UPTD RSUD ASIH HUSADA
LANGENSARI
TATALAKSANA PAJANAN
NOMOR DOKUMEN XXX
NOMOR REVISI 0
HALAMAN 1/3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TANGGAL TERBIT 02 Januari 2023
DISAHKAN OLEH DIREKTUR
Wiwik Nursanti, d r., MMKes NIP. 19690816 200701 2 016 PENGERTIAN Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap petugas yang
tertusuk benda yang memiliki sudut tajam/runcing, kontak dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan sumber pajanan
TUJUAN 1. Mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk membersihkan serta melakukan dekontaminasi tempat pajanan
2. Melindungi petugas kesehatan, mahasiswa, petugas kebersihan, pengunjung dari perlukaan dan tertular penyakit seperti Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV. Mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk membersihkan serta melakukan dekontaminasi tempat pajanan .
KEBIJAKAN Kemenkes. 2017. PMK no. 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PROSEDUR 1. Pertolongan Pertama (25 menit)
a. Jangan Panik tetap selesaikan dalam waktu <4 jam dan melaporkan kejadian kepada PJ Ruangan/Ka.Tim (5 menit)
b. Tindakan pertama lokasi terpapar (10 menit):
Bila cairan tubuh terkena mata: bilas dengan air mengalir menggunakan eye wash selama 5 menit
Bila cairan tubuh terkena mulut segera kumur-kumur selama 1 menit lalu dibuang
Bila tertusuk jarum: segera bilas dengan air mengalir selama 1 menit, tidak dianjurkan menekan daerah yang tertusuk jarum c. Mencatat kronologi kejadian dan mengkaji ulang status sumber
pajanan dari rekam medis pasien (15 menit) 2. Penanganan Lanjutan (60 menit)
a. Melakukan tindak lanjut pasca pajanan ke IGD
b. Tentukan status kesehatan pasien sebagai pejanan terhadap status HIV (anti-HIV), HBV (HBSAg), dan HCV (anti-HCV)
3. Laporan dan Pendokumentasian (120 menit)
a. Laporan meliputi: hari, tanggal, jam, dimana, bagaimana kejadian, bagian mana yang terkena, penyebab, jenis sumber (darah, urin, feces) dan jumlah sumber yang mencemari (banyak/sedikit)
b. Tentukan status pasien untuk mengidentifikasi sumber benda tajam berasal dari pasien dengan riwayat sakit apa
c. Tentukan status petugas yang terpapar, seperti apakah menderita hepatitis B, apakah pernah mendapat imunisasi hepatitis B
d. Jika tidak diketahui sumber paparannya, petugas yang terpapar diperiksa status HIV (anti-HIV), HBV (HBSAg), dan HCV (anti-
HCV)
e. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan dalam masa inkubasi maka tidak perlu tindakan khusus untuk petugas, tetapi bila diragukan dapat dilakukan konseling
f. Pemberian Profilaksis Pasca Pajanan (PPP):
1) Pasca Pajanan HIV
a) Apabila status pasien didapati HIV, maka petugas harus diberikan Profilaksis Pasca Pajanan berupa ARV 4 jam setelah paparan, maksimal 48-72 jam, diberikan selama 28 hari
b) Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan c) Pertimbangkan konsultasi serta rujuk ke Poli Dalam 2) Pasca Pajanan Hepatitis B dengan pasien HBSAg positif
a) Jika pernah divaksinasi, periksa anti-HBs maka:
(1) Anti HBs titer ≤ 10, lakukan booster (2) Anti HBs titer ≥ 10, lakukan observasi b) Jika belum pernah divaksinasi maka:
(1) Segera vaksinasi sesuai standar (1 dosis HBIG dan seri vaksinasi hepatitis B)
(2) Cek HBSAg bulan ke 1, bulan ke 3, bulan ke 6 (3) Jika HBSAg positif, rujuk ke Poli Dalam
4. Laporan kejadian dilakukan oleh unit kerja tempat terjadinya kecelakaan kepada Tim PPI dan Tim K3RS (25 menit)
UNIT TERKAIT RIWAYAT HISTORI