“Implementasi Metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk Optimalisasi Pemilihan Pemasok Kedelai pada
Industri Tempe di Sukabumi, Jawa Barat”
M. Alvri Liquis Dahlan, Ragiel Muhammad Ardi,Vivi Saphira
ABSTRAK
Industri pembuatan tempe merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia, di mana kualitas bahan baku seperti kedelai memainkan peran krusial. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk membantu pemilihan pemasok bahan baku tempe dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Sistem ini diharapkan menyediakan informasi akurat dan memberikan rekomendasi sesuai kebutuhan perusahaan. Penelitian difokuskan pada UMKM tempe di Sukabumi, Jawa Barat.
Tahapan penelitian meliputi identifikasi kriteria pemilihan pemasok, pengumpulan data dari pemasok potensial, analisis data untuk menentukan bobot kriteria, dan implementasi sistem pendukung keputusan. Kriteria utama meliputi harga, kualitas, pengiriman, jarak, dan pelayanan. Hasil perhitungan dengan metode SAW menunjukkan bahwa pemasok terbaik adalah Bapak Andri dengan nilai tertinggi 0,9666666.
Saran untuk penelitian lanjutan mencakup penggunaan metode lain seperti AHP atau TOPSIS, peningkatan kriteria penilaian dengan faktor keberlanjutan lingkungan dan reputasi pemasok, serta evaluasi berkala kinerja pemasok terpilih.
ABSTRACT
Tempe manufacturing industry is an important economic sector in Indonesia, where the quality of raw materials such as soybeans plays a crucial role. This research aims to develop a decision support system to help select suppliers of tempe raw materials using the Simple Additive Weighting (SAW) method. This system is expected to provide accurate information and provide recommendations according to company needs. The research focused on tempeh UMKM in Sukabumi, West Java
The research stages include identifying supplier selection criteria, collecting data from potential suppliers, analyzing data to determine criteria weights, and implementing a decision support system. The main criteria include price, quality, delivery, distance, and service. The calculation results using the SAW method show that the best supplier is Mr Andri with the highest value of 0.9666666.
Suggestions for further research include the use of other methods such as AHP or TOPSIS, improving the assessment criteria to factor in environmental sustainability and supplier reputation, as well as regular evaluation of the performance of selected suppliers.
I. PENDAHULUAN
Industri pembuatan tempe merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting di Indonesia, dengan konsumsi tempe yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional. Dalam industri ini, kualitas bahan baku, terutama kedelai, memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas akhir produk tempe. Pemilihan pemasok yang tepat untuk bahan baku tersebut menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kualitas dan konsistensi produk tempe.
Namun, dalam menghadapi pasar yang semakin kompetitif, perusahaan pembuatan tempe dihadapkan pada tantangan untuk memilih pemasok yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan mereka, seperti kualitas yang konsisten, harga yang kompetitif, dan keandalan pasokan yang tinggi. Oleh karena itu, penggunaan sistem pendukung keputusan dalam pemilihan pemasok menjadi semakin penting untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif.
Masalah utama yang muncul adalah bagaimana mengoptimalkan pemilihan pemasok bahan pembuatan tempe untuk memastikan kualitas produk yang optimal dan efisiensi operasional perusahaan. Pemilihan pemasok yang tepat tidak hanya akan mempengaruhi kualitas produk akhir, tetapi juga dapat berdampak langsung pada produktivitas dan profitabilitas perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu perusahaan dalam memilih pemasok bahan pembuatan tempe dengan efektif dan efisien. Sistem ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang akurat dan relevan tentang pemasok-pemasok potensial serta memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi perusahaan.
Penelitian ini akan fokus pada identifikasi kriteria pemilihan pemasok yang relevan dalam konteks industri pembuatan tempe, pengumpulan data dari pemasok potensial, analisis data untuk menentukan bobot relatif dari setiap kriteria, dan implementasi sistem pendukung keputusan yang sesuai dengan hasil analisis. Penelitian ini akan difokuskan pada perusahaan pembuatan tempe skala menengah kecil yang beroperasi di wilayah Sukabumi, Jawa Barat, dengan titik pusat produksi di Desa Bantargadung.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Agung Deni Wahyudi dan Auliya Rahman Isnain berjudul
"Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemilihan Distributor Terbaik", fokus pada pemilihan distributor terbaik berdasarkan kriteria harga, pengiriman, kualitas, bentuk kemasan, dan retur.
Hasilnya menunjukkan bahwa PT Agung Jaya menjadi distributor terbaik dengan nilai 0,619, diikuti oleh CV Bintang Samudra (0,582) dan CV Putra Mandiri (0,575). Penelitian ini mencapai kesuksesan sebesar 82,5% menurut Model DeLone dan McLean.
Penelitian oleh Daniella Asa Citra Clarisa, Alvin Andrian Rivaldi, Wika Nur Afiani, dan Suseno berjudul "Pemilihan Supplier Jamu Ibu Sami Menggunakan Metode AHP, Taguchi Loss Function, dan SAW" meneliti masalah UMKM Jamu Ibu Sami dalam mendapatkan bahan baku berkualitas akibat penyimpangan supplier, harga fluktuatif, keterlambatan pengiriman, dan respons pelayanan yang buruk. Data sampel terdiri dari lima supplier: Neti, Seni, Ade, Joyo, dan Murtini, dievaluasi berdasarkan kualitas, harga, pengiriman, dan pelayanan. Hasil menunjukkan Neti sebagai supplier terbaik dengan kualitas bahan baku, harga, ketepatan waktu, dan kerugian minimal menurut Taguchi Loss Function, menjadikannya pilihan optimal untuk UMKM Jamu Ibu Sami.
Studi yang dilakukan oleh Tia Octo Yuneta, Fadli Nur Aprian, dan Samuel Sinaga, berjudul
"Analisis Prioritas Pemilihan Supplier Bahan Baku dengan Metode TOPSIS di UD. XYZ." Studi ini bertujuan untuk mengatasi masalah ketidak konsistennya waktu pengiriman dari pemasok yang dapat mempengaruhi penjualan UD. XYZ. Data dari empat supplier kayu glugu dievaluasi, yaitu Supplier Bengkulu, dua Supplier Tasikmalaya, dan Supplier Banjar, dengan variabel kualitas kayu, harga, lama pengiriman, dan ketersediaan. Hasilnya menunjukkan Supplier Bengkulu memiliki indeks tertinggi (0,898), diikuti oleh Supplier Tasikmalaya (0,518 dan 0,497), serta Supplier Banjar (0,079), memberikan panduan dalam pemilihan supplier terbaik untuk UD. XYZ.
Penelitian yang dilakukan oleh Adzanil Rachmadi Putra, Riza Akhsani Setyo Prayoga, Titus Kristanto, Fiddin Yusfida A’la, dan Laqma Dica Fitrani5 berjudul "Penentuan Pemasok Jagung dengan Metode ROC pada UMKM Kuliner" bertujuan untuk menyelesaikan masalah menentukan pemasok jagung terbaik untuk usaha kuliner menggunakan sistem pendukung keputusan. Data sampel yang digunakan adalah pemasok jagung yang dievaluasi berdasarkan variabel kualitas jagung, harga, keandalan pengiriman, layanan pelanggan, dan kebijakan retur. Metode yang digunakan adalah metode rank of centroid. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi pemasok jagung terbaik untuk usaha kuliner, berdasarkan evaluasi komprehensif
terhadap variabel-variabel yang telah disebutkan.
Secara keseluruhan, penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai metode pengambilan keputusan, seperti TOPSIS, AHP, Taguchi Loss Function, SAW, dan ROC, dapat digunakan secara efektif untuk menilai dan memilih distributor atau supplier terbaik berdasarkan kriteria yang relevan dengan kebutuhan perusahaan. Hasil dari setiap metode memberikan panduan yang jelas dalam proses pengambilan keputusan, memastikan pemilihan yang optimal dan mendukung keberhasilan operasional perusahaan.
2.2 Kerangka berpikir
Gambar 1. Contoh gambar(kerangka berfikir)
Berikut adalah penjelasan setiap tahap dalam penelitian sistem pendukung keputusan berdasarkan metode SAW (Simple Additive Weighting):
1. Identifikasi Masalah
Tujuan: Menentukan masalah utama yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan yang memerlukan keputusan strategis, misalnya pemilihan supplier, distributor, atau alternatif lainnya.
Contoh: UMKM Jamu Ibu Sami menghadapi masalah dalam mendapatkan bahan baku berkualitas akibat penyimpangan supplier, harga fluktuatif, keterlambatan pengiriman, dan respons pelayanan yang buruk. Hal ini mempengaruhi kualitas produk akhir dan kepuasan pelanggan.
2. Pengumpulan Data
Tujuan: Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Langkah-langkah:
Menentukan Kriteria Evaluasi*: Menetapkan kriteria yang relevan untuk penilaian, seperti kualitas, harga, pengiriman, dan pelayanan.
Pengumpulan Data Kualitatif dan Kuantitatif*: Mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti survei, wawancara, laporan historis, dan data dari supplier atau distributor.
Contoh Data:
- Kualitas: Skor kualitas bahan baku dari supplier.
- Harga : Harga per unit bahan baku.
- Pengiriman: Ketepatan waktu pengiriman dalam hitungan hari.
- Pelayanan: Tingkat respons dan layanan pelanggan berdasarkan survei.
3. Metode Penelitian
Tujuan: Menggunakan metode SAW untuk mengevaluasi dan memilih alternatif terbaik.
Langkah-langkah:
Normalisasi Data: Mengubah data kriteria ke dalam skala yang dapat dibandingkan, biasanya 0-1, untuk menghilangkan perbedaan satuan ukuran.
Rumus normalisasi: \( r_{ij} = \frac{x_{ij}}{x_{ij}^{max}} \) untuk kriteria keuntungan dan \( r_{ij} = \frac{x_{ij}^{min}}{x_{ij}} \) untuk kriteria biaya.
Menentukan Bobot Kriteria: Memberikan bobot pada setiap kriteria berdasarkan kepentingannya relatif terhadap keputusan.
Contoh bobot: Kualitas (0.4), Harga (0.3), Pengiriman (0.2), Pelayanan (0.1).
Menghitung Skor Total untuk Setiap Alternatif: Mengalikan nilai normalisasi setiap kriteria dengan bobotnya, kemudian menjumlahkannya untuk mendapatkan skor total.
Rumus: \( V_i = \sum_{j=1}^{n} (w_j \cdot r_{ij}) \)
4. Hasil Penelitian
Tujuan: Mengidentifikasi alternatif terbaik berdasarkan perhitungan SAW.
Contoh Hasil:
Evaluasi Alternatif: Menampilkan hasil perhitungan skor total untuk setiap alternatif (supplier atau distributor).
- Supplier A: Skor 0.85 - Supplier B: Skor 0.75 - Supplier C: Skor 0.65
Rekomendasi: Menentukan alternatif dengan skor tertinggi sebagai pilihan terbaik.
Misalnya, Supplier A menjadi supplier terbaik karena memiliki skor tertinggi dalam evaluasi SAW.
Kesimpulan:
Ringkasan Hasil: Penyediaan keputusan yang didukung oleh data dan analisis yang jelas, memastikan bahwa pilihan didasarkan pada evaluasi yang komprehensif dan terstruktur.
Implikasi dan Saran: Memberikan saran untuk implementasi keputusan, misalnya menjalin kontrak dengan supplier terbaik dan memantau kinerjanya secara berkala.
Dengan melalui tahapan-tahapan di atas, sistem pendukung keputusan berdasarkan metode SAW memberikan kerangka kerja yang sistematis dan objektif dalam pemilihan alternatif terbaik, memastikan keputusan yang diambil adalah optimal dan didukung oleh analisis yang kuat.
II. METODELOGI PENELITIAN ALAT DAN BAHAN
1. Perangkat Lunak
Microsoft Excel: Digunakan untuk mengelola dan menganalisis data pemasok bahan baku, serta melakukan perhitungan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menilai kelayakan pemasok.
Microsoft Word: Digunakan untuk membuat dokumen penelitian, seperti proposal penelitian, laporan penelitian, dan dokumen-dokumen lainnya yang
terkait dengan proses penelitian.
2. Database Pemasok Bahan Baku
Berisi data lengkap tentang profil pemasok, kualitas bahan baku, harga, ketepatan waktu pengiriman, dan informasi lainnya dari pemasok bahan baku yang menjadi subjek penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Checklist Kriteria Penilaian Pemasok Digunakan sebagai panduan untuk menilai aspek-aspek kelayakan pemasok, seperti kualitas bahan baku, harga, ketepatan waktu pengiriman, reputasi, dan layanan purna jual.
4. Dokumen Acua
Pedoman Pemilihan Pemasok: Dokumen resmi yang mengatur kriteria dan prosedur pemilihan pemasok bahan baku, termasuk persyaratan dan kriteria kelayakan.
Literatur Terkait Artikel jurnal, buku, dan sumber-sumber lain yang membahas tentang metode penilaian kelayakan pemasok dan metode Simple Additive Weighting (SAW).
5. Komputer dan Perangkat Pendukung
Komputer Desktop/Laptop: Digunakan untuk pengolahan data, analisis, dan pembuatan laporan penelitian.
Koneksi Internet Dibutuhkan untuk mengakses informasi dan sumber daya online terkait dengan kelayakan pemasok bahan baku.
6. Alat Tulis
Pensil, Penghapus, dan Kertas: Digunakan untuk mencatat hasil observasi, wawancara, atau catatan penting selama proses penelitian.
Alat Pengukur: Misalnya, kalkulator untuk melakukan perhitungan bobot dan nilai kriteria.
3.2 PENGUMPULAN DATA
1. Observasi Langsung ke Tempat UMKM
Dilakukan observasi secara langsung ke lokasi UMKM pembuatan tempe untuk memahami secara mendalam proses produksi tempe.
Mengamati proses pengolahan kedelai menjadi tempe, termasuk tahap perendaman, peragian, fermentasi, dan pengemasan.
Memeriksa kondisi sanitasi dan kebersihan tempat produksi untuk mengevaluasi standar keamanan pangan yang diterapkan.
2. Wawancara Langsung dengan Pemilik UMKM
Melakukan wawancara langsung dengan pemilik UMKM untuk mendapatkan perspektif langsung tentang operasional sehari-hari.
Menanyakan tentang tantangan utama yang dihadapi dalam mendapatkan bahan baku kedelai, seperti ketersediaan, harga, dan kualitas.
Mendalami kebijakan dan prosedur yang diterapkan dalam memilih pemasok bahan baku kedelai, termasuk kriteria-kriteria yang dipertimbangkan.
3. Pengumpulan Informasi Tentang Pemasok
Mengumpulkan informasi tentang pemasok bahan baku kedelai yang biasa digunakan oleh UMKM tersebut.
Meminta data mengenai riwayat kerja sama dengan pemasok, termasuk lamanya kerjasama, masalah yang pernah timbul, dan kepuasan terhadap layanan pemasok.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan pemasok, seperti kualitas produk, harga, ketepatan waktu pengiriman, dan keberlanjutan.
4. Validasi Data dan Konsistensi Informasi
Memastikan data yang terkumpul valid dan konsisten dengan melakukan cross-check antara informasi dari observasi dan wawancara.
Memverifikasi keabsahan informasi yang diperoleh dari pihak UMKM dan mencocokkan dengan dokumen atau bukti lain yang tersedia.
Pendekatan kombinasi antara observasi langsung dan wawancara langsung dengan pemilik UMKM memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang proses produksi tempe, tantangan yang dihadapi, dan faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan pemasok bahan baku kedelai. Data yang terkumpul dari kedua metode ini menjadi dasar yang kuat untuk
analisis lebih lanjut dalam penelitian mengenai sistem pendukung keputusan untuk pemilihan pemasok bahan baku tempe.
3.3 METODE YANG DI GUNAKAN Simple Additive Weighting (SAW)
Metode SAW merupakan metode penambahan berbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari bobot terbesar dari
rating kriteria untuk setiap alternatif di seluruh atribut. Metode SAW mengharuskan proses normalisasi matriks keputusan
untuk dapat dibandingkan dengan seluruh rating alternatif yang sudah ada.
1. *Identifikasi Kriteria Penilaian*
Identifikasi kriteria kelayakan yang relevan untuk menilai setiap alternatif (pemasok bahan baku), seperti kualitas bahan baku, harga, ketepatan waktu pengiriman, reputasi pemasok, dan layanan purna jual. Misalnya: \( C_1, C_2, ..., C_n \).
2. *Normalisasi Data*
Normalisasi data dilakukan untuk memastikan bahwa semua kriteria memiliki skala yang sama. Data dari setiap alternatif pemasok dinormalisasi ke dalam rentang nilai antara 0 dan 1 menggunakan rumus:
\[
X_{ij} = \frac{X_{ij} - \min(X_j)}{\max(X_j) - \min(X_j)}
\]
di mana \( X_{ij} \) adalah nilai yang dinormalisasi dari alternatif ke-i pada kriteria ke- j, \( X_j \) adalah nilai dari semua alternatif pada kriteria ke-j.
3. *Penentuan Bobot Kriteria*
Penentuan bobot relatif dari setiap kriteria kelayakan berdasarkan tingkat
kepentingannya dalam pengambilan keputusan. Bobot ini mencerminkan preferensi atau prioritas peneliti terhadap setiap kriteria. Misalnya: \( w_1, w_2, ..., w_n \), di mana \( \sum_{i=1}^{n} w_i = 1 \).
4. *Perhitungan Nilai Akhir*
Setelah normalisasi data dan penentuan bobot kriteria, nilai akhir untuk setiap alternatif dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara nilai normalisasi dan bobot untuk setiap kriteria, seperti berikut:
\[
V_i = \sum_{j=1}^{n} w_j \cdot X_{ij}
\]
di mana \( V_i \) adalah nilai akhir untuk alternatif ke-i.
5. *Perankingan Alternatif*
Alternatif (pemasok bahan baku) kemudian diberi peringkat berdasarkan nilai akhir yang telah dihitung. Alternatif dengan nilai tertinggi dianggap paling layak untuk dipilih sebagai pemasok bahan baku pembuatan tempe.
3.4 JADWAL PENELITIAN
di buat satu semester dari januari-juni
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data dengan Metode SAW
Dalam menganalisis pemilihan pemasok terbaik dengan menggunakan metode SAW mempunyai beberapa tahapan, yaitu
tahap penentuan alternatif dan kriteria, penentuan bobot kriteria, penentuan atribut benefit dan cost, pemberian nilai rating
kecocokan, normalisasi matriks, dan perangkingan hasil rekomendasi alternatif.
Perhitungan yang dilakukan akan
menghasilkan nilai dari setiap pemasok sehingga akan didapatkan keputusan atau solusi
yang paling tepat untuk UMKM pembuatan tempe.
1. Penentuan Alternatif dan Kriteria
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemilik UMKM pembuatan tempe didapatkan beberapa alternatif pemasok kedelai untuk bahan baku pembuatan tempe, yaitu pada tabel 1.
Kode Alternatif
A1 Bpk Abdul
A2 Bpk Ali
A3 Bpk Uus
A4 Bpk Herman
A5 Bpk Andri
Table 1.(Alternatif pemasok)
selanjutnya berdasarkan dari referensi jurnal yang berhubungan dengan tema pemilihan pemasok serta wawancara yang di lakukan dengan pemilik UMKM pembutan tempe di peroleh beberapa kriteria penilaian yang di butuhkan untuk menentukan pemasok yang akan di seleksi, yaitu pada tabel 2.
Kriteria Keterangan
Kriteria (C1) Harga
Kriteria (C2) Kualitas
Kriteria (C3) Pengiriman
Kriteria (C4) Jarak
Kriteria (C5) Pelayanan
Table 2.(Kriteria penilaian)
Keterangan dari kriteria-kriteria di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kriteria 1(C1) Harga, yaitu berapa harga kedelai yang dijual oleh pemasok.
b. Kriteria 2(C2) Kualitas, yaitu seberapa baik kualitas kedelai yang dijual oleh pemasok.
c. Kriteria 3(C3) pengiriman, yaitu seberapa lama pengiriman nya.
d. Kriteria 4(C4) jarak, yaitu seberapa jauh jarak tempat pemasok.
e. Kriteria 5(C5) Pelayanan, yaitu pelayanan dari pemasok terkait komplain.
2. Penentuan Bobot Kriteria
Bobot kriteria dari masing-masing atribut didapatkan dari pemilik UMKM pembuatan tempe yang memberikan penilaian untuk
pemasok bahan baku produk tempe yang akan dijadikan sebagai pemasok terbaik.
Berikut ini bobot yang diberikan
oleh pemilik UMKM pembuatan tempe untuk setiap kriteria sebagai penilaian untuk pemilihan pada tabel 3.
Harga (C1) 25%
kualitas (C2) 30%
pengiriman (C3) 20%
jarak (C4) 10%
Pelayanan (C5) 15%
Table 3. (Bobot Kriteria)
3. Pemberian Nilai Rating Kecocokan
Pemberian nilai rating kecocokan dari setiap kriteria penilaian pemasok dengan atribut benefit didapatkan dari beberapa
referensi jurnal yang berhubungan dengan tema pemilihan pemasok serta wawancara yang dilakukan dengan pemilik
UMKM pembuatan tempe sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut.
a. Kriteria Nilai Kualitas
Kualitas Nilai
Sangat baik 3
Cukup Baik 2
Kurang baik 1
Table 4. (Rating Kecocokan)
b. Kriteria nilai pengiriman
Pengiriman Nilai
Sangat baik 3
Cukup baik 2
Kurang baik 1
Table 5. (Rating Kecocokan Pengiriman)
c. Kriteria nilai jarak
Pengiriman Nilai
Dekat 3
Jauh 2
Sangat jauh 1
Table 7. (Rating Kecocokan Pengiriman)
d. Kriteria nilai pelayanan
Pengiriman Nilai
Sangat baik 3
Cukup baik 2
Kurang baik 1
Pengiriman Nilai
Table 8. (Rating Kecocokan Pelayanan)
Kemudian dari data kecocokan di atas di peroleh data hasil konversi untuk pemberian nilai setiap alternatif pemasok ada pada tabel 9.
Alternative C1 C2 C3 C4 C5
A1 11.200 3 2 3 3
A2 11.000 2 3 3 2
A3 11.800 3 3 2 3
A4 11.000 2 2 2 3
Table 9. (Data hasil Konversi)
4. Normalisasi
Nilai maksimal setiap kriteria
C1 11.800
C2 3
C3 3
C4 3
C5 3
Table 10. (nilai maksimal setaip kriteria)
HASIL NORMALISASI
C1 C2 C3 C4 C5
0.9333333333 1 0.6666666667 1 1
0.9166666667 0.6666666667 1 1 0.6666666667
0.9833333333 1 1 0.6666666667 1
0.9166666667 1 0.6666666667 0.6666666667 1
1 1 1 0.6666666667 1
Alternative Kriteria penilaian
C1 C2 C3 C4 C5
A1 11,200 3 2 3 3
A2 11,000 2 3 3 2
A3 11,800 3 3 2 3
A4 11,000 3 2 2 3
A5 12,000 3 3 2 3
NILAI MAKSIMAL
C1 12,000
C2 3
C3 3
C4 3
C5 3
NORMALISA SI
C1 C2 C3 C4 C5
A1 0,933333
333 1 0,666666
667 1 1
A2 0,916666 667
0,666666
667 1 1 0,666666
667 A3 0,983333
333 1 1 0,666666
667 1
A4 0,916666
667 1 0,666666
667
0,666666
667 1
A5 1 1 1 0,666666
667 1
NILAI BOBOT
C1 0,25
C2 0,30
C3 0,20
C4 0,10
C5 0,15
JUMLAH 1,00
NILAI SETIAP KRITERIA [0.25 ; 0.30 ; 0,20 ; 0.15 ; 0.10]
PERFERNIS
C1 C2 C3 C4 C5 HASIL
V1 0,233333
333 0,3 0,133333
333 0,1 0,15 0,91666 67
V2 0,229166
667 0,2 0,2 0,1 0,1 0,82916
67
V3 0,245833
333 0,3 0,2 0,066666
667 0,15 0,9625
V4 0,229166
667 0,3 0,133333 333
0,066666
667 0,15 0,87916 67
V5 0,25 0,3 0,2 0,066666
667 0,15 0,96666 67
MAKA DARI HASIL PERHITUNGAN PREFRENSI DAPAT DI TENTUKAN PEMASOK YANG DI PILIH YANG LEBIH LAYAK DARI PEMASOK LAIN, YAITU : DENGAN NILAI TERTINGGI 0,96666666 BAPAK ANDRI
V. PENUTUP 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan menggunakan metode SAW dapat disimpulkan bahwa metode SAW memiliki beberapa tahapan penting, yaitu penentuan alternatif dan kriteria, penentuan bobot kriteria, penentuan atribut benefit dan cost, pemberian nilai rating kecocokan, normalisasi matriks, dan perangkingan hasil rekomendasi alternatif.
Perhitungan ini menghasilkan nilai dari setiap pemasok, sehingga didapatkan keputusan atau solusi yang paling tepat untuk UMKM pembuatan tempe. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara, sehingga memudahkan dalam menentukan pemasok secara tepat dengan memilih pemasok dengan peringkat terbaik.
Dari analisis perhitungan menggunakan metode SAW, didapatkan rekomendasi bahwa pemasok terbaik adalah alternatif A5 atau Bapak Andri, dengan nilai tertinggi 0,9666666. Oleh karena itu, Bapak Andri layak dijadikan sebagai pemasok kedelai untuk UMKM pembuatan tempe
5.2 SARAN
1. Penggunaan Metode Lain
Selain metode SAW, disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan metode lain dalam sistem pendukung keputusan, seperti Analytic Hierarchy Process (AHP) atau Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan membandingkan hasilnya.
2. Peningkatan Kriteria Penilaian
Disarankan untuk memperluas dan memperdalam kriteria penilaian pemasok dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang relevan, seperti keberlanjutan lingkungan, reputasi pemasok, dan umpan balik dari pelanggan sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif dan holistik.
3. Evaluasi Berkala
Disarankan untuk melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja pemasok yang dipilih dan efektivitas sistem pendukung keputusan yang digunakan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sistem tetap relevan dan dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan kondisi pasar.
4. Kolaborasi dengan Pemasok
Disarankan untuk membangun hubungan kolaboratif dengan pemasok terpilih, seperti Bapak Andri, untuk memastikan kelancaran pasokan kedelai dan untuk menegosiasikan kondisi yang saling menguntungkan. Kolaborasi yang baik dapat meningkatkan kualitas dan konsistensi bahan baku yang diterima.
DAFTAR PUSTAKA
3919-10835-1-PB. (n.d.).
Apriliani, A. R., Mahfudhi, M. I., & Efendi, Y. (2020). PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER IKAN SEGAR UKM USAHA SAHABAT KUTAI KARTANEGARA. In Teknik Industri UMS.
Asa Citra Clarisa, D., Andrian Rivaldi, A., & Nur Afiani, W. (2023). Pemilihan Supplier Jamu Ibu Sami Menggunakan Metode AHP Taguchi Loss Function SAW. In Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) (Vol.
6, Issue 2).
Deni Wahyudi, A., Korespondensi, P., & Rahman Isnain, A. (2023). Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemilihan Distributor Terbaik. Journal of Artificial Intelligence and Technology Information (JAITI), 1 (2). https://doi.org/10.58602/jaiti.v1i2.41
Dwiyana, R., Djumiati Sitania, F., & Kartika Rahayu, D. (n.d.). PEMILIHAN SUPPLIER TANDAN BUAH SEGAR (TBS) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN TOPSIS PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT.
fdaywin,+5+Suvalen+47+sd+59. (n.d.).
Hariono, B., Rekayasa Pangan, T., Pertanian, T., & Negeri Jember, P. (2024). The Selection of Lemuru Fish Raw Material Suppliers in PT. X Using the TOPSIS Method. In Februari (Vol. 1, Issue 2).
Oleh, D. (n.d.). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PRIORITAS DAN SUPPLIER BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS DAN SAW.
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2022. (n.d.).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Putra, A. A. (2023a). PEMANFAATAN METODE AHP DAN TOPSIS PADA PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU UMKM. In Idealis: Indonesia Journal Information System (Vol. 6, Issue 2).
http://jom.fti.budiluhur.ac.id/index.php/IDEALIS/indexAndikaAtnantaPutra|http://
jom.fti.budiluhur.ac.id/index.php/IDEALIS/index|
Putra, A. A. (2023b). PEMANFAATAN METODE AHP DAN TOPSIS PADA PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU UMKM. In Idealis: Indonesia Journal Information System (Vol. 6, Issue 2).
http://jom.fti.budiluhur.ac.id/index.php/IDEALIS/indexAndikaAtnantaPutra|http://
jom.fti.budiluhur.ac.id/index.php/IDEALIS/index|
Rachmawati, N. L., Anggiane Iskandar, Y., Dharmapatni, M. R., Jaariyah, D. A., Gede, D., Ariani, D., Nancy, P., & Layman, D. (n.d.). Pemilihan Pemasok Telur Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: UD Mega Timur Bajawa, Nusa Tenggara Timur).
https://doi.org/10.37817/ikraith-teknologi.v8i1
Sahar, D. P., Kakerissa, A. L., Aminah, S., & Huat, A. (2022). ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER IKAN ASAP MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. Agustus, 16(2).
Sinaga, A. S. R. (2020). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KUALITAS TEMPE SIAP JUAL DENGAN METODE WEIGHT PRODUCT. Jurnal Teknoif, 8(2), 53.
https://doi.org/10.21063/jtif.2020.v8.2.53-58
Sukendar, I., Sugiyono, A., & Prasetyo, B. A. (n.d.). PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU KAIN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS).
Yuneta, T. O., Aprian, F. N., & Sinaga, D. S. (n.d.-a). Analisis Prioritas Pemilihan Supplier Pembelian Bahan Baku Menggunakan Metode TOPSIS Pada UD. XYZ. https://doi.org/10.20895/trinistik.V3i1.1409 Yuneta, T. O., Aprian, F. N., & Sinaga, D. S. (n.d.-b). Analisis Prioritas Pemilihan Supplier Pembelian Bahan
Baku Menggunakan Metode TOPSIS Pada UD. XYZ. https://doi.org/10.20895/trinistik.V3i1.1409
(3919-10835-1-PB, n.d.; Fdaywin,+5+Suvalen+47+sd+59, n.d.; PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2022, n.d.; Apriliani et al., 2020; Asa Citra Clarisa et al., 2023; Deni Wahyudi et al., 2023; Dwiyana et al., n.d.; Hariono et al., 2024; Oleh, n.d.;
Putra, 2023a, 2023b; Rachmawati et al., n.d.; Sahar et al., 2022; Sinaga, 2020; Sukendar et al., n.d.;
Yuneta et al., n.d.-a, n.d.-b)