ASMA BRONCHIALE
SOP
No.Dokumen : SOP/ / I / 2023
No Revisi : 00 Tanggal
Terbit
: 3 Januari 2023 Halaman : 1/ 2
UPTD Puskesmas Peureumeu
Cut Misran, STr.Kep NIP. 19750202 200604 2
007 1. Pengertian
Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda-beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pasien dengan asma bronkial
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : SK/ /I/2023 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Peureumeu
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkah -
Langkah 1. Anamnesis:
1.1. Gejala batuk dan atau mengi berulang yang mempunyai karakteristik episodik, terjadi pada malam hari (nokturnal), musiman, berkaitan dengan aktifitas atau pencetus, reversibel, adanya riwayat atopi dalam keluarga.
1.2. Sesak nafas terutama saat ekspirasi.
2. Pemeriksaan fisik
1.1. Pada waktu serangan : tampak khas berupa pasien duduk berjuang untuk menghirup udara, dada dalam posisi inspirasi dan menggunakan otot bantu pernafasan.
1.2. Frekuensi nafas meningkat, amplitudo dangkal.
1.3. Sesak nafas, nafas cuping hidung sianosis.
1.4. Gerakan dinding dada berkurang, hipersonor.
1.5. Bunyi nafas melemah, wheezing ekspirasi, ekspirium diperpanjang, ronki basah, ronki kering, suara lendir.
1/6
Tabel Penilaian Derajat Serangan Asma
3. Penatalaksanaan:
2.1. Serangan asma akut ringan
2.1.1. Oksigen : 4 – 6 liter/mnt ( dewasa ) ; 2 liter / menit ( anak )
2.1.2. Agonis Beta – 2 oral : salbutamol 3 x 2-4 mg ( dewasa ); dosis anak : 0,05 – 0,1 mg / kgbb/ kali.
2.2. Serangan asma sedang dan berat dirujuk ke rumah sakit dengan tindakan pra rujukan yg tepat,O2 terpasang,posisi tepat.
3. Penatalaksanaan Lanjutan 3.1. Hindari faktor pencetus
2/6 Parameter
klinis Ringan Sedang Berat Ancaman
henti nafas Sesak Berjalan Berbicara Istirahat
Bicara Kalimat Penggal
kalimat Kata-kata
Posisi Bisa
berbaring
Lebih suka duduk
Duduk bertopang lengan Kesadaran Mungkin
iritabel
Biasanya iritabel
Biasanya
iritabel Kebingungan Sianosis Tidak ada Tidak ada ada Nyata
Mengi
Sedang, hanya pada akhir ekspirasi
Nyata, sepanjang eksp, kadang insp
Terdengar tanpa stetoskop Sesak
nafas Minimal Sedang Berat
Otot bantu nafas
Biasanya tidak
Biasanya
ya ya
Gerakan paradok torako- abdominal
Retraksi Dangkal, interkostal
Sedang, ditambah retaksi suprasterna l
Dalam, ditambah nafas cuping hidung
Dangkal/
hilang
Laju nafas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun
3.2. Bronkodilator : salbutamol oral 3 x 2 mg ( dosis anak : 0,05 – 0,1 mg/kgbb/kali) atau aminofilin oral 3 x 120 – 150 mg (dewasa).
3.3. Kortikosteroid.
3.4. Ekspektoran mukolitik
3.5. Antibiotik diberikan jika ada dugaan infeksi bakterial : Eritromisin 3 x 250 mg /Amoksisilin 3 x 500 mg/Kotrimoksazol 2 x 2 tablet (Dewasa)
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang perlu
Diperhatikan
Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia
8. Unit terkait Poli Umum, UGD, Rawat Inap
9.
Dokumen terkait Rekam Medis Catatan tindakan 10. Rekaman
historis perubahan
3/6
No Yang
diubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan