• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN KAIN SASIRANGAN DALAM RANGKA MENCIPTAKAN PELUANG USAHA BARU DI ERA NEW NORMAL PADA MASYARAKAT DESA ANDAMAN KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN KAIN SASIRANGAN DALAM RANGKA MENCIPTAKAN PELUANG USAHA BARU DI ERA NEW NORMAL PADA MASYARAKAT DESA ANDAMAN KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

35 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN KAIN SASIRANGAN DALAM RANGKA MENCIPTAKAN PELUANG USAHA BARU DI ERA NEW NORMAL PADA MASYARAKAT DESA ANDAMAN KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA

Hanafia*, Muhammad Syahrial Fitria, Nahdhaha

aIlmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Kalimantan MAB

*hanafiramsi@gmail.com

Abstract

The development of the sasirangan fabric industry in South Kalimantan currently has the potential to create considerable employment opportunities. The increasing number of market demands for sasirangan fabric products has made this industry grow rapidly. Sasirangan cloth market opportunities are currently very wide open, both for domestic and foreign demand. However, some people are still not open about the mindset about this one business opportunity due to a lack of knowledge or skills about its manufacture, especially in Andaman Village. Limited knowledge or skills as well as the lack of socialization and training from related parties, both from village and sub-district governments regarding SME-based entrepreneurship procedures are one of the reasons they do not form or establish SMEs, even though they really want to develop their creativity or skills. and open new business opportunities to fill spare time on the sidelines of farming and increase income apart from farming which results are once a year. Seeing this condition prompted us to carry out community service activities in the form of socialization and training to community groups in Andaman Village in making sasirangan cloth. In this service program, it is divided into two stages, namely first providing socialization with materials related to the steps or procedures and equipment needed in making sasirangan cloth in the form of lectures, slideshows / Power Point Text (PPT), and video playback. . Then the second one carried out training with direct practice of making sasirangan cloth by dividing it into several meetings. The results of this service activity are firstly, increasing knowledge of sasirangan fabric making skills for the people of Andaman Village, Anjir Pasar District, Barito Kuala Regency. Second, creating new business opportunities based on Sasirangan cloth craft by the people of Andaman Village, Anjir Pasar District, Barito Kuala Regency.

Keywords: Socialization and Training, Sasirangan Cloth, Business Opportunity.

PROSIDING

HASIL-HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN-DOSEN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

Tahun: 2022 ISBN: 978-623-7583-79-0 Homepage:

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/PPKMDU

(2)

36 Abstrak

Perkembangan industri kerajinan kain sasirangan yang ada di Kalimantan Selatan sekarang saat ini berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup besar. Meningkatnya jumlah permintaan pasar akan produk kain sasirangan menjadikan industri ini berkembang pesat. Peluang pasar kain sasirangan saat ini sangat terbuka lebar, baik untuk permintaan domestik maupun luar negeri. Namun sebagian masyarakat masih belum terbuka tentang mindset tentang peluang usaha yang satu ini karena disebabkan kurangnya pengetahuan atau keterampilan tentang pembuatannya, terutama di Desa Andaman. Keterbatasan pengetahuan atau keterampilan serta minimnya sosialisasi dan pelatihan- pelatihan dari pihak-pihak terkait, baik dari pemerintah desa maupun kecamatan tentang tata cara berwirausaha berbasis UKM menjadi salah satu alasan mereka tidak membentuk atau mendirikan UKM, padahal mereka sangat ingin untuk mengembangkan daya kreatifitas atau keterampilan dan membuka peluang usaha baru untuk mengisi waktu luang disela-sela bertani dan menambah penghasilan disamping dari bertani yang hasilnya setahun sekali. Melihat kondisi ini mendorong kami untuk bergerak melakukan kegiatan pengabdian dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan kepada kelompok masyarakat di Desa Andaman dalam pembuatan kain sasirangan. Dalam program pengabdian ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu pertama memberikan sosialisasi terlebih dahulu dengan materi terkait dengan langkah-langkah atau tata cara serta peralatan yang diperlukan dalam pembuatan kain sasirangan dalam bentuk ceramah, tayangan slide / Power Point Teks (PPT), dan pemutaran video. Kemudian yang kedua melaksanakan pelatihan dengan praktik secara langsung pembuatan kain sasirangan dengan dibagi menjadi beberapa kali pertemuan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah pertama, meningkatnya pengetahuan keterampilan pembuatan kain sasirangan bagi masyarakat Desa Andaman Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala. Kedua, terciptakan peluang usaha baru berbasis kerajinan kain sasirangan oleh masyarakat Desa Andaman Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala.

Kata Kunci: Sosialisasi dan Pelatihan, Kain Sasirangan, Peluang Usaha.

(3)

37 PENDAHULUAN

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai macam kerajin tangan hasil warisan budaya. Jika kota besar di Jawa memiliki kain batik, maka di Kalimantan Selatan ada “Kain Sasirangan”. Kain sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang diwariskan secara turun-temurun. Merujuk Hikayat Banjar, kain ini sudah dibuat pada sekira abad ke-7 dengan nama kain langgundi.1

Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba) serta mengusir dan melindungi diri dari gangguan roh jahat. Agar bisa digunakan sebagai alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan), sehingga dikenal pula sebagai kain pamintaan. 2 Pembuatan kain ini tak boleh sembarangan.

Harus melewati persyaratan khusus berupa upacara selamatan. Pemberian warnanya pun disesuaikan peruntukannya. Misalnya, warna kuning untuk menyembuhkan penyakit kuning, merah untuk sakit kepala atau insomnia, hijau untuk sakit lumpuh atau stroke, hitam untuk demam dan kulit gatal- gatal, ungu untuk sakit perut, serta coklat untuk penyakit kejiwaan atau stres3.

Begitu pula bentuk dan cara pemakaiannya. Sarung (tapih bumin) untuk mengobati demam atau gatal-gatal; kemben (udat) untuk menyembuhkan diare, disentri, kolera, dan penyakit perut lainnya; kerudung (kakamban) yang dililitkan di kepala atau disampirkan sebagai penutup kepala untuk mengatasi migraine; serta ikat kepala (laung) untuk penyakit kepala seperti pusing atau kepala berdenyut-denyut.

Moderenisasi zaman membuat kain sasirangan ini mengalami desakralisasi dan mengubah fungsi aslinya tersebut, sehingga menjadi pakaian sehari-hari yang mudah ditemukan dan digunakan sesuai kebutuhan masyarakat. Hal ini terlihat dari kian popolernya kain sasirangan yang dipakai untuk baju seragam wajib di sekolah dan kantor. Di Pemerintahan Daerah Kalimantan Selatan posisi Sasirangan telah di sejajarkan dengan Batik. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 91 tahun 2009 tentang standarisasi Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan4.

Kain sasirangan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan R.I.

pada tahun 2013. WBTB sangat penting dalam rangka melindungi dan melestarikan kekayaan

1 Anonim, Kain Sasirangan, Kain dalam Balutan Imaji, https://indonesiakaya.com/pustaka- indonesia/kain-sasirangan/, diakses pada 10 Januari 2022.

2 Ibid.

3 Yunita Fitra Andriana, 2019, Pergeseran Fungsi dan Makna Simbolis Kain Sasirangan, Jurnal

Rupa, Volume 3 Nomor 2, hlm. 81.

4 Adnan Kamal, Analisis Strategi Pengrajin Kain Sasirangan Di Kampung Sasirangan, Banjarmasin (Studi Pada Ukm Nida Sasirangan), Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Diakses Pada 11 Januari 2022.

(4)

38 budaya bangsa. Menurut UU No. 11 Tahun

2010 tentang Cagar Budaya, di pasal 3 menyatakan bahwa pelestarian kekayaan budaya bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya, memperkuat kepribadian bangsa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional5.

Beragam motif dan corak yang bisa ditemui pada kain sasirangan ini. Di antaranya motif sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak), bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang (garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), jajumputan (jumputan), kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putri menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), benawati (warna pelangi), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), turun dayang (garis-garis), dan sisik tanggiling. Selain itu, di tangan-tangan para pengrajin kreatif,

5 Hartiningsih, 2020, Keberadaan Dan Upaya Pelestarian Kain Sasirangan Pewarna Alam Di Kota Banjarmasin, Jurnal Kebijakan Pembangunan, Volume 15, Nomor 2, Hlm.232.

muncul beragam motif yang tak kalah indah6. Terdapat lebih dari 15 motif tradisional kain Sasirangan yang telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI sebagai berikut : a.Iris Pudak; b. Kambang Raja; c. Bayam Raja; d.

Kulit Kurikit; e. Ombak Sinapur Karang; f.

Bintang Bahambur; g. Sari Gading; h. Kulit Kayu; i. Naga Balimbur; j. Jajumputan; k.

Turun Dayang; l. Kambang Tampuk Manggis;

m. Daun Jaruju; n. Kangkung Kaombakan; o.

Sisik Tanggiling; p. Kambang Tanjung 7 . Motif-motif kain sasirangan ini merupakan refresentatif terhadap identitas dan perilaku masyarakat Banjar, sehingga berbeda dengan kain-kain lainnya8.

Hasil produksi pengrajin kain sasirangan bisa berupa laung, serudung, baju, kaos, dan lain-lain sesuai dengan kegunaan yang diinginkan. Pengrajin kain sasirangan sekarang ini mengembangkan dan mengkombinasikan antara motif tradisional dengan kreasi baru untuk bahan busana dan pakaian lainnya, serta teknik pembuatannya pun semakin disempurnakan sehingga dapat menghasilkan kain dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat.

6Annisa Pertiwi, Fakta Unik dan Menarik Kain Sasirangan, https://id.theasianparent.com/kain- sasirangan, diakses pada 10 Januari 2022.

7Rosyadi, M. D. 2017. Pengenalan Motif Dasar pada Kain Sasirangan Menggunakan Metode Template Matching. Banjarmasin: Jurnal Technologia Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Volume 8 Nomor 2, Hlm. 54.

8Zaidan Almas, 2018, Nilai-Nilai Dalam Motif Kain Sasirangan, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 7, Nomor 2, Hlm.

210.

(5)

39 Industri kerajinan kain Sasirangan

yang ada di Kalimantan Selatan sekarang ini berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup besar. Meningkatnya jumlah permintaan pasar akan produk kain sasirangan menjadikan industri ini berkembang pesat.

Peluang pasar kain sasirangan saat ini sangat terbuka lebar, baik untuk permintaan domestik maupun luar negeri9. Beragam kerajinan dan sovenir dapat dibuat dari kain sasirangan ini.

Namun sebagian masyarakat masih belum terbuka tentang mindset peluang usaha yang satu ini karena disebabkan kurangnya pengetahuan atau keterampilan tentang pembuatannya, terutama di Desa Andaman.

Desa Andaman merupakan salah satu desa yang berada diwilayah kecamatan Anjir Pasar kabupaten Barito Kuala dengan jumlah penduduk kurang lebih 1500 jiwa dengan 570 Kepala Keluarga. Luas wilayah sekitar 10 Km persegi dengan luas pemukiman 2 Km persegi dan sisanya lahan pertanian 8 Km persegi.

Sebanyak 90 persen penduduknya bekerja sebagai petani.

Kegiatan sehari-hari masyarakat disana dihabiskan untuk bertani yang hasil panenya setahun sekali. Ada masa dimana para petani memiliki waktu luang setelah masa taman untuk menunggu masa panen, kurang lebih sekitar 5 bulan. Hal ini tentu tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh

9 Redaksi Bisnis UKM, Potensi Bisnis Kain Sasirangan Khas Kalimantan Selatan, https://bisnisukm.com/potensi-bisnis-kain-sasirangan- khas-kalimantan-selatan.html, diakses pada 10 Januari 2022.

mereka untuk mengisi waktu luang tersebut agar tetap bisa produktif untuk menghasilkan tambahan pendapatan.

Berdasarkan data yang kami himpun dilapangan, di desa Andaman sendiri tidak ada kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) baik yang dikelola oleh Persatuan Karang Taruna maupun kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ataupun yang bersifat perorangan. Hal ini sangat disayangkan mengingat potensi sumber daya manusia disana sangat potensial untuk diberdayakan.

Keterbatasan pengetahuan atau keterampilan serta minimnya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan dari pihak-pihak terkait, baik dari pemerintah desa maupun kecamatan tentang tata cara berwirausaha berbasis UKM menjadi salah satu alasan mereka tidak membentuk atau mendirikan UKM, padahal mereka sangat ingin untuk mengembangkan daya kreatifitas atau keterampilan dan membuka peluang usaha baru untuk mengisi waktu luang disela-sela bertani dan menambah penghasilan disamping dari bertani yang hasilnya setahun sekali.

Terciptanya peluang usaha baru dalam UKM ini sebagai salah satu program dan kebijakan pokok pemerintah untuk menciptkan masyarakat agar lebih produktif dan memajukan desa agar penduduknya lebih sejahtera. Terlebih pada saat ini masyarakat harus bisa mengatur strategi agar tetap bisa bertahan ditengah dampak dari pandemi covid- 19 yang sangat berpengaruh kepada

(6)

40 perekonomian masyarakat. Pemerintah kita di

Indonesia menyatakan bahwa masyarakat harus tetap menjaga produktivitas di tengah pandemi virus corona covid-19 dengan tatanan baru yang disebut new normal10.

Kehadiran kartu prakerja yang digelontorkan oleh pemerintah tampaknya tidak begitu dimanfaatkan oleh masyarakat.

Walaupun ada, tetapi peruntukkannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah, yaitu hanya sekadar untuk keperluan konsumtif saja bukan untuk membuka peluang usaha baru.

Melihat kondisi seperti ini mendorong kami untuk bergerak melakukan kegiatan pengabdian dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan kepada kelompok masyarakat di Desa Andaman dalam pembuatan kain sasirangan. Hal ini agar masyarakat disana diberdayakan baik dari segi keterampilan (soft skill) maupun secara ekonomi untuk menambah pendapatan mereka.

Mengapa kami memilih kain sasirangan?, alasan yang pertama adalah karena di Desa Andaman minim sekali kegiatan berupa sosialisasi atau penyuluhan dan pelatihan dalam pembuatan kain sasirangan baik yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa maupun dinas terkait. Hal ini sangat disayangkan karena kain sasirangan merupakan warisan budaya kita yang harus

10Dipna Videlia Putsanra, "Arti New Normal Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi dengan COVID- 19", https://tirto.id/fDB3, Diakses pada tanggal 11 Januari 2022.

dipertahankan dan dilestarikan oleh generasi- generasi saat ini. Kedua, belum adanya UKM di Desa Andaman yang bergerak dibidang produksi kain sasirangan, hal ini tentu menjadi peluang besar untuk bisa menciptakan usaha baru disana dan berpotensi menambah pendapatan selain hasil dari bertani. Ketiga, terdapat potensi sumber daya manusia yang bisa diberikan pelatihan dan diberdayakan untuk meningkatkan keterampilan dan menambah penghasilan, serta di Desa Andaman terdapat banyak bahan-bahan alam yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan pewarnaan-pewarnaan alami pada kain sasirangan yang ramah lingkungan.

Berlatarbelakang alasan-alasan diatas yang kami himpun saat melakukan observasi dilapangan menjadikan suatu harapan supaya masyarakat di Desa Andaman memiliki keterampilan dan lebih produktif secara ekonomi agar kehidupan mereka dapat lebih sejahtera.

METODE

Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Jenis Pengabdian dalam kegiatan ini adalah pengabdian yang berbasis pada program pemberdayaan masyarakat yakni berkaitan dengan usaha tim untuk memberdayakan masyarakat di Desa Andaman dalam rangka untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan

(7)

41 kain sasirangan. Sehingga dapat

menjadi salah satu peluang usaha pada masa era new normal ini.

2. Lokasi Pengabdian ini berada di Desa Andaman, Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala.

3. Waktu pengabdian ini dilaksanakan selama 1 semester atau 6 Bulan yang fokus kegiatan meliputi 2 (dua) hal, yaitu sosialisasi dan pelatihan.

4. Teknik pengumpulan data dalam mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan adalah menggunakan teknikkoesioner.

5. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu setelah kami kumpulkan koesioner sebagai hasil jawaban dari perseta maka kami simpulkan dalam bentuk pernyataanatau tulisan.

KHALAYAK ASARAN

Khalayak sasaran pada program Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah kelompok PKK RT 10 Desa Andaman Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala berjumlah 10 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagaimana yang menjadi target capaian dalam program pengabdian ini maka pada kegiatan sosialisasi hasil yang dicapai adalah meningkatnya pengetahuan peserta

dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan teknik pembuatan kain sasirangan. Hal ini tergambar pada saat tim melaksanakan kegiatan sosialisasi para peserta sangat antusias untuk memberikan pertanyaan terkait langkah-langkah atau tata cara serta peralatan yang diperlukan dalam pembuatan kain sasirangan. Adapun dalam pelaksanaan pelatihan maka hasil yang didapatkan adalah adanya keterampilan yang dimiliki oleh peserta dalam pembuatan kain sasirangan mulai dari tahapan praktik membuat pola/motif dan menjahit pola atau menjelujur, praktik mewarna, penjemuran, dan melepaskan jahitan/ jelujur dan pengeringan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari program pengabdian kepada masyarakat ini baik dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi maupun pada kegiatan penlatihan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pengetahuan keterampilan pembuatan kain sasirangan bagi masyarakat Desa Andaman Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala.

2. Terciptakan peluang usaha baru berbasis kerajinan kain sasirangan oleh masyarakat Desa Andaman Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala.

Adapun saran dari kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

(8)

42 1. Perlu kembali dilakukannya kegiatan-

kegiatan yang berbasis pelatihan dan pemberdayaan kepada masyarakat, baik oleh pemerintah maupun dari non-pemerintah guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat.

2. Perlu adanya program pemberdayaan yang berkelanjutan kepada masyarakat, terutama yang kelas kebawah agar dapat mendorong dan menciptakan peluang-peluang usaha baru demi meningkatkan taraf perekonomian yang lebih baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim pengabdian mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam membantu penyelenggaraan kegiatan pengabdian ini, terutama kepada Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM UNISKA atas Hibah Pendanaan APBU UNISKA dengan Skim Program Pemberdayaan Masyarakat yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA JURNAL

Almas, Zaidan, 2018, Nilai-Nilai Dalam Motif Kain Sasirangan, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 7, Nomor 2.

Andriana, Yunita Fitra, 2019, Pergeseran Fungsi dan Makna Simbolis Kain Sasirangan, Jurnal Rupa, Volume 3 Nomor 2.

Hartiningsih, 2020, Keberadaan Dan Upaya Pelestarian Kain Sasirangan Pewarna Alam Di Kota Banjarmasin, Jurnal Kebijakan Pembangunan, Volume 15, Nomor 2.

Rosyadi, M. D. 2017. Pengenalan Motif Dasar pada Kain Sasirangan Menggunakan Metode Template Matching.

Banjarmasin: Jurnal Technologia Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al- Banjari. Volume 8 Nomor 2.

WEBSITE

Anonim, Kain Sasirangan, Kain dalam Balutan Imaji,

https://indonesiakaya.com/pustaka- indonesia/kain-sasirangan/,

Adnan Kamal, Analisis Strategi Pengrajin Kain Sasirangan Di Kampung Sasirangan, Banjarmasin (Studi Pada Ukm Nida Sasirangan), Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Diakses Pada 11 Januari 2022.

Annisa Pertiwi, Fakta Unik dan Menarik Kain Sasirangan,

https://id.theasianparent.com/kain- sasirangan, diakses pada 10 Januari 2022.

Redaksi Bisnis UKM, Potensi Bisnis Kain Sasirangan Khas Kalimantan Selatan, https://bisnisukm.com/potensi-bisnis- kain-sasirangan-khas-kalimantan- selatan.html, diakses pada 10 Januari 2022.

Dipna Videlia Putsanra, "Arti New Normal Indonesia: Tatanan Baru Beradaptasi

dengan COVID-19",

https://tirto.id/fDB3, Diakses pada tanggal 11 Januari 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Pada PPM ini, kegiatan difokuskan untuk pelatihan masyarakat di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dalam pembuatan kompos dari sampah organik

Oleh karena itu, kegiatan pelatihan guru dalam rangka penguatan kompetensi pembelajaran Bahasa Inggris di SD di era New Normal menjadi penting sekali untuk dapat memberikan pelatihan