13 dan frekuensi relatif 8,12%. Berdasarkan Tabel 5 hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru terlihat bahwa dominasi Rhizophora sp sebesar 1,6994 dengan dominasi relatif sebesar 91,54% dan dominasi Avicennia marina sebesar 0,0306 dengan dominasi relatif 1,65% dan dominasi Soneratia alba 0,1082 dengan dominasi relatif 5,83%, sedangkan dominasi Ceriops tagal adalah 0,0182 dengan dominasi relatif 0,98% Dari data tersebut terlihat bahwa dominasi Rhizophora sp. lebih tinggi dari Ceriops tagal.

Indeks nilai penting dapat dilihat pada Tabel 12. Terlihat bahwa INP spesies mangrove Rhizophora mucronata lebih rendah dibandingkan spesies Avicennia alba yaitu sebesar 145,29, sedangkan INP spesies mangrove Avicennia alba sebesar 154,71. Berdasarkan Tabel 8, hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru terlihat jumlah Rhizophora sp sebanyak 294 dengan petak 0,0425 dengan kepadatan Rhizophora sp 6917,65 pohon/ha dengan persentase 96,08%, dan jumlah Avicennia alba 3 dengan plot 0,0425 dengan kepadatan jenis 70,59 pohon/ha dengan persentase 0,98%, dan jumlah Soneratia alba 7 dengan plot 0,0425 dengan kepadatan jenis sebanyak 164,71 pohon/ha dengan persentase 2,29%, dan jumlah Ceriops tagal 2 dengan petak sebanyak 0,0425 dengan kepadatan jenis 47,06 pohon/ha dengan persentase 0,65%, terlihat bahwa kepadatan Rhizophora sp lebih tinggi dibandingkan kepadatan Ceriops tagal yaitu 6917,65 pohon/ha. Berdasarkan Tabel 9 hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru terlihat Rhizophora sp terdapat pada plot yaitu sebanyak 17 dengan frekuensi 1 dan frekuensi relatif 68%. . , dan Avicennia marina terdapat pada plot yaitu 2 dengan frekuensi 0,12 dan frekuensi relatif 8% serta Soneratia alba terdapat pada plot 4 dengan frekuensi 0,24 dan frekuensi relatif 16% serta Ceriops tagal terdapat pada plot plot plot berjumlah 2 dengan frekuensi 0,12 dan frekuensi relatif 8%.

Berdasarkan Tabel 10 hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru terlihat bahwa dominasi Rhizophora sp 0.0003 dengan dominasi relatif sebesar 95.9684%, dan dominasi Avicennia marina 3.0588 dengan dominasi relatif sebesar 1,1394%, dan dominasi Soneratia alba 6,5882 dengan dominasi relatif 2,4540%, sedangkan dominasi Ceriops tagal sebesar 1,1765 dengan dominasi relatif 0,4382. Dari data tersebut terlihat bahwa dominasi Rhizophora sp. lebih tinggi dibandingkan Ceriops tagal. Masyarakat juga memanfaatkan mangrove sebagai mata pencaharian, dengan adanya mangrove di Pulau Pannikiang masyarakat dapat menangkap ikan dan kepiting dan menjualnya langsung di pasar. Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di pulau-pulau kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Ma'sitasari, 2009).

Santoso et al., (2005) menyatakan Soneratia alba, salah satu jenis mangrove, tidak beracun, tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat langsung dimakan. Mangrove Ceriops memiliki batang yang besar yang digunakan untuk membangun rumah, pagar atau bangunan lainnya, sedangkan cabang dan rantingnya digunakan sebagai sumber kayu bakar (Aibekob et al., 2002 dan Mamoribo et al., 2003).

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional pada suku Biak Desa Duai Kecamatan Numfor Timur Kabupaten Biak Numfor. Gambaran umum fauna dan flora rawa dan hutan bakau di kawasan Indo-Pasifik Barat. Komposisi Floristik Jenis Jenis Hutan Mangrove Di Lakawala Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Disertasi PhD, Tesis Magister Pascasarjana. Program Studi Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda).

Catatan mengenai kebingungan pasang surut di Sumatra bagian selatan, Indonesia, dengan rujukan khusus pada Karang Agung. Saharuddin, 2020, Analisis Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove dan Estimasi Nilai Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Bira Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Struktur dan komposisi ekosistem hutan sepanjang gradien ketinggian di Ghats Barat, India Selatan.

Jenis Tanah Kabupaten Barru

Keadaan Curah Hujan Setiap Bulan

Kerapatan dan Kerapatan Relatif Tingkat Pohon

Frekuensi dan Frekuensi Relatif Tingkat Pohon

Dominansi dan Dominansi Relatif Tingkat Pohon

Indeks Nilai Penting Tingkat Pohon

Indeks Keanekaragaman Jenis Tingkat Pohon

Kerapatan dan Kerapatan Relatif Tingkat Pancang

Frekuensi dan Frekuensi Relatif Tingkat Pancang

Dominansi dan Dominansi Relatif Tingkat Pancang

Indeks Nilai Penting Tingkat Pancang

Indeks Keanekaragaman Jenis Tingkat Pancang

Pemanfaatan Mangrove di Pulau Pannikiang

Pemanfaatan Mangrove Berdasarkan Penelitian Lain

Gambar

Tabel    Teks     Halaman
Tabel    Teks     Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianPohon dan Pancang
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

4% SIMILARITY INDEX 4% INTERNET SOURCES 2% PUBLICATIONS 0% STUDENT PAPERS 1 1% 2 1% 3 1% 4 < 1% 5 < 1% 6 < 1% 7 < 1% 8 < 1% The Effect of Lavender Therapeutic Scent