Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia
Yogurt Yogurt
ICS 67.100.10
ICS 67.100.10 Badan Standardisasi NasionalBadan Standardisasi Nasional
Daftar isi Daftar isi
Daftar
Daftar isi...isi... ii Prakata
Prakata ... iiiiii 1
1 Ruang Ruang lingkuplingkup... 11 2
2 Istilah Istilah dan dan definisidefinisi ... 11 3
3 Klasifikasi...Klasifikasi... 11 4
4 KomposisiKomposisi ... 11 5
5 Syarat Syarat mutu...mutu... 22 6
6 PengambilPengambilan an contohcontoh ... 22 7
7 Cara Cara ujiuji ... 33 8
8 Syarat Syarat lulus lulus uji...uji... 33 9
9 Higiene...Higiene... 33 10
10 PengemasaPengemasan...n... 33 11
11 Syarat Syarat penandaanpenandaan ... 33 Lampiran A (normatif) Cara
Lampiran A (normatif) Cara pengambilapengambilan contohn contoh yogurt yogurt ... 44 Lampiran B (normatif) Cara uji
Lampiran B (normatif) Cara uji yogurt yogurt ... 88 Bibliografi...
Bibliografi... 4848 Gambar B.1
Gambar B.1 - Uji CAMP untu- Uji CAMP untuk Listeria monok Listeria monocytogenes: pola cytogenes: pola inokulasi shinokulasi sheep blood aeep blood agargar plate
plate... 4545 Gambar
Gambar B.2 B.2 - - Metoda Metoda pengencerapengencerann ... 4848 Tabel
Tabel 1 1 - - Syarat Syarat mutu mutu yogurtyogurt ... 22 Tabel A.1 -
Tabel A.1 - Nilai N, nNilai N, n, dan c untu, dan c untuk berat berk berat bersih sama asih sama atau kurang dtau kurang dari 1 kgari 1 kg ... 55 Tabel A.2 - Nilai N, n, dan c untuk berat bersih lebi
Tabel A.2 - Nilai N, n, dan c untuk berat bersih lebih dari 1 kg tapi tidak lebih dari 4,5 kg...h dari 1 kg tapi tidak lebih dari 4,5 kg... 66 Tabel A.3 - Nilai N
Tabel A.3 - Nilai N, n dan c untuk be, n dan c untuk berat bersih lebih rat bersih lebih dari 4,5 kg...dari 4,5 kg... 66 Tabel A.4 -
Tabel A.4 - Nilai N, n Nilai N, n dan c undan c untuk berat betuk berat bersih sama rsih sama atau kurang atau kurang dari 1 kgdari 1 kg ... 66 Tabel A.5
Tabel A.5 Nilai N, n Nilai N, n dan c undan c untuk berat bertuk berat bersih lebih sih lebih dari 1 kg dari 1 kg tapi tidak tapi tidak lebih dari lebih dari 4,5 kg4,5 kg ... 77 Tabel A.6
Tabel A.6 Nilai N, Nilai N, n dan n dan c untuk c untuk berat beberat bersih lebirsih lebih dari h dari 4,5 kg...4,5 kg... 77 Tabel
Tabel B.1 B.1 - - Ekivalen Ekivalen natrium natrium tiosulfattiosulfat ... 1414 Tabel B.3 -
Tabel B.3 - Reaksi biokimia dan serologiReaksi biokimia dan serologiSalmonellaSalmonella... 3838 Tabel B.4 -
Tabel B.4 - Reaksi biokima dan serologi untuk nonReaksi biokima dan serologi untuk non SalmonellaSalmonella... 3939 Tabel
Tabel B.5 B.5 Kit-kit Kit-kit uji uji pendeteksipendeteksiListeriaListeria yang yang diizinkan.diizinkan... 4242 Tabel B.6 -
Tabel B.6 - Perbedaan beberapa spesiesPerbedaan beberapa spesiesListeriaListeria... 4444 Tabel
Tabel B.7 B.7 Kit-kit Kit-kit uji uji yang yang berguna berguna untuk untuk konfirmasi konfirmasi isolatisolat ListeriaListeria sebagai sebagai ListeriaListeria monocytogenes
monocytogenesatau atau bukan*.bukan*. ... 4444
Tabel
Tabel B.8 B.8 Uji Uji penguatan penguatan hemolisis hemolisis CAMP CAMP dari dari spesies-spespesies-spesies sies ListeriaListeria... 4545 Tabel B.9
Tabel B.9 Serologi Serologi untuk speuntuk spesiessies ListeriaListeria... 4646
Prakata Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) Yogurt Yogurt ini merupakan revisi dari SNI 01-2981-1992, ini merupakan revisi dari SNI 01-2981-1992, Yogurt
Yogurt ..
Tujuan penyusunan standar ini adalah : Tujuan penyusunan standar ini adalah : -
- Melindungi Melindungi kesehatan kesehatan konsumen;konsumen;
-
- Menjamin Menjamin perdagangan perdagangan pangan pangan yang yang jujur jujur dan dan bertanggung bertanggung jawab;jawab;
-
- DiversifikDiversifikasi asi produk produk atau atau pengembangan pengembangan produk;produk;
-
- Mendukung Mendukung perkembangaperkembangan n industri industri yogurt.yogurt.
Dalam merumuskan SNI ini tim telah memperhatikan hal-hal yang tertera dalam:
Dalam merumuskan SNI ini tim telah memperhatikan hal-hal yang tertera dalam:
1.
1. Undang Undang Undang Undang RI RI No. 7 No. 7 Tahun 1996 Tahun 1996 tentang Pangan.tentang Pangan.
2.
2. Undang Undang Undang Undang RI No. RI No. 8 Tahun 8 Tahun 1999 tentang 1999 tentang Perlindungan KonsumenPerlindungan Konsumen 3.
3. Peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 69 Tahun 1999 tentang 1999 tentang Label dan Label dan Iklan Pangan.Iklan Pangan.
4.
4. Keputusan DireKeputusan Direktorat Jenderal Pengktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanawasan Obat dan Makanan No.03725/B/SK/Van No.03725/B/SK/VII/89II/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan dan Minuman atau revisinya.
tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan dan Minuman atau revisinya.
5.
5. Keputusan Keputusan Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Pengawasan Pengawasan Obat Obat dan dan MakananMakanan
No. 03726/B/SK/VII/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam
No. 03726/B/SK/VII/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan danMakanan dan Minuman atau revisinya.
Minuman atau revisinya.
Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 67 - 04 Makanan dan minuman.
Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 67 - 04 Makanan dan minuman. Standar ini telahStandar ini telah dibahas melalui rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 30 dibahas melalui rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 30 November 2007 di Departemen Perindustrian. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari November 2007 di Departemen Perindustrian. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari konsumen, produsen, lembaga pengujia
konsumen, produsen, lembaga pengujian, Lembaga IPTEK, n, Lembaga IPTEK, dan instansi terkait lainnya.dan instansi terkait lainnya.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 4 Agustus 2008 sampai dengan Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 4 Agustus 2008 sampai dengan dengan 4 Oktober 2008 namun untuk mencapai kuorum diperpanjang sampai dengan dengan 4 Oktober 2008 namun untuk mencapai kuorum diperpanjang sampai dengan tanggal
tanggal 4 4 November 2008 November 2008 dengan hasil dengan hasil RASNI.RASNI.
Yogurt Yogurt
1
1 Ruang Ruang lingkuplingkup
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji yogurt. Standar ini Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji yogurt. Standar ini hanya berlaku untuk yogurt yang siap konsumsi.
hanya berlaku untuk yogurt yang siap konsumsi.
2
2 Istilah Istilah dan dan definisidefinisi 2.1
2.1 yogurt yogurt
produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi dengan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan atau menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan/atau tanpa penambahan bahan pangan lain bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan/atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan
dan bahan tambahan pangan yang diizinkan 2.2
2.2
yogurt rendah lemak yogurt rendah lemak yogurt
yogurt dengan bahan baku susu rendah lemak atau susu rendah lemak rekonstitusi dengan bahan baku susu rendah lemak atau susu rendah lemak rekonstitusi 2.3
2.3
yogurt tanpa lemak yogurt tanpa lemak
produk yang diperoleh dari fermentasi susu skim atau susu skim
produk yang diperoleh dari fermentasi susu skim atau susu skim rekonstitusirekonstitusi
3 Klasifikasi 3 Klasifikasi
3.1 Yogurt tanpa perlakuan panas
3.1 Yogurt tanpa perlakuan panas setelah fermentasisetelah fermentasi a) Yogurt.
a) Yogurt.
b)
b) Yogurt Yogurt rendah rendah lemak.lemak.
c)
c) Yogurt Yogurt tanpa tanpa lemak.lemak.
3.2 Yogurt dengan perlakuan panas
3.2 Yogurt dengan perlakuan panas setelah fermentasisetelah fermentasi a) Yogurt.
a) Yogurt.
b)
b) Yogurt Yogurt rendah rendah lemak.lemak.
c)
c) Yogurt Yogurt tanpa tanpa lemak.lemak.
4 Komposisi 4 Komposisi 4.1
4.1 Bahan Bahan baku baku utamautama
Susu dan/atau susu rekonstitusi; dengan atau
Susu dan/atau susu rekonstitusi; dengan atau tanpa lemaktanpa lemak 4.2
4.2 Bahan Bahan pangan pangan lain lain yang yang dapat dapat ditambahkanditambahkan Bahan pangan yang diizinkan;
Bahan pangan yang diizinkan;
4.3
4.3 Bahan Bahan tambahan tambahan panganpangan
Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk produk yogurt sesuai sesuai dengan Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk produk yogurt sesuai sesuai dengan ketentuan tentang Bahan Tambahan Pangan.
ketentuan tentang Bahan Tambahan Pangan.
5
5 Syarat Syarat mutumutu
Syarat mutu yogurt sesuai Tabel 1
Syarat mutu yogurt sesuai Tabel 1 di bawah inidi bawah ini
Tabel 1 - Syarat mutu yogurt Tabel 1 - Syarat mutu yogurt Yogurt tanpa perlakua Yogurt tanpa perlakuann panas setelah
panas setelah fermentasifermentasi
Yogurt dengan perlakua Yogurt dengan perlakuann
panas setelah
panas setelah fermentasifermentasi No.
No. Kriteria Kriteria Uji Uji SatuanSatuan
Yogurt Yogurt
Yogurt Yogurt rendah rendah lemak lemak
Yogurt Yogurt tanpa tanpa lemak lemak
Yogurt Yogurt
Yogurt Yogurt rendah rendah lemak lemak
Yogurt Yogurt tanpa tanpa lemak lemak 1 Keadaan
1 Keadaan 1.1
1.1 PenampakaPenampakan n - - cairan cairan kental kental - - padat padat cairan cairan kental kental - - padatpadat 1.2
1.2 Bau Bau - - normal/khas normal/khas normal/khasnormal/khas 1.3
1.3 Rasa Rasa - - asam/khas asam/khas asam/khasasam/khas 1.4
1.4 KonsistensKonsistensi i - - homogen homogen homogenhomogen 2
2 Kadar Kadar lemaklemak (b/b)
(b/b)
%
% mimin. n. 3,3,00 0,0,6 6 - - 2,2,9 9 mamaksks..
0,5 0,5
min.
min.
3,0 3,0
0,6
0,6 - - 2,9 2,9 maks.maks.
0,5 0,5 3
3 Total Total padatanpadatan susu bukan susu bukan lemak (b/b) lemak (b/b)
%
% min. min. 8,2 8,2 min. min. 8,28,2
4
4 Protein Protein (Nx6,38)(Nx6,38) (b/b)
(b/b)
%
% min. min. 2,7 2,7 min. min. 2,72,7 5
5 Kadar Kadar abu abu (b/b) (b/b) % % maks. maks. 1,0 1,0 maks. maks. 1,01,0 6 Keasaman
6 Keasaman (dihitung (dihitung sebagai asam sebagai asam laktat) (b/b) laktat) (b/b)
%
% 0,5-2,0 0,5-2,0 0,5-2,00,5-2,0
7
7 Cemaran Cemaran logamlogam 7.1
7.1 Timbal Timbal (Pb) (Pb) mg/kg mg/kg maks. maks. 0,3 0,3 maks. maks. 0,30,3 7.2
7.2 Tembaga Tembaga (Cu) (Cu) mg/kg mg/kg maks. maks. 20,0 20,0 maks. maks. 20,020,0 7.3
7.3 Timah Timah (Sn) (Sn) mg/kg mg/kg maks. maks. 40,0 40,0 maks. maks. 40,040,0 7.4
7.4 Raksa Raksa (Hg) (Hg) mg/kg mg/kg maks. maks. 0,03 0,03 maks. maks. 0,030,03 8
8 Arsen Arsen mg/kg mg/kg maks. maks. 0,1 0,1 maks. maks. 0,10,1 9 Cemaran
9 Cemaran mikroba mikroba 9.1 Bakteri
9.1 Bakteri coliformcoliform APM/gAPM/g atau atau koloni/
koloni/
g g
maks.
maks. 10 10 maks. maks. 1010
9.2
9.2 SalmonellaSalmonella - - negatif/25 negatif/25 g g negatif/25 negatif/25 gg 9.3
9.3 ListeriaListeria
monocytogenes monocytogenes
-
- negatif/25 negatif/25 g g negatif/25 negatif/25 gg 10
10 Jumlah Jumlah bakteribakteri starter*
starter*
koloni/
koloni/
g g
min. 10
min. 1077 --
*
* sesuai dengsesuai dengan Pasal 2 (istilaan Pasal 2 (istilah dan definih dan definisi)si)
6
6 Pengambilan Pengambilan contohcontoh
Cara pengambilan contoh sesuai Lampiran A.
Cara pengambilan contoh sesuai Lampiran A.
7
7 Cara Cara ujiuji Cara uji
Cara ujiyogurt yogurt seperti di bawah ini: seperti di bawah ini:
a)
a) Persiapan Persiapan contoh contoh sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.1.B.1.
b)
b) Cara Cara uji uji keadaan keadaan sesuai Lampiran sesuai Lampiran B.2.B.2.
-
- Cara Cara uji uji penampakan penampakan sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.2.1.B.2.1.
-
- Cara Cara uji uji bau bau sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.2.2.B.2.2.
-
- Cara Cara uji uji rasa rasa sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.2.3.B.2.3.
-
- Cara Cara uji uji konsistensi konsistensi sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.2.4.B.2.4.
c)
c) Cara uCara uji kadaji kadar lemak r lemak sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.3.B.3.
d)
d) Cara uji Cara uji total padatan total padatan susu bukan susu bukan lemak sesualemak sesuai Lampiran i Lampiran B.4.B.4.
e)
e) Cara ujCara uji proteii protein sesuan sesuai Lampi Lampiran B.5iran B.5..
f)
f) Cara Cara uji uji kadar kadar abu abu sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.6.B.6.
g)
g) Cara uji Cara uji keasaman (keasaman (dihitung sebdihitung sebagai asam agai asam laktat) sesualaktat) sesuai Lampiran i Lampiran B.7.B.7.
h)
h) Cara Cara uji uji cemaran logam cemaran logam sesuai Lampiran sesuai Lampiran B.8.B.8.
-
- Cara uji Cara uji timbal (Pb) timbal (Pb) dan tembdan tembaga (Cu) aga (Cu) sesuai Lsesuai Lampiran ampiran B.8.1B.8.1 -
- Cara Cara uji uji timah timah (Sn) (Sn) sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.8.2B.8.2 -
- Cara Cara uji uji raksa raksa (Hg) (Hg) sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.8.3B.8.3 i)
i) Cara Cara uji uji arsen arsen (As) (As) sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.9.B.9.
j)
j) Cara uji cemCara uji cemaran mikroba searan mikroba sesuai Lampirasuai Lampiran B.10.n B.10.
k)
k) Persiapan Persiapan dan dan homogenisasi homogenisasi contoh contoh sesuai sesuai Lampiran Lampiran 10.1.10.1.
l)
l) Cara Cara uji uji bakteribakteri coliformcoliform sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.10.2.B.10.2.
-
- Cara Cara uji uji bakteribakteri coliformcoliform metode APM (Angka Paling Mungkin) sesuai Lampiranmetode APM (Angka Paling Mungkin) sesuai Lampiran B.10.2.1
B.10.2.1 -
- Cara Cara uji uji bakteribakteri coliformcoliform metode tuang sesuai Lampiran B.10.2.2. metode tuang sesuai Lampiran B.10.2.2.
m)
m) Cara Cara ujiuji SalmonellaSalmonella sesuai Lampiran B.10.3. sesuai Lampiran B.10.3.
n)
n) Cara Cara ujiuji Listeria Listeria monocytogenemonocytogeness sesuai Lampiran B.10.4. sesuai Lampiran B.10.4.
o)
o) Cara Cara uji uji jumlah jumlah bakteri bakteri starter starter sesuai sesuai Lampiran Lampiran B.11B.11
7
7 Syarat Syarat lulus lulus ujiuji
Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu sesuai Pasal 5.
Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu sesuai Pasal 5.
8 Higiene 8 Higiene
Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya mengacu pada
mengacu pada peraturan tentang Pedoman Cara peraturan tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Produksi Pangan Olahan yang Baik.Baik.
9 Pengemasan 9 Pengemasan Yogurt
Yogurt dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.
aman selama penyimpanan dan pengangkutan.
10
10 Syarat Syarat penandaanpenandaan
Syarat penandaan sesuai dengan peraturan tentang label dan iklan pangan. Produk
Syarat penandaan sesuai dengan peraturan tentang label dan iklan pangan. Produk yogurt yogurt dengan perlakuan panas setelah fermentasi pada label harus dicantumkan tulisan dengan perlakuan panas setelah fermentasi pada label harus dicantumkan tulisan
””Perlakuan panasPerlakuan panas”.”.
Lampiran A Lampiran A
(normatif) (normatif)
Cara pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh yogurtyogurt
A.1 Prinsip A.1 Prinsip
Pengambilan contoh yogurt yang dikemas dengan cara melihat banyaknya unit contoh yang Pengambilan contoh yogurt yang dikemas dengan cara melihat banyaknya unit contoh yang cacat
cacat pada AQL (Acceptanpada AQL (Acceptance Quality Level) 6,5 dan contoh dce Quality Level) 6,5 dan contoh diambil secara acakiambil secara acak..
A.2
A.2 Penerapan Penerapan pengambilan pengambilan contohcontoh A.2.1
A.2.1 Informasi Informasi yang yang diperlukandiperlukan
Dalam menggunakan rancangan pengambilan contoh dalam Lampiran A.1 diperlukan Dalam menggunakan rancangan pengambilan contoh dalam Lampiran A.1 diperlukan beberapa informasi sebagai berikut:
beberapa informasi sebagai berikut:
a)
a) Tingkat Tingkat inspeksi;inspeksi;
b)
b) ukuran ukuran lot lot (N);(N);
c)
c) ukuran keukuran kemasan terkemasan terkecil (beracil (berat bersih t bersih dalam kgdalam kg); dan); dan d)
d) ketentuan standar ketentuan standar mengenai kualitas mengenai kualitas produk yang produk yang dikehendaki, misalnya penggolongandikehendaki, misalnya penggolongan cacat dan jumlah cacat yang diperbolehkan dari sejumlah lot yang diperiksa.
cacat dan jumlah cacat yang diperbolehkan dari sejumlah lot yang diperiksa.
A.2.2 Inspeksi A.2.2 Inspeksi a)
a) Pemilihan Pemilihan tingkat tingkat inspeksi inspeksi berdasarkan:berdasarkan:
Tingkat inspeksi I,
Tingkat inspeksi I, digunakan untuk pengambiladigunakan untuk pengambilan contoh normal n contoh normal (biasa).(biasa).
Tingkat inspeksi II,
Tingkat inspeksi II, digunakan untuk pengambiladigunakan untuk pengambilan contoh bila n contoh bila terjadi sanggahan terhadapterjadi sanggahan terhadap hasil pengujian menurut tingkat inspeksi I,
hasil pengujian menurut tingkat inspeksi I, atau bila diperlukan hasil pengujian yang atau bila diperlukan hasil pengujian yang lebihlebih meyakinkan;
meyakinkan;
b)
b) tentukan uktentukan ukuran lot (N)uran lot (N), misalkan j, misalkan jumlah kemumlah kemasan terkecil asan terkecil yogurt;yogurt;
c)
c) tentukan ukuran contoh (n) yang akan diambitentukan ukuran contoh (n) yang akan diambil dari suatu lot yang diperiksa, yangl dari suatu lot yang diperiksa, yang didasarkan pada ukuran lot, ukuran kemasan terkecil, dan tingkat inspeksi. Penentuan didasarkan pada ukuran lot, ukuran kemasan terkecil, dan tingkat inspeksi. Penentuan ukuran contoh dapat dilihat pada
ukuran contoh dapat dilihat pada Lampiran A.1;Lampiran A.1;
d)
d) ambil secaambil secara acak sera acak sejumlah ukjumlah ukuran contoh uran contoh (n) yang di(n) yang diperlukan daperlukan dari lot;ri lot;
e)
e) uji produk berdauji produk berdasarkan standar. Identisarkan standar. Identifikasikan setiap kemafikasikan setiap kemasan atau unit contoh yangsan atau unit contoh yang tidak memenuhi spesifikasi yang terdapat dalam persyaratan standar dan dinyatakan tidak memenuhi spesifikasi yang terdapat dalam persyaratan standar dan dinyatakan cacat berdasarkan penggolonga
cacat berdasarkan penggolongan cacat n cacat yang terdapat dalam standar;yang terdapat dalam standar;
f)
f) gunakan gunakan rancangan rancangan pengambilan pengambilan contoh contoh pada pada Lampiran Lampiran A; A; dandan g)
g) nyatakan bahwa lot diterimnyatakan bahwa lot diterima jika cacat sama atau kurang dari jumlah cacat yanga jika cacat sama atau kurang dari jumlah cacat yang diperbolehka
diperbolehkan (c) dan n (c) dan lot ditolak jika cacat melebihi jumlah cacat yang diperbolehkan (c);lot ditolak jika cacat melebihi jumlah cacat yang diperbolehkan (c);
A.2.3
A.2.3 Penerapan Penerapan rancangan rancangan pengambilan pengambilan contohcontoh A.2.3.1
A.2.3.1 Tingkat Tingkat inspeksi inspeksi II
Misalnya lot terdiri atas 1200 karton yang masing-masing berisi 12 kemasan berukuran Misalnya lot terdiri atas 1200 karton yang masing-masing berisi 12 kemasan berukuran 350 g. Keputusan diambil menggunakan Tingkat Inspeksi I karena produk tersebut belum 350 g. Keputusan diambil menggunakan Tingkat Inspeksi I karena produk tersebut belum pernah diuji dan belum pernah mendapat sanggahan mengenai kualitasnya.
pernah diuji dan belum pernah mendapat sanggahan mengenai kualitasnya.
a)
a) ukuran lot ukuran lot (N) (N) : : 1.200 1.200 x x 12 12 atau atau 14.400 14.400 unitunit b)
b) ukuran kemasan ukuran kemasan : : 350 350 gg
c)
c) tingkat tingkat inspeksi inspeksi : : I I (lihat (lihat rancangan rancangan pengambilapengambilann contoh 1, Lampiran A.2.3.1) contoh 1, Lampiran A.2.3.1) d)
d) ukuran ukuran contoh contoh (n) (n) : : 1313 e)
e) jumlah jumlah maksimum maksimum cacat cacat yang yang diterima diterima (c) (c) : : 22 Lot diterima a
Lot diterima apabila jumpabila jumlah cacat yanlah cacat yang ditemukan g ditemukan dari 13 contodari 13 contoh yang diujh yang diuji i sama atausama atau kurang dari 2 dan lot ditolak apabila jumlah cacat yang ditemukan dari 13 kemasan yang diuji kurang dari 2 dan lot ditolak apabila jumlah cacat yang ditemukan dari 13 kemasan yang diuji lebih besar dari 2.
lebih besar dari 2.
A.2.3.2
A.2.3.2 Tingkat Tingkat inspeksi inspeksi IIII
Bila hasil pengujian pertama mendapat sanggahan (A.2.3.1) maka harus dilakukan Bila hasil pengujian pertama mendapat sanggahan (A.2.3.1) maka harus dilakukan pemeriksaan ulangan terhadap lot tersebut dengan ukuran contoh yang lebih banyak sesuai pemeriksaan ulangan terhadap lot tersebut dengan ukuran contoh yang lebih banyak sesuai dengan tingkat inspeksi II.
dengan tingkat inspeksi II.
a)
a) ukuran ukuran lot lot (N) (N) : : 1.200 1.200 x x 12 12 atau atau 14.400 14.400 unitunit b)
b) ukuran ukuran kemasan kemasan : : 350 350 gg c)
c) tingkat tingkat inspeksi inspeksi : : II II (lihat (lihat rancangan rancangan pengambilpengambilanan contoh 2, Lampiran A.2.3.2) contoh 2, Lampiran A.2.3.2) d)
d) ukuran ukuran contoh contoh (n) (n) : : 2121 e)
e) jumlah jumlah maksimum maksimum cacat cacat yang yang diterima diterima (c) (c) : : 33
A.2.4
A.2.4 Catatan Catatan mengenai mengenai ukuran ukuran contohcontoh
Tidak perlu membatasi ukuran contoh sebagai minimum untuk ukuran lot dan tingkat Tidak perlu membatasi ukuran contoh sebagai minimum untuk ukuran lot dan tingkat inspeksi yang tepat. Dalam semua kasus, contoh yang lebih besar dapat dipilih. Dalam inspeksi yang tepat. Dalam semua kasus, contoh yang lebih besar dapat dipilih. Dalam contoh Lampiran A.2.3.2 perkiraan yang lebih dipercaya mengenai mutu lot dapat dibuat contoh Lampiran A.2.3.2 perkiraan yang lebih dipercaya mengenai mutu lot dapat dibuat dengan mengambil contoh sebanyak 29 atau 48 dan menggunakan jumlah ketentuan, dengan mengambil contoh sebanyak 29 atau 48 dan menggunakan jumlah ketentuan, jumlah maksi
jumlah maksimum cacat yang dmum cacat yang diterima sebaniterima sebanyak 3 atau 4.yak 3 atau 4.
A.3
A.3 Rancangan Rancangan pengambilan pengambilan contohcontoh A. 3.1
A. 3.1 Rancangan pengRancangan pengambilan contoh 1 ambilan contoh 1 (Tingkat inspeksi (Tingkat inspeksi I, AQL = 6,5)I, AQL = 6,5) Tabel A.1 - Nilai N,
Tabel A.1 - Nilai N, n, dan c untuk n, dan c untuk berat bersih sama atau kurang dari 1 kgberat bersih sama atau kurang dari 1 kg Ukuran
Ukuran lot lot (N) (N) Ukuran Ukuran contoh contoh (n)(n) Jumlah maksimum cacatJumlah maksimum cacat yang diterima (c) yang diterima (c) 4.800
4.800 atau atau kurang kurang 6 6 11
4.801
4.801 – – 24.000 24.000 13 13 22
24.001
24.001 – – 48.000 48.000 21 21 33
48.001
48.001 – – 84.000 84.000 29 29 44
84.001
84.001 – – 144.000 144.000 48 48 66
144.001
144.001 – – 240.000 240.000 84 84 99
Lebih
Lebih dari dari 240.000 240.000 126 126 1313
Tabel A.2 - Nilai N, n, dan c untuk berat bersih lebih dari 1 kg tapi tidak Tabel A.2 - Nilai N, n, dan c untuk berat bersih lebih dari 1 kg tapi tidak
lebih dari 4,5 kg lebih dari 4,5 kg Ukuran
Ukuran lot lot (N) (N) Ukuran Ukuran contoh contoh (n)(n) Jumlah maksimum cacatJumlah maksimum cacat yang diterima (c) yang diterima (c) 2.400
2.400 atau atau kurang kurang 6 6 11
2.401
2.401 – – 15.000 15.000 13 13 22
15.001
15.001 – – 24.000 24.000 21 21 33
24.001
24.001 – – 42.000 42.000 29 29 44
42.001
42.001 – – 72.000 72.000 48 48 66
72.001
72.001 – – 120.000 120.000 84 84 99
Lebih
Lebih dari dari 120.000 120.000 126 126 1313 Tabel A.3 - Nilai N, n dan c untuk berat bersih lebih dari 4,5 kg Tabel A.3 - Nilai N, n dan c untuk berat bersih lebih dari 4,5 kg Ukuran
Ukuran lot lot (N) (N) Ukuran Ukuran contoh contoh (n) (n) Jumlah Jumlah maksimum maksimum cacatcacat yang diterima (c) yang diterima (c) 600
600 atau atau kurang kurang 6 6 11
601
601 – – 2.000 2.000 13 13 22
2.001
2.001 – – 7.200 7.200 21 21 33
7.201
7.201 – – 15.000 15.000 29 29 44
15.001
15.001 – – 24.000 24.000 48 48 66
24.001
24.001 – – 42.000 42.000 84 84 99
Lebih
Lebih dari dari 42.000 42.000 126 126 1313
A.3.2
A.3.2 Rancangan Rancangan pengambilan pengambilan contoh 2 contoh 2 (Tingkat inspe(Tingkat inspeksi II, ksi II, AQL = AQL = 6.5)6.5) Tabel A.4 - Nilai N,
Tabel A.4 - Nilai N, n dan c untuk n dan c untuk berat bersih sama atau kurang dari 1 kgberat bersih sama atau kurang dari 1 kg Ukuran
Ukuran lot lot (N) (N) Ukuran Ukuran contoh contoh (n)(n) Jumlah maksimum cacatJumlah maksimum cacat yang diterima (c) yang diterima (c) 4.800
4.800 atau atau kurang kurang 13 13 22
4.801
4.801 – – 24.000 24.000 21 21 33
24.001
24.001 – – 48.000 48.000 29 29 44
48.001
48.001 – – 84.000 84.000 48 48 66
84.001
84.001 – – 144.000 144.000 84 84 99
144.001
144.001 – – 240.000 240.000 126 126 1313 Lebih
Lebih dari dari 240.000 240.000 200 200 1919
Tabel A.5
Tabel A.5 Nilai N, n dan c untuk berat beNilai N, n dan c untuk berat bersih lebih dari 1 kg tapi tidak lebihrsih lebih dari 1 kg tapi tidak lebih dari 4,5 kg
dari 4,5 kg Ukuran lot (N)
Ukuran lot (N) Ukuran contoh (n)Ukuran contoh (n) Jumlah maksimum cacatJumlah maksimum cacat yang diterima (c) yang diterima (c) 2.400
2.400 atau atau kurang kurang 13 13 22
2.401
2.401 – – 15.000 15.000 21 21 33
15.001
15.001 – – 24.000 24.000 29 29 44
24.001
24.001 – – 42.000 42.000 48 48 66
42.001
42.001 – – 72.000 72.000 84 84 99
72.001
72.001 – – 120.000 120.000 126 126 1313 Lebih
Lebih dari dari 120.000 120.000 200 200 1919
Tabel A.6
Tabel A.6 Nilai N, n dan c untuk berat beNilai N, n dan c untuk berat bersih lebih dari 4,5 kgrsih lebih dari 4,5 kg Ukuran
Ukuran lot lot (N) (N) Ukuran Ukuran contoh contoh (n) (n) Jumlah Jumlah maksimum maksimum cacatcacat yang diterima (c) yang diterima (c) 600
600 atau atau kurang kurang 13 13 22
601
601 – – 2.000 2.000 21 21 33
2.001
2.001 – – 7.200 7.200 29 29 44
7.201
7.201 – – 15.000 15.000 48 48 66
15.001
15.001 – – 24.000 24.000 84 84 99
24.001
24.001 – – 42.000 42.000 126 126 1313
Lebih
Lebih dari dari 42.000 42.000 200 200 1919
Lampiran B Lampiran B
(normatif) (normatif) Cara uji yogurt Cara uji yogurt
B.1
B.1 Persiapan Persiapan contohcontoh
Persiapan contoh terdiri atas persiapan contoh untuk uji mikrobiologi, uji organoleptik, dan Persiapan contoh terdiri atas persiapan contoh untuk uji mikrobiologi, uji organoleptik, dan analisis kimia. Pengambilan contoh untuk uji mikrobiologi dilakukan pertama, kemudian analisis kimia. Pengambilan contoh untuk uji mikrobiologi dilakukan pertama, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan contoh untuk uji organoleptik dan analisis kimia.
dilanjutkan dengan pengambilan contoh untuk uji organoleptik dan analisis kimia.
B.1.1
B.1.1 Persiapan Persiapan contoh contoh untuk untuk uji uji mikrobiologimikrobiologi
Buka kemasan yogurt dan ambil contoh yogurt sesuai yang diperlukan minimum 350 g Buka kemasan yogurt dan ambil contoh yogurt sesuai yang diperlukan minimum 350 g secara aseptik dengan menggunakan sendok steril kemudian tempatkan dalam botol contoh secara aseptik dengan menggunakan sendok steril kemudian tempatkan dalam botol contoh steril.
steril.
B.1.2
B.1.2 Persiapan Persiapan contoh uncontoh untuk uji tuk uji organoleptik organoleptik dan adan analisa knalisa kimiaimia
Buka kemasan yogurt dan ambil contoh yogurt sesuai yang diperlukan minimum 350 g Buka kemasan yogurt dan ambil contoh yogurt sesuai yang diperlukan minimum 350 g secara hati-hati dengan menggunakan sendok yang bersih dan kering, kemudian tempatkan secara hati-hati dengan menggunakan sendok yang bersih dan kering, kemudian tempatkan dalam botol contoh yang bersih dan kering. Jika ukuran kemasan kurang dari 200 g, maka dalam botol contoh yang bersih dan kering. Jika ukuran kemasan kurang dari 200 g, maka ambil beberapa kemasan sehingga yogurt menjadi 200 g
ambil beberapa kemasan sehingga yogurt menjadi 200 g B.2 Keadaan
B.2 Keadaan
B.2.1 Penampakan B.2.1 Penampakan B.2.1.1 Prinsip B.2.1.1 Prinsip
Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera penglihatan (mata).
penglihatan (mata).
B.2.1.2
B.2.1.2 Cara Cara kerjakerja a)
a) Ambil contoh uAmbil contoh uji secukupnya ji secukupnya dan letakkan ddan letakkan di atas gelas arloi atas gelas arloji yang bersih dji yang bersih dan kering;an kering;
b)
b) lihat contoh ulihat contoh uji untuk mengeji untuk mengetahui apakah ctahui apakah contoh berbenontoh berbentuk cairan kental tuk cairan kental padat; danpadat; dan c)
c) lakukan pengerjaan minimal lakukan pengerjaan minimal oleh 3 oleh 3 orang panelis orang panelis atau 1 atau 1 orang tenaga orang tenaga ahli.ahli.
B.2.1.3
B.2.1.3 Cara Cara menyatakan menyatakan hasilhasil a)
a) Jika contoh Jika contoh berbentuk caberbentuk cairan kental-iran kental-padat, maka padat, maka hasil dinyahasil dinyatakan “takan “normalnormal”;”;
b)
b) Jika contoh Jika contoh tidak berbetidak berbentuk cairan ntuk cairan kental-padakental-padat, maka hasil t, maka hasil dinyatakan dinyatakan ““tidak normaltidak normal”.”.
B.2.2 Bau B.2.2 Bau
B.2.2.1 Prinsip B.2.2.1 Prinsip
Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan
Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan inderaindera penciuman (hidung).
penciuman (hidung).
B.2.2.2
B.2.2.2 Cara Cara kerjakerja a)
a) Ambil contoh uAmbil contoh uji sebanyak 5 ji sebanyak 5 g dan letakkan dg dan letakkan diatas gelas arliatas gelas arloji yang bersih oji yang bersih dan kering;dan kering;
b)
b) cium contoh ucium contoh uji pada jarak kji pada jarak kira-kira ½ cm dari ira-kira ½ cm dari hidung untuk hidung untuk mengetahui bmengetahui baunya; danaunya; dan c)
c) lakukan pengerjaan minimal lakukan pengerjaan minimal oleh 3 oleh 3 orang panelis orang panelis atau 1 atau 1 orang tenaga orang tenaga ahli.ahli.
B.2.2.3
B.2.2.3 Cara Cara menyatakan menyatakan hasilhasil a)
a) Jika terciuJika tercium bau m bau khas yogkhas yogurt, maka urt, maka hasil dihasil dinyatakan nyatakan ““normalnormal”; dan”; dan b)
b) jika tercium bajika tercium bau asing selain u asing selain bau khas yogbau khas yogurt, maka hasil dinurt, maka hasil dinyatakan “yatakan “tidak normaltidak normal”.”.
B.2.3 Rasa B.2.3 Rasa B.2.3.1 Prinsip B.2.3.1 Prinsip
Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera perasa (lidah).
perasa (lidah).
B.2.3.2
B.2.3.2 Cara Cara kerjakerja a)
a) Ambil kira-kira 1 Ambil kira-kira 1 sendok contoh sendok contoh uji dan uji dan rasakan dengan rasakan dengan lidah; danlidah; dan b)
b) lakukan pengerjaan minimal oleh lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang 3 orang panelis atau 1 panelis atau 1 orang tenaga ahli.orang tenaga ahli.
B.2.3.3
B.2.3.3 Cara Cara menyatakan menyatakan hasilhasil a)
a) Jika terasJika terasa khas a khas yogurt, makyogurt, maka hasil a hasil dinyatakan dinyatakan ““normalnormal”;”;
b)
b) jika terasa jika terasa rasa asing rasa asing selain rasa selain rasa khas yogurt, khas yogurt, maka hasil maka hasil dinyatakan “dinyatakan “tidak normaltidak normal”.”.
B.2.4 Konsistensi B.2.4 Konsistensi B.2.4.1 Prinsip B.2.4.1 Prinsip
Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera Melakukan analisa terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera penglihatan (mata).
penglihatan (mata).
B.2.4.2
B.2.4.2 Cara Cara kerjakerja a)
a) Ambil contoh Ambil contoh uji sebanyak uji sebanyak 5 5 g g dan letakkan dan letakkan diatas gelas diatas gelas arloji yang arloji yang bersih dan bersih dan kering;kering;
b)
b) lihat contoh aplihat contoh apakah contoh uji teakah contoh uji tersebut komponersebut komponen padat dan cairan padat dan cairan terpisah atau tidakn terpisah atau tidak;;
dan dan c)
c) lakukan pengerjaan minimal lakukan pengerjaan minimal oleh 3 oleh 3 orang panelis orang panelis atau 1 atau 1 orang tenaga orang tenaga ahli.ahli.
B.2.4.3
B.2.4.3 Cara Cara menyatakan menyatakan hasilhasil a)
a) Jika komponen Jika komponen padat tidak padat tidak terpisah dengan cairannya, maka terpisah dengan cairannya, maka hasil dinyatakan homogen;hasil dinyatakan homogen;
dan dan b)
b) jika komponen jika komponen padat terpisah padat terpisah dengan cairannya, dengan cairannya, maka hasil maka hasil dinyatakan tidak homogen.dinyatakan tidak homogen.
B.3
B.3 Kadar Kadar lemaklemak B.3.1 Prinsip B.3.1 Prinsip
Lemak dalam contoh dihidrolisa dengan amonia dan alkohol kemudian diekstraksi dengan Lemak dalam contoh dihidrolisa dengan amonia dan alkohol kemudian diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang diperoleh kemudian diuapkan sampai kering dalam pinggan eter. Ekstrak eter yang diperoleh kemudian diuapkan sampai kering dalam pinggan alumunium dan kadar lemak dihitung secara gravimetri.
alumunium dan kadar lemak dihitung secara gravimetri.
B.3.2 Peralatan B.3.2 Peralatan a)
a) Neraca aNeraca analitik terkanalitik terkalibrasi librasi dengan dengan ketelitian ketelitian 0,1 mg;0,1 mg;
b)
b) pipet pipet volumetrik volumetrik 25 25 ml;ml;
c)
c) penangas penangas air;air;
d)
d) labu labu ekstraksi/ ekstraksi/ labu labu lemaklemakMajonnier Majonnier ;;
e) sentrifuse;
e) sentrifuse;
f)
f) oven/ovem oven/ovem vakum vakum terkalibrasi terkalibrasi dengan dengan ketelitian ketelitian 1 °1 °C;C;
g)
g) desikator desikator yang yang berisi berisi desikan;desikan;
h)
h) pinggan pinggan aluminium;aluminium;
i)
i) gelas gelas ukur;ukur;
j)
j) tang/penjeptang/penjepit; danit; dan k)
k) tutup tutup labu.labu.
B.3.3 Pereaksi B.3.3 Pereaksi a)
a) Air Air suling;suling;
b)
b) amonium amonium hidroksida hidroksida pekat;pekat;
c)
c) indikator indikator fenolftalein fenolftalein 0,5 0,5 %;%;
d)
d) etil etil alkohol alkohol 95 95 %;%;
e)
e) etil etil eter, eter, bebas bebas peroksida; peroksida; dandan f)
f) petrolium petrolium eter.eter.
B.3.4
B.3.4 Cara Cara kerjakerja a)
a) Timbang 5 g - 10 g contoh yoguTimbang 5 g - 10 g contoh yogurt (W) ke dalam labu ekstraksirt (W) ke dalam labu ekstraksi, tambahkan 10 ml air, tambahkan 10 ml air suling, aduk sehingga membentuk pasta, dan panaskan jika diperlukan;
suling, aduk sehingga membentuk pasta, dan panaskan jika diperlukan;
b)
b) tambahkan 1 ml tambahkan 1 ml sampai dengan 1,25 sampai dengan 1,25 ml ammonium hidroksida pekat, panaskan ml ammonium hidroksida pekat, panaskan dalamdalam penangas air pada suhu 60 °C – 70
penangas air pada suhu 60 °C – 70 °C selama 15 menit, diaduk beberapa kali dan°C selama 15 menit, diaduk beberapa kali dan dinginkan;
dinginkan;
c)
c) tambahkan 3 tetes indtambahkan 3 tetes indikator fenolftaleiikator fenolftalein, 10 ml alkohol 95 %, tutup n, 10 ml alkohol 95 %, tutup labu ekstraksi, danlabu ekstraksi, dan aduk selama 15 detik;
aduk selama 15 detik;
d)
d) untuk ekstraksi pertauntuk ekstraksi pertama; tambahkan 25 ml etil eter, tutup labu ekstraksma; tambahkan 25 ml etil eter, tutup labu ekstraksi, dan kocoki, dan kocok dengan kencang selama 1 menit;
dengan kencang selama 1 menit;
e)
e) longgarkan longgarkan sesekali tutusesekali tutup labu ekp labu ekstraksi apabistraksi apabila diperlula diperlukan;kan;
f)
f) tambahkan tambahkan 25 ml p25 ml petrolium eteetrolium eter, tutup labu r, tutup labu ekstraksi, dekstraksi, dan kocok an kocok dengan dengan kencang sekencang selamalama 1 menit;
1 menit;
g)
g) longgarkan sesekali longgarkan sesekali tutup tutup labu labu ekstraksi apabila ekstraksi apabila diperlukan;diperlukan;
h)
h) sentrifuse labsentrifuse labu tersebut pada 600 rpu tersebut pada 600 rpm selama 30 detik sehm selama 30 detik sehingga terjadi peingga terjadi pemisahan fasamisahan fasa air (
air (bright pink bright pink ) dan eter dengan jelas;) dan eter dengan jelas;
i)
i) tuangkan lapisan eter tuangkan lapisan eter dengan hati-hati ke dengan hati-hati ke dalam labu dalam labu lemak atau lemak atau pinggan alumuniumpinggan alumunium kosong yang telah diketahui bobotnya (W
kosong yang telah diketahui bobotnya (W00););
j)
j) lapisan air dilapisan air digunakan untugunakan untuk ekstraksi berikuk ekstraksi berikutnya;tnya;
k)
k) untuk ekstraksi kedua, ulangi cara untuk ekstraksi kedua, ulangi cara kerja c kerja c sampai dengan j sampai dengan j dengan penambahan 5 dengan penambahan 5 mlml alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter;
alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter;
l)
l) untuk ekstrakuntuk ekstraksi ketiga, si ketiga, ulangi ulangi cara kerja cara kerja c sampai c sampai dengan j dengan j dengan tadengan tanpa penanpa penambahanmbahan alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter; (ekstraksi ke-3 tidak perlu alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter; (ekstraksi ke-3 tidak perlu dilakukan untuk yogurt tanpa lemak)
dilakukan untuk yogurt tanpa lemak) m)
m) uapkan pelarut di atas penangas air uapkan pelarut di atas penangas air dan keringkan labu lemak/pinggan alumunium yangdan keringkan labu lemak/pinggan alumunium yang berisi ekstrak lemak
berisi ekstrak lemak tersebut dalam oven pada suhu (100 tersebut dalam oven pada suhu (100 ± 1) °C ± 1) °C selama 30 menit atauselama 30 menit atau oven vakum pada suhu 70 °C – 75
oven vakum pada suhu 70 °C – 75 °C dengan tekanan < 50 mm Hg (6,7 kPa); dan°C dengan tekanan < 50 mm Hg (6,7 kPa); dan n)
n) dinginkan dalam dinginkan dalam desikator dan desikator dan timbang hingga timbang hingga bobot tetap bobot tetap (W(W11).).
B.3.5 Perhitungan B.3.5 Perhitungan
Lemak (%) =
Lemak (%) = (W(W11 --WW00)) 100100 %%
×
×
W
W
dengan;
dengan;
W
W adalah adalah bobot bobot contoh, contoh, (g);(g);
W
W00 adalah bobot labu lemak/pinggan aluminium kosong, (g);adalah bobot labu lemak/pinggan aluminium kosong, (g);
W
W11 adalah bobot labu lemak/pinggan aluminium kosong dan lemak, (g).adalah bobot labu lemak/pinggan aluminium kosong dan lemak, (g).
B.3.6 Ketelitian B.3.6 Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 10 % dari nilai rata-rata hasil lemak atau deviasi Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 10 % dari nilai rata-rata hasil lemak atau deviasi (RSD)
(RSD) maksimal 4 %. Jika kisaran lebih besar dari 10 % atau RSDmaksimal 4 %. Jika kisaran lebih besar dari 10 % atau RSD lebih besar dari 4 %,lebih besar dari 4 %, maka analisa harus diulang kembali.
maka analisa harus diulang kembali.
B.4
B.4 Total Total padatan padatan susu susu bukan bukan lemaklemak B.4.1 Prinsip
B.4.1 Prinsip
Total padatan susu bukan lemak adalah total padatan dikurangi total gula dan t
Total padatan susu bukan lemak adalah total padatan dikurangi total gula dan total lemak.otal lemak.
B.4.2
B.4.2 Penetapan Penetapan total total padatanpadatan B.4.2.1 Prinsip
B.4.2.1 Prinsip
Total padatan dihitung sebagai berat contoh yang tersisa setelah pemanasan dalam oven Total padatan dihitung sebagai berat contoh yang tersisa setelah pemanasan dalam oven pada suhu (100 ± 1) °C selama 4 jam.
pada suhu (100 ± 1) °C selama 4 jam.
B.4.2.2 Peralatan B.4.2.2 Peralatan a)
a) Pinggan Pinggan untuk menimbang untuk menimbang berdiameter 5 berdiameter 5 cm;cm;
b)
b) neraca aneraca analitik terknalitik terkalibrasi alibrasi dengan kdengan ketelitian 0etelitian 0,1 mg;,1 mg;
c)
c) penangas penangas air;air;
d)
d) desikator desikator berisi berisi desikan desikan silika;silika;
e)
e) tang/penjeptang/penjepit; it; dandan f)
f) oven oven terkalibrasi.terkalibrasi.
B.4.2.3
B.4.2.3 Cara Cara kerjakerja a)
a) Timbang pinggan/kotak timbang kosong Timbang pinggan/kotak timbang kosong yang sebelumnya telah yang sebelumnya telah dipanaskan didalamdipanaskan didalam oven (100
oven (100 ±± 1) °C selama 1) °C selama ≥≥ 2 jam (W). Timbang juga 1 pinggan kosong sebagai blangko 2 jam (W). Timbang juga 1 pinggan kosong sebagai blangko (B
(B11), kemudian pinggan kosong dipanaskan pada oven suhu (100), kemudian pinggan kosong dipanaskan pada oven suhu (100 ±± 1) °C selama 1) °C selama
≥
≥ 2 jam 2 jam sebagai blangko sebagai blangko (B(B22););
b)
b) timbang 3 timbang 3 g contoh g contoh (yang sudah (yang sudah dipanaskan pada (38dipanaskan pada (38 ±± 1) °C ke dalam pinggan tadi 1) °C ke dalam pinggan tadi (W
(W11););
c)
c) masukkan pinggan berisi contoh dan masukkan pinggan berisi contoh dan pinggan kosong ke pinggan kosong ke dalam oven dan dalam oven dan keringkankeringkan selama 4 jam pada suhu (100
selama 4 jam pada suhu (100 ±± 1) °C (selama pengeringan pintu oven jangan dibuka); 1) °C (selama pengeringan pintu oven jangan dibuka);
dan dan d)
d) pindahkan pinggan dalam desikator dan pindahkan pinggan dalam desikator dan biarkan dingin pada biarkan dingin pada suhu kamar (30 suhu kamar (30 menit)menit) kemudian timbang (W
kemudian timbang (W22).).
B.4.2.4 Perhitungan B.4.2.4 Perhitungan Total padatan (%) =
Total padatan (%) =
××
dengan : dengan : W
W adalah adalah berat berat pinggan, pinggan, (g);(g);
W
W11 adalah berat pinggan + contohadalah berat pinggan + contohyogurt yogurt , (g);, (g);
W
W22 adalah berat pinggan +adalah berat pinggan + yogurt yogurt kering, (g); kering, (g);
B
B11 adalah adalah berat berat blangko blangko sebelum sebelum dipanaskan, dipanaskan, (g);(g);
B
B22 adalah berat blangko sesudah dipanaskan, (g).adalah berat blangko sesudah dipanaskan, (g).
B.4.2.5 Ketelitian B.4.2.5 Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan disarankan maksimal 5 % dari nilai rata-rata hasil total Kisaran hasil dua kali ulangan disarankan maksimal 5 % dari nilai rata-rata hasil total padatan
padatan
B.4.3
B.4.3 Total Total gula gula dihitung dihitung sebagai sebagai sakarosasakarosa B.4.3.1 Prinsip
B.4.3.1 Prinsip
Sakarosa dihidrolisa menjadi gula pereduksi. Jumlah gula pereduksi dapat mereduksi Cu Sakarosa dihidrolisa menjadi gula pereduksi. Jumlah gula pereduksi dapat mereduksi Cu2+2+
menjadi Cu
menjadi Cu++. Kelebihan Cu. Kelebihan Cu2+2+ dititar dengan cara iodometri. Jumlah Cudititar dengan cara iodometri. Jumlah Cu2+2+ ditetapkan padaditetapkan pada titrasi blangko. Perbedaan antara penitaran blangko dan contoh dapat dihitung sebagai titrasi blangko. Perbedaan antara penitaran blangko dan contoh dapat dihitung sebagai jumlah gula p
jumlah gula pereduksi (meereduksi (menggunakan Tabnggunakan Tabel B.1)el B.1) B.4.3.2 Peralatan
B.4.3.2 Peralatan a)
a) Neraca aNeraca analitik terkanalitik terkalibrasi librasi dengan dengan ketelitian ketelitian 0,1 mg;0,1 mg;
b)
b) erlenmeyer erlenmeyer 500 ml terkalibrasi; 500 ml terkalibrasi;
c)
c) pipet volupipet volumetrik 10 metrik 10 ml, 25 ml, 25 ml, dan ml, dan 50 ml 50 ml terkalibrasiterkalibrasi;;
d)
d) labu ukur 1labu ukur 100 ml, 2500 ml, 250 ml, dan 10 ml, dan 1000 ml te000 ml terkalibrasi;rkalibrasi;
e)
e) buret buret 50 50 ml ml terkalibrasi;terkalibrasi;
f)
f) penangas penangas listrik;listrik;
g)
g) penangas penangas air;air;
h)
h) pendingin pendingin tegak;tegak;
i) termometer;
i) termometer;
j)
j) batu didih; danbatu didih; dan k)
k) stopwatchstopwatch..
B.4.3.3 Pereaksi B.4.3.3 Pereaksi a) larutan
a) larutan Luff Schoorl Luff Schoorl ;;
- larutkan 143,8 g Na
- larutkan 143,8 g Na22COCO33 an hidrat dalam 300 ml air suling. Sambil diaduk, tambahkan an hidrat dalam 300 ml air suling. Sambil diaduk, tambahkan 50 g asam sitrat
50 g asam sitrat yang telah dilarutkan dengan 50 ml air suling.yang telah dilarutkan dengan 50 ml air suling.
-
- tambahkan 25 tambahkan 25 g CuSOg CuSO44.5H.5H22O yang telah dilarutkan dengan 100 ml air suling.O yang telah dilarutkan dengan 100 ml air suling.
- pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan larutan sampai tanda - pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan larutan sampai tanda
garis dengan air suling dan kocok.
garis dengan air suling dan kocok.
- biarkan semalam dan saring bila perlu. Larutan ini mempunyai kepekatan Cu
- biarkan semalam dan saring bila perlu. Larutan ini mempunyai kepekatan Cu2+2+ 0,2 N 0,2 N dan Na
dan Na22COCO33 2 M. 2 M.
b)
b) larutan larutan kalium kalium iodida, iodida, KI 20 KI 20 %;%;
larutkan 20 g
larutkan 20 g kalium iodida p.a. kalium iodida p.a. dengan air suling hingga dengan air suling hingga 100 ml.100 ml.
c)
c) larutan larutan asam asam sulfat, sulfat, HH22SOSO44 25 % dan 3 M; 25 % dan 3 M;
-
- HH22SOSO44 25 %; 25 %;
larutkan 138 ml H
larutkan 138 ml H22SOSO44 p.a. (98 %, b.j. 1,84) dengan 745 ml air suling.p.a. (98 %, b.j. 1,84) dengan 745 ml air suling.
-
- HH22SOSO44 3 M; 3 M;
larutkan 84 ml H
larutkan 84 ml H22SOSO44 p.a. (98 %, b.j. 1,84) dengan air suling hingga 1 L.p.a. (98 %, b.j. 1,84) dengan air suling hingga 1 L.
d)
d) larutan larutan natrium natrium tio tio sulfat, sulfat, NaNa22SS22OO33 0,1 N; 0,1 N;
-
- larutkan 100 ml larutan natrium tiosulfat 1 N dengan air suling bebas COlarutkan 100 ml larutan natrium tiosulfat 1 N dengan air suling bebas CO22 menjadi 1 L; menjadi 1 L;
-
- pembuatan pembuatan natrium tiosunatrium tiosulfat 1 N;lfat 1 N;
larutkan 248 g natrium tiosulfat 5 H
larutkan 248 g natrium tiosulfat 5 H22O dengan air suling bebas COO dengan air suling bebas CO22 (yang sudah (yang sudah dididihkan terlebih dahulu) sehingga 1 L.
dididihkan terlebih dahulu) sehingga 1 L.
-
- standardisastandardisasi natrium tiosulfasi natrium tiosulfat 0,1 N.t 0,1 N.
e)
e) larutan asam larutan asam klorida, HCl klorida, HCl 25 % 25 % dan 4 dan 4 N;N;
-
- HCl HCl 25 25 %;%;
640 mL HCl p.a. (± 37 %,
640 mL HCl p.a. (± 37 %, b.j. 1,19) diencerkan dengab.j. 1,19) diencerkan dengan air suling hingga 1 L.n air suling hingga 1 L.
-
- HCl 4 HCl 4 N;N;
356 ml HCl
356 ml HCl p.a. (± 37 %, b.j. p.a. (± 37 %, b.j. 1,19) diencerkan deng1,19) diencerkan dengan air suling hingga 1 L.an air suling hingga 1 L.
f)
f) indikator indikator kanji kanji 0,5 0,5 %;%;
larutkan 0,50 g amilium dengan air panas menjadi 100 ml.
larutkan 0,50 g amilium dengan air panas menjadi 100 ml.
g)
g) larutan larutan natrium natrium hidroksida, hidroksida, NaOH NaOH 0,1 M;0,1 M;
h)
h) larutan larutan indikator indikator fenolftalen fenolftalen 1 1 %;%;
larutkan 1 g fenolftalein p.a. dengan alkohol 60 %
larutkan 1 g fenolftalein p.a. dengan alkohol 60 % hingga 100 ml.hingga 100 ml.
i)
i) larutan larutan seng seng asetat, asetat, (CH(CH33COO)COO)22.2 H.2 H22O 3 N; danO 3 N; dan timbang 55 g Zn asetat 2 H
timbang 55 g Zn asetat 2 H22O, kemudian larutkan dengan air suling menjadi 100 ml.O, kemudian larutkan dengan air suling menjadi 100 ml.
j)
j) larutan kalium larutan kalium ferosianida, Kferosianida, K44Fe(CN)Fe(CN)66 0,5 N. 0,5 N.
larutkan 5,3 g kalium ferosianida dengan air suling hingga 100 ml.
larutkan 5,3 g kalium ferosianida dengan air suling hingga 100 ml.
B.4.3.4
B.4.3.4 Cara Cara kerjakerja a)
a) Timbang 2 g - Timbang 2 g - 10 g contoh (W) 10 g contoh (W) dan masukkan ke dalam labu dan masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, tambahkan airukur 250 ml, tambahkan air dan kocok;
dan kocok;
b)
b) tambahkan tambahkan 2,5 ml 2,5 ml Zn asetat Zn asetat dan kodan kocok;cok;
c)
c) tambahkan 2,5 ml larutan kalium tambahkan 2,5 ml larutan kalium ferosianidferosianida. Apabila tidak timbul a. Apabila tidak timbul endapan berartiendapan berarti penambahan K
penambahan K44Fe(CN)Fe(CN)66 0,5 N sudah cukup; 0,5 N sudah cukup;
d)
d) goyangkan dgoyangkan dan tepatkan isi laan tepatkan isi labu ukur sampai tanbu ukur sampai tanda garis dengada garis dengan air suling dan kn air suling dan kocok,ocok, biarkan kira-kira 30 menit dan saring;
biarkan kira-kira 30 menit dan saring;
e)
e) pipet 50 pipet 50 ml hasil ml hasil penyaringan ke dalam penyaringan ke dalam labu ukur labu ukur 100 ml;100 ml;
f)
f) tambahkan 5 ml tambahkan 5 ml HCl 25 HCl 25 %, hidrolisis dalam penangas air %, hidrolisis dalam penangas air suhu 68 suhu 68 °C – °C – 70 °C 70 °C selamaselama 10 menit (menggunakan
10 menit (menggunakan stopwatchstopwatch););
g)
g) angkat labu angkat labu ukur dan ukur dan termometer dibilas dengan termometer dibilas dengan air dan air dan dinginkan;dinginkan;
h)
h) pipet pipet 25 25 ml ml larutanlarutan Luff Schoorl Luff Schoorl ke dalam ke dalam Erlenmeyer Erlenmeyer 500 ml tertutup asah, tambahkan 500 ml tertutup asah, tambahkan 10 ml larutan hasil saringan (dengan menggunakan pipet) dan 15 ml air suling agar 10 ml larutan hasil saringan (dengan menggunakan pipet) dan 15 ml air suling agar volume menjadi 50 ml serta beberapa butir batu didih;
volume menjadi 50 ml serta beberapa butir batu didih;
i)
i) pemipetan pemipetan contoh dacontoh dapat diperkepat diperkecil dan cil dan atau dipeatau diperbesar tergarbesar tergantung dari ntung dari kandungan kandungan gulagula pereduksi dalam contoh. Apabila terbentuk endapan merah dan warna biru dari larutan pereduksi dalam contoh. Apabila terbentuk endapan merah dan warna biru dari larutan hilang, perkecil pemipetan. Sebaliknya apabila endapan merah tidak terbentuk sama hilang, perkecil pemipetan. Sebaliknya apabila endapan merah tidak terbentuk sama sekali, perbesar pemipetan. Penambahan air diatur sehingga volume akhir 50 ml;
sekali, perbesar pemipetan. Penambahan air diatur sehingga volume akhir 50 ml;
j)
j) hubungkanhubungkan Erlenmeyer Erlenmeyer dengan pendingin tegak, panaskan di atas pemanas listrik, dengan pendingin tegak, panaskan di atas pemanas listrik, usahakan dalam waktu 3 menit sudah mulai mendidih;
usahakan dalam waktu 3 menit sudah mulai mendidih;
k) panaskan terus selama 10 menit (pakai
k) panaskan terus selama 10 menit (pakai stopwatchstopwatch) kemudian angkat dan segera) kemudian angkat dan segera dinginkan dalam bak berisi es (jangan digoyang, apabila warna biru dari larutan dinginkan dalam bak berisi es (jangan digoyang, apabila warna biru dari larutan LuffLuff Schoorl
Schoorl habis, maka pemipetan larutan habis, maka pemipetan larutan contoh diperkecil/diulancontoh diperkecil/diulang);g);
l)
l) setelah setelah dingin dingin tambahkan tambahkan 10 ml 10 ml larutan larutan KI 20 KI 20 % dan % dan 25 ml 25 ml larutan larutan HH22SOSO44 25 % (hati-hati 25 % (hati-hati terbentuk gas CO
terbentuk gas CO22););
m) titar dengan larutan natrium tio sulfat 0,1 N dan tambahkan 2 ml sampai dengan 3 ml m) titar dengan larutan natrium tio sulfat 0,1 N dan tambahkan 2 ml sampai dengan 3 ml
indikator larutan kanji 0,5 % (V indikator larutan kanji 0,5 % (V11););
n)
n) lakukan penetapan lakukan penetapan blangko, pipet 25 blangko, pipet 25 ml larutanml larutan Luff Schoorl Luff Schoorl dan tambahkan 25 ml air dan tambahkan 25 ml air suling, kerjakan seperti di atas (V
suling, kerjakan seperti di atas (V22););
o)
o) kerjakan kerjakan penetapan penetapan duplo; duplo; dandan p)
p) hitung hitung sakarosa sakarosa dengan dengan menggunakan Tabel menggunakan Tabel B.1.B.1.
B.4.3.5 Perhitungan B.4.3.5 Perhitungan
Total gula dihitung sebagai sakarosa (%) = 0.95 x % gula sesudah inversi Total gula dihitung sebagai sakarosa (%) = 0.95 x % gula sesudah inversi dengan:
dengan:
Gula sesudah inversi (%) =
Gula sesudah inversi (%) =
×
×
dengan:
dengan:
W
W11 adalah bobot glukosa, berdasarkan Tabel B.1, (mg);adalah bobot glukosa, berdasarkan Tabel B.1, (mg);
Jumlah natrium tiosulfat 0,1 N yang diperlukan untuk mencari bobot glukosa dalam Jumlah natrium tiosulfat 0,1 N yang diperlukan untuk mencari bobot glukosa dalam tabel adalah pengurangan volume titar blangko dengan volume titar contoh (V
tabel adalah pengurangan volume titar blangko dengan volume titar contoh (V22sampaiisampaii dengan V
dengan V11););
fp
fp adalah faktor pengenceran;adalah faktor pengenceran;
W
W adalah adalah bobot bobot contoh, contoh, (mg).(mg).
B.4.3.6 Ketelitian B.4.3.6 Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 5 % dari nilai rata-rata hasil kadar skarosa atau Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 5 % dari nilai rata-rata hasil kadar skarosa atau deviasi (RSD) maksimal 3 %. Jika kisaran lebih besar dari 5 % atau RSD lebih besar dari deviasi (RSD) maksimal 3 %. Jika kisaran lebih besar dari 5 % atau RSD lebih besar dari 3 %, maka analisis harus diulang kembali.
3 %, maka analisis harus diulang kembali.
Tabel B.1 - Ekivalen natrium tiosulfat Tabel B.1 - Ekivalen natrium tiosulfat Na
Na22SS22OO33 0,1 M 0,1 M (ml) (ml)
Gula pereduksi Gula pereduksi Glukosa (mg) Glukosa (mg)
1 2,4
1 2,4
2 4,8
2 4,8
3 7,2
3 7,2
4 9,7
4 9,7
5 12,2
5 12,2
6 12,7
6 12,7
7 17,2
7 17,2
8 19,8
8 19,8
9 22,4
9 22,4
10 25,0
10 25,0
11 27,6
11 27,6
12 30,3
12 30,3
13 33,0
13 33,0
14 35,7
14 35,7
15 38,5
15 38,5
16 41,3
16 41,3
17 44,2
17 44,2
18 47,1
18 47,1
Tabel B.1 - (Lanjutan Tabel B.1 - (Lanjutan)) Na
Na22SS22OO33 0,1 M 0,1 M (ml) (ml)
Gula pereduksi Gula pereduksi Glukosa (mg) Glukosa (mg)
19 50,0
19 50,0
20 53,0
20 53,0
21 56,0
21 56,0
22 59,1
22 59,1
23 62,2
23 62,2
B.4.4
B.4.4 Penetapan Penetapan total total padatan padatan susu susu bukan bukan lemaklemak Perhitungan :
Perhitungan :
Total padatan susu tanpa lemak (%) = total padatan (%) – total gula (%) - total lemak (%) Total padatan susu tanpa lemak (%) = total padatan (%) – total gula (%) - total lemak (%) (B.3).
(B.3).
B.5
B.5 Protein Protein (N×6,38)(N×6,38) B.5.1 Prinsip
B.5.1 Prinsip
Contoh uji didestruksi dengan H
Contoh uji didestruksi dengan H22SOSO44 menggunakan CuSO menggunakan CuSO44.5H.5H22O sebagai katalis danO sebagai katalis dan KK22SOSO44
untuk meningkatkan titik
untuk meningkatkan titik didihnya bertujuan melepaskan nitrogen dari protein sebagai didihnya bertujuan melepaskan nitrogen dari protein sebagai garamgaram amonium. Garam amonium tersebut diuraikan menjadi NH
amonium. Garam amonium tersebut diuraikan menjadi NH33 pada saat destilasi pada saat destilasi menggunakan NaOH. NH
menggunakan NaOH. NH33 yang dibebaskan dan diikat dengan asam borat, menghasilkan yang dibebaskan dan diikat dengan asam borat, menghasilkan amonium borat yang secara kuantitatif dititrasi dengan larutan baku asam sehingga amonium borat yang secara kuantitatif dititrasi dengan larutan baku asam sehingga diperoleh total nitrogen. Kadar protein susu diperoleh dari hasil kali total nitrogen dengan diperoleh total nitrogen. Kadar protein susu diperoleh dari hasil kali total nitrogen dengan 6,38.
6,38.
B.5.2 Peralatan B.5.2 Peralatan a) Labu
a) LabuKjeldahl Kjeldahl 100 ml; 100 ml;
b)
b) distilatodistilator r dan dan kelengkapannyakelengkapannya;;
c)
c) pemanas pemanas listrik/alat delistrik/alat destruksi distruksi dilengkapi lengkapi dengan dengan penghisap penghisap asap;asap;
d)
d) neraca neraca analitik analitik terkalibrasterkalibrasi i dengan dengan ketelitiaketelitian n 0,1 0,1 mg;mg;
e)
e) buret buret 10 10 ml ml terkalibrasi; terkalibrasi; dandan f)
f) batu batu didih.didih.
B.5.3 Pereaksi B.5.3 Pereaksi a)
a) Asam Asam sulfat, sulfat, HH22SOSO44 pekat bebas nitrogen; pekat bebas nitrogen;
b)
b) larutan larutan katalis katalis tembaga, tembaga, CuSOCuSO44.5H.5H22O bebas nitrogen 0,05 g/ml HO bebas nitrogen 0,05 g/ml H22O;O;
larutkan 5 g CuSO
larutkan 5 g CuSO44.5H.5H22O dengan air suling menjadi 100 ml, lalu pindahkan ke dalamO dengan air suling menjadi 100 ml, lalu pindahkan ke dalam botol bertutup gelas;
botol bertutup gelas;
c)
c) katalis katalis selen;selen;
campurkan 4 g serbuk SeO
campurkan 4 g serbuk SeO22, 150 g K, 150 g K22SOSO44 atau Na atau Na22SOSO44 dan 30 g CuSO dan 30 g CuSO44.5 H.5 H22O.O.
d)
d) kalium kalium sulfat, sulfat, KK22SOSO44 bebas nitrogen; bebas nitrogen;
e)
e) batu batu didih;didih;
f)
f) larutan larutan indikatorindikatormethylred methylred (MR)/ (MR)/bromocresol greenbromocresol green (BCG);(BCG);
larutkan 0,2 g
larutkan 0,2 g methyl red methyl red dengan etanol 95 % menjadi 100 ml. Larutkan 1,0 g dengan etanol 95 % menjadi 100 ml. Larutkan 1,0 g bromocresol green
bromocresol green dengan etanol 95 % menjadi 500 ml. Campurkan 1 bagian larutan dengan etanol 95 % menjadi 500 ml. Campurkan 1 bagian larutan
methyl red
methyl red dan 5 bagian larutan dan 5 bagian larutan bromocresol greenbromocresol green dalam gelas piala lalu pindahkan ke dalam gelas piala lalu pindahkan ke dalam botol bertutup gelas.
dalam botol bertutup gelas.
g)
g) larutan larutan asam asam borat, borat, HH33BOBO33 4 %; 4 %;
larutkan 40 g H
larutkan 40 g H33BOBO33 dengan air suling menjadi 1000 ml dan tambahkan 3 ml larutan dengan air suling menjadi 1000 ml dan tambahkan 3 ml larutan indikator
indikator methyl redmethyl red // bromocresol green,bromocresol green, adukaduk,, (larutan akan berwarna kuning terang)(larutan akan berwarna kuning terang) dan pindahkan ke dalam botol
dan pindahkan ke dalam botol bertutup gelas.bertutup gelas.
h)
h) larutan larutan natrium natrium hidroksida, hidroksida, NaOH NaOH 30 %30 %;;
larutkan 600 g hablur NaOH dengan air suling menjadi 2000 ml, simpan ke dalam botol larutkan 600 g hablur NaOH dengan air suling menjadi 2000 ml, simpan ke dalam botol bertutup karet.
bertutup karet.
i)
i) larutan larutan indikator indikator fenolftalein fenolftalein (PP) (PP) 1 1 %; %; dandan
larutkan 1 g serbuk indikator PP dengan alkohol 95 % dan encerkan menjadi 100 ml.
larutkan 1 g serbuk indikator PP dengan alkohol 95 % dan encerkan menjadi 100 ml.
j)
j) larutan asam larutan asam klorida, HCl 0,1klorida, HCl 0,1000M.000M.
pipet dengan hati-hati 8,60 ml HCl pekat (36,5 % - 38 %) kedalam labu ukur 1 L dan pipet dengan hati-hati 8,60 ml HCl pekat (36,5 % - 38 %) kedalam labu ukur 1 L dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis dan ditetapkan normalitasnya.
encerkan dengan air suling sampai tanda garis dan ditetapkan normalitasnya.
B.5.4
B.5.4 Cara Cara kerjakerja a)
a) Timbang 1 Timbang 1 g contoh g contoh (W) ke (W) ke dalam labudalam labu Kjeldahl Kjeldahl , tambahkan 15,00 g K, tambahkan 15,00 g K22SOSO44, 1 ml larutan, 1 ml larutan katalis CuSO
katalis CuSO44.5H.5H22O O atau 1 atau 1 g g campuran katalis campuran katalis selen, 8 selen, 8 batu didih batu didih sampai dengan sampai dengan 1010 batu didih dan 25 ml H
batu didih dan 25 ml H22SOSO44 pekat; pekat;
b)
b) panaskan campuran panaskan campuran dalam pemanas dalam pemanas listrik sampai mendidih listrik sampai mendidih dan larutan dan larutan menjadi jernihmenjadi jernih kehijau-hijauan. Lakukan dalam lemari asam atau lengkapi alat destruksi dengan unit kehijau-hijauan. Lakukan dalam lemari asam atau lengkapi alat destruksi dengan unit pengisapan asap;
pengisapan asap;
c)
c) biarkan biarkan dingin, kemudian dingin, kemudian encerkan dengan encerkan dengan air air suling suling secukupnya;secukupnya;
d)
d) tambahkan 75 ml tambahkan 75 ml larutan NaOH 30 larutan NaOH 30 % (periksa dengan % (periksa dengan indikator PP sehingga campuranindikator PP sehingga campuran menjadi basa);
menjadi basa);
e)
e) sulingkan selama 5 menit sulingkan selama 5 menit sampai dengan 10 sampai dengan 10 menit atau saat larutan destilat telahmenit atau saat larutan destilat telah mencapai kira-kira 150 ml, dengan penampung destilat adalah 50 ml larutan H
mencapai kira-kira 150 ml, dengan penampung destilat adalah 50 ml larutan H33BOBO33 4 %; 4 %;
f)
f) bilas bilas ujung ujung pendingin pendingin dengan dengan air air suling;suling;
g)
g) titar larutan titar larutan campuran destilat dengan campuran destilat dengan larutan HCl larutan HCl 0,1000 M; 0,1000 M; dandan h)
h) kerjakan kerjakan penetapan penetapan blangko.blangko.
B.5.5 Perhitungan B.5.5 Perhitungan
Kadar protein (%) =
Kadar protein (%) =
×
×
dengan:
dengan:
V
V11 adalah Volume HCl 0,1000 N untuk titrasi contoh, (ml);adalah Volume HCl 0,1000 N untuk titrasi contoh, (ml);
V
V22 adalah Volume HCl 0,1000 N untuk titrasi blangko, (ml);adalah Volume HCl 0,1000 N untuk titrasi blangko, (ml);
N
N adalah adalah Normalitas Normalitas larutan larutan HCl;HCl;
W
W adalah adalah bobot bobot contoh, contoh, (mg);(mg);
14,007 adalah bobot atom Nitrogen;
14,007 adalah bobot atom Nitrogen;
6,38
6,38 adalah adalah faktor faktor protein protein untuk untuk susu.susu.
B.5.6 Ketelitian B.5.6 Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 10 % dari nilai rata-rata hasil kadar protein atau Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 10 % dari nilai rata-rata hasil kadar protein atau deviasi (RSD)
deviasi (RSD) maksimal 4 %. Jika kmaksimal 4 %. Jika kisaran lebih bisaran lebih besar dari 10 % aesar dari 10 % atau RSD tau RSD lebih besar dalebih besar dariri 4 %, maka analisa harus diulang kembali.
4 %, maka analisa harus diulang kembali.