• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLIDE TENTANG KEBIJAKAN MONETER

N/A
N/A
Lailatul Fitria

Academic year: 2023

Membagikan "SLIDE TENTANG KEBIJAKAN MONETER"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN MONETER KEBIJAKAN

MONETER

(2)
(3)

Exchange Rate Targeting

Monetary Targeting

01 01

03 03

Inflation Targeting

02 02

04

04 Implicit Target kerangka stategis kebijakan moneter

kerangka stategis kebijakan moneter

(4)

Exchange Rate Targeting Exchange Rate Targeting

Exchange rate targeting merupakan strategi kebijakan dengan

menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga komoditi tertentu yang diakui secara internasional (seperti

emas), atau mata uang negara-negara

besar yang memiliki laju inflasi rendah

(5)

kelebihan dan kekurangan Exchange Rate Targeting kelebihan dan kekurangan Exchange Rate Targeting

Kelebihan: mencegah inflasi dari kenaikan harga barang internasional dan relatif sederhana

sehingga dapat mudah dimengerti oleh masyarakat.

Kelemahan: kebijakan moneter menjadi tidak independen, berpotensi menimbulkan serangan spekulasi valas, dan sulit menentukan nilai tukar yang tepat sehingga sering menimbulkan

overvalued apabila tidak berhasil dikendalikan.

(6)

monetary targeting monetary targeting

Monetary targeting merupakan strategi kebijakan dengan menetapkan pertumbuhan jumlah uang

beredar dengan harapan masyarakat dapat mengetahui arah kebijakan moneter.

Kelebihan:

mencegah inflasi dari kenaikan harga barang internasional dan relatif

sederhana sehingga dapat mudah

dimengerti oleh masyarakat.

Kelemahan: kebijakan moneter menjadi tidak independen, berpotensi menimbulkan serangan spekulasi valas, dan sulit menentukan nilai tukar yang tepat sehingga sering menimbulkan overvalued apabila tidak berhasil dikendalikan.

(7)

Inflation targeting merupakan strategi kebijakan dengan mengumumkan kepada publik mengenai

target inflasi jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai stabilitas harga.

Kelebihan: sederhana, kebijakan moneter independen dan dapat fokus pada kondisi

perekonomian domestik, serta tidak bergantung pada hubungan yang stabil antara uang dan

inflasi.

Kelamahan: sinyal tidak langsung terhadap

pencapaian target, fluktuasi output lebih besar jika hanya fokus pada inflasi, dan dapat

menyebabkan aturan yang rigid.

inflation targeting

inflation targeting

(8)

Implicit target merupakan strategi kebijakan tanpa penargetan secara tegas, namun tetap

memberikan perhatian dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir kebijakan moneter.

Kelebihan: kebijakan moneter independen sehingga bisa fokus pada perekonomian domestik, tidak

bergantung pada hubungan yang stabil antara uang dan inflasi, serta tingkat fleksibilitas yang tinggi.

Kelemahan: membutuhkan kredibilitas bank sentral, keberhasilan sangat bergantung pada individu, dan relatif kurang transparan dan akuntabel.

implicit target

implicit target

(9)

KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER

(10)

kerangka operasional kebijakan moneter yang pada umumnya mencakup instrumen, sasaran

operasional, dan sasaran antara yang

dipergunakan untuk mencapai sasaran akhir yang telah ditetapkan.

Implementasi kebijakan moneter dalam

mencapai sasaran akhir dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitas besaran moneter (quantity based

approach) dan suku bunga sebagai harga besaran moneter (price based approach).

Pendekatan berdasarkan kuantitas dilakukan

dengan menetapkan sasaran operasional primer

dan sasaran antara jumlah uang beredar atau

kredit pada tingkat tertentu.

(11)

Sedangkan pendekatan berdasarkan suku bunga, dilakukan dengan mentapkan sasaran oparional

suku bunga jangka pendek pada tingkat

tertentu, tetapi perkembangn suku bunga jangka menengah tidak ditetapkan secara tegas sebagai

sasaran antara. Pengaruh perubahan sasaran operasional ditransmisikan pada perubahan sasaran akhir melalui perkembangan beragam

variabel informasi yang berfungsi sebgai indikator utama dari perkembangan kegiatan

ekonomi dan tekanan inflasi.

(12)

Sasaran antara diperlukan karena untuk mencapai sasaran akhir yang ditetapkan, terdapat tenggang waktu antara pelaksanaan

kebijakan moneter dan hasil pencapaian sasaran akhir. Oleh karena itu, diperlukan adanya indikator-indikator yang lebih segera

dapat dilihat untuk mengetahui indikasi arah pergerakan ekonomi dan inflasi ke depan dan respons kebijakan moneter yang

diperlukan, yang biasanya disebut sasaran antara.

Selain itu, sasaran antara yang dipilih harus memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran akhir. Beberapa sasaran antara yang dapat digunakan antara lain adalah besaran moneter seperti M1,

M2, kredit, dan suku bunga.

Selanjutnya, untuk mencapai sasaran antara tersebut, bank sentral memerlukan sasaran-sasaran yang bersifat operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sasaran

operasional yang dpilih harus memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran antara, dapat dikendalikan bank sentral, dan informasi tersedia lebih awal daripada sasaran antara. Beberapa sasaran operasional yang dapat digunakan antara lain adalah uang

primer (M0) dan suku bunga jangka pendek.

(13)

instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh bank sentral yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang

telah ditetapkan. Instrumen kebijakan moneter dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu instrumen kebijakan moneter langsung (direct

monetary policy instrument) dan instrumen kebijakan moneter tidak langsung (indirect

monetary policy instrument).

instrumen moneter

instrumen moneter

(14)

Instrumen kebijakan moneter langsung adalah instrumen pengendalian moneter

yang digunakan bank sentral untuk

mempengaruhi jumlah uang beredar secara langsung, atau dengan kata lain adalah

instrumen pengendalian moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh

bank sentral.

Instrumen Kebijakan Moneter Langsung

Instrumen Kebijakan Moneter Langsung

(15)

Instrumen kebijakan moneter langsung yang biasa digunakan oleh bank sentral, antara lain adalah:

Pagu Kredit (credit ceilling).

Penetapan tingkat bunga (interest rate ceilling).

Penurunan nilai uang.

Kredit langsung (direct loan).

(16)

Likuiditas Wajib Minimum (Statutory Reserve Requirements)

Fasilitas Diskonto (Discount Facility).

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation).

Himbauan Moral (Moral Persuasion).

Instrumen Kebijakan Moneter Tidak Langsung

Instrumen Kebijakan Moneter Tidak Langsung

(17)

Inflation Targeting Framework merupakan suatu

kerangka kerja kebijakan moneter yang mempunyai cirri-ciri utama, yaitu adanya pernyataan resmi dari bank sentral dan dikuatkan dengan undang-undang bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah

mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah, serta pengumuman target inflasi kepada publik.

INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)

INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)

(18)

Prinsip dasar yang melandasi kerangka kerja ITF adalah bahwa sasaran akhir dari kebijakan moneter diutamakan untuk mencapai dan

memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Hal ini didasarkan pada dua pertimbangan pokok.

Pertama, laju inflasi yang tinggi menimbulkan biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat karena menurunnya daya beli atas

pendapatan yang diperolehnya maupun meningkatnya ketidakpastian yang dapat mempersulit perencanaan usaha dan memperburuk

kegiatan perekonomian. Kedua, perkembangan teori ekonomi dalam literatur dan temuan empiris di berbagai negara menunjukkan bahwa kebijakan moneter dalam jangka menengah-panjang hanya

berpengaruh pada inflasi.

(19)

Konsep dasar kebijakan moneter dengan ITF dapat dijelaskan dengan pokok-pokok kerangka kerja

berikut:

Sasaran Inflasi.

kebijakan moneter mengarah kedepan transparasi

akuntabilitas dan kredibilitas

(20)

1. Kemandirian bank sentral terutama dalam melaksanakan kebijakan moneter harus di atur dalam undang-undang dan dapat

diwujudkan oleh bank sentral yang bersangkutan

2. penerapan ITF biasanya disertai dengan sistem nilai tukar yang mengambang.

3. Adanya suatu indikator harga yang relevan dengan sasaran kebijakan moneter

4. Bank sentral harus mampu membangun metodologi proyeksi inflasi yang baik.

5. Tidak adanya dominasi sektor fiskal dalam arti bahwa bank sentral harus dilindungi dengan undang-undang dan dibebaskan dari

segala pengaruh atau kewajiban untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran pemerintah.

Syarat keberhasilan penerapan ITF, yaitu:

Syarat keberhasilan penerapan ITF, yaitu:

(21)

PARADIGMA NARU KEBIJAKAN MONETER PARADIGMA NARU KEBIJAKAN MONETER

Pasca GFC 2008/2009, paradigma kebijakan

mengarah pada pentingnya kestabilan sistem

keuangan dalam mendukung kestabilan

harga.

Kompleksitas permasalahan dan tambahan

sasaran kebijakan mengisyaratkan perlunya

penguatan strategi bauran kebijakan (policy

mix): Monetary policy, Macroprudential policy

& Capital Flows Management.

Dalam konteks perekonomian kecil &

terbuka

(small open economy), perlu didukung oleh

penguatan kelembagaan (melalui koordinasi

dan strategi komunikasi).

JUPITER

Jupiter is the biggest planet of them all

(22)

Kerangka strategi yang berfokus pada sasaran stabilitas harga berevolusi dari Inflation Targeting Framework (ITF), Flexible Inflation Targeting Framework (FITF) dan kemudian berubah menjadi Integrated Inflation Targeting Framework (IITF).

EVOLUSI KERANGKA STRATEGIS KEBIJAKAN

EVOLUSI KERANGKA STRATEGIS KEBIJAKAN

(23)

PERBEDAAN KARAKTERISTIK DARI PARADIGMA BARU

PERBEDAAN KARAKTERISTIK DARI PARADIGMA

BARU

(24)
(25)
(26)

UU no.11 Tahun 1953

PERIDODE AWAL TERBENTUKNYA BANK INDONESIA Periode 1945-1952

NASIONALISASI DEJAVASCHE BANK SEBAGAI BANK SENTRAL

KEBIJAKAN MONETER :

• Penukaran uang

• perbersihan uang

• pengguntingan uang Periode 1953 -1967

BANK INDONESIA BERPERAN SEBAGAI BANK SIRKULASI DAN AGEN PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN MONETER: Penetpann tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman,penetapan cadangan primer bagi bank

komersial

perjalanan kebijakan moneter di indonesia

perjalanan kebijakan moneter di indonesia

(27)

UU NO.13 Tahun 1968

PERIODE KEWENANGAN DEWAN MONETER (MENTERI KEUANGAN SEBAGAI KETUA, MENTERI EKONOMI DAN GUBERNUR

BANK INDONESIA SEBAGAI ANGGOTA) SELAKU PERUMUS KEBIJAKAN MONETER PERIODE 1968-1972(PERAN BI PASCA HIPERINFLASI)

KEBIJAKAN MONETER: Tahun 1968, suku bunga deposito dinaikkan dari 30% ke 72% per tahun, Tahun 1970, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diperkenalkan sebagai instrumen operasional Operasi Pasar Terbutka (OPT) ,Kebijakan pemberian subsidi untuk kredit program pada sektor tertentu,

Perubahan sistem devisa ‘ketat’ menjadi ‘bebas.

PERIODE 1973 -1982 (PERAN BI DALAM OIL PRICE SHOCK)

KEBIJAKAN MONETER: Pada tahun 1978, BI menurunkan reserve requirement bank-bank dari 30%

menjadi 15%,April 1974, diperkenalkan sistem pagu kredit baru

PERIODE 1983-1997(KEBIJAKAN REGULASI SISTEM KEUANGAN DAN KRISIS EKONOMI 1997) KEBIJAKAN MONETER: Penerapan Paket Kebijakan 1 Juni 1983, Paket Kebijakan 27 Oktober 1988, dan

Paket Kebijakan 29 Januari 1990,Bank Indonesia menggunakan instrumen-instrumen kontraksi untuk mengatasi krisis keuangan dan perbankan: GWM, Fasilitas Diskonto, OPT, dan Intervensi Rupiah (IR)

(28)

PERIODE BANK INDONESIA MEMILIKI TUJUAN UTAMA UNTUK MENCAPAI DAN MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH (1)

TERHADAP HARGA-HARGA BARANG DAN JASA (2) TERHADAP MATA UANG NEGARA LAIN.

PERIODE 1999 – 2003 (BI PADA PERIODE STABILISASI PASCA KRISIS)

KEBIJAKAN MONETER: Sejak tahun 2000 Bank Indonesia mulai menempuh langkah-langkah untuk menerapkan inflation targeting, meskipun uang primer masih dijadikan sasaran operasional hingga Oktober 2003 (dengan kata lain Bank Indonesia menerapkan inflation targeting lite)

PERIODE 2004-2008 (PENERAPAN STRATEGI ITF OLEH BANK INDONESIA)

KEBIJAKAN MONETER: Bank Indonesia mulai menggunakan sukubunga sebagai sasaran operasional dalam

pengendalian moneter dan mengumumkan secara eksplisit penggunaan inflation targeting framework (ITF) pada Juli 2005 Seiring dengan penetapan ITF, respons kebijakan moneter dinyatakan dalam besaran BI rate, yang merupakan suku bunga Bank Indonesia yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia

PERIODE 2009 - SEKARANG (PENGUATAN KERANGKA OPERASI MONETER)

KEBIJAKAN MONETER: Pasca krisis keuangan global 2008/2009, Bank Indonesia memperkuat strategi kerangka ITF menjadi flexible ITF dengan semakin memperkuat mandatnya

dalam kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, Bersamaan dengan

implementasi flexible ITF, Bank Indonesia menjadikan BI 7-day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) sebagai suku bunga kebijakan yang merepresentasikan sinyal respons

kebijakan moneter dalam mengendalikan inflasi sesuai dengan sasaran, yang berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016, menggantikan BI Rate.

KEBIJAKAN MONETER INDONESIA :1999-2020

KEBIJAKAN MONETER INDONESIA :1999-2020

(29)

PERUBAHAN KERANGKA STRATEGI BI:1999-2009 PERUBAHAN KERANGKA STRATEGI BI:1999-2009

(30)

Evaluasimenunjukkan ITF berhasil memperkuat tata kelola, transmisi kebijakanmoneter dan acuan

pelaku pasar…

•  Memperkuat aspek tata kelola dalam kebijakan moneter

•  Kebijakan moneter menjadi acuan

•  Memperkuat transmisi kebijakan moneter Namun kredibilitasmasih perlu ditingkatkan…

 Pencapaian sasaran inflasi belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan

 Target inflasi belum sepenuhnya menjadi acuan ekspektasi inflasi

 Komunikasi kebijakan sebagai instrumen moneter belum optimal dalam mengarahkan ekspektasi

(31)
(32)

Projects goals Projects

goals

You can enter a subtitle here if

you need it

02 02

Referensi

Dokumen terkait

that the preparation of criteria, conditions, evaluation, and other provisions related to the selection process of the provision of network in line with the provision of Decision of the

2017 “Hasil penelitian ini menunjukkan tentang BI yang mengamanatkan kebijakan moneter berdasarkan pada kerangka kerja yang dikenal dengan sebutan Inflation Targeting Framework ITF”