• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Analisis akuntabilitas dan transparansi program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk meningkatkan efisiensi Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akuntabilitas dan transparansi pengelolaan operasional kesehatan dana bantuan di Puskesmas Rumbia kabupaten Bombana dan untuk mengetahui efektivitas pemberian dana bantuan operasional kesehatan di Puskesmas Rumbia kabupaten Bombana.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dana Bantuan Operasional Kesehatan (HOFs) merupakan dana yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Kesehatan (APBN) yang disalurkan kepada pemerintah kabupaten atau kota melalui mekanisme bea masuk bersubsidi. Dari segi efektivitas, dukungan dana operasional APBD telah ditarik untuk digantikan dengan Bantuan Operasional Kesehatan (OHA) dan terdapat beberapa kabupaten/kota yang lebih mengutamakan program yang menyerap APBD terlebih dahulu dibandingkan dengan program Bantuan Operasional Kesehatan (WHO).

Rumusan Masalah

Puskesmas dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan agar efisiensi, akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Membuat kebijakan mengenai pelaksanaan operasional bantuan kesehatan dalam rangka peningkatan mutu dan pemerataan kesehatan di Bombana.

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Tersedianya alokasi anggaran operasional upaya kesehatan promotif dan preventif pada Puskesmas dan jaringannya serta posyandu dan posyandu. Penyelenggaraan upaya promotif dan preventif kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes dan Posyandu serta UKBM dan lokasi pelayanan kesehatan lainnya.

Pengertian Puskesmas

Efektivitas

Pendekatan sumber daya mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam memperoleh berbagai jenis sumber daya yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, efektivitas pelayanan Puskesmas dapat diartikan sejauh mana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Puskesmas dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Akuntabilitas

Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan proses yang mencakup antara lain: tingkat ketepatan waktu (akurasi), profesionalisme petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundang-undangan) dan kedisiplinan. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus konsisten dengan standar atau tindakan/janji pelayanan publik yang telah ditetapkan.

Transparansi

Transparansi mengenai pengelolaan dan pelaksanaan pelayanan publik meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendalian oleh masyarakat. Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi layanan, baik berupa persyaratan teknis dan/atau persyaratan administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Waktu penyelesaian pelayanan adalah jangka waktu selesainya suatu pelayanan publik sejak selesainya atau terpenuhinya persyaratan teknis dan/atau persyaratan administratif sampai dengan selesainya suatu proses pelayanan.

Pejabat atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan/atau menyelesaikan pengaduan atau permasalahan wajib mengenakan tanda pengenal dan pelat nama di meja atau tempat kerja pegawai. Akta ikrar pengabdian atau ikrar pengabdian merupakan komitmen tertulis satuan kerja pelayanan suatu instansi pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Janji pelayanan ditulis dengan jelas, ringkas dan mudah dipahami, hanya mencakup hal-hal yang penting dan informasi yang akurat, termasuk standar mutu pelayanan. “Motto Pelayanan” juga dapat dibuat dengan susunan kata yang sesuai.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai pelayanan kepada masyarakat, setiap unit pelayanan suatu instansi pemerintah wajib mempublikasikan tata cara, persyaratan, biaya, waktu, standar, akta/janji, semboyan pelayanan, lokasi serta pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab, serta dijelaskan di atas. Publikasi dan/atau sosialisasi sebagaimana tersebut di atas antara lain melalui media cetak (brosur, leaflet, booklet), media elektronik (website, homepage, internet site, radio, TV), media visual dan/atau sosialisasi langsung kepada masyarakat.

Penelitian Terdahulu

Hani (2012), berjudul “Pengaruh Pemberian Dana Bantuan Operasional Kesehatan (HOK) Terhadap Kinerja Puskesmas Bontonompo II Kabupaten Gowa. Wulandari (2014) berjudul “Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Mutu laporan keuangan (studi kasus Pemerintah Kabupaten Pinrang)”. Haslan (2014), berjudul “Penerapan Prinsip Transparansi Pelayanan Publik di Kabupaten Gowa (Kantor Pelayanan Terpadu)”.

Dinas Pelayanan Terpadu Kabupaten Gowa dapat dikatakan belum menerapkan prinsip transparansi dalam pemberian pelayanan publik. Danny (2013), berjudul “Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (OHF) di Puskesmas Permata Kecubung Kecamatan Permata Kecubung Kabupaten Sukamara”. Rizky (2013), dengan judul “Akuntabilitas dan Transparansi Lembaga Pengelola Zakat Mengenai Kualitas Lembaga Amil Zakat (Pandangan Muzakki dan Amil Zakat terhadap Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan)”.

Pemberian bantuan operasional kesehatan (OHA) memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas kinerja pelayanan di Puskesmas Bontonompo II. 2014) Dampak akuntabilitas dan transparansi terhadap kualitas laporan. Implementasi kebijakan alokasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (HOA) di Puskesmas Gem Kecubung Kecamatan Kecubung Kabupaten Sukamara.

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu

Kerangka Pikir

Hipotesis

Lokasi dan Waktu Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui analisis terhadap seluruh catatan dan dokumentasi yang dimiliki oleh organisasi yang dipilih sebagai subjek penelitian, atau data individu sebagai subjek penelitian. Tinjauan pustaka (penelitian libertarian), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Mengakses website dan halaman yang memberikan informasi terkait permasalahan dalam penelitian ini.

Data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan baik lisan maupun tulisan, seperti sejarah berdirinya Puskesmas, struktur organisasi Puskesmas, disertai uraian tugas, jenis kegiatan, dan pelaksanaan Puskesmas. BUKU. program, serta data kualitatif lainnya yang diperlukan dalam konteks penulisan. Data kuantitatif yaitu data berupa angka-angka yang diterima dari pengurus Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) seperti laporan penggunaan dana. Khususnya data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, data tersebut diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

Data sekunder dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data primer yang diperoleh dan melengkapi data primer.

Metode Analisis Data

Kemudian data disajikan, karena masih ada yang kurang, dilakukan pendataan kembali di lapangan hingga data lengkap. Tujuan interpretasinya adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan dan cara penyajian data tersebut. Untuk mengukur efisiensi melalui analisis rasio, analisis rasio keuangan terdiri dari: rasio efisiensi menggambarkan kemampuan Puskesmas Rumbia dalam merealisasikan kegiatan yang direncanakan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sebagai ukuran kinerja pemerintah daerah, rumus yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya rasio ini adalah (Mahmudi 2010:142): Untuk mengukur efisiensi digunakan standar yang telah ditentukan oleh Enggar, Sri Rahayu dan Wahyudi (2011), seperti:

Definisi Operasional

Sejarah singkat Puskesmas Rumbia

Visi Dan Misi Puskesmas Rumbia a. Visi

Struktur Organisasi

Deskripsi Hasil penelitian

Pembahasan Akuntabilitas dan Transparansi Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Syarat yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas adalah pihak puskesmas harus mengadakan MINLOK atau rapat internal puskesmas terlebih dahulu yang beranggotakan kepala puskesmas dan pemangku program untuk membahas permasalahan kesehatan di wilayah puskesmas yang perlu ditekan. , dan meninjau laporan pencapaian yang memerlukan pengaruh untuk dimasukkan ke dalam rencana bulan depan. Kemudian rencana dalam bentuk format POA disiapkan oleh bendahara. Setelah POA disusun dengan persetujuan kepala Puskesmas penanggung jawab penuh POA, selanjutnya bendahara mengirimkan POA tersebut kepada Kepala Puskesmas. Dinas Kesehatan untuk mendapat persetujuan. Setelah disetujui, pengelola program puskesmas melaksanakan seluruh kegiatannya dan pada akhirnya menghasilkan laporan pertanggungjawaban (LPJ). Setelah LPJ selesai dibuat, bendahara puskesmas menyiapkan surat permintaan uang (SPU), dan menyetorkan LPJ kepada pengelola Dinas Kesehatan, membuat surat pembayaran pemerintah (SPM) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), setelah itu KPPN meneruskannya ke bank pelaksana untuk dikreditkan ke rekening puskesmas melalui Surat Perintah Pembayaran Dana (SP2D), setelah itu bank pelaksana menyetorkan uang tersebut langsung ke rekening puskesmas. POA merupakan rencana aksi atau sering disebut rencana kegiatan, yang disusun oleh Puskesmas, berdasarkan permasalahan kesehatan yang ada di wilayahnya, dan mengacu pada hasil laporan tujuan tahun sebelumnya.

Permohonan pembayaran dana BOK dapat dilakukan apabila seluruh berkas pertanggungjawaban pemegang program telah dilengkapi dan dikumpulkan oleh bendahara Puskesma kemudian dikirimkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten untuk dilakukan pembayaran. Ya, untuk mengajukan pembayaran dana BOK tentunya kita perlu melihat data informasi laporan kinerja bulan sebelumnya untuk menciptakan lebih banyak inovasi kegiatan, baik preventif maupun promotif, untuk program-program yang target cakupannya masih cukup rendah untuk disesuaikan dengan besarannya. dana yang akan digunakan untuk program-program yang cakupannya telah mencapai sasaran, kegiatan yang dilakukan tentunya merupakan kegiatan promosi untuk menjaga hasil sehingga dana dapat diminimalisir dan tidak terjadi pemborosan dana. Tentunya untuk kesesuaian antara kegiatan dengan POA harus selalu diawasi dan dikendalikan, dan disinilah peran kita sebagai pengelola Puskesmas bertugas melakukan pengendalian pengawasan program agar kegiatan tetap sesuai jalur POA yang telah disusun. . dan disepakati.

Ketika mengukur keberhasilan, kita biasanya melihat besarnya dana yang dikeluarkan dengan persentase hasil kegiatan dari tujuan yang ada, serta kita melihat keadaan riil tingkat kesehatan masyarakat di wilayah puskesmas setempat dan kapan semua itu relevan. tepat waktu, tepat sasaran dan sesuai dengan penggunaan dana, tidak jika suatu kegiatan dimanipulasi maka dianggap berhasil. Dalam pengajuan dana BOK seluruh pegawai Puskesmas dilibatkan, karena BOK merupakan dana kegiatan yang akan mendongkrak hasil program.Tentunya perlu adanya kesatuan organisasi dan kerjasama yang baik pada Puskesmas, dengan kata lain keberhasilan Puskesmas program adalah keberhasilan bersama dan kegagalan adalah kegagalan bersama.

Efektivitas Program BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

Sedangkan pada tahun 2015 tujuan pelaksanaan kegiatan Puskesmas tidak terealisasi karena tujuan hanya terfokus pada kegiatan dalam program saja. Laporan efektivitas menggambarkan kemampuan Puskesmas Rumbia dalam melaksanakan kegiatan yang direncanakan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio efektivitas tahun 2013 adalah 100% yang merupakan perbandingan jumlah realisasi kegiatan yang terealisasi dengan kegiatan yang diprogramkan selama tahun 2013.

Rasio efektivitas tahun 2014 adalah 100% yang merupakan perbandingan total realisasi kegiatan yang dilaksanakan dengan kegiatan yang diprogramkan selama tahun 2014. Rasio efektivitas tahun 2015 adalah sebesar 95,65% yang merupakan perbandingan total realisasi kegiatan yang dilaksanakan dengan kegiatan yang diprogramkan selama tahun 2015. Kinerja tersebut menunjukkan bahwa realisasi kegiatan yang dilaksanakan sebanding dengan target kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2013. .

Kinerja tersebut menunjukkan bahwa realisasi kegiatan yang dilaksanakan sebanding dengan target kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014. Kinerja tersebut menunjukkan bahwa realisasi kegiatan yang dilaksanakan hampir sebanding dengan target kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. .

Kesimpulan

Saran

Pencegahan Persalinan dan Komplikasi (P4K) Penyuluhan dan penyuluhan di bidang kesehatan ibu dan anak, serta keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. ABAT Promosi penggunaan kondom, pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dan nasihat untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS dari pasien ke orang lain, termasuk kepatuhan minimal dalam pengobatan. Akuntabilitas dan Transparansi Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan KTP dan KK di Kecamatan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan); Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara.

Analisis efektivitas, akuntabilitas dan transparansi bantuan operasional sekolah pada sekolah menengah kecil di Kota Padang; Skripsi Universitas Andala. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26/M.PAN/2/2011 tentang Pedoman Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Gambar

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu
Gambar 1 Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

Critical reforms required include improving the productivity of government expenditure, cutting flab, coordination with states, strengthening corporate governance, legal simplification