• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPORTS REVIEW JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SPORTS REVIEW JOURNAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

27

SPORTS REVIEW JOURNAL

http://ojs.stkip-ypup.ac.id/index.php/srj Vol 1, No, 1, Juni 2020

p-ISSN: xxxx-xxxx dan e-ISSN: xxxx-xxxx DOI.xxx-xxx

Hubungan Antara Panjang Tungkai Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kecepatan Lari 100 Meter Pada Siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar

Auliya’ Insani Basri 1 Andi Hasriadi Hasyim 2Herman3

1,2,3 Penjaskesrek STKIP YPUP Makassar Email: auliyainsanibasri@gmail.com

Artikel info Artikel history:

Received; 02-05-2020 Revised: 13-05-2020 Accepted; 25-05-2020

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar; (2) Apakah ada hubungan antara daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar; (3) Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.Populasinya adalah keseluruhan siswa MA Muhammadiyah Bontorita. Sampel yang digunakan adalah siswa putra sebanyak 30 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi pearson product moment (r) dan analisis regresi ganda (R) pada taraf signifikan 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa;

(1) Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan kecepatan lari 100 meter siswa MA Muhammadiyah Bontorita dengan nilai korelasi pearson (r) sebesar 0,761; (2) Ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa MA Muhammadiyah Bontorita dengan nilai korelasi pearson (r) sebesar 0,778; (3) Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dan daya ledak tungkai secara bersama- sama dengan kecepatan lari 100 meter siswa MA Muhammadiyah Bontorita dengan nilai regresi ganda (R) sebesar 0,854, untuk nilai koefisien determinan sebesar 0,729 atau 72,9%.

Abstract. This study aims to determine; (1) Is there a relationship between leg length and the 100 meter running speed of MA Muhammadiyah Bontorita students, Galesong District, Takalar Regency; (2) Is there a relationship between the explosive power of the limbs and the 100 meter running speed of the students of MA Muhammadiyah Bontorita, Galesong District, Takalar Regency; (3) Is there a relationship between the length of the legs and the explosive power of the legs on the 100 meter running speed of the students of MA Muhammadiyah Bontorita, Galesong District, Takalar Regency. The population is all students of the MA Muhammadiyah Bontorita. The sample used was male students as many as 30 people. The technique of determining the sample is by selecting randomly by way of lottery (Simple Random Sampling). The data analysis technique used is

(2)

28 descriptive analysis, pearson product moment correlation coefficient analysis (r) and multiple regression analysis (R) at a significant level of 0.05. The results showed that; (1) There is a significant relationship between leg length and the 100 meter running speed of MA Muhammadiyah Bontorita students with a Pearson correlation value (r) of 0.761; (2) There is a significant correlation between leg explosive power and the 100 meter running speed of the Muhammadiyah Bontorita students with a Pearson correlation value (r) of 0.778; (3) There is a significant relationship between leg length and limb explosive power together with the 100 meter running speed of the Muhammadiyah Bontorita MA students with a multiple regression value (R) of 0.854, for a determinant coefficient value of 0.729 or 72.9%..

Kata kunci:

Panjang tungkai, daya ledak tungkai dan kecepatan lari 100 meter.

Coresponden author:

Email: xxxx@gmail.com artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY -4.0

PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang dan menuju arah tinggal landas, sehingga tidaklah mengherankan kalau pembangunan di segala bidang terus digerakkan.

Pembangunan di bidang pendidikan misalnya, mencakup tentang peningkatan pendidikan olahraga.

Sebagaimana dalam ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988, dijelaskan sebagai berikut:“Perlu makin ditingkatkan pendidikan jasmani dan olahraga di lingkungan sekolah, pengembangan olahraga prestasi, serta upaya menciptakan iklim yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi mengembangkan olahraga”.

Khusus di daerah Sulawesi Selatan, prestasi olahraga yang telah dicapai khususnya pada cabang olahraga atletik sudah merupakan cabang olahraga yang mampu membawa nama harum daerah kita ditingkat nasional. Hal ini terbukti dengan berhasilnya atlet-atlet kita dalam meraih beberapa prestasi dinomor-nomor atletik, seperti lari, lompat jauh dan sebagainya. Dengan keberhasilan tersebut bukan berarti kita harus berhenti sampai disitu, akan tetapi dijadikan sebagai pemicu untuk terus berusaha degan keras agar dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi lagi dan minimal dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapai.

Prestasi yang telah dicapai tersebut tentu tidak dapat terjadi tanpa didukung oleh berbagai faktor yang saling terkait.Seperti tersedianya pelatih yang baik, fasilitas dan alat yang bermutu, organisasi yang baik serta adanya suasana dorongan dari masyarakat maupun pemerintah, dan yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kemampuan atlet itu sendiri, dalam hal ini menyangkut tentang kemampuan fisiknya.

Peranan kemampuan fisik dalam menunjang prestasi olahraga tidak perlu diperdebatkan lagi, bagi yang memiliki kemampuan fisik yang tinggi tentu akan lebih berpeluang untuk berprestasi.

Seperti halnya pada olahraga atletik khususnya di nomor lari cepat 100 meter atau sprint, untuk mencapai hasil kemampuan lari yang optimal, maka harus didukung dengan kemampuan fisik yang memadai. Hal ini disebabkan karena tanpa kemampuan fisik maka sulit untuk mengembangkan dan menguasai teknik lari yang baik, begitu pula sebaliknya dengan kemampuan fisik yang memadai maka teknik pelaksanaan lari cepat 100 meter akan dapat ditampilkan dengan hasil baik.

Gerakan-gerakan yang ada pada cabang atletik. Nomor atletik menurut Soegito (1992:1) dalam Satun (2018:25) terdiri : nomor lompatan, nomor jalan atau lari, nomor lempar, didalam hal ini yang akan diteliti adalah nomor lari khususnya pada lari 100 meter. Aktivitas lari yang digunakan atau

(3)

29 dilakukan secara terprogram dengan beban kerja tertentu akan menghasilkan daya tahan aerobic atau anaerobic. Daya tahan aerobic dan anaerobic ini merupakan salah satu unsure yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi di setiap cabang olahraga, termasuk pada cabang atletik khusunya nomor lari 100 meter.

Lari jarak pendek menurut Muhtar (2011:12) adalah “suatu cara untuk berlari dimana atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secapat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (start) sampai melewati garis akhir (finish)”.

Di nomor lari 100 meter bagi siswa MA Muhammadyah Bontorita Kecamatan Gelesong Kabupaten Takalarpada beberapa tahun ikut disetiap kejuaraan antar pelajar namun masih belum bisa meraih prestasi dengan baik. Berkaitan dengan belum adanya prestasi yang pernah diraih maka diprediksikan karena tidak didukung oleh salah satu faktor kemampuan fisik yaitu panjang tungki dan daya ledak tungkai terhadap lari 100 meter.

Faktor penentu kecepatan secara khusus dalam atletik lari jarak pendek baik 60 meter maupun 100 meter, memiliki hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan lari. Karena kecepatan sprint ditentukan oleh: otot yang bekerja, panjang tungkai, frekwensi gerakan, teknik lari yang sempurna.

Dengan kecepatan dan kekuatan otot tungkai serta frekwensi gerakan kaki yang banyak dan jarak langkah yang sesuai akan mendapatkan kecepatan yang optimal.

Peranan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter adalah sangat penting. Karena dengan kekuatan daya ledak tungkai yang baik akan dapat melakukan tolakan atau dorongan badan kedepan yang kuat pada saat berlari, dan hal ini sangat menunjang dalam memperoleh hasil kecepatan lari yang tinggi. Olehnya itu panjang tungkai merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi kecepatan lari.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, sehingga dapat dikatakan bahwa panjang tungkai dan daya ledak tungkai yang dimiliki seseorang diprediksikan dapat memberikan hubungan yang nyata dengan kecepatannya dalam lari 100 meter.

Dengan demikian untuk lebih jelasnya masalah yang diteliti serta tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian ini, untuk itu judul penelitian ini adalah “Hubungan Antara Panjang Tungkai Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kecepatan Lari 100 Meter Pada Siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kebupaten Takalar”.

METODOLOGI ENEITIAN A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penelitian menggunakan jenis penelitian Korelasional. Menurut Andi Ibrahim, dkk (2018:47), penelitian korelasional (hubungan) adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih serta seberapa besar korelasi yang ada diantara variabel tersebut.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dan waktu penelitian ini pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

(4)

30 C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Priyono (2016:37) “metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena”.

1. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terlibat yakni variabel bebas dan variabel terikat.

Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitin ini sebagai berikut:

a. Variabel bebas yaitu:

- Panjang tungkai (X1) - Daya ledak tungkai (X2) b. Variabel terikat yaitu :

- Kecepatan lari 100 meter (Y) 2. Desain penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter.

Dengan demikian model desain penelitian yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Keterangan :

X1 = Panjang tungkai X2 = Daya ledak tungkai Y = Kecepatan lari 100 meter D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati dan manusia, di mana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati, menurut Syahrum dan Salim (2012:113). Adapun yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X dengan jumlah 100 siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecematan Galesong Kabupaten Takalar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, meurut Sugiyono (2018:81). Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari individu yang mewakili siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, yaitu siswa putera kelas X. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 siswa putera. Sampel tersebut diperoleh melalui pemilihan dengan menggunakan teknik random sampling secara undian.

(5)

31 E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengukuran Panjang Tungkai

Panjang tungkai yang dimaksud adalah keadaan yang menggambarkan tentang anggota gerak tubuh bagian bawah yang terdiri dari beberapa komponen yaitu pinggul, paha, betis dan kaki. Untuk mengetahui panjang tungkai seseorang akan diukur dengan menggunakan meteran (skala centimeter) yang pengukuran dimulai dari persendian dari tulang paha bagian atas (trochantor maayor) sampai ke lantai.

2. Tes daya ledak tungkai(standing broad jump test)

Daya ledak tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai seseorang dalam mengatasi tahanan atau beban yang diterimanya dalam keadaan bergerak atau berkontrksi.

3. Tes Lari Cepat 100 Meter

Tes kecepatan lari sprint 100 meter diukur dengan menggunakan tes lari sejauh 100 meter.

Dalam Saputra (2014:35), adapun prosedur pelaksanaan tes kecepatan lari sprint 100 meter.

F. Teknis Analisis Data

Setelah seluruh data penelitian ini terkumpul yakni panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar maka selanjutnya data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian iniakan dianalisis dengan menggunakan bantuan fasilitas komputer yaitu program SPSS versi 21.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil-hasil analisis deskriptif, pengujian normalitas data, dan analisis statistik parametrik. Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara umum data variabel-variabel penelitian. Pengujian normalitas data adalah untuk mengetahui bahwa data variabel-variabel penelitian berdistribusi normal, yang merupakan syarat untuk melanjutkan analisis lebih lanjut ke arah statistik parametrik. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis melalui analisis koefisiensi korelasi (r) dan analisis regresi (R).

A. Penyajian Hasil Analisis Data

1. Rangkuman hasil analisis deskriptif data

Data variabel-variabel penelitian yang diperoleh yakni: panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Data-data tersebut akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan rumus-rumus statistik.

a. Data panjang tungkai diperoleh rata-rata sebesar 85,57 cm dan standar deviasi sebesar 2,144 cm, nilai maksimum 90 cm dan nilai minimum 81 cm.

b. Data daya ledak tungkai diperoleh rata-rata sebesar 211,10 cm dan standar deviasi sebesar 37,865 cm, nilai maksimum 297 cm dan nilai minimum 150 cm.

c. Data kecepatan lari 100 meter diperoleh rata-rata sebesar 14,1793 detik dan standar deviasi sebesar 1,19757 detik, nilai maksimum 16,65 detik dan nilai minimum 12,06 detik.

2. Uji Pensyaratan Analisis

Sebelum dilakukan uji statistik lebih lanjut, diadakan uji normalitas data masing-masing variabel, yang berfungsi untuk mengetahui normal atau tidak normalnya sebaran data penelitian, serta berfungsi untuk menentukan teknik analisis data apa yang dipakai. Pengujian data normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov.

Kriteria untuk menyatakan apakah data berasal dari sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien Sig. Atau nilai probabilitas dengan 0.05 (taraf Signifikan). Apabila nilai P lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang berarti

(6)

32 tidak signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Sebaliknya apabila P-Value lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusikan tidak normal.

Hasil pengujian normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov diatas dapat diketahui hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

a. Variabel panjang tungkai (X1) pada tabel diatas menunjukkan bahwa data tersebut berada pada sebaran normal, karena nilai yang diperoleh KS-Z = 0,657 (P = 0,781>0.05).

b. Variabel daya ledak tungkai (X2) pada tabel diatas menunjukkan bahwa data tersebut berada pada sebaran normal, karena nilai yang diperoleh KS-Z = 0,429 (P = 0,993>0,05).

c. Variabel kecepatan lari 100 meter (Y) pada tabel diatas menunjukkan bahwa data tersebut berada pada sebaran normal, karena nilai yang diperoleh KS-Z = 0,470 (P = 0,980>0,05).

B. Hasil pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis koefisien korelasi (r) dan regresi (R) pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter.

1. Hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasional data panjang tungkai dengan kecepatan lari 100 meter. Diperoleh nilai korelasi (r) = 0,761 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji koefisien nilai t diperoleh 8,628 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil daro 0,05, maka H0 di tolak dan H1 diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau panjang tungkai bebar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kepatan lari 100 meter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

2. Hubungan antara daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasional data daya ledak tungkai dengan kecepatan lari 100 meter. Diperoleh nilai korelasi (r) = 0,778 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji koefisien nilai t diperoleh 24,081 dengan tingkat sgnifikan 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka H0 di tolak dan H1 diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau daya ledak tungkai bebar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kepatan lari 100 meter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

3. Hubungan antara panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasional data panjang tungkai dan daya ledak tungkai dengan kecepatan lari 100 meter. Diperoleh nilai regresi (R) = 0,854 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) = 0,729. Hal ini berarti 72,9% kecepatan lari 100 meter dijelaskan oleh panjang tungkai dan daya ledak tungkai, sedangkan sisanya (100% - 72,9% = 27,1%) dijelaskan oleh variabel-variabel yang belum menjadi variabel penelitian. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 36,324 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil daro 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksikan kecepatan lari 100 meter. Dari uji koefisien nilai t diperoleh 6,915 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil daro 0,05, maka H0 di tolak dan H1

diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau panjang tungkai dan daya ledak tungkai bebar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kecepatan lari 100 meter. Dengan demikian dapat disimpulkan

(7)

33 bahwa ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dan daya ledak tungkai dengan kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Pembahasan

1. Hipotesis pertama H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai, dengan kecepatan lari 100 meter pada MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya seperti yang dikemukakan oleh A. Syaefuddin (1997:29) dalan Andri Gunawan (2012:54) bahwa: Apabila seorang pelari memiliki otot panjang tidak menutup kemungkinan lebih besar kekuatan otot yang dimiliki. Panjang otot sama pentingnya dengan panjang tulang, semakin panjang otot semakin panjang tulangnya, dimungkinkan besar pula kekuatanya. Bahwa besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot yang kenyataanya apabila pelari yang memiliki tulang yang panjang tetapi tidak didukung otot yang panjang dan tidak memiliki kekuatan otot yang besar, makin besar serabut otot seseorang makin kuat pula otot tersebut dan makin panjang ukuran otot, makin kuat pula mereka. Panjang tungkai juga merupakan keuntungan kekuatan, karena dengan panjang tungkai dan exsplosif yang baik tidak menutup kemungkinan semakin panjang otot yang dimiliki, karena besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Makin panjang otot makin kuat pula untuk bergerak. Panjang tungkai juga dapat dijelaskan bahwa bentuk sumbangan dapat dinyatakan apabila suatu obyek yang bergerak pada panjang tungkai yang panjang akan meiliki kecepatan linier yang lebih besar daripada obyek yang bergerak pada panjang tungkai yang pendek. Kecepatan angulernya dibuat konstan maka panjang radius makin besar daripada kecepatan liniernya, jadi lebih menguntungkan kalau digunakan tungkai yang panjang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswa memiliki panjang tungkai yang baik, akan menghasilkan kecepatan lari yang kuat sehingga menghasilkan lari yang jauh. Oleh sebab itu salah satu jenis kondisi fisik yang perlu dikembangkan pada olahraga adalah unsur kecepatan reaksi kaki. Namun harus disadari bahwa unsur fisik ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus didukung dan dikombinasikan dengan unsur fisik yang lain seperti daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter.

2. Hipotesis kedua H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai dengan kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang dikumukakan oleh Harsono (1988:200) dalam Andri Gunawan (2012:55), sebagai berikut : Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengarahkan tenaga yang eksplosif seperti nomor-nomor lempar dalam atletik dan melempar dalam softball.

Juga dalam cabang olahraga yang mengharuskan atlet menolak dengan kaki, nomor lompat dalam atletik, sprint, voli (untuk smash) dan nomor-nomor yang ada unsur ekselerasi (percepatan) seperti lari, balap sepeda, mendayung, renang dan sebagainya. Unsur fisik daya ledak tungkai digunakan pada lari cepat 100 meter yaitu pada saat berlari mengambil star, pada saat berlari dengan kecepatan maksimal dan saat memasuki garis finish. Dapat dijelaskan bahwa apabila siswa memiliki daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter adalah sangat penting, karena dengan kekuatan daya ledak tungkai yang baik akan dapat melakukan tolakan atau dorongan badan kedepan yang kuat pada saat berlari, dan hal ini sangat menunjang dalam memperoleh hasil kecepatan lari yang tinggi.

3. Hipotesis ketiga H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan secara bersama- sama panjang tungkai dan daya ledak tungkai dengan kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dua variabel bebas ini secara bersama-sama memberikan hubungan yang nyata dengan kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Panjang tungkai adalah komponen kondisi fisik yang terdapat pada paha, betis dan kaki. Panjang tungkai dalam kaitannya pada saat melakukan lari dimanfaatkan dengan mengarahkan kecepatan lari yang maksimal. Maka dari itu, seseorang yang mempunyai panjang tungkai yang panjang akan memiliki kecepatan yang besar pada saat lari. Sedangkan daya ledak tungkai merupakan faktor pendukung dalam melakukan lari. Daya ledak tungkai juga difungsikan

(8)

34 untuk membantu mendorong kedepan yang kuat pada saat lari sehingga kecepatan lari yang dilakukan dapat maksimal. Atau dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter, ada hubungan yang signifikan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter, pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

PENUTUP Kesimpulan

1. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

2. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa MA Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Saran

1. Bagi para guru penjas, pembina maupun pelatih cabang olahraga atletik, bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam olahraga atletik khususnya lari bagi siswa atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti panjang tungkai dan daya ledak tungkai.

2. Bagi para siswa atau atlet, direkomendasikan bahwa atlet atau siswa perlu membekali diri mengenai pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan dan memiliki kemampuan fisik guna dapat lebih meningkatkan kemampuan lari dengan maksimal.

3. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agara melibatkan variabel-variabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Sukma. 2016. Buku Olahraga Paling Lengkap. Pamulang : ILMU Bumi pamulang.

Gunawan, Andri. 2012.Hubungan panjang tungkai dan daya ledak tungkai dengan kemampuan lari 50 meter pada murid SDInpres kassi-kassi 1 makassar. skripsi. Makassar : Universitas Negeri

Makassar. (online)

http://eprints.unm.ac.id/5088/1/hubungan%20panjang%20tungkai%20dan%20daya%20ledak%

20tungkai%20dengan%20kemampuan%20lari%2050%20meter%20murid%20sd%20inpres%20 kassi.docx. Diakses tanggal 3 Mei 2019.

Halim, NI & Anwar, K. 2018. Tes dan Pengukuran Dalam Bidang Keolahragaa. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Ibrahim, Andi dkk. 2018. Metodologi Penelitian. Makassar : Gunadarma Ilmu.

Muhtar, T. 2011. Atletik. Sumedang : Bintang Wali Artika.

Ngatman & Andriyani FD. 2017. Tes dan pengkuran untuk evaluasi dalam pendidikan jasmani dalam olahraga. Yogyakarta : Fadilatama.

Pradana, AA. 2013. Kontribusi tinggi badan, berat badan, dan anjang tungkai terhadap kecepatan lari cepat (sprint) 100 meter putra. Jurnal studi pada mahasiswa pendkesrek angkatan 2010 Universitas Negeri Surabaya. (online) http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal- kesehatan-olahraga/article/viewFile/1196/5062. Diakses tanggal 25 April 2019.

(9)

35 Priyono. 2016. Metode penelitian kunatitatif. Surabaya : Zifatama Publishing.

Purnomo, Eddy & Dapan. 2011. Dasar-dasar Gerak Atletik. Yogyakarta : Alfamedia.

Rahmat, Zikrur. 2015. Atletik dasar & lanjutan. Banda Aceh : LPPM STKIP BBG.

Saputra, RP. 2014. Hubungan antara waktu reaksi, power tungkai, dan daya tahan kecepatan dengan kecepaataan lari sprint 100 meter. Bandung : Universitas pendidikan indonesia. Skripsi.

(online) https://core.ac.uk/ download/pdf/144114755.pdf. Diakses tanggal 1 Agustus 2019.

Satun. 2018. Peningkatan hasil belajar lari cepat 100 m melalui metode latihan akselerasi. Jurnal pendidikan : riset & konseptual. 2 (1) : 25. (online) http://journal.unublitar.ac.id/pendidikan/index.php/Riset_Konseptual. Diakses tanggal 1 Mei 2019

Sudibji, Prijo, dkk. 2011. Diktat anatomi manusia. Yogyakarta : Laborarorium Anatomi FIK UNY.

Sugiyono. 2018. Motode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta CV.

Sehuddin. 2016. Pengaruh keseimbangan, daya ledak tungkai dan motivasi terhadap kemaampuan lomppat jauh pada siswa SMAN 11 Maros Baru Kabupaten Maros. (online) http://ojs.unm.ac.id/sportive/article/download /5470/3168. Diakses tanggal 1 Agustus 2019.

Syahrum & Salim. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung : Citapustaka Media.

Widiastuti. 2017. Tes dan pengukuran olahraga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi didapatkan sebesar 49,9% maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecepatan, daya ledak otot tungkai, dan panjang tungkai

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan, daya ledak otot tungkai dan panjang tungkai dengan