Buku ini mempunyai kelebihan yaitu tidak hanya memberikan pembaca yang ingin mengetahui tentang pendidikan spiritual bahwa pencak silat dapat dijadikan solusi untuk menciptakan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Tahapan tangga dari tingkat ke tingkat dalam pendidikan spiritual Pencak Silat untuk menemui mutiara kehidupan di atas singgasana.
Bagian Pertama Pendahuluan
Pendidikan Sebuah Aset dan Investasi Krusial
Aset dalam perspektif pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga aspek, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan infrastruktur. Sumber daya manusia tersebut mencakup segala potensi yang terdapat pada diri manusia seperti kecerdasan, seni, keterampilan dan sebagainya (pendidikan) yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Dampak Pendidikan
Untuk itu, setiap lembaga pendidikan di Indonesia hendaknya mempunyai visi, misi dan tujuan yang selaras dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional Indonesia. Selain itu juga harus sejalan dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional Indonesia sebagaimana diuraikan di atas.
Manfaat Mengelola Pendidikan Pencak Silat Secara Profesional
Proses pengelolaan yang diterapkan dapat menggunakan sejumlah aktivitas atau alur pengelolaan aset yang ditawarkan Siregar. Siregar, Strategi Manajemen Aset Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan Nasional dalam konteks Kepala Daerah sebagai CEO di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah (Jakarta: Gramedia Pustaka.
Memberdayakan Pendidikan Spiritual Pencak Silat Sebagai Bagian Alur Manajemen Aset dan Solusi
Pemberdayaan (pengembangan dan optimalisasi) pendidikan spiritual pencak silat yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan atau aliran pengelolaan aset memang sangat mendesak. Oleh karena itu, ajaran pencak silat adalah tentang memahami fungsi tubuh secara individu, sosial, dan spiritual.
Metode Mengembangkan Pendidikan Spiritual Pencak Silat
- Pendekatan Sistem
- Pendekatan Proses
Mewujudkan pencak silat seperti beliau sebenarnya merupakan buah/manfaat dari mampu memberdayakan pendidikan spiritual pencak silat yang merupakan bagian dari implementasi aliran pengelolaan aset. 27. Spiritualitas pencak silat yang sejatinya bersifat material menjadi salah satu aspek yang harus dipupuk dalam dunia pencak silat.
Rasionalitas Memberdayakan Pendidikan Spiritual Pencak Silat Dapat dijadikan Solusi Mewujudkan
Dalam penguatan pencak silat, pendidikan spiritual dapat dijadikan solusi untuk menciptakan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, dalam pandangan para filosof dapat diterima karena keberadaannya mampu menjalankan fungsi dan memberikan manfaat yang nyata. Makhdlori dan Sahabuddin juga menyatakan bahwa kedekatannya dengan Tuhannya menyebabkan energi (Hans Nur) mengalir ke dalam dirinya33 dan menggerakkan otak sebagai pusat kendali.
Menariknya dan Kebaharuan Hasil Riset dalam Buku ini
- Penelitian Terdahulu
Kedua, metode/cara penguatan pendidikan spiritual pencak silat meliputi pendekatan sistem dan proses. Ketiga, terdapat berbagai alasan berdasarkan pemikiran rasional ilmiah bahwa pemberdayaan pendidikan spiritual pencak silat dapat menjadi solusi untuk mewujudkan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbagai Persoalan Yang Diangkat Dalam Buku Ini
Bagian Kedua Memberdayakan
Memberdayakan Pendidikan Spiritual Pencak Silat
- Pengertian dan hakekat memberdayakan pendidikan spiritual pencak silat
- Perbedaan pendidikan, pengajaran dan pembelajaran
- Unsur pendidikan pencak silat yang seharusnya dicapai
- Pendidikan spiritual sebagai salah satu unsur yang tak terpisahkan dalam pencak silat
- Pendidikan spiritual pencak silat sebagai upaya memanusiakan para pesilat
- Urgensi memberdayakan pendidikan spiritual pencak silat
- Pendidikan spiritual pencak silat dapat menjadi solusi mewujudkan kedamaian
Sedangkan dalam pandangan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), spiritual disebut juga dengan ajaran SH'an (Hati Setia). Oleh karena itu, pendidikan pencak silat dilihat dari penjelasan di atas sebenarnya adalah latihan untuk menjadi manusia sempurna (insan kamil) atau setidak-tidaknya mencapai kesempurnaan dalam hidup. Untuk itu unsur pendidikan pencak silat juga harus mengarah pada tujuan di atas.
Dalam hal ini, Joko Pamungkas juga menjelaskan bahwa saat mempelajari pencak silat harus mempertimbangkan kesucian iman. spiritual) dan ilmiah, selain pertimbangan komersial. Setelah mengikuti uraian dan penjelasan di atas, menjadi sangat jelas bahwa latihan spiritual memang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pencak silat. Untuk itu pendidikan spiritual pencak silat harus menjadi bagian yang dikembangkan dan/atau diperkuat sebagai upaya memanusiakan manusia (para pencak silat).
Untuk membuktikan bahwa latihan spiritual memang merupakan salah satu unsur pencak silat yang tidak dapat dipisahkan, kita dapat mengikuti penjelasan berikut ini. 124 Untuk menjadi manusia sejati, siswa yang merupakan calon pencak silat sebagai subjek latihan pencak silat harus diberikan wawasan spiritual yang merupakan kebutuhan dasarnya. Dari uraian di atas, kini terlihat jelas bahwa latihan spiritual pencak silat sebenarnya merupakan upaya untuk memanusiakan para pencak silat itu sendiri.
Upaya ini sebenarnya sangat mendesak untuk memanusiakan para pencak silat menjadi manusia nyata126 dan juga untuk mengembangkan potensi spiritual siswa pencak silat (silat) agar lebih dekat dengan Tuhannya. Pendidikan spiritual pencak silat sebenarnya sangat penting, mengabaikan pendidikan spiritual pasti dapat menjadi penyebab keresahan dalam diri para pencak silat.
Mewujudkan Kedamaian Dalam Hidup Bermasyarakat 1. Memahami makna dan hakekat mewujudkan
- Masyarakat mendambakan kehidupan yang damai
- Berbagai faktor yang mempengaruhi terwujudnya kedamaian hidup bermasyarakat
- Para spiritualis sebagai sosok pencipta dan penjaga kedamaian hidup bermasyarakat
- Kontribusi dunia persilatan dalam mewujudkan kedamaian hidup bermasyarakat
Wijono, untuk bisa membawa kedamaian, para pesilat pencak silat harus sadar untuk kembali pada ajaran pencak silat yang sangat mulia. Penyimpangan (distorsi dan penyelewengan) terhadap landasan luhur ajaran pencak silat akan mempengaruhi pemahaman terhadap nilai-nilai ajaran tersebut dan mengakibatkan kurang harmonisnya aktualisasi diri (tidak menjadi manusia yang berbudi luhur, beriman dan bertakwa serta tidak cakap). Hal ini dikarenakan lemahnya guru (belum lagi sulitnya mencari guru) dalam mengajarkan nilai-nilai di lembaga organisasi/sekolah silat.
Untuk itu diperlukan seorang pelatih/guru pengajaran nilai-nilai yang tidak hanya memahami ajaran pencak silat yang sangat mulia, namun juga dapat menjadi pelindung/teladan bagi Kang Luhur Ing Budi yang menyandang jabatan sebagai ayah, guru dan kakak laki-laki.148. Begitu pula yang disampaikan oleh sesepuh dan pesilat pencak silat Djarot Santoso, melalui nasehat/nasehat guru/pesilat senior sebelumnya R.M. Wiyono menjadi sosok pejuang ideal yaitu “dalam proses keluarannya ia merupakan sosok idealisme organisasi (perguruan tinggi) yang bernafaskan nilai-nilai ajaran pencak silat”.150.
Dengan kata lain mampu menciptakan situasi, kondisi atau keadaan yang aman, tenteram, tenang, harmonis, sehingga tidak terjadi peperangan, keresahan, permusuhan baik dengan masyarakat, sesama pejuang maupun antar organisasi/sekolah pencak silat, yang sebenarnya adalah inti dari menciptakan kedamaian dalam hidup yang harus dimainkan oleh setiap pendekar pencak silat. Dengan demikian, unsur-unsur pendidikan pencak silat yang harus dicapai dan diwujudkan oleh siswa sebagaimana terlihat dari uraian di atas mengacu pada kognitif (pengetahuan pencak silat), psikomotor (keterampilan pencak silat), afektif (nilai-nilai relasional, akhlak mulia). ). , akhlak) bidang kerohanian (spiritualitas-kesalehan), persaudaraan (ukhuwah), kepemimpinan dan kecakapan berorganisasi, pembentukan manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, agama, masyarakat, nusa dan bangsa, lingkungan/alam semesta, pembinaan. manusia yang mampu berperan serta dalam mamayu hayuning Bawana (terwujudnya dan terpeliharanya ketertiban, ketentraman, dan perdamaian dunia). Sungguh besar sumbangsih dunia pencak silat bagi dunia pendidikan dan masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Lamidi, seorang sesepuh dan pendekar pencak silat di Tuban, kegiatan di atas tidak hanya sekedar seremonial namun sudah menjadi agenda rutin penerapan ajaran pencak silat yaitu mengikuti mamayu hayuning Bawana dan melahirkan manusia yang berakhlak mulia.199 . Sementara itu, para silat dari beberapa sekolah pencak silat yang ada di Madiun sepakat untuk mewujudkan kampung silat yang rukun dan cinta damai.
Bagian Ketiga Cara Memberdayakan
Berbagai Cara Memberdayakan Pendidikan Spiritual Pencak Silat
Pemberdayaan pendidikan spiritual pencak silat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan upaya yang dilakukan oleh guru pelatih/pejuang pencak silat untuk menggali, mengkonstruksi, mengembangkan, mendorong, memotivasi dan membangkitkan pendidikan spiritual/batin untuk disampaikan dan dilaksanakan oleh anak didiknya. Dalam hal ini Whani Darmawan juga menjelaskan bahwa belajar pencak silat tidak hanya soal fisik saja. Ferry Lesmana juga mengatakan bahwa “pencak silat dikenal sebagai seni bela diri leluhur yang mengandung empat aspek utama, yaitu pengembangan mental dan spiritual, keterampilan pencak silat, seni budaya, dan olahraga.”210.
Joko Pamungkas menjelaskan, pembelajaran pencak silat saat ini hendaknya memperhatikan aspek kemurnian aqidah (spiritual) dan keilmuan.211. Maryun Sudirohadiprodjo menjelaskan, para seniman bela diri disarankan untuk mengikuti petunjuk latihan saat melakukan latihan pencak silat. Sedangkan menurut Jok Subrot, pencak silat sebenarnya adalah seni bela diri yang tidak hanya menekankan pelajaran jasmani saja, namun mendalami lembaga pendidikan psikis (spiritual).
Wiyono menjelaskan, ada empat aspek yang ingin dicapai dalam pencak silat PSHT, yaitu bela diri, kerohanian (kepada SH an) dan keluhuran budi, organisasi profesi yang membawa berkah bagi seluruh alam (demi kemaslahatan seluruh alam).221. Penguatan latihan spiritual pencak silat dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut, yaitu melakukan rekonstruksi kurikulum pelatihan pencak silat, melakukan sosialisasi kurikulum melalui workshop/arsehan, melakukan pelatihan dan pelatihan (bersertifikat) guru/pelatih untuk menjadi spiritualis. membuat kesepakatan atau MoU dengan guru/pelatih untuk memberikan teladan dan menyampaikan/menanamkan nilai-nilai spiritual selama proses pendidikan dan pembelajaran pencak silat serta mengajak siswa untuk selalu mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan (melakukan suluk) sehingga pada akhirnya . menjadi tokoh spiritual. Untuk itu, pelatih pencak silat idealnya adalah para spiritualis yang telah menguasai ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah bagi yang beragama Islam serta ilmu-ilmu yang ada.
Memberdayakan Pendidikan Spiritual Pencak Silat Dengan Pendekatan Life Skills
Ini kerana sejak azali manusia diberikan unsur nasut jasmani (kemanusiaan) dan lahut rohaniah (ketuhanan) dalam dirinya pada masa yang sama. Hal ini dapat kita lihat di dalam kitab suci Al-Quran di mana Allah berfirman maksudnya, “maka apabila telah Kusempurnakan kejadian itu dan Aku telah meniupkan ke dalam dirinya Ruh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud di hadapannya”.228. Dengan pendekatan kemahiran hidup ini, para pelajar dilatih secara aktif supaya mereka mempunyai keupayaan untuk turut memperkasakan apa yang telah mereka miliki daripada potensi rohani.
Sebagaimana yang disabdakan oleh Syekh Abdul Qodir al-Jailani, “Para rasul datang ke bumi ini satu per satu dan memikul tugas Tuhan semesta alam yaitu Allah di pundak mereka dan setelah tugas itu selesai, mereka kembali ke kehadiran Tuhan. 232 Djoko Hartono, Pengembangan Kecakapan Hidup Pendidikan Islam: Kajian Fondasi & Operasional (Surabaya: Media Qowiyul Amien. Dengan pendekatan kecakapan hidup diharapkan peserta didik memiliki kecakapan dan berperan aktif dalam pemberdayaan pencak. pendidikan spiritual silat) .
Hal ini sejalan dengan pandangan Suparno, dengan mengembangkan kecakapan hidup, peserta didik tidak hanya mampu menguasai ilmu pengetahuan, namun juga memiliki keterampilan sehingga mampu berpartisipasi dalam kehidupannya. Untuk membantu pemberdayaan spiritual pengajaran pencak silat, pendekatan life skill sebenarnya sangat tepat digunakan. Hal ini dikarenakan siswa dalam pendekatan kecakapan hidup ini akan dilatih untuk memberdayakan dan mengembangkan tidak hanya keterampilan berpikir rasional (thinking skill), keterampilan sosial (social skill atau interpersonal skill), keterampilan akademik (academic skill), keterampilan vokasi (vocational skill) namun juga kemampuan mengenal diri sendiri (kesadaran diri atau keterampilan pribadi).
Tahapan Tangga Dari Tingkat Ke Tingkat Dalam Pendidikan Spiritual Pencak Silat Untuk Menjumpai
Kesadaran diri atau kemampuan pribadi bagi para pencak silat sangatlah penting karena dengan mengenal diri sendiri maka akan mengenal Tuhannya. Untuk mengenal Tuhannya (makrifatullah), maka para pencak silat di bawah bimbingan seorang pelatih spiritualis akan dididik dan dilatih hingga mampu/memiliki ketrampilan untuk menaiki berbagai anak tangga/tahapan hingga mencapai makrifat dengan Tuhannya. Fanaul fana' (fana' kematian adalah keadaan/keadaan tertinggi, hilangnya kesadaran diri/diri/ana'iyyah), 251.
Dibutuhkan Life Skills Untuk Dapat Menapaki Tahapan/Tangga Perjalanan Spiritual