• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIES IKAN YANG DITEMUKAN DI SUNGAI KENAGARIAN AUR BEGALUNG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SPESIES IKAN YANG DITEMUKAN DI SUNGAI KENAGARIAN AUR BEGALUNG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIES IKAN YANG DITEMUKAN DI SUNGAI KENAGARIAN AUR BEGALUNG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Prezi Marta1), Nurhadi1), Indra Junaidi Zakaria2)

1)

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2)

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas

frezzy.martha91@gmail.com

ABSTRACT

The river of Kenagarian aur Begalung district of Bayang was a river running along the residential areas. The river Kenagarian aur Begalung was the role as a backup source of water, prevent occurrence of water. The surrounding community also used the river as a Quarry of Stone, Quarry of sand, and catching of fish. The catching of fish conducted by community using of stun and poison of fish, so that these activities would resulted discription of existing organisms in the river. Not just fish, it was not only fish, but other organisms were also discrupted Accordingly, research conducted on the species of fish foound in the river Kenagarian Aur Begalung district of Bayang Pesisir Selatan.

This research conducted to determine the species of fish in the river Kenagarian Aur Begalung district of Bayang. This research conducted in August-September 2014 by using descriptive methods, that is observation and sampling from the ground of research.

The sampling was based on a diffrerent a river conditions. The samples were obtained in the laboratory indentified of ecology Andalas University. Based on the results of research conducted, it found as many as 12 species of fish namely Accrochordinichtys chamaeleon, Ambassis vachelli, Caranx ignobilis, Glossogobius aureus, Mystus nigriceps, Oreochromis niloticus, Osteochillus hasselti,Osteochillus schlegeli, Oxygaster anomalura, Puntius sarana, Sicyopterus macrostetholepis, and Tor tambra. The factor of physics-the water temperature of water of chemical, currents speed, pH of water in the river Aur Begalung obtained still eligible to fish life.

Keywords: Species of fish, River Aur Begalung PENDAHULUAN

Ikan adalah anggota Vertebrata Poikilotermik atau disebut juga berdarah dingin yang hidup di air dan bernafas dengan insang (Djuhanda, 1981). Ikan dapat ditemukan hampir disemua genangan air yang berukuran besar baik air tawar, maupun air asin. Ikan memiliki kandungan yang kaya akan manfaat karena merupakan sumber protein bagi tubuh. Ikan termasuk organisme aquatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan, aktivitas manusia, dan faktor fisika-kimia mempengaruhi kualitas perairan.

Secara kualitas jumlah ikan di sungai Aur Begalung sudah menurun tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, disebabkan oleh berbagai akifitas masyarakat seperti

penambangan batu, penambangan pasir, MCK, dan penangkapan ikan secara berlebihan dengan putas dan sentrum. Hal itu berdampak buruk terhadap ekosistem ikan yang ada di sungai tersebut. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan mengakibatkan berkurangnya spesies ikan yang ada di sungai tersebut dan bahkan bisa punah.

Sungai merupakan wilayah yang dilalui oleh badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah baik melalui permukaan atau bawah tanah (Jangkaru, 2000). Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, sungai sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim dan pola aliran air. Kecepatan arus, erosi dan sedimentasi merupakan fenomena yang

(2)

umum terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna pada sungai sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut (Effendi, 2000). Sungai secara spesifik terbagi ke dalam dua ekosistem yaitu perairan yang berarus cepat dan perairan yang berarus lambat. Sungai yang mengalir cepat dicirikan dengan tipe berbatu dan berkerikil, sedangkan sungai yang mengalir lambat dicirikan dengan tipe subtrat berpasir dan berlumpur (Saputra, 2004). Ciri-ciri habitat ikan air tawar yaitu: 1) Variasi temperatur atau suhu rendah, 2) Kadar garam atau salinitas rendah, 3) Penetrasi dari cahaya matahari kurang, 4) Terpengaruh iklim dan cuaca alam sekitar, 5) Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai, 6) Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat, 7) Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2014 di sungai Kenagarian Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Identifikasi sampel dilakukan di Labor Ekologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang.

Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda yaitu Desa Lubuk Aur, Desa Gadung, dan Desa Lubuk Begalung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah survey deskrptif (pengamatan langsung kelapangan), teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kondisi sungai yang berbeda.

Stasiun I berlokasi di Desa Lubuk Aur, dekat dari areal pesawahan ladang penduduk dengan keadaan substrat yang sedikit berpasir dan berbatu serta warna air yang jernih. Stasiun II berlokasi di Desa Gadung yang dekat dengan pemukiman penduduk, sekitar aliran sungai terdapat areal persawahan dan ladang penduduk dengan keadaan substrat yang berpasir, berbatu, dan air yang jernih. Stasiun III berlokasi di desa Lubuk Begalung dimana sisi kanan sungai merupakan pemukiman penduduk di sisi kiri sungai merupakan areal persawahan dengan keadaan substrat yang berkerikil, berbatu, dan warna air yang keruh. Peta, layout, lokasi penelitian, dan dokumentasi penelitian dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3 dan 4.

Pengambilan sampel dilapangan dilakukan setiap hari sampai tidak ditemukannya spesies yang baru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sungai Aur Begalung dan dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas Padang didapat 12 spesies ikan yang mewakili 3 ordo dan 7 famili yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesies Ikan yang Ditemukan di Sungai Kenagarian Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

Ordo Famili Spesies Nama Lokal

Cypriniformes Cyprinidae

Osteochillus hasselti Puyau Osteochillus schlegeli Seluang Oxygaster anomalura Basi-Basi

Puntius sarana Kapareh

Tor tambra Gariang

Perciformes Carangidae Caranx ignobilis Batai-Batai Chandidae Ambassis vachelli Saridiang Cichlidae Oreochromis niloticus Nila Gobiidae Glossogobius aureus Simbubua

Sicyopterus macrostetholepis Mungkuih Siluriformes Bagridae Mystus nigriceps Sangek

Siluridae Acrochordonichtys

chamaeleon Baji-Baji

(3)

Hasil penelitian pada Tabel 2.

terdapat variasi hasil penangkapan pada masing-masing stasiun. Pada stasiun I

ditemukan 25 ekor, stasiun II 48 ekor, dan stasiun III 33 ekor.

Tabel 2. Spesies Ikan Yang Ditangkap Selama Penelitian Pada Masing-Masing Stasiun Di Sungai Kenagarian Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

Famili Spesies Stasiun

Jumlah

I II III

Cyprinidae Osteochillus hasselti 2 4 4 10

Osteochillus schlegeli 3 6 2 11

Oxygaster anomalura 2 2 1 5

Puntius sarana 5 12 8 25

Tor tambra 2 4 6 12

Carangidae Caranx ignobilis 2 3 1 6

Chancidae Ambassis vachelli 2 2 2 6

Cichlidae Oreochromis niloticus 2 5 4 11

Gobiidae Glossogobius aureus 1 4 2 10

Sicyopterus macrostetholepis 1 2 - 3

Bagridae Mystus nigriceps 2 2 2 6

Siluridae Acrochordonichtys

chamaeleon - 2 1 3

Total 25 48 33 106

Parameter fisika dan kimia yang dapat mendukung kehidupan ikan selama pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel

3. pengukuran meliputi suhu air, pH air, salinitas, kecerahan air, dan kecepatan arus.

Tabel 3. Parameter Fisika dan Kimia air di sungai Aur Begalung

Parameter Hasil Pengukuran

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

1. 1. Kecepatan Arus (m/dtk) 0,21 0,31 0,13

2. Suhu Air (oC) 29 28 28

3. pH 7 7 7

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa jumlah spesies yang tertangkap pada masing-masing stasiun bervariasi. Pada stasiun II jumlah ikan yang didapat lebih banyak dibanding dengan stasiun I dan III.

Hal ini dikarenakan masih banyaknya terdapat pohon-pohon dan semak tempat berlindung ikan yang menutupi pinggiran sungai. Semua spesies ikan ini banyak

ditemukan pada pertemuan aliran sungai yang besar dengan bagian sungai yang mati.

Pada stasiun I spesies ikan yang paling sedikit ditemukan adalah Sicyopterus macrostetholepis. Menurut warga setempat, Sicyopterus macrostetholepis ini biasa ditemukan di balik bebatuan dan hidup pada kondisi air yang deras. Pada stasiun ini banyak aktifitas penambangan batu yang dapat merusak habitat dari spesies ini.

(4)

Dengan adanya penambangan batu tersebut, populasi dari spesies ini tentu berkurang jenisnya. Berdasarkan informasi warga setempat, ikan mungkuih termasuk ikan konsumsi dan sangat digemari masyarakat karena mempunyai daging yang enak dan gurih. Menurut Sugiharto, Siregar, dan Yuwono (2006) ikan mungkuih mempunyai nilai ekonomis penting, baik pada tingkat benih sebagai ikan hias dan tingkat dewasa sebagai ikan konsumsi. Pada stasiun ini hanya spesies Acrochordonichtys chamaeleon yang tidak ditemukan karena kondisi substrat sungai yang berbatu. Acrochordonichtys chamaeleon biasa ditemukan di antara puing- puing kayu pada anak sungai dan sungai kecil menengah (Vaillant, 1902).

Pada stasiun III spesies ikan yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan dengan stasiun II, dikarenakan kondisi substrat sungai yang berpasir, warna air sungai yang sedikit keruh. Menurut Cahyono (2000), air yang keruh dapat menghilangkan selera makan ikan karena daya penglihatan ikan terganggu. Pada stasiun ini Sicyopterus macrostetholepis tidak ditemukan karena faktor substrat sungai yang berpasir dan banyaknya aktifitas warga yang melakukan penangkapan ikan dengan cara penyentruman dan pemutasan, tentu dengan aktifitas ini dapat menyebabkan berkurangnya jenis-jenis ikan yang ada di sungai tersebut. Sicyopterus macrostetholepis hidup di lingkungan sungai yang arusnya deras dan banyak bebatuan karena ikan jenis ini termasuk memiliki adaptasi dengan cara melekat dan menempel pada batu supaya tidak terhanyut (Kottelat,1993).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan spesies ikan Caranx ignobilis. Ikan ini ditemukan pada tiap-tiap stasiun di sungai Kenagarian Aur Begalung. Ikan ini hidup di sepanjang khatulistiwa dari daerah trpois dan subtropis.

Ikan ini terdapat di muara-muara sungai dan beberapa masuk ke sungai agak jauh dari laut. Ikan ini merupakan ikan khas muara, ikan yang masih kecil banyak dijumpai di sungai-sungai dekat muara, dan ikan yang besar banyak dijumpai di pantai terutama di dekat bebatuan atau tebing pantai dan tubiran (Carcenter, 1999).

Brdasarkan hasil yang telah didapatkan pada tiga stasiun dapat diketahui bahwa perbedaan jumlah ikan pada setiap

stasiun disebabkan oleh faktor biotik (tumbuhan air dan tumbuhan tingkat tinggi) karena banyak ikan yang hidupnya tergantung pada tumbuhan air sedangkan udang dan keong merupakan makanan bagi ikan. Menurut Djuanda (1981) seperti dengan adanya naungan berupa pohon dan semak yang ada dipinggiran sungai dapat menghambat naiknya suhu, habitat seperti ini sangat disukai ikan, selain itu juga perairan sungai yang luas akan memberikan bentuk kondisi ikan yang lebih banyak, sehingga dapat mempunyai banyak ragam jenis ikan, lebih luas suatu perairan sungai memungkinkan dapat didatangi oleh banyak ikan dan memberikan ikan lebih leluasa bergerak bebas didalamnya. Faktor abiotik (suhu, pH, cahaya, dan lain sebagainya).

Spesies ikan yang ditemukan di sungai Kenagarian Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi diantaranya Osteochillus hasselti, Oreochromis niloticus, Puntius Sarana, Sicyopterus macrostetholepis, Tor tambra karena cita rasa dagingnya yang enak dan gurih.

Suhu air yang diperoleh dari tiap- tiap stasiun yaitu berkisar antara 28-29 0C.

Menurut Cahyono (2000) ukuran suhu optimal bagi kehidupan ikan adalah 25-29 0C.

Berdasarkan hal tersebut suhu distasiun I, II dan III masih layak untuk kehidupan ikan.

Kecepatan arus yang diperoleh pada stasiun I, II, dan III berkisar antara 0,13-0,31 m/dtk.

Hasil yang diperoleh menunjukan kecepatan arus yang normal. Menurut Suin (2006) kecepatan arus yang ideal adalah 0,20-0,50 m/dtk. Derajat keasaman (pH) yang diukur pada stasiun I, II dan III adalah 7.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di sungai Kenagarian Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan 12 spesies, 7 famili dan 3 ordo. Spesies terbanyak ditemukan pada stasiun II. Faktor fisika-kimia yang telah diukur pada tiap-tiap stasiun menunjukan suatu keadaan yang masih layak dan normal bagi kehidupan ikan yang ada di sungai Kenagarian Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan pengalaman dan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah

(5)

dilakukan, disarankan untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan lagi penelitian disepanjang aliran sungai Kecamatan Bayang sehingga lebih banyak lagi spesies ikan yang ditemukan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar.

Yogyakarta: Kanisus.

Carcenter. K dan Niem. 1999 Guide Identification Western Of Pacific Bony Fish Volume 1-6. Virginia.

Department biology of FAO.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.

Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan Perairan. Jurusan MSP Fak. Perikanan dan Kelautan IPB:

Bogor.

Jangkaru, Z. 2000. Pembesaran Ikan Air Tawar Di berbagai Lingkungan

Pemeliharaan Ikan. Penerbit Swadaya: Jakarta.

Kottelat, M., A.J. Whitten., S.N. Kartikasari and S. Wirjoadmojo. 1993.

Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi. Pereplus:

Singapore

Saputra, F. M. 2004. Daerah Aliran Sungai Batang Hari, Makalah-pdf Web:

http://penataan

ruang.pu.go.id/ta/Lapak04/P3 DAS Batanghari Akhir.html diakses tanggal 15 Maret 2014.

Suin. N .M dan R. Syafinah. 2006. Ekologi Bahan Ajar Laboratorium Andalas University Press: Padang.

Vaillant, L. (1902). Sultats Zoologiques De . disi scientifique NÃ erlandaise au Borna Tengah. Catatan dari Leyden Museum 24, 1A: 166.

Referensi

Dokumen terkait

This study aims to find out the increase in forehand drive ability in the game of table tennis by applying a scientific approach using the inquiry learning model of

Pengulangan pengamatan yang kedua pada tanggal 21 Maret 2018, berdasarkan hasil analisis di Laboratorium, pengamatan pertama yaitu di stasiun satu hulu, pada pengulangan kedua juga