Jurnal Kebajikan
Jurnal Pengabdian Masyarakat
E-ISSN: 2985-9557 Vol: 01, No: 03, Mei 2023
STIMULASI KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGGUNAKAN PERMAINAN MENYAMBUNG JALAN
DENGAN MEDIA SEDOTAN
Nahda Wafiah Idrus1*) | Eka Sufartianinsih Jafar2)
12)Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar [email protected]
Abstract : Children's fine motor skills are very important to pay attention to and develop from the golden age. Efforts that can be made to improve children's fine motor skills are to provide stimulation from the outside such as providing educational games that can help improve fine motor development. This service aims to stimulate fine motor skills of early childhood at UPT PPRSA Inang Matutu. Children's fine motor stimulation is provided through interesting and fun educational game methods. The game is named “The Road-Connecting Game”. Games are designed using simple and low-budget tools and materials so that they can be a reference for parents and social workers in stimulating children's fine motor development. The subjects in this study were APM class A at UPT PPRSA Inang Matutu as many as 10 people aged 4-5 years. Data collection techniques in this study used observation and interview methods. This development uses the class action method through 6 stages, namely initial reflection, field introduction, finding solutions, action planning, action implementation, observation, and evaluation. The results of this service show that there is an increase in children's fine motor skills after carrying out the game. It is hoped that the use of educational game tools can be carried out to stimulate aspects of development adapted to the stages of age and child development.
Keywords: Golden Age, Road Connecting Game, Fine Motor Stimulation
Abstrak: Kemampuan motorik halus anak sangat penting diperhatikan dan dikembangkan sejak usia keemasan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak adalah dengan memberikan stimulasi dari luar seperti memberikan permainan edukatif yang dapat membantu meningkatkan perkembangan motorik halus. Pengabdian ini bertujuan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak usia dini di UPT PPRSA Inang Matutu. Stimulasi motorik halus anak diberikan melalui metode permainan edukatif dengan menggunakan media sedotan yang menarik dan menyenangkan. Permainan ini diberi nama “Permainan Menyambung Jalan”. Permainan dirancang dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan murah agar dapat menjadi referensi orang tua dan pekerja sosial dalam menstimulasi perkembangan motorik halus anak. Responden dalam pengabdian ini adalah Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A di UPT PPRSA Inang Matutu sebanyak 10 orang yang berusia 4-5 tahun. Teknik pengumpulan data pada kegiatan pengabdian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Pengabdian ini melalui 6 tahapan yaitu refleksi awal, pengenalan lapangan, mencari solusi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi. Hasil pengabdian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan motorik halus anak setelah melaksanakan permainan menggunakan media sedotan. Diharapkan penggunaan alat permainan edukatif dapat dilakukan untuk menstimulasi aspek perkembangan disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak Kata kunci : Usia Emas, Permainan Menyambung Jalan, Stimulasi Motorik Halus
39 A. PENDAHULUAN
Usia dini merupakan usia keemasan yang terjadi di saat anak berusia 0 hingga 6 tahun. Fase keemasan ini merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting di awal kehidupan individu karena otak akan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada usia ini, lima aspek perkembangan anak harus dioptimalkan semaksimal mungkin karena akan sangat berdampak terhadap perkembangan pada fase selanjutnya. kelima aspek perkembangan itu yakni aspek kognitif, aspek bahasa, aspek fisik motorik, nilai moral agama, dan aspek sosial emosional (Pura & Asnawati, 2019)
Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada fase ini adalah aspek motorik halus. Motorik halus merupakan gerakan yang berkaitan dengan otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi antara mata dengan gerakan tangan serta jari-jemari (Ayuningrum, 2017). Keterampilan motorik halus (fine motor skill) meliputi otot-otot kecil yang ada di seluruh tubuh seperti menyentuh dan memegang (Desmita, 2013). Gerakan motorik halus terutama melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil (Hildayani & Psi, 2014)
Kematangan motorik halus yang dimiliki anak akan membantu mengembangkan kemampuan menulis dan mendukung anak dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Terdapat tujuan dari kemampuan motorik halus yaitu mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, mampu mengoordinasikan tangan dan mata, mengendalikan emosi (Cllaudia et al., 2018) Sayangnya kemampuan motorik halus seringkali kurang diperhatikan. Hal ini di buktikan oleh data yang ditemukan pengabdi bahwa kemampuan motorik halus Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A di UPT PPRSA Inang Matutu masih perlu dimaksimalkan. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A yang belum mampu menggunting pola sederhana, belum mampu memegang pensil dengan benar, belum mampu mewarnai dengan rapi, dan masih mewarnai dengan cara menggenggam krayon.
Kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun dapat distimulasi dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang menyenangkan salah satunya melalui kegiatan permainan (Dewi dan Surani, 2018). Telah terdapat beberapa permainan stimulasi motorik halus di UPT PPRSA Inang Matutu seperti permainan lego dan puzzle. Namun pengabdi menilai diperlukannya permainan stimulasi motorik halus anak yang lebih variatif agar Anak Penerima Manfaat (APM) tidak bosan jika harus memainkan permainan yang sama setiap hari.
Pengabdian ini bertujuan untuk membuat dan menerapkan alat permainan stimulasi motorik halus Anak yang menarik dan menyenangkan. Permainan ini dikhususkan untuk Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A di UPT PPRSA Inang Matutu yang telah memasuki usia prasekolah. Alat permainan edukatif yang baik akan lebih menarik untuk anak daripada alat permainan yang tidak didesain dengan baik, sebab anak usia prasekolah biasanya menyukai alat permainan dengan contoh yang sederhana dan tidak rumit serta berwarna terang (Setyaningsing, 2021). Manfaat pengabdian ini adalah alat stimulasi keterampilan motorik halus yang dirancang pengabdi dapat menjadi referensi bagi orang tua dari Anak Penerima Manfaat (APM) dan pekerja sosial (peksos) di UPT PPRSA Inang Matutu dalam meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak usia dini usia 4 – 5 tahun
.
B. METODE YANG DIGUNAKAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode pengembangan instrumen atau media stimulasi keterampilan motorik halus oleh tim pengabdi yakni permainan menyambung jalan menggunakan media sedotan dan menilai efektivitas instrumen atau media stimulasi dengan melakukan observasi dan wawancara sebelum dan setelah instrumen diberikan pada responden. Pemberian permainan edukatif menyambung jalan akan menstimulasi perkembangan motorik halus anak dan diharapkan memberikan metode baru dalam stimulasi keterampilan motorik halus serta dapat memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran yang membutuhkan aktivitas motorik halus seperti menulis, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya (Wibama, 2013).
40 Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada 10 orang anak kelas A yang berusia 4 – 5 tahun di UPT PPRSA Inang Matutu. Berikut ini disajikan penjelasan tentang prosedur kegiatan pengabdian yang dilakukan di UPT PPRSA Inang Matutu:
a. Refleksi Awal
Tahap awal dimulai dari kesadaran pengabdi akan adanya masalah di lapangan yang merupakan hasil refleksi awal atas apa yang ditemukan pada kegiatan observasi. Kegiatan observasi berlangsung selama 2 pekan yaitu pada tanggal 5- 16 September 2022.
b. Pengenalan Lapangan
Masalah-masalah tersebut selanjutnya diidentifikasi dan disusun menurut skala prioritas.
Pengabdi memilih untuk fokus pada masalah terkait peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A di UPT PPTSA Inang Matutu. Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A telah memasuki usia prasekolah yang membutuhkan keterampilan motorik halus dalam berbagai aktivitas belajar seperti memegang pulpen dengan benar, menulis dan menggambar. Anak usia prasekolah merupakan tahapan usia yang sangat membutuhkan stimulasi dini untuk perkembangan motorik halusnya (Wahyuni, 2018)
c. Mencari Solusi
Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, pengabdi kemudian mengusulkan solusi yang diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut yang didasarkan pada teori-teori terdahulu yang relevan.
d. Perencanaan Tindakan
Pengabdi menyusun action plan yang konkret agar rancangan solusi dapat dilaksanakan.
Adapun solusi yang ditawarkan pengabdi terkait masalah perkembangan motorik halus anak adalah merancang permainan edukatif yang menjadi media stimulasi perkembangan motorik.
Permainan ini diberi nama “Permainan Menyambung Jalan” yaitu permainan dengan menggunakan media sedotan. Stimulasi yang tepat bagi anak dapat dilakukan melalui permainan karena dengan bermain anak akan belajar sehingga aspek perkembangan dapat ditumbuhkan lebih sehat sekaligus cerdas secara optimal. Pada tahap ini pengabdi juga menyiapkan beberapa peralatan yang diperlukan seperti lembar observasi dan alat peraga.
e. Pelaksanaan Tindakan
Pengabdi menjalankan rancangan tindakan yang telah di susun sebelumnya. Pengabdi memilih untuk melaksanakan permainan di luar jam belajar Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A agar anak dapat fokus dan tidak terganggu dengan suasana kelas yang ramai. Pengabdi menjalankan program dengan 2 tahapan di hari yang berbeda untuk melihat perubahan setelah menjalankan permainan.
f. Observasi
Pengabdi melakukan monitoring terhadap efek tindakan untuk mengetahui apakah tindakan yang diambil menghasilkan dampak seperti yang diharapkan atau tidak.
g. Evaluasi
Pengabdi mengkaji apa yang telah terjadi sebagai akibat dari diberlakukannya tindakan untuk menjelaskan keberhasilan atau kegagalan tindakan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan menyiapkan alat permainan yang akan menjadi media stimulus motorik halus anak. Permainan ini dirancang menggunakan alat dan bahan yang sangat sederhana, mudah dijangkau dan murah agar dapat menjadi referensi yang mudah bagi orang tua Anak Penerima Manfaat (APM) dan pekerja sosial di UPT PPRSA Inang Matutu ke depannya.
Adapun langkah-langkah pembuatan media permainan menyambung jalan ini sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan seperti sedotan, tali, gunting, double tip, dan selotip.
b. Menyiapkan gambar ilustrasi berbentuk pola jalanan yang telah dicetak menggunakan
kertas anti basah.
41
c. Memotong sedotan dengan ukuran kecil sepanjang 2 cm.
d. Menempelkan potongan sedotan ke media ilustrasi menggunakan double tip dan mengikuti alur jalanan.
e. Menempelkan tali di bagian ujung yang nantinya akan di masukkan ke sedotan- sedotan.
Tahap Pelaksanaan
Pengabdi menjalankan program ini selama 4 pekan kepada Anak Penerima Manfaat (APM) kelas A UPT PPRSA Inang Matutu. Permainan ini dimainkan secara berpasang-pasangan kepada 2 orang anak di luar jam kelas agar lebih efektif dan juga agar anak tidak terdistrak oleh keadaan kelas yang ramai. Sebelum menjalankan permainan, pengabdi memberikan simulasi terlebih dahulu agar anak dapat memahami alur permainan. Adapun alur permainan menyambung jalan ini sebagai berikut:
a. Anak Penerima Manfaat
(APM)duduk berhadapan pada sisi yang berbeda dan diarahkan untuk memasukkan tali yang telah disiapkan ke dalam satu persatu sedotan yang telah ditempel. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi mata serta tangan dan juga dapat melatih pengendalian emosi anak dalam proses memasukkan tali kedalam sedotan.
b. Anak Penerima Manfaat
(APM)diberi penjelasan tentang garis finish dan sampai mana mereka harus menyelesaikan permainan.
c. Anak Penerima Manfaat
(APM)akan berlomba untuk mencapai garis finish dengan waktu yang lebih cepat. Kegiatan ini berfungsi agar permainan lebih menantang dan memicu jiwa kompetitif APM. Berikut telah disajikan beberapa dokumentasi selama permainan berlangsung.
Gambar 1. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa permainan ini dibuat dengan tema yang
menarik agar mampu membuat anak lebih semangat dalam memainkannya. Hasil observasi
42
menunjukkan bahwa Anak Penerima Manfaat (APM) telah memainkan permainan sesuai instruksi yang diberikan. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa anak sangat antusias dalam memainkan permainan ditandai dengan menyelesaikan permainan hingga garis finish.
Tahap Evaluasi
Diagram 1. Hasil Evaluasi
Pada tahap evaluasi pengabdi menilai ada perubahan kemampuan Anak Penerima Manfaat (APM) dalam durasi memasukkan tali ke sedotan sampai garis finish. Anak Penerima Manfaat (APM) lebih cepat menyelesaikan permainan pada tahap 2 dibandingkan pada tahap 1 namun perubahan ini dinilai belum maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh fokus anak yang seringkali teralihkan, dan ketidakmampuan anak mengendalikan emosi ketika mulai kesulitan memasukkan tali ke sedotan
.D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan stimulasi peningkatan keterampilan motorik halus anak usia dini di UPT PPRSA Inang Matutu, dapat disimpulkan bahwa: pemberian alat permainan edukatif akan lebih efektif dan dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak. Penggunaan alat permainan edukatif
“Menyambung Jalan” mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Anak usia dini akan lebih antusias memainkan permainan sederhana yang berwarna terang.
Adapun saran yang dapat diberikan pasca kegiatan ini sebagai berikut: untuk pengabdi selanjutnya diharapkan dapat menciptakan permainan edukatif dengan tema yang lebih menarik. Untuk orang tua dan guru diharapkan agar dapat konsisten dalam memberikan stimulasi pada anak sesuai dengan tahapan perkembangannya menggunakan media dan metode yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningrum, D. (2017). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Kelompok B (5–
6 Thn) Melalui Kolase Dengan Bahan Alam Di Tk Cordova Bojongsari Depok.
Psycho Idea, 15(2), 98-108.
Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
4.5 4 3.5 3 2.5 2
1.5
FR LA RA RI FD SY HN FT TH
Responden (APM Kelas A)
Durasi (menit)
43