ARAH KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN
LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT
Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
2023
Nama : Rusdin Pinem, SKM,MSi NIP : 196904081992031004
Jabatan : Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan
Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
PROFIL
FASILITATOR
TUJUA
TUJUAN UMUM: N
Peserta mampu memahami dan menjelaskan tentang Arah Kebijakan Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan
Masyarakat
TUJUAN KHUSUS:
Peserta mampu memahami dan menjelaskan tentang 1. Gambaran umum tentang Laboratorium Kesehatan
Masyarakat.
2. Sistem penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat.
3. Mekanisme pembinaan dan rujukan
4. Regulasi terkait Laboratorium Kesehatan Masyarakat.
POKOK BAHASAN
Gambaran umum tentang Laboratorium Kesehatan
Masyarakat
Sistem penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan
Masyarakat.
Mekanisme pembinaan dan rujukan
Regulasi terkait Laboratorium
Kesehatan Masyarakat.
Gambaran Umum tentang
Laboratorium Kesehatan
Masyarakat
BIAYA KESEHATAN GLOBAL TERUS NAIK LEBIH TINGGI DARI PERTUMBUHAN EKONOMI
Peningkatan belanja kesehatan Indonesia telah melampaui pertumbuhan GDP
Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG 0
1,000
HC Spend Income GDP
Indonesia
2,000 HC Spend
GDP Income
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020
1,000
500 1,500
China
HC Spend GDP
Income
2000 2005 2010 2015 2020
0 0
200 400 600
Singapor e
2000 2005 2010 2015 2020 1,000
500
Indi a
HC Spend GDP
Income
200 400 600
0
2000 2005 2010 2015 2020 0
Thailan d
HC Spend GDPIncome
Australi a
2000 2005 2010 2015 2020 0
200 400
600 HC Spend
GDPIncome
Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income
10 BEBAN KESEHATAN TERBESAR BERDASARKAN KATERGORI USIA (life cycle)
Sumber: Global Burden of Diseases – IHME Kelainan
Maternal &
Neonatal
Defisiensi Nutrisi Penyakit Kulit &
Subkutan PTM Lainnya
Infeksi Enterik Infeksi
Pernapasan & TB Penyakit Menular
Lainnya
HIV/AIDS & PMS Cedera Tidak
Disengaja NTDS & malaria
Infeksi Enterik Penyakit Kulit &
Subkutan
Kelainan Mental Cedera Transportasi Cedera Tidak
Disengaja
Neoplasma
Defisiensi Nutrisi
Penyakit Menular Lainnya
PTM Lainnya Infeksi
Pernapasan & TB
Infeksi Enterik
Kelainan Mental Penyakit Kulit &
Subkutan Cedera Transportasi Kelainan Saraf
Neoplasma Cedera Tidak
Disengaja Penyakit Pencernaan PTM Lainnya
Defisiensi Nutrisi
Cedera Transportasi Kelainan Mental Penyakit Kulit &
Subkutan Kelainan Saraf
Kelainan Muskuloskeletal
Infeksi Enterik Cedera Tidak
Disengaja Infeksi
Pernapasan & TB Neoplasma
Penyakit Kardiovaskular
Penyakit Kardiovaskular
Kelainan Muskuloskeletal Kelainan Mental
Neoplasma Infeksi
Pernapasan & TB Cedera
Transportasi Kelainan Saraf
Penyakit Pencernaan PTM Lainnya
Diabetes &
Penyakit Ginjal
Penyakit Kardiovaskular
Kelainan Muskuloskeletal
Neoplasma Diabetes &
Penyakit Ginjal Kelainan Mental
Penyakit Pencernaan Penyakit Organ
Indera PTM Lainnya
Kelainan Saraf Infeksi
Pernapasan & TB
Penyakit Kardiovaskular
Kelainan Muskuloskeletal
Penyakit Organ Indera
Neoplasma Diabetes &
Penyakit Ginjal Penyakit Pernapasan
Kronis Penyakit Pencernaan
Infeksi
Pernapasan & TB Kelainan Saraf
Infeksi Enterik
PERINGKA T
Anak-anak Remaja 1 Remaja 2 Usia Produktif 1 Usia Produktif 2
Bayi & Balita Lansia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
94
%
78
%
66
%
67
%
73
%
85
%
94
%
% total Penyebab Kematian
93
%
65
%
67
%
68
%
71
%
80
%
90
% total YLDs %
78
%
62
%
68
%
69
%
69
%
79
%
75
% total DALYs %
Kategori usia (life cycle)
Pencegahan dan Deteksi Dini dilakukan di Layanan Primer
Namun Kondisi Laboratorium Puskesmas Saat Ini Tidak Memadai
Kondisi:
1. Perspektif pelayanan kesehatan hanya terpusat pada pendekatan klinis, sehingga banyak penyakit gagal dicegah sebelum fatal
2. Dukungan laboratorium sangat diperlukan dalam setiap tahapan kehidupan tetapi kondisi laboratorium di fasilitas primer terutama puskesmas sangat kurang dan tidak standar.
3. Unit pengampu laboratorium tersebar di beberapa unit utama sehingga laboratorium hanya berkembang sesuai fungsi unit utama terkait, bukan menjadi sistem yang terintegrasi.
4. Secara keseluruhan peran dan fungsi laboratorium di sistem kesehatan Indonesia belum mampu mendukung upaya menyehatkan masyarakat
57,5%
Puskesmas melakukan pemeriksaan urin rutin
48,1%
Puskesmas melakjukan pemeriksaan urin lengkap
6,8%
Puskesmas melakukan pemeriksaan bilirubin
16,2%
Puskesmas melakukan pemeriksaan SGOT/SGPT
51,9%
Puskesmas melakukan pemeriksaan darah rutin
40,7%
Puskesmas melakukan pemeriksaan darah lengkap
373
/514 Kab./Kota Risiko tinggi KLB Polio367
/514 Kab./Kota Risiko tinggi KLB Campak14,7%
Puskesmas melakjukan
pemeriksaan ureum/kreatinin
Kemenkes berkomitmen melakukan TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
VisiSejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan Meningkatkan
kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
Memperbaiki pengendalian penyakit
Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Memperkuat sistem kesehatan &
pengendalian obat dan makanan
6 kategori
utama Outcome
RPJMN bidang kesehatan
Edukasi penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi &
kebersihan
lingkungan, skrining penyakit, kepatuhan pengobatan
Pencegahan Primer
• Integrasi
Layanan Primer,
• Laboratorium Kesehatan Masyarakat,
• Eliminasi TBC, penanganan stunting
Pencegahan sekunder
Skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap
sasaran usia, skrining stunting, &
peningkatan ANC untuk kesehatan ibu
& bayi.
Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan
primer
Pembangunan Puskesmas di 171 kec., penyediaan 40 obat esensial,
pemenuhan SDM kesehatan primer
Transformasi layanan rujukan
Meningkatkan akses dan mutu layanan
sekunder &
tersier
Pembangunan RS di Kawasan Timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’s top
healthcare centers.
Memperkuat ketahanan tanggap darurat
• Jejaring nasional surveilans berbasis lab
• Tenaga cadangan tanggap darurat,
kesiapsiagaan krisis.
Transformasi sistem pembiayaan
kesehatan
Transformasi
SDM Kesehatan Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer
3 Transformasi sistem ketahanan kesehatan
4
Meningkatkan ketahanan
sektor farmasi
& alat kesehatan Produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10 alkes by volume & by value.
5 6
a b c d a
2
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan:
tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
b
Penguatan upaya preventif di layanan primer terus dilakukan melalui 3 program utama
Imunisasi rutin:
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Perluasan deteksi dini Screening penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia:
• Hipotiroid kongenital
• Thalasemia
• Anemia
• Stroke
• Serangan jantung
• Hipertensi
• Penyakit paru obstruksi kronik
• Tuberkulosis
• Kanker paru
• Hepatitis
• Diabetes
• Kanker payudara
• Kanker serviks
• Kanker usus
Peningkatan kesehatan ibu dan anak
Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat
antropometri terstandar
Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali,
termasuk 2 kali USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3 BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR,
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, Rotavirus
Kanker Serviks merupakan satu-satunya kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi
Human Papillomavirus (HPV) Pneumonia dan diare
merupakan 2 dari 5 penyebab tertinggi kematian balita di
Indonesia* yang dapat dicegah dengan imunisasi (PCV dan Rotavirus)
▪ Belum terintegrasinya pelayanan dan rujukan Laboratorium Kesehatan
▪ Belum optimalnya surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium
▪ Belum tersistemnya pembinaan
sumber daya laboratorium baik SDM, sarana prasarana dan alat, kalibrasi alat, dan penjaminan mutu
▪ Belum terbangunnya jejaring
laboratorium milik pemerintah maupun swasta
▪ Belum adanya sistem informasi nasional Labkes yang terintegrasi
PERMASALAHA
N KONDISI YANG DIHARAPKAN
Laboratorium Kesehatan
di Indonesia
Laboratorium Jumlah Cakupan Wilayah Labnas Prof. dr. Sri
Oemijati 1 Nasional
Eks Balai/Loka
Litbangkes 11 Regional
B/BTKLPP 10 Regional
BBLK 4 Regional
KKP 51 Provinsi
Lab Rumah Sakit 3.172 Kab/Kota, Provinsi, Nasional
Labkesmas Provinsi 28 Provinsi Labkesmas Kab/Kota 231 Kabupaten Laboratorium di
Puskesmas 10.011 Kecamatan
Labkes Swasta 1.240
PENATAAN Laboratorium Kesehatan yang bertujuan untuk:
a. mewujudkan layanan dan rujukan laboratorium kesehatan yang bermutu;
b. meningkatkan akses masyarakat dalam deteksi dini dan penegakan diagnosis penyakit;
c. mendukung surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium untuk pemantauan wilayah setempat status kesehatan
masyarakat;
d. membangun kesiapsiagaan laboratorium kesehatan dalam menghadapi ancaman penyakit dan kejadian luar biasa.
• Terintegrasinya pelayanan dan rujukan seluruh laboratorium kesehatan di
Indonesia
• Terlaksananya surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis
laboratorium secara optimal.
• Terselenggaranya peningkatan
kapasitas sumber daya laboratorium baik SDM, sarana prasarana dan alat, kalibrasi alat, dan penjaminan mutu
• Terbangunnya jejaring laboratorium baik milik pemerintah maupun swasta
• Terwujudnya Sistem Informasi
Laboratorium Kesehatan Nasional (SILNAS) Terintegrasi SATUSEHAT
5 tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan
5 tingkatan labkesmas, merujuk pada standar WHO
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer
serta laboratorium kesehatan masyarakat
Tingkatan
kelembagaan
Rumah Sakit
Puskesmas
Pustu Prima
Posyandu
Kunjungan Rumah
Target
jangkauan
514
Kabupaten / Kota7,281
Kecamatan
83.794
Desa /Kelurahan
~300,000
Dusun / RT/RW
~273.5
jutapenduduk
LABORATORIUM REGIONAL
BBTKL, BBLK, EKS BALAI/LOKA LITBANGKES
4
LABKESDA PROVINSI 3
LABORATORIUM NASIONAL
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemijati dan B2P2VRP
5
LABORATORIUM PUSKESMAS 1
LABKESDA KAB/KOTA 2
Jumlah lab
2
23
28
231
10.011
Sistem
Penyelenggaraan Laboratorium
Kesehatan
Masyarakat
APA YANG SAUDARA PIKIRKAN KETIKA
MENDENGAR ISTILAH LABORATORIUM
KESEHATAN MASYARAKAT?
DEFINISI
LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT
Laboratorium kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia dan bahan bukan berasal dari manusia sebagai upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit serta peningkatan
kesehatan masyarakat.
PERBEDAAN LAB MEDIS DAN LABKESMAS
LAB KLINIS LABKESMAS
• Tujuan: Menangani pemeriksaan spesimen klinis untuk tujuan
Diagnosis pasien
• Hasil: tata kelola klinis pasien secara perorangan untuk
menyembuhkan penyakit
• Fokus: Individu/instansi
• Tujuan: Menangani pemeriksaan spesimen klinis dan sampel untuk tujuan surveilans (spesimen klinis,
lingkungan, makanan) dan 12 Fungsi Lainnya
• Hasil: intervensi public health (intervensi secara holistik untuk menyehatkan populasi)
• Fokus: Populasi (masyarakat)
PRIVATE GOODS PUBLIC GOODS
Dibiayai oleh individu Dibiayai oleh Pemerintah
17
Revitalisasi Peran
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
dalam
Upaya Kesehatan Masyarakat
✔ Deteksi Dini
✔ Surveilans Penyakit Berbasis Laboratorium
✔ Respon KLB/KKM (Detect dan Respond)
✔ Penjaminan Mutu Laboratorium Kesehatan di Wilayahnya
Laboratorium Kesehatan Masyarakat berfokus pada penyakit dan status kesehatan kelompok populasi, melalui pengujian diagnostik terbatas, pengujian dan surveilans penyakit serta memberikan dukungan dalam tanggap darurat, penelitian terapan serta peningkatan kapasitas personel laboratorium. (CDC, public health laboratory)
Pencegahan Penyakit dan
Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat
18
No. Fungsi
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Primary
Laboratories
District PH Laboratories
Provincial PH Laboratories
Regional PH Laboratories
National Laboratories
1 Pemeriksaan laboratorium spesimen klinis
2 Pengujian laboratorium terhadap sampel Lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit
3 Pengelolaan data laboratorium terintegrasi
4 Surveilans Penyakit dan Faktor Risiko berbasis Laboratorium
5 Komunikasi dengan mitra kerja dan masyarakat
6 Peningkatan kapasitas SDM laboratorium
7 Penjaminan mutu laboratorium
8 Pengelolaan pengadaan dan logistik khusus
9 Koordinasi Jejaring laboratorium
10 Pengelolaan biorepository penyebab penyakit
11 Kerjasama dengan mitra nasional dan/ internasional
12 Kajian
13 Teknologi Tepat Guna
14 merumuskan rekomendasi kebijakan dan pengembangan program kesehatan, termasuk dalam hal penyakit new- emerging dan re-emerging.
14 Fungsi Labkesmas Pemerintah Berdasarkan Tingkatan
STRUKTUR DAN FUNGSI LABORATORIUM KESEHATAN
MASYARAKAT
TINGKATAN DAN FUNGSI
PENYELENGGARAAN LABKESMAS PEMERINTAH
Jejaring dan rujukan
Labkesmas Tingkat 4 (13 Fungsi)
4
Labkesmas Tingkat 3 (12 Fungsi) 3
Labkesmas Tingkat 5 (14 Fungsi)
5
Labkesmas Tingkat 1 (5 Fungsi) 1
Labkesmas Tingkat 2 (8 Fungsi) 2
Bimbingan teknis, pemantauan, dan evalausi
❑ Labkesmas berjejaring dengan:
▪ laboratorium kesehatan medis,
▪ laboratorium kesehatan lingkungan,
▪ laboratorium non Kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta di dalam dan luar negeri;
❑ Jejaring dapat dilakukan sesuai kebutuhan, meliputi:
a. pemeriksaan sampel;
b. data dan informasi;
c. peningkatan kapasitas SDM;
d. penjaminan mutu laboratorium kesehatan e. biorepositori
JEJARING
LABKESMAS
LABKESMAS REGIONAL
Labkesmas regional
4
LABKESMAS TK III
Labkesmas Provinsi
3
LABKESMAS NASIONAL
LabNas Oemiati dan Salatiga
5
LABKESMAS TK I
PUSKESMAS dan KKP
1
LABKESMAS TK II
Labkesmas Kab/Kota
2
Laboratorium Lain ; a. Lab Riset,
b. Lab Veteriner, c. Lab Lingkungan, d. Lab Biofarma e. Lab RS, dll
Sistem Informasi Laboratorium Nasional Terintegrasi SATUSEHAT
Ruang Lingkup :
a. Jejaring pemeriksaan sampel;
b. Jejaring data dan informasi;
c. Jejaring peningkatan kapasitas SDM;
d. Jejaring penjaminan mutu laboratorium kesehatan.
e. Jejaring biorepositori
: garis pembinaan : garis rujukan garis koordinasi
:
Konsep Jejaring Laboratorum
Kesehatan dengan Lab-lab Lain
Labkesmas mengkoordinasikan Labkes Medis dan Labkesling di tingkat masing masing
Mekanisme
Pembinaan dan
Pengawasan
Kegiatan Puskesmas Labkesmas Kab/Kota
Labkesda Provinsi
Labkesmas Regional
Labkesmas Nasional Pembinaan
Mutu
• Pembinaan Mutu oleh Labkesmas kab/kota dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
• Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun
• Penbinaan Mutu oleh Labkesmas Provinsi dan Dinas Kesehatan
Provinsi
• Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pembinaan Mutu oleh Labkesmas Regional dan Dinas Kesehatan Provinsi
• Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pembinaan Mutu oleh Labkesmas Nasional dan Kementerian Kesehatan
• Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pembinaan Mutu oleh
Kementerian Kesehatan dan WHO/APHL
• Pembinaan
mutu dilakukan minimal 1 kali setahun
Pengawasan Mutu
Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal
Pemantauan dan Evaluasi Mutu
• Pemantauan dan evaluasi oleh
Labkesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Pemantauan dan evaluasi mutu
dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pemantauan dan evaluasi oleh
Labkesmas dan Dinas Kesehatan Provinsi
• Pemantauan dan evaluasi mutu
dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pemantauan dan evaluasi oleh
Labkesmas
Regional dan Dinas Kesehatan Provinsi
• Pemantauan dan evaluasi mutu
dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pemantauan dan evaluasi oleh
Labkesmas Nasional dan Kementerian Kesehatan
• Pemantauan dan evaluasi mutu
dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pemantauan dan evaluasi oleh
Kementerian Kesehatan dan WHO/APHL
• Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan
minimal 1 kali setahun
Skema pembinaan, pemantauan, pengawasan
dan evaluasi mutu di setiap tingkat
PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN
Penanggung
Jawab Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota
Dapat melibatkan asosiasi dan organisasi profesi
Tujuan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
Metode bimbingan teknis;
pendidikan dan pelatihan;
advokasi;
monitoring dan evaluasi;
pemberian penghargaan
Regulasi terkait
Laboratorium
Kesehatan Masyarakat
SUSUNAN
ORGANISASI TATA KERJA
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/1332/2022 tentang
Uraian Tugas dan Fungsi Organisasi Kementerian Kesehatan dan
Pembentukan Tim Kerja dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Organisasi
Fungsi Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat:
Melakukan fasilitasi perencanaan
penjaminan mutu dan evaluasi
jejaring laboratorium kesehatan
masyarakat.
BEBERAPA REGULASI BERKAITAN DENGAN LABKESMAS
1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaringan Layanannya.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 tahun 2022 tentang Perubahan atas Permenkes Nomor 21 tahun 2021 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 - 2024
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
12. Peraturan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Nomor 7 tahun 2022 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Pengendalian Infeksius Baru
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2023 tentang Standar Tarif Layanan Kesehatan dalam Jaminan Kesehatan