• Tidak ada hasil yang ditemukan

The data source in this research is novel Menggapai Mentari created by Elisa Herman

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The data source in this research is novel Menggapai Mentari created by Elisa Herman"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LATAR DALAM NOVEL

MENGGAPAI MENTARI KARYA ELISA HERMAN

Dina Nofriani, Emil Septia, Wahyudi Rahmat

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat dinanofriani1192@gmail.com

ABSTRACT

This research is distributed by novel in describes settimg and events so that the reader as if real saw it. Menggapai Mentari, Novel Work Of Elisha Herman, describe the setting that can be made as lessons such as place, time and social, as well as lessons of life that is based on real. The purpose of this study was to describe the analysis of the background in the novel Menggapai Mentari, created by Elisa Herman. This type of research is qualitative research using descriptive method. The Data in this study is the text the form of words, sentences, and discourse there setting is in the novel about Menggapai Mentari works of Elisa Herman. The data source in this research is novel Menggapai Mentari created by Elisa Herman. The research results showed that first,background spot found in the novels Mengapai Mentari in novel Elisa Herman i.e. Home sick, ladder Stops Transjakarta, a national monument, the building of the Hotel Indonesia Round about, Independence, Office Gubernur Jakarta, Office the Commission on elections to the Public and few places more ever in frequent by Elisa met with His Idols Joko Widodo. Second, setting the time featured in the novels Menggapai Mentari by of Elisha Herman with the word "Month". Time described a character in the novel is 30 if the count by day.

Time the exposed "when" the occurrence of events. Third, settimg social can be assured and the ambiance of a particular regional councils through the social life of the community. Latar social how thinking, attitudes and beliefs, the way a character believes something, value and social, how tradition/habit alive.

Decanted through attitude character Elisa in the fight for what.

Keywords: Analysis, Background, Novel

PENDAHULUAN

Novel merupakan bagian dari karya fiksi yang memuat pengalaman manusia secara menyeluruh atau merupakan suatu terjemahan tentang hidup yang bersentuhan dengan kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa karya fiksi berupa

novel adalah suatu potret realitas yang terwujud melalui bahasa yang estetis dan kreatif. Karya kreatif dalam cerita fiksi, pengarang tidak hanya bertindak sebagai pencerita melainkan sebagai aktor yang turut

(2)

serta dalam perkembangan peristiwa- peristiwa dalam cerpen.

Latar merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun sebuah novel. Latar atau setting disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat terjadinya peristiwa –peristiwa yang diceritakan. Latar akan memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas untuk memberi kesan realita kepada pembaca dan menciptakan suasana tertentu untuk memberi kesan realitas kepada pembaca dan menciptakan suasana tertentu yang seolah- olah benar terjadi.

Pentingnya

mengidentifikasi latar dalam novel yaitu dengan mengidentifikasi latar, seorang pembaca dapat melihat cerita secara utuh dengan melihat dimana kejadian, kapan dan bagaimana peristiwa sosial tokoh. Melalui analisis latar/setting, seseorang dapat mengetahui bagaimana keadaan, pekerjaan, dan status sosial para tokoh. Seringkali setting juga berhubungan erat dengan nasib seorang tokoh dalam sebuah teks.

Artinya lingkungan sekitar kerap memberikan efek secara langsung

terhadap apa yang dikerjakan seorang tokoh. Setting memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan benar-benar terjadi. Setting dalam karya fiksi hadir secara realisme yang refleksi.

Unsur setting terbukti mampu mempengaruhi keseluruhan unsur yang lain sehingga tampak bahwa berbagai unsur dari cerita bergantung pada setting. Menyadari betapa pentingnya unsur setting dalam karya sastra fiksi, diperlukan kajian-kajian penerkaan secara serius dan intensif untuk membedah kandungan yang bernilai itu.Penginformasian tentang setting tertentu melalui sarana cerita fiksi, adakalanya lebih efektif daripada sarana informasi yang lain. Hal itu disebabkan latar dalam fiksi langsung dalam kaitannya dengan sikap, pandangan, dan perlakuan tokoh. Sedang tokoh itu sendiri sering diidentifikasi diri oleh pembaca. Selain itu, dengan mengidentifikasi latar secara utuh di

(3)

dalam novel dapat mempermudah pembaca dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik novel Menggapai Matahari karya Anastasia Elisa Herman.

Novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman merupakan salah satu novel yang menceritakan kisahnya untuk menggapai keberhasilan hidup setelah melalui proses yang panjang dan penuh dengan rintangan. Tekad dan kerja keras adalah kunci dari sebuah keberhasilan setelah mendaki gunung yang sangat meletihkan. Elisa Herman merupakan seorang bidan serta perawat dan juga terkenal dengan penulis novel. Novel Elisa Herman Menggapai Mentari yang mengisahkan kisah nyata tentang perjuangan untuk kehidupan yang lebih maju. Keberhasilan yang digapai setelah melewati berbagai perjuangan yang meletihkan.

Pemilihan novel Menggapai Mentari sebagai bahan kajian, dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memahami latar dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman sebagai bagian masalah yang diangkat pengarang

melalui karyanya. Tokoh Elisa Herman adalah seorang bidan yang memiliki tekad, kerja keras dan keinginan yang kuat untuk menjadi seorang penulis walaupun bukan seorang sarjana. Novel Menggapai Mentari adalah sebuah novel ketiga karya Elisa Herman yang diterbitkan oleh penebar plus+ tahun 2016.

Kelebihan novel ini terletak pada jalinan cerita yang menggunakan berbagai tempat dalam jalan cerita, waktu yang panjang serta adanya latar sosial yang berkaitan dengan tokoh dalam novel.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, alasan penulis memilih novel ini sebagai kajian penelitian karena, persoalan yang diangkat dalam novel Menggapai Mentari merupakan kisah nyata yang dialami oleh Elisa Herman. Serta peristiwa-peristiwa menarik yang dialaminya. Latar yang ditampilkan dalam tokoh Elisa Herman dapat dilihat dari perilaku- perilakunya yang diceritakan dalamnovel. Dilihat dari segi penceritaannya, novel Menggapai Mentari merupakan karya sastra yang inovatif dan mampu

(4)

meningkatkan motivasi serta sifat dan perilaku Elisa Herman yang bisa dicontoh oleh pembaca untuk menggapai cita- cita yang diinginkan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Ratna (2004:46- 47) penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan cara- cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi. Penelitian kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Menurut Ratna (2004:53) metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta- fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan.

Jadi, subjek dalam penelitian ini adalah latar dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman.

Data dalam penelitian ini adalah teks tentang latar yang

terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman, 2016, penerbit plus+

Pustaka Pelajar, Jakarta Timur.

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri serta dibantu oleh format pencatatan data. Peneliti mencatat data yang berhubungan dengan fokus penelitian yaitu latar yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama.

membaca novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman, sehingga dapat memahami pesan dan cerita yang jelas tentang isi novel yang diteliti.

Kedua, mencatat data tentang latar yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman. Ketiga, mengelompokkan data yang berhubungan dengan latar tempat, latar waktu dan latar sosial dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman.

Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

(5)

adalah teknik uraian rinci. Moleong (2005:338) menyatakan bahwa teknik uraian rinci, peneliti dituntut untuk melaporkan hasil penelitiannya melalui uraian yang diteliti dan secermat mungkin dalam menggambarkan konteks penelitian.

Uraian ini harus mampu mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh dari hasil penelitian. Hal itu berarti peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

Pengabsahan data dilakukan dengan pembuktian yang diambil langsung dalam novel yaitu latar yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman. Data yang diambil adalah cerita yang antar tokoh dan kata-kata yang digunakan pengarang dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman. Setelah didapat bagian tersebut, maka dikutip beberapa baris untuk memperlihatkan hal yang dimaksud.

Patton (Moleong, 2010:280) mengatakan bahwa analisis data merupakan mengatur urutan data mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data yang sudah dikumpulkan dianalisis menurut langkah-langkah berikut. Pertama, mendeskripsikan data yang berhubungan dengan latar tempat, latar waktu dan latar sosial.

Kedua, mengklasifikasikan data melalui tuturan yang dapat diabstraksikan sebagai data latar tempat, latar waktu dan latar sosial pada novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman. Ketiga, menginterpretasikan data berdasarkan hubungan sebab-akibat ucapan dan penokohan tokoh utama.

Keempat, menganalisis data hasil inventarisasi untuk mendapatkan fungsi latar dalam novel. Kelima, membuat kesimpulan dan melaporkan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka latar yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman ini berjumlah empat puluh sembilan (49) data. 1) latar tempat berjumlah (17),

(6)

2) latar waktu berjumlah (27), dan 3) latar sosial berjumlah (20).

Penjelasannya dapat dilihat pada temuan data berikut ini.

1. Latar Tempat

Tidak semua latar tempat digarap secara teliti dalam berbagai fiksi. Pada sebuah karya tertentu penunjukan latar hanya sekedar sebagai latar, lokasi hanya sekedar tempat terjadinya peristiwa- peristiwa, dan kurang mempengaruhi perkembangan alur dan tokoh.

Misalnya nama-nama tempat tertentu sekedar disebut: Jakarta, hotel, Yogyakarta, Malioboro, dan lain sebagainya, sehingga nama-nama itu dapat diganti dengan nama-nama lain. Latar tempat itu mengisyaratkan bahwa terjadi peristiwa yang bisa dilakukan subjek/pelaku. Latar tempat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman ditemukan sebanyak tujuh belas (17) data. Hal itu terdapat pada beberapa peristiwa sebagai berikut. Pertama, latar tempat “Rumah Sakit” yaitu adanya ruangan operasi, ruang inap, ruang tunggu, dan lain-lain. Di Rumah Sakit ada dokter yang selalu siap siaga, rekan medis dan beberapa

perawat. Kedua, tangga “Halte Transjakarta”, tempat pemberhentian orang yang akan pulang dari kantor atau pergi di luar rumah. seperi karyawan buruh pabrik, Guru, Karyawan Swasta dan tentunya Elisa sendiri. Halte ini sangat penting bagi masyarakat sebelum bepergian dan juga tempat istirahat sejenak setelah bekerja sebelum pulang. Ketiga,

“Monumen Nasional”, yaitu tempat bersejerah yang didirikan oleh Presiden Soekarno dan gedung kemerdekaan, Bundaran Hotel Indonesia, Kantor Gubenur Jakarta, kantor Komisi Pemilihan Umum dan beberapa tempat lainnya yang pernah di singgahi oleh Tokoh Elisa Untuk bertemu dengan sang Idolanya Joko Widodo. Semua tempat tersebut hanya berhenti sehingga beberapa saat saja ketika tokoh ingin bertemu dengan tokoh idolanya yaitu Ir. Joko Widodo Presiden RI.

Dapat dilihat dari beberapa kutipan berikut ini.

Data No. 2

Bulan pertama, saya berpergian dengan taksi.

Setelah sebulan terlewati, kondisi saya berangsur pulih,

(7)

saya mulai naik Transjakarta atau kendaraan umum. Pada saat saya melangkah menaiki tangga Halte Transjakarta, napas saya mulai tersengal.

Pikiran negatif mulai simpang-siur di benak Elisa.

(Herman, 2016: Hal. 21)

Berdasarkan data di atas, terlihat latar tempat yang terjadi di dalam novel Menggapai Mentari yaitu Halte Transjakarta. Halte Transjakarta merupakan tempat pemberhentian mobil Transjakarta.

Halte Transjakarta di desain berbeda dari halte angutan umum lainnya ketinggian lantai halte diatur setinggi pintu bus. Letak Halte Transjakarta berada di tengah jalan, keuali jalan satu arah dan jalan dengan area pembatas jalan yang minim. Halte itu juga banyak yang berjualan makanan ringan sambil menunggu mobil angkutan datang. Elisa dan beberapa karyawan swasta menunggu di Halte.

Halte itu juga jalan alternatif menghilangkan capek setelah bekerja seharian sebab di sana ada kursi yang nyaman untuk duduk. Tokoh Elisa biasanya berhenti di Halte sebelum berpergian, seperti karyawan dan

pengajar. Elisa cenderung beristirahat jika sudah letih mencari Jokowi. Selanjutnya peristiwa latar juga terlihat pada saat kunjungan ke Monas. Hal itu terlihat pada kutipan berikut.

Data No. 4

“Demi menurunkan kadar kolesterol, saya memutuskan untuk mulai olahraga.

Olahraga yang paling mudah dan murah adalah lari pagi.

Saya memutuskan untuk lari pada minggu pagi saat Car Free Day di Jakarta cukup panjang dari Bundaran Senayan sampai Monumen Nasional (monas), pagi hingga siang hari. Dengan berjalan waktu serta semakin padatnya masyarakat yang berolahraga di sana, lokasi Car Free Day pun ditambah.

Bisa berolahraga di lingkungan yang tenang bersih, segar, dan bebas polusi di Kota Metropolitan yang senantiasa hiruk-pikuk

merupakan suatu

kebahagiaan yang tak terperi

(8)

bagi saya. (Herman, 2016:

Hal. 22)

Berdasarkan data di atas, terlihat latar tempat yang terjadi di dalam novel Menggapai Mentari Monumen Nasional dan kota Metropolitan.

Monumen Nasional adalah lambang negara Indonesia. Monumen itu juga melambangkan berdirinya bangsa Indonesia. Monumen Nasional berdiri di bawah pemerintahan Presiden Soekarno. Monumen ini terbilang unik dibandingkan dengan Monumen di kota lain. Sebab, di puncak Monas terdapat bongkahan emas berbentuk kobaran api.

Monumen ini selain lambang Ibu Kota juga lambang Ibu Kota negara yang banyak di kunjugi atau tempat favorit keluarga ketika berlibur.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah

“kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk ke dalam suasana

cerita, apakah berupa penanggalan, penyebutan peristiwa bersejarah, penggambaran situasi malam, siang, sore, dan lain-lain. Misalnya, senin, sekarang, 16 Desember, pada zaman dahulu, atau pada pukul 13.00 WIB.

Semua itu merupakan berbagai keterangan tentang latar waktu. Latar waktu dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman ditemukan sebanyak dua puluh tujuh (27) data. Pertama, latar waktu yaitu dengan kata-kata “Sebulan”. Waktu dijelaskan tokoh dalam novel merupakan 30 kalau dihitung dengan hari. Kedua, waktu yang dijelaskan tokoh dalam novel merupakan waktu, pagi hingga siang hari. Waktu itu dijelaskan secara rinci dan diurai di dalam novel ini. Ketiga, keesokan paginya, kejadian semalam, tiga hari kemudian, Malam itu, empat bulan, dan waktu terperinci juga di gunakan seperti pukul 13.30 WIB. Tangal 28 September.

Dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Data No. 1

“Sebulan berselang setelah vertigo menyerang, daya ingat saya berangsur-angsur

(9)

pulih. saya mulai beraktivitas ke lokasi yang tidak terlalu jauh. Namun, di bawah tempurung kepala saya masih terasa ada sesuatu yang mengganjal. (Herman, 2016: Hal. 20)

Berdasarkan data di atas, terlihat latar waktu yang terjadi di dalam novel Menggapai Mentari yaitu “sebulan”. Disini terlihat bahwa kapan peristiwa beberapa waktu yang lalu, Elisa mengalami penyakit vertigo yang pernah menyerangnya. Waktu itu di jelaskan secara umum oleh tokoh Elisa. Elisa mengidap penyakit vertigo. Penyakit ini bisa membuat orang mati seketika sebab menyerang saraf dan jantung/pernafasan. Vertigo ini jenis penyakit pusing-pusing atau sama dengan stroke ringan. Peristiwa tersebut dijelaskan di dalam novel secara mendalam sehingga kita bisa menelaah lebih dalam mengenai waktu tersebut. Selanjutnya peristiwa waktu juga terlihat pada kutpan berikut ini.

Data No. 4

“Demi menurunkan kadar kolesterol, saya memutuskan

untuk mulai olahraga.

Olahraga yang paling mudah dan murah adalah lari pagi.

saya memutuskan untuk lari pada Minggu pagi saat Car Free Day di Jakarta cukup panjang dari Bundaran Senayan sampai Monumen Nasional (monas), pagi hingga siang hari. Dengan berjalan waktu serta semakin padatnya masyarakat yang berolahraga di sana, lokasi Car Free Day pun ditambah.

Bisa berolahraga di lingkungan yang tenang bersih, segar, dan bebas polusi di Kota Metropolitan yang senantiasa hiruk-pikuk

merupakan suatu

kebahagiaan yang tak terperi bagi saya. (Herman, 2016:

Hal. 22)

Berdasarkan data di atas, terlihat latar waktu yang terjadi di dalam novel Menggapai Mentari yaitu “minggu pagi dan siang hari”.

Artinya pagi merupakan melambangkan kapan terjadi peristiwa itu. Jika dihadapkan pertanyaan kapan terjadi? Tentu

(10)

jawabannya “pagi hari dan siang hari”. Artinya Elisa melakukan aktifitasnya di pagi hari hingga siang hari dan merasakan lingkungan yang tenang dan bersih. Elisa menjelaskan peristiwa yang pernah dilalui seperti pagi dan siang hari. Perisr=tiwa yang di tulis Elisa secara sistematis sehingga pembaca bisa memahami cerita Elisa secara optimal.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Latar sosial dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman ditemukan sebanyak dua puluh (20). Pertama, latar sosial dapat meyakinkan dan menggambarkan suasana kedaerahan tertentu melalui kehidupan sosial masyarakat seperti acara Car Free Day. Kegiatan ini diadakan untuk

memberikan ruang dan waktu bagi warga agar menikmati suasana tanpa polusi. Kedua, adanya keyakinan dalam diri Elisa untuk berobat seperti saya juga minum ramuan yang konon sangat bagus untuk penderita stroke.

Ketiga, adanya sikap dan pandangan hidup dalam mengahargai kesehatan seperti saya semakin menghargai kesehatan. Jika saya yang sudah tua telah terlanjur salah asuh, sebelum terlambat untuk mendidik yang masih muda-muda. Latar sosial terlihat jelas dari peristiwa yang dialami oleh tokoh dan beberapa tokoh cara berpikir, sikap dan keyakinan, cara tokoh meyakini sesuatu, nilai dan norma sosial, cara tradisi/kebiasaan hidup.

Dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Data No. 3

“Tetapi, saya tidak memedulikan pikiran saya yang terus menduga-duga.

saya terus melalui hari demi hari, sarat dengan perjuangan. Dengan susah payah dan penuh bercucuran, akhirnya saya bisa mencapai loket

(11)

penjualan karcis yang jaraknya mungkin hanya sekitar 40 mater. Anehnya, setelah bersimbah peluh saya lebih segar. Hal itu terjadi beberapa kali. (Herman, 2016: Hal. 21)

Berdasarkan data di atas, terlihat latar sosial tokoh yaitu “cara berpikir, sikap dan keyakinan”. Jika dilihat lebih dalam tokoh memiliki pemikiran “pikiran Elisa yang terus menduga-duga” itu artinya jika dilihat dari latar sosial tokoh memiliki sikap dan cara berpikir.

Dan itu merupakan bagian dari latar sosial. Latar sosial selain menjabarkan cara pikir juga bagaimana tokoh menduga-duga terjadinya suatu. Hal itu juga dipertimbangkan lewat akal sehat dari tokoh Elisa. Cara berpikir Elisa terlihat jelas bahwa Elisa mempunyai pemikiran dan keyakinan dalam mencapai tujuannya dalam membeli karcis. Selanjuntya, peristiwa latar sosial juga terlihat pada kutipan berikut ini.

Data No. 4

“Demi menurunkan kadar kolesterol, saya

memutuskan untuk mulai olahraga. Olahraga yang paling mudah dan murah adalah lari pagi. saya memutuskan untuk lari pada Minggu pagi saat Car Free Day di Jakarta cukup panjang dari Bundaran Senayan sampai Monumen Nasional (monas), pagi hingga siang hari. Dengan berjalan waktu serta semakin padatnya masyarakat yang berolahraga di sana, lokasi Car Free Day pun ditambah.

Bisa berolahraga di lingkungan yang tenang bersih, segar, dan bebas polusi di Kota Metropolitan yang senantiasa hiruk-pikuk

merupakan suatu

kebahagiaan yang tak terperih bagi saya. (Herman, 2016: Hal. 22)

Berdasarkan data di atas, terlihat latar sosial tokoh yaitu

“Kebiasaan hidup dan Cara berpikir dan sikap”.Disini terlihat bagaimana Elisa membiasakan diri untuk hidup sehat. Elisa berfikir olahraga yang paling mudah dan murah adalah lari

(12)

pagi. Setelah mengalami kolestrol, Elisa memutuskan untuk berolahraga.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan data, analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa analisis latar yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman, yaitu. Pertama, Latar tempat yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman yaitu latar tempat Rumah Sakit, tangga Halte Transjakarta, Monumen Nasional, gedung kemerdekaan, Bundaran Hotel Indonesia, Kantor Gubenur Jakarta, kantor Komisi Pemilihan Umum dan beberapa tempat lainnya yang pernah di singgahi oleh tokoh Elisa Untuk bertemu dengan sang Idolanya Joko Widodo. Ini merupakan sebuah latar tempat karena latar tempatdalam hal ini latar tempat selalu menunjukkan pada suatu dimana kejadian itu terjadi seperti Jakarta, hotel. Kedua, latar waktu yang terdapat dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman yaitu latar waktu yaitu dengan kata-kata “Sebulan”. Waktu yang dijelaskan tokoh dalam novel

merupakan waktu 30 kalau di hitung dengan hari, pagi hingga siang hari.

Waktu tersebut memaparkan “kapan”

terjadinya peristiwa tersebut.

Ketiga, Latar sosial dapat meyakinkan dan menggambarkan suasana kedaerahan tertentu melalui kehidupan sosial masyarakat. Di samping berupa hal-hal yang telah dikemukakan, latar sosial dapat pula berupa dan diperkuat dengan penggunaan bahasa daerah atau dialek-dialek tertentu. Dalam novel Menggapai Mentari karya Elisa Herman terdapat latar sosial yaitu cara berpikir, sikap dan keyakinan, cara tokoh meyakini sesuatu, nilai dan norma sosial, cara trandisi/kebiasaan hidup. Terlihat dari sikap tokoh Elisa dalam memperjuangkan apa yang diiginkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Herman, Elisa. 2016. Menggapai Mentari. Jakarta Timur:

Penebar Plus+

Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Muhardi, dan Hasanuddin WS. 1992.

Prosedur Analisis Fiksi.

Padang: IKIP Padang.

(13)

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi.

Yogyakarta: Gajah Mada Tarigan, Hendri Guntur. 2011.

Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.

Bandung: Angkasa Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

On 29 January 2021, the department wrote to the Licence Holder DWER 2021 advising of the following options in order to progress the licence amendment: 1.. Application in its entirety

Develop Leadership Style Model for Indonesian Teachers Performance in Education 4.0 Era Anissa Lestari Kadiyono, Rezki Ashriyana Sulistiobudi, Ikhfan Haris, Mohd Khaidir Abdul Wahab,