• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

4.1.1 Data Kriteria Lingkungan Pemasok PT. TMMIN

Kriteria-kriteria lingkungan yang ditetapkan oleh SHE(Safety, Health and Environment) Division sebagai penilaian ke-”hijau”-an pemasok PT. TMMIN dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. ISO 140001 Certification : merupakan kriteria berdasarkan sertifikasi ISO 140001 yang telah diterima oleh pemasok PT. TMMIN

2. Environment Complaints : merupakan kriteria yang didasarkan pada komplain yang berkaitan dengan lingkungan selama 1 tahun terakhir baik di sekitar lingkungan daerah pemasok

3. Comply Regulation : merupakan kriteria lingkungan yang didasarkan pada peraturan pemerintah yang telah dijalankan pemasok untuk menjaga keseimbangan lingkungan sekitar

4. Environment Risk Action : merupakan kriteria yang didasarkan pada penanggulangan resiko jika terjadi bahaya terhadap lingkungan yang dikarenakan aktifitas industri pemasok

5. Waste Reduction : merupakan kriteria yang didasarkan pada bagaimana pemasok dapat mengurangi limbah hingga menghilangkannya sama sekali (Zero Waste)

6. Energy Saving (Water, Fuel, Electricity) : merupakan kriteria lingkungan yang didasarkan pada pemakaian air, bahan bakar dan listrik dalam melakukan aktifitas produksi oleh pemasok

(2)

Dari keenam kriteria di atas dilakukan penilaian menggunakan kuesioner dengan acuan penilaian sebagai berikut :

1. Kriteria ISO 140001 Certification memiliki kemungkinan nilai 1-3 dengan keterangan 1 = belum ada, 2 = sedang berjalan dan 3 = sudah ada

2. Kriteria Environment Complaints memiliki kemungkinan nilai 1-5 dengan keterangan 1 = sangat banyak, 2 = banyak, 3 = cukup, 4 = sedikit dan 5 = tidak ada

3. Kriteria Comply Regulation memiliki kemungkinan nilai 1-5 dengan keterangan 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = bagus dan 5 = sempurna

4. Kriteria Environment Risk memiliki kemungkinan nilai 1-5 dengan keterangan 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = bagus dan 5 = sempurna

5. Kriteria Waste Reduction memiliki kemungkinan nilai 1-5 dengan keterangan 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = bagus dan 5 = sempurna

6. Kriteria Energy Saving (Water, Fuel, Electricity) memiliki kemungkinan nilai 1-5 dengan keterangan 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = bagus dan 5 = sempurna

Karena dalam pelaksanaannya kuesioner kepada pemasok PT. TMMIN tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka penulis hanya menggunakan kriteria-kriteria lingkungan yang diusulkan pihak SHE(Safety, Health and Environment) dan melakukan penilaian kuesioner dengan membangkitkan bilangan acak yang berdistribusi uniform. Hasil pembangkitan bilangan acak untuk penilaian masing-masing pemasok PT. TMMIN dapat dilihat pada lampiran tabel 4.1 Kuesioner

Kriteria Lingkungan

Data kriteria lingkungan pemasok tersebut selanjutnya akan dilakukan pengelompokkan untuk menentukan warna pemasok menjadi hitam, merah, kuning dan hijau menggunakan metode pengelompokkan yang diusulkan yaitu Genetic K-means

(3)

4.1.2 Data Kriteria Procurement Pemasok PT. TMMIN

Kriteria-kriteria procurement yang ditetapkan Purchasing Division sebagai penilaian rekomendasi pemasok yang akan dipilih PT. TMMIN dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Harga : merupakan kriteria procurement yang berkaitan dengan harga produk yang ditawarkan oleh calon pemasok kepada PT. TMMIN

2. Kualitas : merupakan kriteria procurement yang didasarkan pada kualitas produk yang ditawarkan oleh calon pemasok kepada PT. TMMIN

3. Waktu Pengiriman : merupakan kriteria procurement yang didasarkan pada waktu pengiriman produk yang ditawarkan dari tempat calon pemasok ke PT. TMMIN

4. Hijau : merupakan kriteria procurement yang ditambahkan untuk dapat mengimplementasikan green procurement untuk dapat menghasilkan green product oleh PT. TMMIN yang dimulai dari produk para pemasok. Kriteria ini adalah hasil pengelompokkan data kriteria lingkungan menggunakan Genetic K-Means

Dari keempat kriteria di atas dilakukan penilian menggunakan kuesioner yang nilainya juga dibangkitkan menggunakan bilangan acak berdistribusi uniform dengan kemungkinan nilai antara 1-10. Khusus untuk kriteria keempat, penilaian dilakukan dengan cara mengkonversi hasil pengelompokkan dengan acuan sebagai berikut :

1. kelompok pertama : pemasok hitam penilaian dikonversikan menjadi 2 2. kelompok kedua : pemasok kuning penilaian dikonversikan menjadi 6 3. kelompok ketiga : pemasok hijau penilaian dikonversikan menjadi 8 4. kelompok keempat : pemasok merah penilaian dikonversikan menjadi 4 Nilai konversi adalah penetapan nilai yang telah ditentukan oleh pihak SHE(Safety, Health and Environment) Division. Sedangkan penentuan warna pemasok didasarkan pada hasil pengelompokkan dan melakukan pembobotan langsung pada hasil centroid

(4)

maksimal yang dihasilkan. Hasil pembangkitan bilangan acak untuk penilaian masing-masing pemasok PT. TMMIN dapat dilihat pada lampiran tabel 4.2

Kuesioner Kriteria Procurement

Dari data kriteria procurement tersebut langkah selanjutnya adalah melakukan pembobotan tiap-tiap pemasok menggunakan metode AHP(Analityc Hierarchy Process) untuk mendapatkan rekomendasi pemasok hijau yang diharapkan

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Pengelompokkan Data menggunakan Algoritma Genetic K-Means

Pengelompokkan data pemasok berdasarkan kriteria-kriteria lingkungan untuk menentukan warna pemasok menggunakan algoritma Genetic K-Means yang telah dibuatkan programnya dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Parameter Pengelompokkan Data

Dalam penelitian sebelumnya penulis telah melakukan eksperimen bahwa untuk mendapatkan hasil pengelompokkan data yang optimal yaitu menggunakan parameter genetika untuk probabilitas crossover disekitaran 0.8-0.9 dan probabilitas mutasi

(5)

disekitaran 0.1-0.2. Maka dalam penelitian kali ini dipilihlah nilai 0.8 untuk probabilitas crossover dan 0.1 untuk probabilitas mutasi. Kemudian dilakuakan proses pengelompokkan yang memerlukan waktu 38.141 detik, sehingga terlihat proses pengelompokkan yang dapat digambarkan seperti di bawah

(6)

Gambar 4.3 Proses Tiap Iterasi 2

(7)

Gambar 4.5 Proses Tiap Iterasi 4

(8)

Gambar 4.7 Hasil Akhir Pengelompokkan

Terlihat bahwa hasil akhir pengelompokkan menggunakan algoritma Genetic K-Means menggunakan 6(enam) kriteria lingkungan menjadi 4(empat) kelompok memiliki total jarak dalam kelompok sebesar 399.831. Hasil pengelompokkan tiap-tiap pemasok PT. TMMIN terhadap kriteria lingkungan dapat disajikan pada lembar lampiran tabel 4.3 Hasil Pengelompokkan menggunakan Genetic K-Means

4.2.2 Penentuan Warna Pemasok dan Konversi Nilai

Setelah didapatkan nilai kelompok masing-masing pemasok. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan warna pemasok dengan menggunakan pembobotan langsung dari optimum centroid dari tiap-tiap kelompok.

Optimum Centroid dari tiap-tiap kelompok yang dihasilkan dapat disajikan sebagai berikut :

(9)

Kelompok *K1 *K2 *K3 *K4 *K5 *K6 1 1.951 3.586 2.195 2.172 1.805 2.732 2 2.083 3.292 1.895 3.395 3.250 3.792 3 2.182 4.302 4.183 2.787 3.484 2.820 4 2.250 1.678 3.588 2.751 2.840 2.982 *K = Kriteria

Tabel 4.1 Optimum Centroid Tiap-tiap Kelompok

Pembobotan langsung untuk penentuan warna pemasok dilakukan dengan menjumlahkan semua kriteria yang dimiliki tiap-tiap kelompok. Perhitungan pembobotan langsung dapat disajikan sebagai berikut :

a. Kelompok 1 : 1.951 + 3.586 + 2.915 + 2.172 + 1.805 + 2.732 = 14.440 b. Kelompok 2 : 2.083 + 3.292 + 1.895 + 3.395 + 3.250 + 3.792 = 17.708 c. Kelompok 3 : 2.182 + 4.302 + 4.183 + 2.787 + 3.484 + 2.820 = 19.757 d. Kelompok 4 : 2.250 + 1.678 + 3.588 + 2.751 + 2.840 + 2.982 = 16.089

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa kelompok 1 adalah pemasok hitam, kelompok 2 adalah pemasok kuning, kelompok 3 adalah pemasok hijau dan kelompok 4 adalah pemasok merah.

Setelah melakukan penentuan warna pemasok, maka langkah selanjutnya adalah melakukan konversi warna pemasok menjadi nilai numerik untuk selanjutnya digunakan dalam pengambilan keputusan menggunakan metode AHP(Analityc Hierarchy Process). Konversi nilai yang digunakan adalah penetapan dari pihak SHE(Safety, Health and Environment) Division PT. TMMIN yang dapat disajikan sebagai berikut :

Kelompok Warna Nilai Konversi

1 hitam 2 2 kuning 6 3 hijau 8 4 merah 4

(10)

4.2.3 Penentuan Bobot KPI Tiap-tiap Kriteria Procurement

Kriteria-kriteria procurement yang telah ditetapkan Purchasing Division PT. TMMIN dengan ditambahkan 1(satu) kriteria lingkungan hasil pengelompokkan selanjutnya akan dilakukan proses penentuan rekomendasi pemasok menggunakan metode AHP(Analytic Hierarchy Process). Dimana untuk dapat menggunakan metode tersebut maka tiap-tiap kriteria akan dilakukan pembobotan KPI(Key Performance Indicator).

Menentukan nilai prioritas KPI dilakukan dengan analisis perbandingan berpasangan dengan masing-masing kriteria. Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas setiap KPI dengan membandingkan masing-masing KPI. Dalam penelitian ini ada 4(empat) kriteria yang akan dibuatkan tabel KPI untuk dapat membantu memperoleh nilai prioritas tiap-tiap kriteria. Karena ada 4(empat) kriteria maka tabel matrik yang akan dibuat adalah 4x4 yang dapat disajikan sebagai berikut :

Kriteria Kualitas Harga Pengiriman Hijau

Kualitas 1 1/3 1 1/5

Harga 3 1 1/4 1/3

Pengiriman 1 4 1 1/8

Hijau 5 3 8 1

Tabel 4.3 Prioritas Perbandingan Tiap KPI

Pengisian nilai-nilai prioritas dilakukan oleh pihak Purchasing Division sesuai dengan penilain subyektif terhadap kriteria procurement untuk mewujudkan green procurement. Cara pengisian nilai-nilai di atas adalah mengikuti kaidah matematika yang menyebutkan jika A:B = X maka B:A = 1/X sehingga jika pengisian di atas dijabarkan akan memiliki perhitungan sebagai berikut :

1. KPI Kualitas : KPI Kualitas = 1 2. KPI Harga : KPI Kualitas = 3 3. KPI Harga : KPI Harga = 1 4. KPI Pengiriman : KPI Kualitas : 1 5. KPI Pengiriman : KPI Harga = 4

(11)

6. KPI Pengiriman : KPI Pengiriman = 1 7. KPI Hijau : KPI Kualitas = 5

8. KPI Hijau : KPI Harga = 3 9. KPI Hijau : KPI Pengiriman = 8 10. KPI Hijau : KPI Hijau = 1 11. KPI Kualitas : KPI Harga = 1/3 12. KPI Kualitas : KPI Pengiriman = 1 13. KPI Kualitas : KPI Hijau = 1/5 14. KPI Harga : KPI Pengiriman = ¼ 15. KPI Harga : KPI Hijau = 1/3 16. KPI Pengiriman : KPI Hijau = 1/8

Nilai prioritas yang diisikan ke dalam tabel prioritas KPI oleh Purchasing Division didasarkan pada tabel tingkat prioritas yang dapat disajikan sebagai berikut :

Nilai Tingkat Prioritas

1 KPI A sama penting dibanding dengan KPI B

3 KPI A sedikit lebih penting dibanding dengan KPI B

5 KPI A lebih penting dibanding dengan KPI B

7 KPI A sangat penting dibanding dengan KPI B

9 KPI A jauh sangat penting dibanding dengan KPI B

2,4,6,8 *) nilai tengah-tengah

Tabel 4.4 Tingkat Prioritas

Selanjutnya adalah menentukan bobot pada tiap KPI, nilai bobot ini berkisar antara 0-1 dan total bobot untuk setiap kolom adalah 1. Cara menghitung bobot tersebut yaitu dengan membagi angka setiap kotak matrik dengan penjumlahan angka dalam kolom yang sama. Tabel hasil perhitungan bobot dapat disajikan sebagai berikut :

KPI Kualitas KPI Harga KPI Pengiriman KPI Hijau

KPI Kualitas 0.1 0.04 0.098 0.121

KPI Harga 0.3 0.12 0.024 0.201

KPI Pengiriman 0.1 0.48 0.098 0.075

KPI Hijau 0.5 0.36 0.780 0.603

(12)

Bobot prioritas tiap KPI di atas didapatkan dari perhitungan matematika yaitu dengan cara membagi nilai setiap kotak dengan penjumlahan nilai dalam kolom yang sama. Perhitungan tiap-tiap kotak matrik dapat disajikan sebagai berikut :

1. (KPI Kualitas, KPI Kualitas) : 1/(1+3+1+5) = 0.1 2. (KPI Harga, KPI Kualitas) : 3/(1+3+1+5) = 0.3 3. (KPI Pengiriman, KPI Kualitas) : 1/(1+3+1+5) = 0.1 4. (KPI Hijau, KPI Kualitas) : 5/(1+3+1+5) = 0.5 5. (KPI Kualitas, KPI Harga) : 1/3 / (1/3+1+4+3) = 0.04 6. (KPI Harga, KPI Harga) : 1/(1/3+1+4+3) = 0.12 7. (KPI Pengiriman, KPI Harga) : 4/(1/3+1+4+3) = 0.48 8. (KPI Hijau, KPI Harga) : 3/(1/3+1+4+3) = 0.36

9. (KPI Kualitas, KPI Pengiriman) : 1/(1+1/4+1+8) = 0.098 10. (KPI Harga, KPI Pengiriman) : ¼ /(1+1/4+1+8) = 0.024 11. (KPI Pengiriman, KPI Pengiriman) : 1/(1+1/4+1+8) = 0.098 12. (KPI Hijau, KPI Pengiriman) : 8/(1+1/4+1+8) = 0.78

13. (KPI Kualitas, KPI Hijau) : 1/5 / (1/5+1/3+1/8+1) = 0.121 14. (KPI Harga, KPI Hijau) : 1/3 / (1/5+1/3+1/8+1) = 0.201 15. (KPI Pengiriman, KPI Hijau) : 1/8 / (1/5+1/3+1/8+1) = 0.075 16. (KPI Hijau, KPI Hijau) : 1/(1/5+1/3+1/8+1) = 0.603

Dengan menggunakan hasil perhitungan bobot prioritas tiap KPI maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan bobot masing-masing KPI yaitu dengan cara melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris Tabel 4.5 Bobot Prioritas

Tiap KPI dibagi dengan jumlah KPI sehingga diperoleh bobot masing-masing KPI

adalah :

a. KPI Kualitas : 0.1 + 0.04 + 0.098 + 0.121 / 4 = 0.09 (9 %) b. KPI Harga : 0.3 + 0.12 + 0.024 + 0.201 / 4 = 0.161 (16.1 %) c. KPI Pengiriman : 0.1 + 0.48 + 0.098 + 0.075 / 4 = 0.188 (18.8 %) d. KPI Hijau : 0.5 + 0.36 + 0.78 + 0.603 / 4 = 0.561 (56.1 %)

(13)

Sehingga jumlah total bobot semua KPI = 1 (100 %) sesuai dengan kaidah pembobotan dimana jumlah total bobot harus bernilai 100 %

4.2.4 Penilaian Tiap-tiap Pemasok menggunakan Bobot KPI

Langkah selanjutnya untuk mendapatkan penilaian terhadap masing-masing pemasok untuk dijadikan rekomendasi pemasok hijau adalah dengan mengalikan tiap-tiap bobot KPI dengan tiap-tiap-tiap-tiap nilai kriteria untuk masing-masing pemasok. Dimana pemasok yang memiliki nilai total tertinggi berarti pemasok tersebut memiliki kemungkinan besar untuk dipilih sebagai pemasok PT. TMMIN karena pemasok tersebut dianggap cukup memenuhi kriteria green procurement yang diharapkan. Contoh perhitungan total nilai tiap-tiap kriteria dari 16 pemasok terhadap bobot KPI dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. 3MI = (2 x 0.09) + (8 x 0.161) + (7 x 0.188) + (2 x 0.561) = 3.91 2. ABA = (9 x 0.09) + (2 x 0.161) + (4 x 0.188) + (2 x 0.561) = 3.00 3. ACAP = (7 x 0.09) + (6 x 0.161) + (3 x 0.188) + (6 x 0.561) = 5.52 4. ACH = (2 x 0.09) + (1 x 0.161) + (4 x 0.188) + (4 x 0.561) = 3.34 5. ACI = (2 x 0.09) + (2 x 0.161) + (6 x 0.188) + (4 x 0.561) = 3.87 6. ADL = (8 x 0.09) + (4 x 0.161) + (5 x 0.188) + (4 x 0.561) = 4.55 7. ADM = (2 x 0.09) + (5 x 0.161) + (6 x 0.188) + (6 x 0.561) = 5.48 8. ADS = (6 x 0.09) + (3 x 0.161) + (2 x 0.188) + (4 x 0.561) = 3.64 9. ADV = (10 x 0.09) + (2 x 0.161) + (7 x 0.188) + (6 x 0.561) = 5.90 10. AGP = (1 x 0.09) + (8 x 0.161) + (5 x 0.188) + (6 x 0.561) = 5.69 11. AHI = (8 x 0.09) + (9 x 0.161) + (2 x 0.188) + (4 x 0.561) = 4.79 12. AII = (5 x 0.09) + (8 x 0.161) + (6 x 0.188) + (8 x 0.561) = 7.35 13. AIS = (5 x 0.09) + (5 x 0.161) + (8 x 0.188) + (4 x 0.561) = 5.00 14. AKU = (2 x 0.09) + (4 x 0.161) + (8 x 0.188) + (4 x 0.561) = 4.57 15. ALC = (6 x 0.09) + (5 x 0.161) + (3 x 0.188) + (4 x 0.561) = 4.15 16. AMA = (6 x 0.09) + (7 x 0.161) + (4 x 0.188) + (6 x 0.561) = 5.78

(14)

Dari hasil perhitungan total nilai kriteria masing-masing pemasok terhadap bobot KPI didapatkan urutan pemasok dengan nilai tertinggi hingga terendah yang dapat dilihat pada lampiran tabel 4.9 Penilain Pemasok menggunakan Bobot KPI

Terlihat bahwa pemasok dengan nilai total tertinggi adalah SIW dengan total nilai 7.74 dan pemasok dengan nilai total terendah adalah IGP dengan nilai total 1.84. Dapat dilihat juga bahwa penentuan rekomendasi pemasok hijau dengan menggunakan metode pengambilan keputusan AHP sangat subyektif sesuai dengan tujuan perusahaan dalam menentukan pemasok pilihan

4.3 Analisis Data

Dari proses pengelompokkan 178 pemasok PT. TMMIN terhadap kriteria-kriteria lingkungan yang dihasilkan sebanyak 33 pemasok yang dikategorikan hijau yang artinya memenuhi kriteria hijau yang telah ditetapkan perusahaan. Selisih jumlah anggota pemasok terhadap warna pemasok dapat dikategorikan merata yaitu antara 8 sampai dengan 23 anggota. Artinya hasil pengelompokkan menggunakan algoritma yang diusulkan yaitu genetic K-Means memberikan hasil yang cukup optimal dalam mengelompokkan data.

Hasil pengelompokkan yang dikonversikan dengan nilai yang ditetapkan pengambil keputusan cukup mempengaruhi dalam pencarian rekomendasi pemasok menggunakan metode AHP. Sebab berbeda nilai konversi yang diberikan akan memberikan hasil yang cukup signifikan pada hasil AHP.

Metode pengambilan keputusan yang diusulkan yaitu AHP cukup memberikan hasil rekomendasi pemasok terhadap kriteria-kriteria green procurement yang sesuai dengan tujuan procurement pada perusahaan. Dimana penilaian skala prioritas benar-benar dijadikan penentuan bobot tiap-tiap kriteria sehingga hasil rekomendasi tidak keluar dari tujuan awal yaitu memberikan penilain tiap-tiap pemasok yang nantinya akan dipilih.

Gambar

Gambar 4.1 Parameter Pengelompokkan Data
Gambar 4.2 Proses Tiap Iterasi 1
Gambar 4.3 Proses Tiap Iterasi 2
Gambar 4.5 Proses Tiap Iterasi 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari rute terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari rute terbaik yang

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan lain yang berkaitan dengan Retribusi Izin Pemanfaatan Kayu Rakyat di Kabupaten Kuantan Singingi yang bertentangan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak bermakna antara derajat keparahan sirosis hati menurut klasifikasi Child kelas B

Gangguan jiwa seringkali menyebabkan ODHA tidak patuh terhadap pengobatan ARV dan tidak adanya penurunan perilaku berisiko. Gangguan jiwa dapat.. mempengaruhi ketaatan dalam minum

 Vitamin yang terkandung dalam minyak ikan adalah vitamin A dan D, sedangkan vitamin yang terkandung dalam tepung ikan adalah Vitamin E, K, B1, B2, B6, B12, Niasin, Biotin, Cholin

Aplikasi berbasis android mobile atau di sebut mobile learning (m-learning) dengan format apk yang berisi pembelajaran jaringan komputer yang mempermudah user/pengguna

kembangan luas tanaman yang cepat yaitu 45 persen setiap tahunnya. Sudah barang tentu pengusahaan tanaman pepaya akan berbeda dengan pengusahaan tanaman palawija. Ditinjau

berapa ban&ak petugas &ang akan anda tugaskan di bagian check in untuk menjamin bah(a penumpang berada dalam sistem 7rata)rata9 tidak lebih dari 1> menit Q