• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLIDE ARAH KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Rahmat Kristian

Academic year: 2023

Membagikan "SLIDE ARAH KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ARAH KEBIJAKAN

PENYELENGGARAAN 

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI

2023

(2)

Nama : Rusdin Pinem, SKM,MSi NIP : 196904081992031004

Jabatan : Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan

Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

PROFIL

FASILITATOR

(3)

TUJUA

TUJUAN UMUM: N

Peserta mampu memahami dan menjelaskan tentang Arah Kebijakan Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan

Masyarakat

TUJUAN KHUSUS:

Peserta mampu memahami dan menjelaskan tentang 1. Gambaran umum tentang Laboratorium Kesehatan

Masyarakat.

2. Sistem penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat.

3. Mekanisme pembinaan dan rujukan

4. Regulasi terkait Laboratorium Kesehatan Masyarakat.

(4)

POKOK BAHASAN

Gambaran umum tentang Laboratorium Kesehatan

Masyarakat

Sistem penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan

Masyarakat.

Mekanisme pembinaan dan rujukan

Regulasi terkait Laboratorium

Kesehatan Masyarakat.

(5)

Gambaran Umum tentang

Laboratorium Kesehatan

Masyarakat

(6)

BIAYA KESEHATAN GLOBAL TERUS NAIK LEBIH TINGGI DARI PERTUMBUHAN EKONOMI

Peningkatan belanja kesehatan Indonesia telah melampaui pertumbuhan GDP

Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG 0

1,000

HC Spend Income GDP

Indonesia

2,000 HC Spend

GDP Income

2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

1,000

500 1,500

China

HC Spend GDP

Income

2000 2005 2010 2015 2020

0 0

200 400 600

Singapor e

2000 2005 2010 2015 2020 1,000

500

Indi a

HC Spend GDP

Income

200 400 600

0

2000 2005 2010 2015 2020 0

Thailan d

HC Spend GDPIncome

Australi a

2000 2005 2010 2015 2020 0

200 400

600 HC Spend

GDPIncome

Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income

(7)

10 BEBAN KESEHATAN TERBESAR BERDASARKAN KATERGORI USIA (life cycle)

Sumber: Global Burden of Diseases – IHME Kelainan

Maternal &

Neonatal

Defisiensi Nutrisi Penyakit Kulit &

Subkutan PTM Lainnya

Infeksi Enterik Infeksi

Pernapasan & TB Penyakit Menular

Lainnya

HIV/AIDS & PMS Cedera Tidak

Disengaja NTDS & malaria

Infeksi Enterik Penyakit Kulit &

Subkutan

Kelainan Mental Cedera Transportasi Cedera Tidak

Disengaja

Neoplasma

Defisiensi Nutrisi

Penyakit Menular Lainnya

PTM Lainnya Infeksi

Pernapasan & TB

Infeksi Enterik

Kelainan Mental Penyakit Kulit &

Subkutan Cedera Transportasi Kelainan Saraf

Neoplasma Cedera Tidak

Disengaja Penyakit Pencernaan PTM Lainnya

Defisiensi Nutrisi

Cedera Transportasi Kelainan Mental Penyakit Kulit &

Subkutan Kelainan Saraf

Kelainan Muskuloskeletal

Infeksi Enterik Cedera Tidak

Disengaja Infeksi

Pernapasan & TB Neoplasma

Penyakit Kardiovaskular

Penyakit Kardiovaskular

Kelainan Muskuloskeletal Kelainan Mental

Neoplasma Infeksi

Pernapasan & TB Cedera

Transportasi Kelainan Saraf

Penyakit Pencernaan PTM Lainnya

Diabetes &

Penyakit Ginjal

Penyakit Kardiovaskular

Kelainan Muskuloskeletal

Neoplasma Diabetes &

Penyakit Ginjal Kelainan Mental

Penyakit Pencernaan Penyakit Organ

Indera PTM Lainnya

Kelainan Saraf Infeksi

Pernapasan & TB

Penyakit Kardiovaskular

Kelainan Muskuloskeletal

Penyakit Organ Indera

Neoplasma Diabetes &

Penyakit Ginjal Penyakit Pernapasan

Kronis Penyakit Pencernaan

Infeksi

Pernapasan & TB Kelainan Saraf

Infeksi Enterik

PERINGKA T

Anak-anak Remaja 1 Remaja 2 Usia Produktif 1 Usia Produktif 2

Bayi & Balita Lansia

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0

94

%

78

%

66

%

67

%

73

%

85

%

94

%

% total Penyebab Kematian

93

%

65

%

67

%

68

%

71

%

80

%

90

% total YLDs %

78

%

62

%

68

%

69

%

69

%

79

%

75

% total DALYs %

Kategori usia (life cycle)

(8)

Pencegahan dan Deteksi Dini dilakukan di Layanan Primer

Namun Kondisi Laboratorium Puskesmas Saat Ini Tidak Memadai

Kondisi:

1. Perspektif pelayanan kesehatan hanya terpusat pada pendekatan klinis, sehingga banyak penyakit gagal dicegah sebelum fatal

2. Dukungan laboratorium sangat diperlukan dalam setiap tahapan kehidupan tetapi kondisi laboratorium di fasilitas primer terutama puskesmas sangat kurang dan tidak standar.

3. Unit pengampu laboratorium tersebar di beberapa unit utama sehingga laboratorium hanya berkembang sesuai fungsi unit utama terkait, bukan menjadi sistem yang terintegrasi.

4. Secara keseluruhan peran dan fungsi laboratorium di sistem kesehatan Indonesia belum mampu mendukung upaya menyehatkan masyarakat

57,5%

Puskesmas melakukan pemeriksaan urin rutin

48,1%

Puskesmas melakjukan pemeriksaan urin lengkap

6,8%

Puskesmas melakukan pemeriksaan bilirubin

16,2%

Puskesmas melakukan pemeriksaan SGOT/SGPT

51,9%

Puskesmas melakukan pemeriksaan darah rutin

40,7%

Puskesmas melakukan pemeriksaan darah lengkap

373

/514 Kab./Kota Risiko tinggi KLB Polio

367

/514 Kab./Kota Risiko tinggi KLB Campak

14,7%

Puskesmas melakjukan

pemeriksaan ureum/kreatinin

(9)

Kemenkes berkomitmen melakukan TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN

6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia

Visi

Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan Meningkatkan

kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi

Mempercepat perbaikan gizi masyarakat

Memperbaiki pengendalian penyakit

Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Memperkuat sistem kesehatan &

pengendalian obat dan makanan

6 kategori

utama Outcome

RPJMN bidang kesehatan

Edukasi penduduk

7 kampanye utama:

imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi &

kebersihan

lingkungan, skrining penyakit, kepatuhan pengobatan

Pencegahan Primer

Integrasi

Layanan Primer,

Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

Eliminasi TBC, penanganan stunting

Pencegahan sekunder

Skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap

sasaran usia, skrining stunting, &

peningkatan ANC untuk kesehatan ibu

& bayi.

Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan

primer

Pembangunan Puskesmas di 171 kec., penyediaan 40 obat esensial,

pemenuhan SDM kesehatan primer

Transformasi layanan rujukan

Meningkatkan akses dan mutu layanan

sekunder &

tersier

Pembangunan RS di Kawasan Timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’s top

healthcare centers.

Memperkuat ketahanan tanggap darurat

Jejaring nasional surveilans berbasis lab

Tenaga cadangan tanggap darurat,

kesiapsiagaan krisis.

Transformasi sistem pembiayaan

kesehatan

Transformasi

SDM Kesehatan Transformasi teknologi

kesehatan

1 Transformasi layanan primer

3 Transformasi sistem ketahanan kesehatan

4

Meningkatkan ketahanan

sektor farmasi

& alat kesehatan Produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10 alkes by volume & by value.

5 6

a b c d a

2

Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan:

tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien.

Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri.

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.

b

(10)

Penguatan upaya preventif di layanan primer terus dilakukan melalui 3 program utama

Imunisasi rutin:

dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Perluasan deteksi dini Screening penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia:

Hipotiroid kongenital

Thalasemia

Anemia

Stroke

Serangan jantung

Hipertensi

Penyakit paru obstruksi kronik

Tuberkulosis

Kanker paru

Hepatitis

Diabetes

Kanker payudara

Kanker serviks

Kanker usus

Peningkatan kesehatan ibu dan anak

Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat

antropometri terstandar

Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali,

termasuk 2 kali USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3 BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR,

Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, Rotavirus

Kanker Serviks merupakan satu-satunya kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi

Human Papillomavirus (HPV) Pneumonia dan diare

merupakan 2 dari 5 penyebab tertinggi kematian balita di

Indonesia* yang dapat dicegah dengan imunisasi (PCV dan Rotavirus)

(11)

Belum terintegrasinya pelayanan dan rujukan Laboratorium Kesehatan

Belum optimalnya surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium

Belum tersistemnya pembinaan

sumber daya laboratorium baik SDM, sarana prasarana dan alat, kalibrasi alat, dan penjaminan mutu

Belum terbangunnya jejaring

laboratorium milik pemerintah maupun swasta

Belum adanya sistem informasi nasional Labkes yang terintegrasi

PERMASALAHA

N KONDISI YANG DIHARAPKAN

Laboratorium Kesehatan

di Indonesia

Laboratorium Jumlah Cakupan Wilayah Labnas Prof. dr. Sri

Oemijati 1 Nasional

Eks Balai/Loka

Litbangkes 11 Regional

B/BTKLPP 10 Regional

BBLK 4 Regional

KKP 51 Provinsi

Lab Rumah Sakit 3.172 Kab/Kota, Provinsi, Nasional

Labkesmas Provinsi 28 Provinsi Labkesmas Kab/Kota 231 Kabupaten Laboratorium di

Puskesmas 10.011 Kecamatan

Labkes Swasta 1.240

PENATAAN Laboratorium Kesehatan yang bertujuan untuk:

a. mewujudkan layanan dan rujukan laboratorium kesehatan yang bermutu;

b. meningkatkan akses masyarakat dalam deteksi dini dan penegakan diagnosis penyakit;

c. mendukung surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium untuk pemantauan wilayah setempat status kesehatan

masyarakat;

d. membangun kesiapsiagaan laboratorium kesehatan dalam menghadapi ancaman penyakit dan kejadian luar biasa.

• Terintegrasinya pelayanan dan rujukan seluruh laboratorium kesehatan di

Indonesia

• Terlaksananya surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis

laboratorium secara optimal.

• Terselenggaranya peningkatan

kapasitas sumber daya laboratorium baik SDM, sarana prasarana dan alat, kalibrasi alat, dan penjaminan mutu

• Terbangunnya jejaring laboratorium baik milik pemerintah maupun swasta

• Terwujudnya Sistem Informasi

Laboratorium Kesehatan Nasional (SILNAS) Terintegrasi SATUSEHAT

(12)

5 tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan

5 tingkatan labkesmas, merujuk pada standar WHO

Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer

serta laboratorium kesehatan masyarakat

Tingkatan

kelembagaan

Rumah Sakit

Puskesmas

Pustu Prima

Posyandu

Kunjungan Rumah

Target

jangkauan

514

Kabupaten / Kota

7,281

Kecamatan

83.794

Desa /

Kelurahan

~300,000

Dusun / RT/RW

~273.5

juta

penduduk

LABORATORIUM REGIONAL

BBTKL, BBLK, EKS BALAI/LOKA LITBANGKES

4

LABKESDA PROVINSI 3

LABORATORIUM NASIONAL

Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemijati dan B2P2VRP

5

LABORATORIUM PUSKESMAS 1

LABKESDA KAB/KOTA 2

Jumlah lab

2

23

28

231

10.011

(13)

Sistem

Penyelenggaraan Laboratorium

Kesehatan

Masyarakat

(14)

APA YANG SAUDARA PIKIRKAN KETIKA

MENDENGAR ISTILAH LABORATORIUM

KESEHATAN MASYARAKAT?

(15)

DEFINISI

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

Laboratorium kesehatan yang melaksanakan pengukuran,

penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari

manusia dan bahan bukan berasal dari manusia sebagai upaya

pencegahan dan pengendalian penyakit serta peningkatan

kesehatan masyarakat.

(16)

PERBEDAAN LAB MEDIS DAN LABKESMAS

LAB KLINIS LABKESMAS

Tujuan: Menangani pemeriksaan spesimen klinis untuk tujuan

Diagnosis pasien

Hasil: tata kelola klinis pasien secara perorangan untuk

menyembuhkan penyakit

Fokus: Individu/instansi

Tujuan: Menangani pemeriksaan spesimen klinis dan sampel untuk tujuan surveilans (spesimen klinis,

lingkungan, makanan) dan 12 Fungsi Lainnya

Hasil: intervensi public health (intervensi secara holistik untuk menyehatkan populasi)

Fokus: Populasi (masyarakat)

PRIVATE GOODS PUBLIC GOODS

Dibiayai oleh individu Dibiayai oleh Pemerintah

(17)

17

Revitalisasi Peran

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

dalam

Upaya Kesehatan Masyarakat

Deteksi Dini

Surveilans Penyakit Berbasis Laboratorium

Respon KLB/KKM (Detect dan Respond)

Penjaminan Mutu Laboratorium Kesehatan di Wilayahnya

Laboratorium Kesehatan Masyarakat berfokus pada penyakit dan status kesehatan kelompok populasi, melalui pengujian diagnostik terbatas, pengujian dan surveilans penyakit serta memberikan dukungan dalam tanggap darurat, penelitian terapan serta peningkatan kapasitas personel laboratorium. (CDC, public health laboratory)

Pencegahan Penyakit dan

Peningkatan Derajat

Kesehatan Masyarakat

(18)

18

No. Fungsi

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Primary

Laboratories

District PH Laboratories

Provincial PH Laboratories

Regional PH Laboratories

National Laboratories

1 Pemeriksaan laboratorium spesimen klinis        

2 Pengujian laboratorium terhadap sampel Lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit

3 Pengelolaan data laboratorium terintegrasi        

4 Surveilans Penyakit dan Faktor Risiko berbasis Laboratorium

5 Komunikasi dengan mitra kerja dan masyarakat        

6 Peningkatan kapasitas SDM laboratorium

7 Penjaminan mutu laboratorium

8 Pengelolaan pengadaan dan logistik khusus

9 Koordinasi Jejaring laboratorium        

10 Pengelolaan biorepository penyebab penyakit        

11 Kerjasama dengan mitra nasional dan/ internasional        

12 Kajian        

13 Teknologi Tepat Guna

         

14 merumuskan rekomendasi kebijakan dan pengembangan program kesehatan, termasuk dalam hal penyakit new- emerging dan re-emerging.

         

14 Fungsi Labkesmas Pemerintah Berdasarkan Tingkatan

(19)

STRUKTUR DAN FUNGSI LABORATORIUM KESEHATAN

MASYARAKAT

(20)

TINGKATAN DAN FUNGSI

PENYELENGGARAAN LABKESMAS PEMERINTAH

Jejaring dan rujukan

Labkesmas Tingkat 4 (13 Fungsi)

4

Labkesmas Tingkat 3 (12 Fungsi) 3

Labkesmas Tingkat 5 (14 Fungsi)

5

Labkesmas Tingkat 1 (5 Fungsi) 1

Labkesmas Tingkat 2 (8 Fungsi) 2

Bimbingan teknis, pemantauan, dan evalausi

(21)

❑ Labkesmas berjejaring dengan:

▪ laboratorium kesehatan medis,

▪ laboratorium kesehatan lingkungan,

▪ laboratorium non Kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta di dalam dan luar negeri;

❑ Jejaring dapat dilakukan sesuai kebutuhan, meliputi:

a. pemeriksaan sampel;

b. data dan informasi;

c. peningkatan kapasitas SDM;

d. penjaminan mutu laboratorium kesehatan e. biorepositori

JEJARING

LABKESMAS

(22)

LABKESMAS REGIONAL

Labkesmas regional

4

LABKESMAS TK III

Labkesmas Provinsi

3

LABKESMAS NASIONAL

LabNas Oemiati dan Salatiga

5

LABKESMAS TK I

PUSKESMAS dan KKP

1

LABKESMAS TK II

Labkesmas Kab/Kota

2

Laboratorium Lain ; a. Lab Riset,

b. Lab Veteriner, c. Lab Lingkungan, d. Lab Biofarma e. Lab RS, dll

Sistem Informasi Laboratorium Nasional Terintegrasi SATUSEHAT

Ruang Lingkup :

a. Jejaring pemeriksaan sampel;

b. Jejaring data dan informasi;

c. Jejaring peningkatan kapasitas SDM;

d. Jejaring penjaminan mutu laboratorium kesehatan.

e. Jejaring biorepositori

: garis pembinaan : garis rujukan garis koordinasi

:

Konsep Jejaring Laboratorum

Kesehatan dengan Lab-lab Lain

Labkesmas mengkoordinasikan Labkes Medis dan Labkesling di tingkat masing masing

(23)

Mekanisme

Pembinaan dan

Pengawasan

(24)

Kegiatan Puskesmas Labkesmas Kab/Kota

Labkesda Provinsi

Labkesmas Regional

Labkesmas Nasional Pembinaan

Mutu

Pembinaan Mutu oleh Labkesmas kab/kota dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota

Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun

 

Penbinaan Mutu oleh Labkesmas Provinsi dan Dinas Kesehatan

Provinsi

Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun

Pembinaan Mutu oleh Labkesmas Regional dan Dinas Kesehatan Provinsi

Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun

Pembinaan Mutu oleh Labkesmas Nasional dan Kementerian Kesehatan

Pembinaan mutu dilakukan minimal 1 kali setahun

 

Pembinaan Mutu oleh

Kementerian Kesehatan dan WHO/APHL

Pembinaan

mutu dilakukan minimal 1 kali setahun

Pengawasan Mutu

Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal

Pemantauan dan Evaluasi Mutu

Pemantauan dan evaluasi oleh

Labkesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pemantauan dan evaluasi mutu

dilakukan minimal 1 kali setahun

 

Pemantauan dan evaluasi oleh

Labkesmas dan Dinas Kesehatan Provinsi

Pemantauan dan evaluasi mutu

dilakukan minimal 1 kali setahun

 

Pemantauan dan evaluasi oleh

Labkesmas

Regional dan Dinas Kesehatan Provinsi

Pemantauan dan evaluasi mutu

dilakukan minimal 1 kali setahun

 

Pemantauan dan evaluasi oleh

Labkesmas Nasional dan Kementerian Kesehatan

Pemantauan dan evaluasi mutu

dilakukan minimal 1 kali setahun

 

Pemantauan dan evaluasi oleh

Kementerian Kesehatan dan WHO/APHL

Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan

minimal 1 kali setahun

 

Skema pembinaan, pemantauan, pengawasan

dan evaluasi mutu di setiap tingkat

(25)

PEMBINAAN

DAN PENGAWASAN

Penanggung

Jawab Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota

Dapat melibatkan asosiasi dan organisasi profesi

Tujuan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat

Metode bimbingan teknis;

pendidikan dan pelatihan;

advokasi;

monitoring dan evaluasi;

pemberian penghargaan

(26)

Regulasi terkait

Laboratorium

Kesehatan Masyarakat

(27)

SUSUNAN

ORGANISASI TATA KERJA

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

HK.01.07/MENKES/1332/2022 tentang

Uraian Tugas dan Fungsi Organisasi Kementerian Kesehatan dan

Pembentukan Tim Kerja dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Organisasi

Fungsi Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat:

Melakukan fasilitasi perencanaan

penjaminan mutu dan evaluasi

jejaring laboratorium kesehatan

masyarakat.

(28)

BEBERAPA REGULASI BERKAITAN DENGAN LABKESMAS

1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaringan Layanannya.

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 tahun 2022 tentang Perubahan atas Permenkes Nomor 21 tahun 2021 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 - 2024

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

12. Peraturan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Nomor 7 tahun 2022 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Pengendalian Infeksius Baru

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2023 tentang Standar Tarif Layanan Kesehatan dalam Jaminan Kesehatan

(29)

KESIMPULAN

1. Labkesmas merupakan laboratorium kesehatan yang menangani pemeriksaan spesimen klinis dan pengujian sampel dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit serta peningkatan status kesehatan masyarakat.

2. Struktur Labkesmas terdiri dari 5 Tingkatan dan memiliki 14 fungsi.

3. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan primer akan melaksanakan fungsi Labkesmas tingkat 1.

4. Dalam menjalankan tugas dan fungsi nya, Labkesmas tingkat 1 diI Puskesmas

akan menjadi jaringan Labkesmas tingkat di atasnya untuk mendukung upaya

deteksi dini penyakit, surveilans berbasis laboratorium dan kesiapsiagaan

dalam menghadapi KLB/wabah/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

(30)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan Pendekatan Konseling Rational Emotive Behaviour (REB) Berbasis Kitab Akhlaq Lil Banin Terhadap Pembentukan Karakter Akhlakul Karimah Siswa di SMP

Sedangkan secara parsial variabel kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas, dan asset hak milik merek yang lain, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan