• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLIDE KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS DAGING KELOMPOK 2A

N/A
N/A
CALISTA YOLANDA

Academic year: 2023

Membagikan "SLIDE KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS DAGING KELOMPOK 2A"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

K e r u s a k a n

M i k r o b i o l o g i s D a g i n g

K E L O M P O K 2 A

(2)

Anggota

Bintang Restu Putra Calista Yolanda Soleman

Yufi Anandia Salsabila Farid Mohamad Firdaus

Grace Marcella

Aulia Qotrunada Ulima Abidah Qoulan Tsabita

240210210008

240210210009

240210210010

240210210011

240210210012

240210210013

240210210014

(3)

Parameter Kerusakan Daging

Pembentukan Lendir

Pembentukan Warna Hijau

Menurut Simanjuntak dan Rivai (2009):

Perubahan Bau Perubahan Kekenyalan

Pembentukan Asam

Pembentukan Warna Kuning

(4)

Faktor mikroorganisme

masuk ke dalam tubuh hewan

Sumber Kontaminan

Isi/muatan usus hewan, sebelum dipotong hewan

disarankan tidak diberi makan.

Kondisi fisiologis hewan sebelum disembelih.

Metode penyembelihan dan penuntasan darah.

Kecepatan pendinginan.

Faktor Kerusakan

Faktor Pertumbuhan

(Fardiaz, 1992)

Intrinsik Ekstrinsik

nilai nutrisi daging keadaan air

pH

potensi oksidasi- reduksi

ada tidaknya substansi

penghalang atau penghambat

temperatur kelembaban relatif

ada tidaknya oksigen

bentuk atau kondisi daging

(5)

Pseudomonas

Penyebab Umum Pada Daging Segar

Faktor Kerusakan

Leuconostoc

Acinetobacter Moraxella

Lactobacillus

Khamir

Penicillium expansum

Thamnidium

Kapang

Bakteri Bakteri patogen pada daging dan produk olahannya

Salmonella sp

Clostridium perfringens sp

S. aureus C.botulinum E. coli

(6)

Aerob

B e n t u k K e r u s a k a n

A e r o b - B a k t e r i

Lendir di permukaan

Perubahan warna

Perubahan

lemak Fosforesensi Bau dan rasa

busuk

Oksidasi

Lactobacillus, Leuconostoc Pseudomonas,

Acinetobacter, Streptococcus, Leuconostoc, Bacillus

Oksidasi

Bakteri lipolitik - Serratia, Marcescens : pigmen merah - Pseudomonas, Syncyanea : warna biru - Micrococcus, Flavobacterium : kuning

- Chromobacterium, Lividum : biru kehijauan, hitam kecoklatan

Photobacterium sp.

(7)

Aerob

B e n t u k K e r u s a k a n

A e r o b - K a p a n g

Bergetah/

lengket Berambut Bintik hitam Bintik putih

Noda-noda hijau Dekomposisi

lemak

Bau dan rasa menyimpang

Thamnidium

chaetocladioides, Mucor mucedo, Rhizhopus.

Cladosporium herbarum. Sporotrichum

carnis Geotrichum.

Penicillium expansum, P.

asperulum, P. oxalicum Thamnidium

(8)

Aerob

B e n t u k K e r u s a k a n B e n t u k K e r u s a k a n

A e r o b - K h a m i r

A e r o b - K h a m i r

Rasa busuk/

masam Permukaan

berlendir

Lipolisis

Bau busuk/

masam

Diskolirisasi

(9)

B e n t u k K e r u s a k a n

A n a e r o b

Aerob

Bau dan rasa masam (Souring)

Kebusukan (Putrefaction)

Bau menyimpang (Taint)

Reaksi enzimatis daging selama pematangan/penuaan.

Produksi asam lemak dan asam asetat Proteolisis menghasilkan gas dan

asam

Terjadi dekomposisi protein

Disebabkan oleh H2S, merkaptan, indol, skatol, ammonia, dan amina.

Penyebab: Clostridium,

Pseudomonas, Alkaligenes, Proteus.

Pembentukan lendir Diskolorisasi

Noda/bintik kapang

(10)

T i t i k K r i t i s

Cara pemotongan daging di Rumah Potong Hewan (RPH) merupakan salah satu sumber kontaminasi mikroorganisme yang paling

umum terjadi.

Pemotongan yang tidak higenis dan

kontaminasi dari pemotong merupakan dampak terbesar pada saat proses

pemotongan daging.

Kontaminasi Mikroorganisme pada Daging

(11)

T i t i k K r i t i s

Saat distribusi dan penjualan daging yang berasal dari udara terbuka

Peralatan yang digunakan

Suhu saat distribusi dan penjualan

Faktor lain yang menyebabkan kontaminasi mikroorganisme terjadi pada daging:

1.

2.

3.

Kontaminasi Mikroorganisme pada Daging

(12)

Pencegahan Kerusakan Mikrobiologis

Memasang filter udara

Mengurangi tingkat kelembaban Menghilangkan sumber

kontaminasi udara

Udara

Spora dari Bacillus spp., Clostridium spp., kapang, khamir, Micrococcus spp., dan Sarcina spp.

Mengurangi kontaminasi

Mengurangi

kontaminasi (Sumber eksternal)

Mengurangi atau menghambat

pertumbuhan mikroba Membunuh mikroba (sepenuhnya/sebagian) 1.

2.

3.

pembersihan dan sanitasi peralatan secara rutin

Peralatan

Salmonella, Listeria, Escherichia, Enterococcus, Micrococcus, Pseudomonas, Lactobacillus, Leuconostoc, Clostridium, Bacillus, khamir dan kapang.

Peralatan : alat pengolahan, penyimpanan, dan transportasi melakukan pelatihan tentang

Personal hygiene kepada karyawan

Pemeliharan sanitasi

Pengecekan kesehatan karyawan secara berkala

Manusia

Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Shigella spp, Escherishia coli, dll

Sumber kontaminasi : tangan yang kotor, kebersihan kurang, pakaian yang dipakai kotor, rambut, luka, dll

(13)

Pencegahan Kerusakan Mikrobiologis

Suhu : Penyimpanan pada suhu rendah (pendingan dan pembekuan)

Aw : Menjauhi Aw ideal pertumbuhan mikroba pada daging (0,99), dilakukan pengeringan

pH : 7 saat hidup; 5,4-5,6 setelah mati; 6 ternak stress

Oksigen : Pengemasan secara vacuum untuk mikroba aerob

Mengurangi/menghambat pertumbuhan mikroba Membunuh Mikroba

Dilakukan dengan memberi perlakuan terhadap

faktor lingkungan hidupnya Pemanasan : Sterilisasi

Irradiasi : Penyinaran dengan sinar buatan, seperti sinar gamma

Pemanasan : Pasteurisasi dan irradiasi dosis rendah

Membunuh mikroba sepenuhnya

Membunuh mikroba sebagian

(14)

Kerusakan mikrobiologis pada daging ditandai dengan adanya perubahan kekenyalan, pembentukan lendir, pembentukan asam, pembentukan warna hijau, pembentukan warna kuning, dan perubahan bau dengan faktor kerusakan yang timbul dari berbagai

macam sumber kontaminan. Bentuk kerusakan pada daging dapat disebabkan oleh bakteri, kapang, dan juga khamir baik dalam keadaan aerob maupun anaerob. Titik kritis

kontaminasi mikroorganisme pada daging terletak pada cara pemotongan daging di

rumah potong hewan, pemotongan tidak higienis, distribusi dan penjualan, peralatan yang digunakan, dan suhu. Pencegahan kerusakan mikrobiologis dapat dilakukan dengan

mengurangi kontaminasi pada udara, peralatan, dan manusia itu sendiri.

Kesimpulan

(15)

Azara, R., & Saidi, I. A. (2020). Buku Ajar Mikrobiologi Pangan. Umsida Press, 1- 128.

Saputro, E. (2013). Dasar-dasar Pengolahan Daging. Batu : Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu

Simanjuntak E, Rivai M. 2009. Deteksi Kebusukan Daging menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Neural Network. Surabaya: Seminar Nasional Pascasarjana IX – ITS, ISBN No. 978-979-96565-5-1

Soeparno. 2009. Ilmu dan teknologi daging. Gajah Mada Univesrsity.

Yogyakarta

Daftar Pustaka

(16)

Thank You

Referensi

Dokumen terkait

Karya Ilmiah Akhir ini dibuat guna memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan profesi Ners di Fakultas Ilmu

BAB 4 MAINTENANCE BUTTERFLY VALVE NIAGARA FILTER 4.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Valve 4.1.1 Pengertian Valve Valve katup adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengatur dan