1
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Slide 9
Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan
Sistematika
NPWP, Pengukuhan PKP, &
Pembayaran Pajak
1.
Penetapan dan Ketetapan Pajak
2.
Penagihan, Keberatan, dan Banding
3.
Pembukuan, Pemeriksaan, &
Ketentuan Khusus
4.
Ketentuan Pidana dan
5.
3
Landasan Hukum:
Pasal 2 s/ d Pasal 11 UU KUP
NPWP, Pengukuhan PKP, &
Pembayaran Pajak
Lingkup Pengaturan
UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP),
sebagaimana terakhir diubah dengan Perpu No. 5 Tahun 2008, mengatur
ketentuan formal terkait:
PPhPPh PPN PPnBMdan
PPN dan
PPnBM PBBPBB BPHTBBPHTB
Penagi Pajak han denga
Surat n Paksa (PPSP) Penagi Pajak han denga
Surat n Paksa (PPSP)
Pajak Lain Pajak
Lain
Wajib Pajak (WP)
Pasal 1 Angka (1)
5
Orang Pribadi (OP)
Pemungut /
Pemotong Pajak Tertentu
Badan
Kewajiban Wajib Pajak
Pasal 2 Ayat (1), dan (2)
1. Kewajiban pendaftaran untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), berlaku untuk:
a. WP OP yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas,
b. WP OP yang tidak melakukan usaha atau pekerjaan bebas, namun berpenghasilan melebihi PTKP.
c. Wanita yang telah menikah dan menjalankan kewajiban perpajakannya sendiri.
d. Setiap WP Badan.
2. Kewajiban pendaftaran untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), berlaku untuk:
a. Pengusaha yang memiliki peredaran bruto melebihi Rp 600.000.000,00 (batasan pengusaha
6
Fungsi NPWP
Penjelasan Pasal 2 Ayat (1)Tanda pengenal diri
atau identitas WP dalam administrasi
perpajakan.
Tanda
pengenal diri atau identitas
WP dalam administrasi
perpajakan.
Sarana
melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan.
Sarana
melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan.
Sarana untuk mendapatkan pelayanan dari
instansi tertentu.
Sarana untuk mendapatkan pelayanan dari
instansi tertentu.
7
Jangka Waktu Pendaftaran
Pasal 2 Ayat (5), dan PER No. 44/ PJ./ 2008
Sebelum penyerahan BKP/
JKP.
Paling lambat akhir bulan berikut setelah nilai peredaran usaha bruto melebihi batasan Pengusaha Kecil dalam kurun satu tahun.
Sebelum penyerahan BKP/
JKP.
Paling lambat akhir bulan berikut setelah nilai peredaran usaha bruto melebihi batasan Pengusaha Kecil dalam kurun satu tahun.
Paling lambat 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
Paling lambat pada akhir bulan berikut setelah memperoleh penghasilan disetahunkan yang melebihi PTKP.
Paling lambat 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
Paling lambat pada akhir bulan berikut setelah memperoleh penghasilan disetahunkan yang melebihi PTKP.
WP Badan/
WP Badan/ WP OP Non WP OP Non
NPWP NPWP PKP PKP
Tempat Pendaftaran dan Pelaporan
Pasal 2 Ayat (1), dan (3)
• Berlaku bagi WP Badan atau WP OP yang tak berkegiata n usaha di tempat
tinggal.
KPP Tempat Kedudukan
Usaha
KPP Tempat Kedudukan
Usaha
• Berlaku bagi WP OP yang berkegiata n usaha di tempat
tinggal.
KPP Tempat Kedudukan Usaha dan KPP
Tempat Tinggal
KPP Tempat Kedudukan Usaha dan KPP
Tempat Tinggal
9
Tempat Pendaftaran dan Pelaporan
WP atau PKP Tertentu
WP BUMN berikut anak perusahaan yang dimiliki minimal 50%.
WP BUMN berikut anak perusahaan yang dimiliki minimal 50%.
WP PMA yang tidak masuk bursa, kecuali telah terdaftar di KPP domisili.
WP PMA yang tidak masuk bursa, kecuali telah terdaftar di KPP domisili.
WP BUT dan WNA berkedudukan di DKI Jakarta dan di wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Bagian
Barat I dan III, kecuali Cirebon, Majalengka, Indramayu, dan Kuningan.
WP BUT dan WNA berkedudukan di DKI Jakarta dan di wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Bagian
Barat I dan III, kecuali Cirebon, Majalengka, Indramayu, dan Kuningan.
WP yang pernyataan pendaftaran emisi saham telah dinyatakan efektif oleh Bapepam, - LK perusahaan efek non bank, reksadana, serta KIK-EBA, kecuali telah terdaftar di KPP setempat
,dan WP emiten BUMN.
WP yang pernyataan pendaftaran emisi saham telah dinyatakan efektif oleh Bapepam, - LK perusahaan efek non bank, reksadana, serta KIK-EBA, kecuali telah terdaftar di KPP setempat
,dan WP emiten BUMN.
WP BUT dan WNA berkedudukan di luar DKI Jakarta.
WP BUT dan WNA berkedudukan di luar DKI Jakarta.
WP BUMN, PMA, BUT, WNA, perusahaan masuk bursa, dan perusahaan besar tertentu, terbatas
dalam hal sebagai pemotong dan atau pemungut PPh.
WP BUMN, PMA, BUT, WNA, perusahaan masuk bursa, dan perusahaan besar tertentu, terbatas
dalam hal sebagai pemotong dan atau pemungut PPh.
KPP BUMN KPP BUMN KPP PMA KPP PMA
KPP Badora KPP Badora
KPP Perusahaan Masuk Bursa KPP Perusahaan
Masuk Bursa
KPP Setempat KPP Setempat
KPP tempat pusat, cabang/ perwakilan atau kegiatan usaha.
KPP tempat pusat, cabang/ perwakilan atau kegiatan usaha.
WP perusahaan besar tertentu.
WP perusahaan besar tertentu. KPP Wajib Pajak Besar
KPP Wajib Pajak Besar
Syarat Pendaftaran dan Jangka Penerbitan
Bagi WP OP
PER No. 44/ PJ./ 2008
Syarat Pendaftaran
Menandatangani formulir pendaftaran sendiri atau melalui kuasa.
Melampirkan fotokopi KTP/ Paspor ditambah Surat Keterangan Tempat Tinggal dari instansi yang berwenang, sekurang – kurangnya Lurah/ Kepala Desa.
Khusus bagi WP yang melaksanakan usaha, melampirkan pula fotokopi Surat Ijin Usaha/
Keterangan Tempat Usaha.
Jangka Penerbitan
Maksimal satu hari kerja sejak permohonan diterima.
Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan Terdaftar, dan SPPKP (Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak).
11
Syarat Pendaftaran dan Jangka Penerbitan
Bagi WP Badan, Pemungut/
Pemotong
PER No. 44/ PJ./ 2008
Syarat Pendaftaran
Menandatangani formulir pendaftaran sendiri atau melalui kuasa.
Khusus bagi WP Badan, melampirkan fotokopi Akte Pendirian; Penunjukan dari Kantor Pusat (untuk BUT), KTP/ Paspor salah satu pengurus, dan Surat Izin Usaha/ Keterangan Tempat Usaha.
Khusus bagi Pemungut/ Pemotong, melampirkan fotokopi Surat Penunjukan Sebagai Bendaharawan, dan Tanda Bukti Diri Bendaharawan.
Jangka Penerbitan
Maksimal satu hari kerja sejak permohonan diterima.
Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP,
12
NPWP atau Pengukuhan Secara Jabatan
Pasal 2 Ayat (4), KEP No. 144/ PJ./ 2005 Jo.
KEP No. 47/ PJ./ 2006
13
WP Pindah Alamat
PER No. 44/ PJ./ 2008 Jo. PER No. 41/ PJ./ 2009
Penyebab Penghapusan NPWP
PMK No. 73/ PMK.03/ 2012
15
Penghapusan NPWP harus diselesaikan dalam jangka 6 bulan untuk WP OP dan 12 bulan untuk
WP Badan sejak penerimaan permohonan.
Penghapusan NPWP harus diselesaikan dalam jangka 6 bulan untuk WP OP dan 12 bulan untuk
WP Badan sejak penerimaan permohonan.
Penyebab Pencabutan Pengukuhan PKP
PMK No. 73/ PMK.03/ 2012
16
Pencabutan Pengukuhan PKP harus
diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan sejak Pencabutan Pengukuhan PKP harus
diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan sejak
SPT
Pasal 1 Angka (10), (11), dan (12)
17
SPT Masa
SPT Masa SPT Tahunan SPT Tahunan
Merupakan surat yang digunakan WP untuk melaporkan penghitungan dan
pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta
dan kewajiban.
Merupakan surat yang digunakan WP untuk melaporkan penghitungan dan
pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta
dan kewajiban.
Untuk suatu masa pajak.
Untuk suatu masa pajak. Untuk suatu tahun pajak atau bagian
tahun pajak.
Untuk suatu tahun pajak atau bagian
tahun pajak.
Fungsi SPT PPh
Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)
Fungsi SPT PPN
Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)
19
WP kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa WP kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa
Kewajiban Pemenuhan SPT
Pasal 3 Ayat (1), (1b), (2), (3), (3a), (4) dan (5) WP mengambil sendiri, mengisi, dan
menandatangani formulir SPT.
WP mengambil sendiri, mengisi, dan menandatangani formulir SPT.
Batas Waktu Penyampaian
SPT Masa: maksimal 20 hari setelah akhir masa pajak.
SPT Tahunan PPh WP OP: maksimal 3 bulan paska akhir tahun pajak.
SPT Tahunan PPh WP Badan: maksimal 4 bulan paska akhir tahun pajak.
Batas waktu dapat diperpajang maksimal 2 bulan, apabila WP mengajukan pemberitahuan
Batas Waktu Penyampaian
SPT Masa: maksimal 20 hari setelah akhir masa pajak.
SPT Tahunan PPh WP OP: maksimal 3 bulan paska akhir tahun pajak.
SPT Tahunan PPh WP Badan: maksimal 4 bulan paska akhir tahun pajak.
Batas waktu dapat diperpajang maksimal 2 bulan, apabila WP mengajukan pemberitahuan
Perpanjangan diberikan paling lama 2 bulan, dan jika gagal menyampaikan tepat waktu akan
diterbitkan Surat Teguran.
Perpanjangan diberikan paling lama 2 bulan, dan jika gagal menyampaikan tepat waktu akan
diterbitkan Surat Teguran. 21
Syarat Permohonan Perpanjangan Waktu
Penyampaian SPT Tahunan
Pasal 3 Ayat (4), (5), dan (5A)
Penyebab SPT Dianggap Tak Disampaikan
Pasal 3 Ayat (7), (7A), KMK No. 536/ KMK.04/
2000 Jo.
a
KMK No. 82/ KMK.04/ 2003
Apabila surat pemberitahua
n dianggap tidak
disampaikan, Dirjen Pajak
wajib
memberitahu kan kepada
WP.
Apabila surat pemberitahua
n dianggap tidak
disampaikan, Dirjen Pajak
wajib
memberitahu kan kepada
WP.
WP Tidak Wajib Menyampaikan SPT
Pasal 3 Ayat (8), PMK No. 183/ PMK.03/ 2007
23
WP Kriteria Tertentu yang Berhak Melaporkan Beberapa Masa dalam
1 SPT
Pasal 3 Ayat (3a), dan PMK No. 182/ PMK.03/
2007
Bentuk, isi, serta keterangan dan dokumen yang melampiri SPT ditetapkan oleh Menkeu.
Bentuk, isi, serta keterangan dan dokumen yang melampiri SPT ditetapkan oleh Menkeu.
Cara Pengisian SPT
Pasal 3 Ayat (1), (1A), (6), PMK No. 196/
PMK.03/ 2007
25
Ketentuan Pengisian SPT
Pasal 4 dan Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)
Penelitian
Pasal 1 Angka (30)
27
Cara Penyampaian SPT
Pasal 5, 6, dan KEP No. 518/ PJ. 2000
SPT WP OP Rp 100.000,00
SPT WP OP Rp 100.000,00
Sanksi Administrasi
Keterlambatan atau Tidak Disampaikannya SPT
Pasal 7 Ayat (1)
29
SPT WP Badan Rp 1.000.000,00
SPT WP Badan Rp 1.000.000,00 SPT Masa PPN
Rp 500.000,00 SPT Masa PPN
Rp 500.000,00
Keterlambatan atau tidak disampaikannya:
Keterlambatan atau tidak disampaikannya:
SPT Masa
SPT Masa SPT
Tahunan SPT Tahunan
SPT Masa Lain Rp 100.000,00 SPT Masa Lain Rp 100.000,00
WP Tidak Dikenai Sanksi Denda
a
Pasal 7 Ayat (2) , KMK No. 537/ KMK.04/ 2000, danan
PMK No. 186/ PMK.03/ 2007
Pembetulan SPT
Pasal 8 Ayat (1), (1a), dan (2)
31
WP dapat melakukan pembetulan SPT yg pengisiannya
terdapat kekeliruan berdasar kemauan sendiri, dengan syarat:
WP dapat melakukan pembetulan SPT yg pengisiannya
terdapat kekeliruan berdasar kemauan sendiri, dengan syarat:
Pengungkapan
Ketidakbenaran SPT
Pasal 8 Ayat (3)
Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
dengan Laporan Tersendiri
Pasal 8 Ayat (4), dan (5)
33
Pajak yang harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Rugi fiskal menjadi lebih kecil atau lebih besar.
Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Pajak yang harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Rugi fiskal menjadi lebih kecil atau lebih besar.
Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil.
WP menerima SKP, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyatakan
rugi fiskal yang berbeda dari yang diajukan.
WP menerima SKP, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyatakan
rugi fiskal yang berbeda dari yang diajukan.
Pembetulan SPT dapat
disampaikan, sekalipun jangka waktu 2 tahun telah terlampaui.
Pembetulan SPT dapat
disampaikan, sekalipun jangka waktu 2 tahun telah terlampaui.
Selama belum dilakukan tindakan pemeriksaan
dan disampaikan dalam jangka waktu 3 bulan setelah surat atau putusan diterima.
Selama belum dilakukan tindakan pemeriksaan
dan disampaikan dalam jangka waktu 3 bulan setelah surat atau putusan diterima.
Pembetulan SPT Akibat Surat Keputusan Keberatan atau
Putusan Banding
Pasal 8 Ayat (6)
Ilustrasi
Perubahan Rugi Fiskal Akibat Surat Ketetapan
35
PT. Liberte melaporkan SPT PPh Tahun 2010 yang menyatakan keterangan berikut.
Penghasilan netto 495.000.000 Rugi fiskal berdasar SPT 2009 (130.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 365.000.000
Pemeriksaan dilaksanakan atas SPT 2009 dan diterbitkan Surat Ketetapan di tanggal 5 Mei 2012 yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 145.000.000,00. Maka penghitungan Penghasilan Kena Pajak adalah sebagai berikut.
Penghasilan netto 495.000.000 Rugi fiskal berdasar Surat Ketetapan (145.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 350.000.000
Maka Penghasilan Kena Pajak 2010 adalah Rp 350.000.000,00.
PT. Liberte melaporkan SPT PPh Tahun 2010 yang menyatakan keterangan berikut.
Penghasilan netto 495.000.000 Rugi fiskal berdasar SPT 2009 (130.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 365.000.000
Pemeriksaan dilaksanakan atas SPT 2009 dan diterbitkan Surat Ketetapan di tanggal 5 Mei 2012 yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 145.000.000,00. Maka penghitungan Penghasilan Kena Pajak adalah sebagai berikut.
Penghasilan netto 495.000.000 Rugi fiskal berdasar Surat Ketetapan (145.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 350.000.000
Maka Penghasilan Kena Pajak 2010 adalah Rp 350.000.000,00.
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran (1)
a
Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
Jika bertepata
n hari libur, dimundur
kan satu hari kerja.
Jika bertepata
n hari libur, dimundur
kan satu hari kerja.
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran (2)
a
Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
37
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan (1)
a
Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
Jika bertepatan hari libur,
Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan (2)
a
Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
39
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
Tanggal Jatuh Tempo PPh 29
Pasal 9 Ayat (2)
Sanksi Administrasi
Keterlambatan Pembayaran
Pasal 9 Ayat (2a)
41
Ilustrasi
Sanksi Bunga
Keterlambatan Penyetoran Pajak
42
Fa. Egalite melaporkan SPT PPh Tahun 2011 dan menetapkan kesanggupan pembayaran angsuran PPh 25 sebesar Rp 2.750.000,00 untuk tahun berjalan. Di samping itu, SPT 2011 menyatakan perusahaan memiliki utang PPh 29 sebesar Rp 35.000.000,00. Fa. Egalite baru melaksanakan penyetoran PPh 25 masa Mei 2012 di tanggal 25 Juli 2012, bersamaan dengan pelunasan utang PPh 29.
Sanksi denda PPh 25 = 2 bulan x 2% x 2.750.000
= Rp 110.000,00
(Terhitung 15 Juni hingga 25 Juli)
Sanksi denda PPh 29 = 3 bulan x 2% x 35.000.000
Fa. Egalite melaporkan SPT PPh Tahun 2011 dan menetapkan kesanggupan pembayaran angsuran PPh 25 sebesar Rp 2.750.000,00 untuk tahun berjalan. Di samping itu, SPT 2011 menyatakan perusahaan memiliki utang PPh 29 sebesar Rp 35.000.000,00. Fa. Egalite baru melaksanakan penyetoran PPh 25 masa Mei 2012 di tanggal 25 Juli 2012, bersamaan dengan pelunasan utang PPh 29.
Sanksi denda PPh 25 = 2 bulan x 2% x 2.750.000
= Rp 110.000,00
(Terhitung 15 Juni hingga 25 Juli)
Sanksi denda PPh 29 = 3 bulan x 2% x 35.000.000
Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran Surat Keputusan
Pasal 9 Ayat (3), (3a) dan PMK No.187/
PMK.03/ 2007
43
Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran
Pasal 9 Ayat (4), dan PER No. 38/ PJ./ Tahun 2008
Syarat Pengajuan Permohonan Pengangsuran atau Penundaan
Pembayaran
PMK No. 184/ PMK.03/ 2010
45
Keputusan diberikan maksimal 7 hari sejak permohonan diterima lengkap. Jika jangka
waktu terlewati, permohonan dianggap diterima.
Keputusan diberikan maksimal 7 hari sejak permohonan diterima lengkap. Jika jangka
waktu terlewati, permohonan dianggap diterima.
Pembayaran atau Penyetoran Pembayaran atau Penyetoran
Bank yang ditunjuk oleh
Bank yang
ditunjuk oleh Kantor PosKantor Pos
Tempat Pembayaran atau Penyetoran
Pasal 10 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2010
47
Pembayaran atau Penyetoran Pajak Pembayaran atau Penyetoran Pajak
Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain
yang ditentukan Dirjen Pajak dan telah divalidasi dengan Nomor
Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN).
Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain
yang ditentukan Dirjen Pajak dan telah divalidasi dengan Nomor
Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN).
Sarana Pembayaran atau Penyetoran
PMK No. 184/ PMK.03/ 2010
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pasal 11, PMK No. 16/ PMK.03/ 2011
49
Landasan Hukum:
Pasal 12 s/ d Pasal 17E UU KUP
Penetapan dan
Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Pasal 1 Angka (14), dan Pasal 12 Ayat (1)
WP wajib membayar pajak terutang WP wajib membayar pajak terutang
Jumlah Pajak Terutang
Pasal 12 Ayat (2), dan (3)
51
Jumlah pajak yang terutang menurut SPT yang disampaikan WP dianggap telah sesuai dengan
peraturan perundangan
Jumlah pajak yang terutang menurut SPT yang disampaikan WP dianggap telah sesuai dengan
peraturan perundangan
Dirjen Pajak mendapatkan bukti ketidakbenaran SPT.
Dirjen Pajak mendapatkan bukti ketidakbenaran SPT.
Kecuali Apabila Kecuali Apabila
Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang semestinya.
Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang semestinya.
Sedemikian Hingga Sedemikian Hingga
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKB (1)
Pasal 13 Ayat (1), dan (2)
Pajak kurang bayar dikenai tambahan sanksi bunga 2% per bulan, maksimal selama 24 bulan sejak saat terutang hingga penerbitan Pajak kurang bayar dikenai tambahan sanksi
bunga 2% per bulan, maksimal selama 24 bulan sejak saat terutang hingga penerbitan
Ilustrasi
Sanksi Bunga Akibat SKPKB
53
CV. Fraternite memperoleh Pengukuhan sebagai PKP secara jabatan pada November 2012. Perusahaan dikenai Pemeriksaan dan ditetapkan bahwa nilai penyerahan BKP di Mei 2009 adalah Rp 2.350.000.000,00. SKPKB diterbitkan di bulan Desember 2012 untuk menagih PPN kurang bayar.
PPN Keluaran 235.000.000
PPN Masukan sebelum Pengukuhan 0
PPN Kurang Bayar 235.000.000
Sanksi Denda = 24 bulan x 2% x 235.000.000
= 112.800.000
(Mei 2009 hingga Desember 2012, maksimal 24 bulan)
Pajak yang harus dibayar = 235.000.000 + 112.800.000
= Rp 347.800.000,00
CV. Fraternite memperoleh Pengukuhan sebagai PKP secara jabatan pada November 2012. Perusahaan dikenai Pemeriksaan dan ditetapkan bahwa nilai penyerahan BKP di Mei 2009 adalah Rp 2.350.000.000,00. SKPKB diterbitkan di bulan Desember 2012 untuk menagih PPN kurang bayar.
PPN Keluaran 235.000.000
PPN Masukan sebelum Pengukuhan 0
PPN Kurang Bayar 235.000.000
Sanksi Denda = 24 bulan x 2% x 235.000.000
= 112.800.000
(Mei 2009 hingga Desember 2012, maksimal 24 bulan)
Pajak yang harus dibayar = 235.000.000 + 112.800.000
= Rp 347.800.000,00
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKB (2)
Pasal 13 Ayat (1), dan (3)
Jangka Waktu Penerbitan SKPKB
Pasal 13 Ayat (4), dan (5)
55
Dasar Penerbitan SKPKB
a
Pasal 13, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.
PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
Sanksi Administrasi Kealpaan
Pasal 13A
57
Apabila WP akibat kealpaannya melakukan tindakan yang merugikan keuangan negara
berikut:
Tidak menyampaikan SPT.
Menyampaikan SPT secara tidak benar atau tidak lengkap.
Melampirkan keterangan yang isinya tidak benar.
Apabila WP akibat kealpaannya melakukan tindakan yang merugikan keuangan negara
berikut:
Tidak menyampaikan SPT.
Menyampaikan SPT secara tidak benar atau tidak lengkap.
Melampirkan keterangan yang isinya tidak benar.
WP wajib melunasi pajak kurang bayar, ditambah kenaikan 200% yang ditetapkan
melalui SKPKB.
WP wajib melunasi pajak kurang bayar, ditambah kenaikan 200% yang ditetapkan
melalui SKPKB.
Tidak dikenai sanksi pidana, apabila kealpaan terjadi untuk pertama kalinya.
Tidak dikenai sanksi pidana, apabila kealpaan terjadi untuk pertama kalinya.
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (1)
Pasal 14 Ayat (1), (2) dan (3)
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (2)
aPasal 14 Ayat (1), (4), (5), dan PMK No. 189/
PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 84/ PMK.03/ 2010
STP dapat diterbitkan atas WP yang dikenai sanksi 59
denda atau bunga.
STP dapat diterbitkan atas WP yang dikenai sanksi denda atau bunga.
Ilustrasi
Sanksi Denda Akibat STP
Koperasi Revolusi melakukan penyerahan JKP dengan nilai penggantian Rp 682.500.000,00 di masa Februari 2012 dan tidak melaporkannya dalam SPT Masa Februari. STP diterbitkan di bulan Agustus 2012 untuk menagih pajak berdasar faktur yang belum dilaporkan.
DPP 682.500.000
PPN Kurang Bayar 68.250.000 Sanksi Denda = 2% x 682.500.000
= 13.650.000
Pajak yang harus dibayar = 68.250.000 + Koperasi Revolusi melakukan penyerahan JKP dengan nilai penggantian Rp 682.500.000,00 di masa Februari 2012 dan tidak melaporkannya dalam SPT Masa Februari. STP diterbitkan di bulan Agustus 2012 untuk menagih pajak berdasar faktur yang belum dilaporkan.
DPP 682.500.000
PPN Kurang Bayar 68.250.000 Sanksi Denda = 2% x 682.500.000
= 13.650.000
Pajak yang harus dibayar = 68.250.000 +
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKBT
Pasal 15 Ayat (1), (2), (3), dan (4)
61
Dasar Penerbitan SKPKBT
a
Pasal 15, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.
PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
Pembetulan Ketetapan Pajak
Pasal 16
63
Penerbitan SKPLB
Pasal 17
Dasar Penerbitan SKPLB
a
Pasal 17, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.
PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
65
Penerbitan SKPN
a
Pasal 17A, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.
PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
Ketentuan Umum Restitusi
Pasal 17B, dan PMK No. 191/ PMK 03/ 2007
67
Penerbitan SKPPKP (Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran)
Pasal 17C Ayat (1), (4), dan (5)
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan Paska SKPPKP
69
PT. Proklamasi telah memperoleh pengembalian pendahuluan Rp 110.000.000,00. WP dikenai Pemeriksaan dan dilakukan penerbitan SKPB dengan penghitungan berikut.
PPh Terutang 315.000.000 Kredit PPh 22 (100.250.000) Kredit PPh 23 (101.500.000) Kredit PPh 24 (101.000.000) Kredit PPh 25 (102.250.000)
PPh Lebih Bayar berdasar SKPKB 90.000.000
Sanksi Kenaikan = 100% x (110.000.000 - 90.000.000)
= 20.000.000
Pajak yang harus dibayar = 20.000.000 + 20.000.000
= Rp 40.000.000,00
PT. Proklamasi telah memperoleh pengembalian pendahuluan Rp 110.000.000,00. WP dikenai Pemeriksaan dan dilakukan penerbitan SKPB dengan penghitungan berikut.
PPh Terutang 315.000.000 Kredit PPh 22 (100.250.000) Kredit PPh 23 (101.500.000) Kredit PPh 24 (101.000.000) Kredit PPh 25 (102.250.000)
PPh Lebih Bayar berdasar SKPKB 90.000.000
Sanksi Kenaikan = 100% x (110.000.000 - 90.000.000)
= 20.000.000
Pajak yang harus dibayar = 20.000.000 + 20.000.000
= Rp 40.000.000,00
WP Kriteria Tertentu Berhak Atas SKPPKP
Pasal 17C Ayat (2), (6), dan PMK No. 74/ PMK.
03/ 2012
WP Persyaratan Tertentu Berhak Atas SKPPKP
a
Pasal 17D, dan PMK No. 193/ PMK. 03/ 2007 Jo.
PMK No. 54/ PMK. 03/ 2009
Jika pemeriksaan berujung pada SKPKB, WP dikenai kenaikan 100%. 71
Jika pemeriksaan berujung pada SKPKB, WP dikenai kenaikan 100%.
Landasan Hukum:
Pasal 18 s/ d Pasal 27A UU KUP
Penagihan, Keberatan, dan
Banding
Dasar Penagihan Pajak
Pasal 18 Ayat (1)
73
Sebab Pengenaan Bunga Penagihan
Pasal 19
Nominal bunga adalah 2% per bulan.
Bagian bulan dihitung sebagai 1 bulan Nominal bunga adalah 2% per bulan.
Bagian bulan dihitung sebagai 1 bulan
Ilustrasi
Sanksi Bunga Penagihan
75
Fa. Deklarasi menerima SKPKBT di tanggal 13 September 2012 yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 57.500.000,00. Hingga 12 September 2012, perusahaan telah membayar sebesar Rp 27.500.000,00, Rp 20.000.000,00 dibayar di tanggal 10 November 2012 dan ditagih dengan STP tertanggal 11 November 2012.
Pajak yang masih harus dibayar 57.500.000 Pajak dibayar sebelum jatuh tempo (27.500.000)
Pajak dibayar setelah jatuh tempo (20.000.000) Sisa pajak yang masih terutang 10.000.000 Sanksi Bunga = 2 bulan x 2% x 30.000.000
= 1.200.000
Pajak yang harus dibayar = 10.000.000 + 1.200.000
= Rp 11.200.000,00
Fa. Deklarasi menerima SKPKBT di tanggal 13 September 2012 yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 57.500.000,00. Hingga 12 September 2012, perusahaan telah membayar sebesar Rp 27.500.000,00, Rp 20.000.000,00 dibayar di tanggal 10 November 2012 dan ditagih dengan STP tertanggal 11 November 2012.
Pajak yang masih harus dibayar 57.500.000 Pajak dibayar sebelum jatuh tempo (27.500.000)
Pajak dibayar setelah jatuh tempo (20.000.000) Sisa pajak yang masih terutang 10.000.000 Sanksi Bunga = 2 bulan x 2% x 30.000.000
= 1.200.000
Pajak yang harus dibayar = 10.000.000 + 1.200.000
= Rp 11.200.000,00
Ilustrasi
Sanksi Bunga Penagihan
Atas Angsuran atau Penundaan
76
CV. Aneksasi menerima SKPKBT tertanggal 21 Januari 2012 yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 825.000.000,00. Batas akhir pelunasan tanggal 20 Februari 2012 dan WP diperbolehkan mengangsur selama 3 bulan dengan angsuran tetap sebesar Rp 275.000.000,00.
Sanksi bunga angsuran I = 2% x 825.000.000 = 16.500.000
Sanksi bunga angsuran I = 2% x 550.000.000 = 11.000.000
Sanksi bunga angsuran I = 2% x 275.000.000 = 5.500.000
Total sanksi bunga Rp
33.000.000,00
Apabila WP diberikan izin penundaan hingga 20 Mei 2012, dan bukan pengangsuran, maka:
CV. Aneksasi menerima SKPKBT tertanggal 21 Januari 2012 yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 825.000.000,00. Batas akhir pelunasan tanggal 20 Februari 2012 dan WP diperbolehkan mengangsur selama 3 bulan dengan angsuran tetap sebesar Rp 275.000.000,00.
Sanksi bunga angsuran I = 2% x 825.000.000 = 16.500.000
Sanksi bunga angsuran I = 2% x 550.000.000 = 11.000.000
Sanksi bunga angsuran I = 2% x 275.000.000 = 5.500.000
Total sanksi bunga Rp
33.000.000,00
Apabila WP diberikan izin penundaan hingga 20 Mei 2012, dan bukan pengangsuran, maka:
Penagihan dengan Surat Paksa
Pasal 20
77
Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh juru sita pajak kepada penanggung
pajak tanpa
menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran .
Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh juru sita pajak kepada penanggung
pajak tanpa
menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran . Surat Paksa
diterbitkan untuk menagih pajak akibat STP, SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding, dan
Putusan Peninjauan Kembali yang tidak
dibayar sesuai jangka waktu.
Surat Paksa diterbitkan untuk
menagih pajak akibat STP, SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding, dan
Putusan Peninjauan Kembali yang tidak
dibayar sesuai jangka waktu.
Penanggung Pajak
Pasal 1 Angka (28) dan Pasal 32 Ayat (4)
Hak Mendahulu
Pasal 21 Ayat (1), (2), dan (3)
79
Penyebab Hilangnya Hak Mendahulu
Pasal 21 Ayat (4), dan (5)
Daluarsa Penagihan
Pasal 22
81
Gugatan WP atau Penanggung Pajak
Pasal 23 Ayat (2)
Penghapusan Piutang Pajak
Pasal 24, dan PMK No. 68/ PMK.03/ 2012
83
Pengajuan Keberatan
Pasal 25 Ayat (1), (5), (7), dan PMK No. 194/
PMK.03/ 2007
Syarat Pengajuan Surat Keberatan
Pasal 25 Ayat (2), (3), (4), dan PMK No. 194/
PMK.03/ 2007
85
Hak WP Atas Pengajuan Keberatan
Pasal 25 Ayat (6), dan PMK No. 194/ PMK.03/
2007
Penyelesaian Surat Keberatan
Pasal 26 Ayat (1), (2), (3), dan (5)
87
Sanksi Terkait Penyelesaian Keberatan
Pasal 25 Ayat (9), dan (10)
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan
Atas Penyelesaian Keberatan
89
Koperasi Infiltrasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 48.500.000,00. Melalui pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP menyetujui pembayaran sebesar Rp 23.500.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan keberatan. Dirjen Pajak menerima sebagian keberatan WP dan menetapkan jumlah pajak yang masih terutang seharusnya sebesar Rp 43.500.000,00.
Sanksi kenaikan = 50% x (43.500.000 – 23.500.000)
= 10.000.000
Jumlah masih harus dibayar
= 20.000.000 + 10.000.000
= Rp 30.000.000,00
Koperasi Infiltrasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 48.500.000,00. Melalui pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP menyetujui pembayaran sebesar Rp 23.500.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan keberatan. Dirjen Pajak menerima sebagian keberatan WP dan menetapkan jumlah pajak yang masih terutang seharusnya sebesar Rp 43.500.000,00.
Sanksi kenaikan = 50% x (43.500.000 – 23.500.000)
= 10.000.000
Jumlah masih harus dibayar
= 20.000.000 + 10.000.000
= Rp 30.000.000,00
Pembuktian Ketidakbenaran SKP Secara Jabatan
Pasal 26 Ayat (4)
Pengajuan Banding
Pasal 27
91
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan
Atas Penyelesaian Banding
92
PT. Invasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 97.500.000,00 Melalui pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP menyetujui pembayaran sebesar Rp 50.000.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan keberatan. Putusan Keberatan menetapkan pajak terutang seharusnya sebesar Rp 73.250.000,00. WP mengajukan banding dan Putusan Banding menetapkan pajak terutang seharusnya sebesar Rp 61.500.000,00.
Sanksi kenaikan = 100% x (61.500.000 – 50.000.000)
= 11.500.000
Jumlah masih harus dibayar
PT. Invasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 97.500.000,00 Melalui pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP menyetujui pembayaran sebesar Rp 50.000.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan keberatan. Putusan Keberatan menetapkan pajak terutang seharusnya sebesar Rp 73.250.000,00. WP mengajukan banding dan Putusan Banding menetapkan pajak terutang seharusnya sebesar Rp 61.500.000,00.
Sanksi kenaikan = 100% x (61.500.000 – 50.000.000)
= 11.500.000
Jumlah masih harus dibayar
Imbalan Bunga Atas Keberatan, Banding, atau Peninjauan Kembali
Pasal 27A Ayat (1), dan PMK No. 40/ PMK.03/
2005
93
Imbalan Bunga Atas Surat Keputusan
Pasal 27A Ayat (1a)
Imbalan Bunga Atas Sanksi Administrasi
Pasal 27A Ayat (2) dan (3), dan PMK No. 40/
PMK.03/ 2005
95
Landasan Hukum:
Pasal 28 s/ d Pasal 37A UU KUP
Pembukuan, Pemeriksaan,
& Ketentuan Khusus
Pembukuan
Pasal 1 Angka (27)
97
Kewajiban Pembukuan
Pasal 28 Ayat (1) dan (2)
Syarat Pembukuan
Pasal 28 Ayat (3), (4), (5) dan (7)
99
Syarat Perubahan Tahun Buku atau Metode Pembukuan
Pasal 28 Ayat (6)
Pembukuan dalam Bahasa dan Mata Uang Asing
Pasal 28 Ayat (8), dan PMK No. 24/ PMK.03/
2012
101
Pencatatan
Pasal 28 Ayat (9), PMK No. 197/ PMK.03/ 2007
Pencatatan dipergunakan sebagai dasar penentuan jumlah
Pencatatan dipergunakan sebagai dasar penentuan jumlah
Syarat Pencatatan
a
Pasal 28 Ayat (12), dan PMK No. 197/ PMK.03/
2007 Jo.
PER No. 4/ PJ./ 2009
103
Penyimpanan Buku, Catatan, Dokumen
Pasal 28 Ayat (11)
Pemeriksaan
Pasal 1 Angka (25), dan Pasal 29 Ayat (1)
105
Tujuan Lain Pemeriksaan
Penjelasan Pasal 29 Ayat (1)
Kewajiban WP untuk merahasiakan informasi terkait pembukuan
ditiadakan atas kepentingan pemeriksaan.
Kewajiban WP Terperiksa
Pasal 29 Ayat (3), dan (4)
107
Pemeriksaan dan Penyegalan
Pasal 29 Ayat (2), Pasal 30, dan PMK No. 198/
PMK.03/ 2007
Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (1), dan (4)
109
Tanggung Jawab Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (2)
111
Kuasa Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (3), (3A) dan PMK No. 22/
PMK.03/ 2008
Pengungkapan Rahasia oleh Pejabat
Pasal 34
Pihak Lain yang Berhak Atas
Keterangan Pejabat atau Tenaga Ahli
Pasal 34 Ayat (2a), dan KMK No. 539/ KMK.04/
2000
113
Lingkup Pejabat Pemberi Keterangan
Pasal 34, KMK No. 510/ KMK.03/ 2007
Peniadaan Kewajiban Merahasiakan
oleh Pihak Ketiga
Pasal 35
115
Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan
Ketetapan Pajak
Pasal 36, dan PMK No. 21/ PMK.03/ 2008
117
Permohonan WP Atas
Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan Ketetapan Pajak
Pasal 36, dan PMK No. 21/ PMK.03/ 2008
Sanksi Bagi Petugas Pajak
Pasal 36A
Kode Etik Pegawai Pajak
Pasal 36B
119
Kode etik yang wajib dipatuhi pegawai Ditjen Pajak berdasar
kepada:
Peraturan Menkeu No. 1/ PM.3/
2007
Kode etik yang wajib dipatuhi pegawai Ditjen Pajak berdasar
kepada:
Peraturan Menkeu No. 1/ PM.3/
2007
Pengawasan pelaksanaan dan penampungan pengaduan
pelanggaran dilaksanakan oleh Komite Kode Etik
Pengawasan pelaksanaan dan penampungan pengaduan
pelanggaran dilaksanakan oleh Komite Kode Etik
Pelanggaran kode etik dapat dikenai:
• Sanksi moral secara terbuka atau tertutup.
• Hukuman disiplin.
Pelanggaran kode etik dapat dikenai:
• Sanksi moral secara terbuka atau tertutup.
• Hukuman disiplin.
Landasan Hukum:
Pasal 38 s/ d Pasal 44B UU KUP
Ketentuan Pidana dan
Penyidikan
Lingkup Pidana Perpajakan
121
Pidana Akibat Kealpaan WP
Pasal 38, dan Pasal 43 Ayat (1)
Bentuk Pidana Akibat Kesengajaan WP (A)
Pasal 39 Ayat (1)
123
Sanksi Pidana Akibat Kesengajaan WP,
Berikut Pengulangannya (A)
Pasal 39 Ayat (1), dan (2)
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang menyuruh, turut serta,
mengajurkan, atau membantu tindak pidana.
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang menyuruh, turut serta,
mengajurkan, atau membantu tindak pidana.
Pengulangan tindak pidana sebelum 1 tahun sejak selesainya sanksi terakhir, pelanggar pengenaan
sanksi pidana akan dilipatkan 2 kali.
Pengulangan tindak pidana sebelum 1 tahun sejak selesainya sanksi terakhir, pelanggar pengenaan
sanksi pidana akan dilipatkan 2 kali.
Percobaan Tindak Pidana oleh WP
Pasal 39 Ayat (3)
125
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang menyuruh, turut serta, mengajurkan, atau membantu percobaan pidana.
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang menyuruh, turut serta, mengajurkan, atau membantu percobaan pidana.
Pidana Akibat Kesengajaan WP (B)
Pasal 39A
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan
pegawai WP, atau pihak lain yang menyuruh, turut serta, mengajurkan,
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan
pegawai WP, atau pihak lain yang menyuruh, turut serta, mengajurkan,
Daluarsa Pidana Perpajakan
Pasal 40
127
Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau 10
tahun sejak:
Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau 10
tahun sejak:
Saat terutangnya pajak.
Berakhirnya masa bagian tahun atau tahun pajak.
Saat terutangnya pajak.
Berakhirnya masa bagian tahun
atau tahun pajak.
Pidana oleh Pejabat
Pasal 41
Pidana Bagi Pihak Ketiga (A)
Pasal 41A, 41B, dan 43 Ayat (2)
129
Sanksi berlaku pula bagi pihak yang menyuruh, mengajurkan, atau membantu pidana oleh pihak
ketiga.
Sanksi berlaku pula bagi pihak yang menyuruh, mengajurkan, atau membantu pidana oleh pihak
ketiga.
Pidana Bagi Pihak Ketiga (B)
Pasal 41C
Penyidikan Pidana Perpajakan
Pasal 1 Angka 31 dan Pasal 44 Ayat (1)
131
Wewenang Penyidik
Pasal 44 Ayat (2)
Pelaksanaan Penyidikan
Pasal 44 Ayat (3), dan (4)
133
Pihak Berhak Menghentikan Penyidikan
Pasal 44A, dan 44B
Hak dan kewajiban yang Belum Selesai
Pasal II
135
Dikenai ketentuan UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2000.
Dikenai ketentuan UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2000.
Setiap hak dan kewajiban perpajakan tahun pajak 2001 hingga tahun pajak
2007 yang belum diselesaikan
Setiap hak dan kewajiban perpajakan tahun pajak 2001 hingga tahun pajak
2007 yang belum diselesaikan
Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
137
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI [email protected] atau
081318227080/ 08161932935 http:/staff.blog.ac.id/martani/