STRATEGI ASOSIASI PENGUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH BANYUMAS (ASPIKMAS) DALAM MENGEMBANGKAN UMKM
DI KABUPATEN BANYUMAS PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Prof. K.H.
Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
ISMI AFRIANI WINDIASTUTI NIM. 1817201228
PROGRAM STUDI EKONOMI KEUANGAN ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2022
i
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ismi Afriani Windiastuti
NIM : 1817201228
Jenjang : S.1
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan : Ekonomi dan Keuangan Islam Program Studi : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Strategi Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas (ASPIKMAS) Dalam Mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas Perspektif Ekonomi Islam.
Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan termasuk dalam penelitian saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi pada bagian-bagian yang dirujuk dari sumbernya.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Purwokerto, 20 September 2022 Yang menyatakan
ii
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada
Yth: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Di Purwokerto
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah saya melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi dari Ismi Afriani Windiastuti, NIM 1817201228 yang berjudul:
STRATEGI ASOSIASI PENGUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH BANYUMAS (ASPIKMAS) DALAM MENGEMBANGKAN UMKM DI
KABUPATEN BANYUMAS PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Saya berpendapat bahwa Skripsi tersebut dapat diajukan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Prof. K.H.
Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).
Wasslamu’alaikum Wr. Wb
Purwokerto, 20 September 2022 Pembimbing,
Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag.
NIP. 19730921 200212 1 004
iv MOTTO
“Alloh tidak akan membebani seorang hambanya melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Al-Baqarah: 286)
v
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia yang telah Alloh berikan, penulis mempersembahkan karya tulis skripsi ini kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan, hidayah dan kesempatan untuk terus belajar.
2. Untuk orang tuaku tercinta, Bapak Nasrulloh dan Ibu Sutarni yang selalu membimbing dalam hal kebaikan. Terimakasih telah merawat dengan penuh kasih sayang dari kecil sampai dewasa, yang tidak pernah berhenti mendoakan yang terbaik. Pengorbanan dan ketulusan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun.
3. Terimakasih untuk kakak dan adikku, Mar‟atun Sholikhah, Lisna Yulita, Lutfiani Nada Karlina, Khomsah Desi Nurrohmah, beserta keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan motivasi.
4. Seluruh pengurus Aspikmas Purwokerto yang sudah memberikan izin kepada penulis untuk mendapatkan informasi guna menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga besar Ekonomi Syariah F angkatan 2018, terimakasih sudah menjadi warna warni selama penulis dibangku perkuliahan. Semoga ilmu yang kita dapatkan bermanfaat dan menambah wawasan kita semua untuk dapat terus belajar.
6. Semua pihak yang sudah membantu penulis hingga sampai tahap sekarang ini. Terimakasih atas doa dan dukungan setiap saat.
vi
STRATEGI ASOSIASI PENGUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH BANYUMAS (ASPIKMAS) DALAM MENGEMBANGKAN UMKM DI
KABUPATEN BANYUMAS PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Oleh: Ismi Afriani Windiastuti
NIM: 1817201228
Email: [email protected]
Jurusan Ekonomi dan Keuangan Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
ABSTRAK
UMKM memiliki peran yang sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, namun UMKM Indonesia masih menghadapi beberapa kendala diantaranya permodalan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, lemahnya jaringan usaha dan masih terbayasnya sarana dan prasarana usaha.
Hal serupa terjadi di Kabupaten Banyumas, dimana UMKM di Banyumas masih mengalami beberapa kendala. Hadirnya Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas) bagi para pelaku UMKM dirasakan perubahan yang cukup signifikan dalam pengembangan UMKM di Banyumas. Mulai dari meluasnya jangkauan pemasaran hingga menambah pengetahuan tentang teknologi informasi dalam memasarkan produknya.
Aspikmas merupakan salah satu organisasi atau wadah bagi seluruh pengusaha UMKM yang ada di Kabupaten Banyumas untuk mengembangkan UMKM. Penelitian ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana strategi Aspikmas dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas dan bagaimana startegi tersebut dalam perspektif ekonomi Islam.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data mulai dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mendatangi langsung kantor sekretariat Aspikmas di Purwokerto untuk mencatat informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian wawancara dilakukan kepada pengurus Aspikmas, pemegang bidang satu, dua, tiga dan para pelaku UMKM yang tergabung dalam Aspikmas.
Selanjutnya untuk dokumentasi, peneliti mengumpulkan dalam bentuk-bentuk dokumen seperti, struktur organisasi, dan data terkait Aspikmas. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi Aspikmas dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas yaitu dengan 3 bidang utama dalam Aspikmas yaitu bidang peningkatan kapasitas usaha dan SDM, bidang perizinan usaha dan pembiayaan, dan bidang promosi dan pemasaran.
Dalam perspektif ekonomi Islam strategi Aspikmas dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas tersebut yaitu pertama, strategi pelatihan yang dilakukan Aspikmas sebagai bentuk menambah ilmu untuk mengembangkan usaha, dimana Islam mendorong umatnya untuk
vii
bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan. Kedua, strategi legalitas usaha yang dilakukan Aspikmas membantu dalam pembuatan NIB, PIRT, dan halal. Karena suatu produk jika sudah jelas kehalalannya, konsumen tidak akan ragu dalam membeli. Ketiga strategi promosi dan pemasaran yang dilakukan Aspikmas membantu menginformasikan produk UMKM dengan jelas tanpa melebih-lebihkan produk tersebut. Karena mempromosikan produk di suatu media sosial harus didasari kebenaran dan kejujuran.
Kata Kunci : Aspikmas, Strategi Pengembangan, UMKM
viii
STRATEGY OF ASSOCIATION OF SMALL MEDIUM ENTERPRISES OF BANYUMAS (ASPIKMAS) IN DEVELOPING MSME IN BANYUMAS
DISTRICT ISLAMIC ECONOMIC PERSPECTIVE Ismi Afriani Windiastuti
1817201228
Email: [email protected]
Department of Islamic Ekonomics and Finance Fakulty of Islamic Ekonomics and Business
State Islamic University Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto ABSTRACT
MSMEs have a very influential role in the Indonesian economy, but Indonesian MSMEs still face several obstacles including limited capital, limited human resources (HR), weak business networks and limited business facilities and infrastructure. The same thing happened in Banyumas Regency, where MSMEs in Banyumas still experienced several obstacles. The presence of Aspikmas (Banyumas Micro, Small and Medium Entrepreneurs Association) for MSME actors is felt to be a significant change in the development of MSMEs in Banyumas. Starting from expanding marketing reach to increasing knowledge about information technology in marketing their products. Aspikmas is one of the organizations or forums for all MSME entrepreneurs in Banyumas Regency to develop MSMEs. This research is focused on answering questions about the Aspikmas strategy in developing MSMEs in Banyumas Regency and how the strategy is from an Islamic economic perspective.
This research is a qualitative research with data collection techniques ranging from observation, interviews, and documentation. Observations were made by going directly to the Aspikmas secretariat office in Purwokerto to record the information needed in the study. Then interviews were conducted with Aspikmas management, field one, two, three holders and MSME actors who are members of Aspikmas. Furthermore, for documentation, researchers collect in the form of documents such as organizational structure, and data related to Aspikmas. Data analysis techniques in this study are data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results showed that the Aspikmas strategy in developing MSMEs in Banyumas Regency was with 3 main areas in Aspikmas, namely the field of increasing business capacity and human resources, the field of business licensing and financing, and the field of promotion and marketing. From an Islamic economic perspective, Aspikmas' strategy in developing MSMEs in Banyumas Regency is, first, the training strategy carried out by Aspikmas as a form of increasing knowledge to develop business, where Islam encourages its people to be serious and glorify work. Second, the business legality strategy carried out by Aspikmas helps in making NIB, PIRT, and halal.
Because if it is clear that a product is halal, consumers will not hesitate to
ix
buy it. The three promotion and marketing strategies carried out by Aspikmas help inform MSME products clearly without exaggerating the product.
Because promoting products on social media must be based on truth and honesty.
Keywords : Aspikmas, Development Strategy, MSME
x
PEDOMAN TRANSLITERASI BAHASA ARAB-INDONESIA
Transliterasi kata-kata yang dipakai dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
1. Konsonan tunggal Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
ب ba‟ B Be
ت ta‟ T Te
ث Ša Š es (dengan titik di atas)
ج Jim J Je
ح Ȟ H ha (dengan garis di bawah)
خ kha‟ Kh ka dan ha
د Dal D De
ذ Źal Ź ze (dengan titik di atas)
ر ra‟ R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy es dan ye
ص Şad S es (dengan garis di bawah)
ض d‟ad D de (dengan garis dibawah)
ط Ţa Ţ te (dengan garis di bawah)
ظ Ża Ż zet (dengan garis di bawah)
ع „ain „ koma terbalik di atas
غ Gain G Ge
ف fa‟ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L „el
م Mim M „em
ن Nun N „en
xi
و Waw W W
ه ha‟ H Ha
ء Hamzah „ Apostrof
ى ya‟ Y Ye
2. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
ةدع ditulis „iddah
3. Ta’marbutah di akhir kata bila dimatikan ditulis h
ةمكح ditulis ḫikmah
ةيسج ditulis jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
a. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan ke dua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
ارك م اة ال و لي ا
ء ditulis karamah al-auliya‟
b. Bila ta‟barbutah hidup atau dengan harakat, fathah atau kasrah atau dammah ditulis dengan t.
كز ا ةل ف ط
ر ditulis zakat al-fitr
4. Vokal pendek
َ Fathah ditulis A
َ Kasrah ditulis I
َ Dammah ditulis U
5. Vokal panjang
1. Fathah + alif ditulis a᷇
ج يا لي
ة ditulis j᷇ahiliyyah
2. Fathah + ya’ mati ditulis a᷇
هت
ش ditulis tansa᷇
xii
3. Kasrah + ya’ mati ditulis i᷇
ميرك ditulis karim᷇
4. Dammah + wawu mati ditulis u᷇
ضورف ditulis furu᷇ḍ
6. Vokal rangkap
1. Fathah + ya’ mati ditulis Ai
مكىيب ditulis Bainakum
2. Fathah + wawu mati ditulis Au
ق و
ل ditulis Qaul
7. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata yang dipisah apostrof
متوأأ ditulis a‟antum
تدعأ ditulis u‟iddat
متركش هعل ditulis la‟in syakartum
8. Kata sandang alif + lam a. Bila diikuti huruf qomariyyah
ال ق يا
ش ditulis al-Qiyas
نآرقلا ditulis al-Qur‟a᷇n
b. Bila diikuti huruf syamsiyah diikuti dengan menggunakan harus syamsiyah yang mengikutinya, serta menggunakan huruf l (el)-nya.
ءامطلا ditulis as-Sama᷇‟
صمشلا ditulis asy-Syams
9. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.
ذ و ىا فل ر و
ض ditulis zawi᷇ al-furu᷇ḍ
يا ل ا ل هض
ة ditulis ahl as-Sunnah
xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karuania-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Semoga kita senantiasa mengikuti semua ajarannya dan kelak semoga kita mendapatkan syafa‟atnya di hari kiamat.
Semoga dengan selesainya skripsi ini dapat membawa berkah dan manfaat kepada semua pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membanty penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. K.H. Moh. Roqib, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.
2. Prof. Dr. Fauzi, M.Ag., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.
3. Prof. Dr. H. Ridwan, M.Ag., selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum. Perencanaan dan Keuangan Universitas Islam Negeri (UIN) Prof.
K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.
4. Dr. H. Sulkhan Chakim, S.Ag., M.M., selaku Wakil Rektor III Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.
5. Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.
6. Dewi Laila Hilyatin, S.E., M.S.I., sebagai Koordinator Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.
7. Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag., selaku Dosem Pembimbing, terimakasih karena telah meluangkan waktu, tenaga, pemikiran, dan kesabarannya sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan membalas kebaikan bapak beserta keluarga.
xiv
8. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto yang telah memberikan ilmunya.
9. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan kemudahan administrasi dan pelayanan.
10. Untuk Bapak dan Ibuku tercinta, Bapak Nasrulloh dan Ibu Sutarni yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya. Dan selalu membimbing dalam hal kebaikan. Terimakasih telah merawat dengan penuh kasih sayang dari kecil sampai dewasa, yang tidak pernah berhenti mendoakan yang terbaik.
Pengorbanan dan ketulusan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun.
11. Seluruh pengurus Aspikmas Purwokerto yang sudah memberikan izin kepada penulis untuk mendapatkan informasi guna menyelesaikan skripsi ini.
12. Untuk kakak dan adikku, Mar‟atun Sholikhah, Lisna Yulita, Lutfiani Nada Karlina, dan Khomsah Desi Nurrohmah, yang selalu menjadi penyemangat dan kebahagiaan kepada penulis.
13. Untuk sahabat penulis yang sudah menemani dari semester satu sampai akhir, Asta Listiana dan Ayu Fitriani Rijkiah terimakasih sudah memberikan semangat, menjadi support system penulis dan selalu ada untuk penulis.
14. Untuk sahabat-sahabat penulis di Ponpes Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto kamar Khodijah 1, Fauza Himatun Nangimah, Nuri Cahyaningrum, Mutiara Anggun Saputri, dan Vina Khoerul Umah yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.
15. Untuk adik-adik penulis di Kost Adem Ayem, Istiqomah Nurul Laeli, Rindang Setyo Kinasih, Sophia Kirei Yashrif Fauzi, Ani Latifatul Hanasah yang telah menemani dan memberi dukungan kepada penulis.
16. Keluarga besar Ekonomi Syariah F angkatan 2018, terimakasih sudah menjadi warna warni selama penulis dibangku perkuliahan. Semoga ilmu yang sudah kita dapatkan bermanfaat dan menambah wawasan kita semua untuk dapat terus belajar.
17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
xv
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam segi teknik penulisan maupun teori-teori yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Semoga skripsi yang penulis selesaikan ini dapat berguna dan bermanfaat untuk semua pihak yang membaca. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua. Amin.
Purwokerto, 19 September 2022
Ismi Afriani Windiastuti Nim. 1817201228
xvi DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI BAHASA ARAB-INDONESIA ... x
KATA PENGANTAR ... xiii
DAFTAR ISI ... xvi
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Definisi Operasional... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Sistematika Pembahasan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 10
B. Strategi Pengembangan UMKM Dalam Perspektif Ekonomi Islam... 21
C. Kajian Pustaka ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
C. Objek dan Subjek Penelitian ... 34
D. Sumber Data ... 35
xvii
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Teknis Analisis Data ... 36
G. Uji Keabsahan Data... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Profil Aspikmas ... 39
B. Strategi Aspikmas Dalam Mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas ... 46
C. Analisis Perspektif Ekonomi Islam ... 56
BAB V PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 88
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28
Tabel 4.1 Program Strategi Bidang I... 50
Tabel 4.2 Program Strategi Bidang II ... 54
Tabel 4.3 Progeam Strategi Bidang III ... 57
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kantor Sekretariat Aspikmas ... 40 Gambar 4.2 Struktur Kepengurusan Aspikmas ... 42
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia menjadi pertimbangan yang penting bagi pemerintah Indonesia. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan pilar dalam perekonomian nasional.
Sektor ini juga sangat memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja, selain itu juga berperan penting dalam pemerataan pendapatan dan pengembangan ekonomi nasional. World Bank (2005) berpendapat bahwa usaha kecil dan menengah adalah salah satu kekuatan untuk mendorong dalam pembangunan ekonomi yang amat vital dalam menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan (Abdurohim, 2020).
Di sisi lain, UMKM juga dapat menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar, karena mengingat jumlah penduduk Indonesia yang banyak sehingga hal ini mampu mengurangi tingkat pengangguran. Dari sini terlihat bahwa keberadaan UMKM yang sifatnya padat karya, mampu menggunakan teknologi yang sederhana dan mudah dipahami dapat menjadi sebuah wadah bagi masyarakat untuk bekerja. Pengembangan UMKM menjadi sangat strategis dalam menggerakan perekonomian nasional. Mengingat kegiatan usahanya mencakup habis semua lapangan usaha sehingga kontribusi UMKM menjadi sangat besar pengaruhnya untuk meningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah (Anggraeni, Hardjanto dan Hayat, 2013).
Pemberdayaan UMKM menjadi pertimbangan yang penting dalam pengembangan perekonomi nasional karena UMKM memiliki peran yang besar dalam menggerakkan perenomian Indonesia. Pertama, cara kerja UKM cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja yang produktif dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang tidak tertampung di sektor formal.
Kedua, sebagai bagian dari dinamika usaha, UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. ketiga, UKM juga
2
memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha yang besar (Abdurohim, 2020).
UMKM juga mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional untuk pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia peranan UMKM selain untuk pertumbuhan ekonomi, juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatasi pengangguran. Berkembangnya usaha kecil dan menengah menjadikan sebagai berkembangnya kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat. Menyadari pentingnya peranan UMKM, maka upaya pemberdayaan UMKM dalam mempercepat pembangunan ekonomi daerah dan pusat serta peningkatan daya saing produk UMKM (Sunariani, Suryadinatha dan Mahaputra, 2017).
Dalam Islam melakukan usaha atau bisnis merupakan hal yang tentu di halalkan. Di ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW yang awalnya adalah seorang pedagang, dan banyak sekali para sahabat nabi pada zaman dulu adalah para pengusaha yang sukses dan mempunyai sumber modal yang besar. Dalam ekonomi Islam, UMKM adalah salah satu kegiatan dari usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya dan beribadah dalam menuju kesejahteraan sosial.
Perintah berlaku pada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat dan jabatan seseorang. Al-Qur‟an menjelaskan didalam Q.S At-Taubah 09: 105:
هُلْوُسَرَو ْمُكَلَمَع ُهّللّا ىَرَ يَسَف اْوُلَمْعا ِلُقَو َنْوُ نِمْؤُمْلاَو
َنْوُّدَرُ تَسَو هلِا
ِمِلهع ِبْيَغْلا ِةَداَهَّشلاَو ْمُكُئِّبَ نُ يَ ف
اَِبِ
ْمُتْ نُك َنْوُلَمْعَ ت
Artinya: Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Alloh akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang yang mukmin, dan kamu akan di kembalikan kepada (Alloh) Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu di berikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Berdasarkan ayat di atas dijelaskan bahwa Alloh dan Rasul-Nya memerintahkan kepada umatnya untuk bekerja, dan setiap pekerjaan manusia akan terus dilihat oleh Alloh dan Rasulnya sebagai amalan yang akan di pertanggung jawabkan pada akhir zaman (Alfian dan Sumarni, 2020).
Meskipun UMKM ini memiliki peran yang sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, hingga saat ini UMKM Indonesia masih menghadapi beberapa hambatan dan kendala yaitu berupa kurangnya permodalan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, iklim usaha yang belum kondusif, masih terbatasnya sarana dan prasarana usaha, implikasi otonomi daerah, implikasi perdagangan bebas, sifat produk dengan lifetime pendek dan masih terbatasnya akses pasar (Abdurohim, 2020:5).
Hal serupa terjadi di Kabupaten Banyumas, di mana UMKM di Banyumas ini masih mengalami beberapa kendala, di antaranya yaitu struktur permodalannya, daya inovasinya, akses teknologi informasi, branding, dan lemahnya jaringan usaha. Sehingga mengurangi daya saing, baik di pasar lokal maupun di pasar global. Namun setelah berdirinya Aspikmas para pelaku UMKM merasakan perubahan yang cukup signifikan dalam mengembangkan usahanya.
Mulai dari meluasnya jangkauan pemasaran dari berbagai pihak Aspikmas maupun antar pelaku, mudahnya akses untuk membuat legalitas usaha dan akses permodalannya, serta menambah pengetahuan tentang teknologi informasi dalam memasarkan produknya. Adanya Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas) ini diharapkan bisa menjadi moment yang bagus untuk saling berkolaborasi antar UMKM, karena UMKM tidak bisa berdiri tanpa dukungan banyak pihak. Dan juga diharapkan dapat berkolaborasi antara pelaku UMKM dan lintas sektoral dalam memajukan perekonomian banyumas (Wawancara dengan Ketua Aspikmas Kabupaten Banyumas). Oleh sebab itu, UMKM di Kabupaten Banyumas ini sangat membutuhkan perhatian dan dukungan setempat dalam mengembangkan usahanya.
UMKM di Banyumas ini terhitung banyak sekali, maka sangat disayangkan jika UMKM ini tidak diarahkan dengan baik. Dengan begitu pemerintah daerah meresmikan Asosiasi pengusaha Mikro Kecil Menegah Banyumas (Aspikmas) guna membantu dalam hal pengembangannya.
Pembentukan Aspikmas dilatarbelakangi karena di Banyumas hingga saat ini belum terdapat wadah bagi para pengusaha UMKM. Sehingga Aspikmas menjadi
4
satu-satunya wadah yang bisa menghimpun para pelaku UMKM di Banyumas untuk berkarya, mengembangkan usaha, dan menjualkan produk yang di hasilkan.
Aspikmas merupakan organisasi baru yang diresmikan oleh Bupati Banyumas yaitu Achmad Husein pada tanggal 28 Juli 2020 dan menaungi sejumlah paguyuban UMKM dan mempunyai visi untuk menjadikan UMKM di Kabupaten Banyumas memiliki daya saing nasional, yaitu melalui produk-produk unggulan dan program-program yang dijalankan. Dan mempunyai misi menaikan para pelaku UMKM dari sisi kapasitas bisnisnya, menjadikan pelaku UMKM memiliki daya juang korporat karena rata-rata hanya fokus diproduksi sehingga menghadapi kendala dalam pemasaran dan sebagainya, serta kendala dalam pemerataan distribusi informasi dan bantuan pemerintah. Terkait hal tersebut, Aspikmas pada tahap pertama akan menginventarisasikan basis data pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas. Dari basis data tersebut, akan ada pelatihan- pelatihan bagi para pelaku UMKM. Berdasarkan data sementara, sampai dengan akhir tahun 2021 ini, telah ada 3500 pelaku UMKM yang telah bergabung dalam Aspikmas dan akan terus bertambah melalui kegiatan inventarisasi yang melibatkan koordinator di setiap kecamatan di Kabupaten Banyumas (Wawancara dengan Ketua Aspikmas, Pujianto, 2021).
Sekarang telah terbentuk kepengurusan Aspikmas di 27 Kecamatan di Kabupaten Banyumas. Terbentuknya Aspikmas sangat membantu para UMKM dalam membentuk UMKMnya menjadi lebih berdaya saing. Dengan adanya Aspikmas, para anggota UMKM banyak menemukan orang baru untuk saling mengenal supplier satu dengan lainnya, sehingga akan saling membantu produk UMKMnya, dan saling memotivasi, menginspirasi, dan saling berbagi ilmu tentang bagaimana memperoleh hasil yang baik dalam memasarkan produknya (Wawancara dengan Kukuh Prasetyo, 2021).
Dilihat dari struktur organisasi Aspikmas, strategi yang dilakukan untuk mengembangkan UMKM yaitu dengan mendirikan 3 bidang utama dalam Aspikmas, yaitu:
1. Bidang pengembangan usaha dan SDM, di bidang ini membicarakan kapasitas usaha dan SDM. Pada bidang ini juga terdapat program pelatihan-
pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM, baik dari program pemerintah, mandiri, lembaga terkait dan dari kampus-kampus di Purwokerto seperti Unsoed, UMP dan Amikom. Seperti pelatihan branding, bentuk pelatihan dan pendampingan ini berguna untuk mengembangkan atau membuka usaha baru bagi para pelaku UMKM. Pada bidang ini Aspikmas juga menyelenggarakan tim kerja untuk mendukung program kerja pemberdayaan UMKM yaitu pertama, terdapat Aspikmas Academy yang merupakan unit kerja yang didesain khusus untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan termasuk program-program pendampingan UMKM seperti kerjasama dengan kampus melalui kegiatan magang mahasiswa.
Selanjutnya ada Aspikmart yang merupakan unit usaha dari Aspikmas. Yang terakhir terdapat unit kerja Aspikmas yang bernama tim pertumbuhan organisasi.
2. Bidang izin usaha dan pembiayaan. Dibidang ini membicarakan kualitas produk dan legalitas usaha. Sebab saat ini perizinan menjadi kebutuhan pokok untuk banyak kepenuhan misalnya untuk suatu produk bisa masuk market modern harus sudah memiliki legalitas usaha. Apalagi untuk jenis industri makanan yang sangat berpengaruh pada kesehatan bagi konsumen maka sangat ketat tentang perizinan usaha. Pada bidang ini Aspikmas membantu dinas penerapan modal dalam menangani legalitas usaha. Sekarang juga terdapat legalitas usaha yang bernama NIB (Nomor Izin Berusaha) untuk semua anggota usaha.
3. Bidang promosi dan pemasaran, pada bidang ini di lakukan pelatihan teknik promosi dan pemasaran. Selain itu pada bidang ini juga diajarkan memasarkan produk untuk diunggah ke media sosial dan cara membuat foto produk yang bagus untuk dipasarkan kepada konsumen. Sehingga mampu untuk memikat konsumen dalam membeli produk tersebut (Wawancara dengan Kukuh Prasetyo, 2022).
Sesuai dengan strategi yang dilakukan Aspikmas dalam mengembangkan UMKM, agama Islam memerintahkan kepada umatnya untuk mengerjakan
6
pekerjaan baik dan selalu bekerja sama dengan orang lain. Alloh Swt berfirman dalam Q.S Al-Maidah (5): 2:
ىهوْقَّ تلاَو ِِّبْلا ىَلَع اْوُ نَواَعَ تَو ِباَقِعْلا ُدْيِدَش َهّللّا َّنِا َهّللّا اوُقَّ تاَو ِناَوْدُعْلاَو ِْثِْْلَا ىَلَع اْوُ نَواَعَ ت َلََو
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Alloh, sesungguhnya Alloh amat berat siksa-Nya.”
Dari beberapa penjelasan di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian mengenai “Strategi Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas (Aspikmas) Dalam Mengembangkan UMKM Di Kabupaten Banyumas Perspektif Ekonomi Islam”.
B. Definisi Operasional
Proposal skripsi ini yang berjudul “Strategi Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas (Aspikmas) Dalam Mengembangkan UMKM Di Kabupaten Banyumas Perspektif Ekonomi Islam”. Untuk mempermudah pengertian atau penafsiran dan penegasan terhadap konsep yang digunakan, terlebih dahulu disini peneliti ingin jelaskan beberapa istilah supaya tidak terjadi kerancuan dalam memahami permasalahan yang akan dibahas. Adapun istilah- istilah yang perlu dijelaskan antara lain:
1. Strategi
Strategi merupakan cara pemimpin bisnis merealisasikan caranya. Strategi sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Secara umum strategi adalah pendekatan yang menyeluruh dan berkaitan dengan pelaksanaan ide atau gagasan, perencanaan, dan pelaksanaan suatu kegiatan dalam jangka waktu tertentu. Strategi yang baik lebih menunjukan adanya koordinasi kerjasama pada tim kerja, mempunyai tema, dan mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan mempunyai cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan (Alyas dan Rakib, 2017).
2. Pengembangan
Pengembangan menurut Richard Beckhsrt yaitu sebagai suatu upaya untuk direncanakan, yang terdiri dari organisasi keseluruhan, dan dikelola dari atas untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi yang direncanakan dalam proses yang terjadi dalam organisasi dengan mempergunakan ilmu pengetahuan yang berasal dari ilmu dan perilaku (Istianda, Wulandari, Purwanto, dan Putra, 2015).
3. UMKM (Usaha Mikro kecil dan Menengah)
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yaitu suatu kegiatan masyarakat yang dilakukan dengan tujuan untuk memperluas lapangan pekerjaan, memberi pelayanan ekonomi kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan serta peningkatan pendapatan kepada masyarakat, mendorong pertumbuhan perekonomi nasional dan memiliki peran dalam menciptakan stabilitas nasional (Kartini, 2019). Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah suatu unit usaha yang terus berkembangan hingga saat ini. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Undang – undang Nomer 20 Tahun 2008 menyatakan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah mempunyai tujuan dalam menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan (Zikrullah, Nuringwahyu dan Hardati, 2020).
4. Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas)
Aspikmas merupakan asosiasi yang mewadahi para pengusaha industri mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Banyumas. Yang di resmikan oleh Bupati Banyumas, yaitu Achmad Husein pada tanggal 28 Juli 2020. Aspikmas adalah organisasi induk UMKM Kabupaten Banyumas, sebagai satu-satunya mitra pemerintahan dalam penyaluran fasilitas pemberdayaan UMKM di Kabupaten Banyumas.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas) dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas?
8
2. Bagaimana strategi Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas) dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas tersebut perspektif ekonomi Islam?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas) dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas) dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas tersebut perspektif ekonomi Islam.
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memperkuat serta menyempurnakan teori yang telah ada dan memberikan kontribusi terhadap ilmu ekonomi yang pada khususnya dapat dijadikan sumber informasi bagi akademisi sebagai tuntunan untuk penelitian yang serupa pada masa yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pelaku UMKM penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan ataupun masukan bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya melalui strategi Aspikmas.
2) Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai pertimbangan pengembangan UMKM melalui wadah khusus bagi pengusaha UMKM disetiap daerah.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan kerangka skripsi yang dimaksud untuk memberikan petunjuk mengenai pokok-pokok bahasan yang ditulis dalam
skripsi ini. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang masalah yang menjelaskan alasan penulis meneliti tentang strategi Aspikmas dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II merupakan Landasan Teori yang terdiri dari pengertian strategi pengembangan UMKM, strategi pengembangan UMKM dalam perspektif ekonomi Islam dan kajian pustaka.
Bab III merupakan Metode Penelitian yang berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, objek dan subjek penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, teknis analisis data dan uji keabsahan data.
Bab IV merupakan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang profil Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas), strategi Aspikmas dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Banyumas dan analisis perspektif Ekonomi Islam.
Bab V merupakan Penutup bagian akhir dari pembahasan skripsi, yang berupa penutup, yang mencakup kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran serta sertifikat yang menunjang kesempurnaan skripsi. Daftar riwayat hidup berisi tentang biodata penulis.
10 BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata Yunani stratos dan ag, stratos yang artinya militer dan ag artinya memimpin. Menurut Russel dan Taylor, strategi merupakan visi umum yang menyatukan organisasi, menyediakan acuan konsistensi dalam pembuatan keputusan, dan akan tetap terjaga agar perusahaan bergerak sesuai dengan arah yang benar. Menurut Porter, strategi yaitu alat untuk mencapai keunggulan bersaing (Rahmansyah, Kasnelly dan Abdullah, 2020). Jadi, strategi adalah tindakan yang menuntun adanya keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dan banyak yang merealisasikannya. Sifat strategi sendiri yaitu berorientasi pada masa yang akan datang (Surepi, Rahmat dan Julita, 2021).
Siagian (2000) mendefinisikan strategi sebagai cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan.
Konsep strategi mencakup 5 (lima) arti yang saling terkait, yaitu:
a. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang di tempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.
b. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsisten ataupun inconsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.
c. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.
d. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.
e. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabuhi para pesaing (Mihani dan Hutauruk, 2020).
Menurut Keniehl Ohmae dalam menyusun strategi harus memiliki cara berfikir yang kreatif. Cara berfikir yang semakin kreatif dalam memecahkan masalah, maka akan semakin kecil tingkat kesalahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang dan hal ini akan membuat keuntungan bagi seseorang
yang membuat keputusan. Cara berfikir strategi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
a. Identifikasi masalah
Pada tahap awal diharapkan individu atau kelompok dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dengan cara melihat gejala yang terjadi.
b. Pengelompokan masalah
Ditahap ini individu atau kelompok diharapkan bisa mengelompokan masalah yang sesuai dengan sifatnya agar memudahkan dalam pemecahannya.
c. Proses abstraksi
Pada tahap ini diharapkan individu atau kelompok mampu menganalisis masalah dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. Oleh karena itu, individu atau kelompok dituntut untuk lebih teliti dalam menyusun metode pemecahannya.
d. Penentuan metode atau cara pemecahan masalah
Pada tahap ini, individu atau kelompok diharapkan mampu menentukan metode yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah.
e. Perencanaan untuk implementasi
Ditahap yang terakhir ini, diharapkan individu atau kelompok dituntut untuk bisa menerapkan metode yang telah di tetapkan (Rahim dan Radjab, 2016).
Strategi dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yang dapat di pertimbangkan untuk diterapkan dalam sebuah perusahaan, yaitu:
a. Strategi perusahaan (corporate strategy).
Strategi pada level pucak ini berupaya untuk menentukan arah dan keterpaduan dari sebuah perusahaan. Arah dan strategi korporasi membangkitkan minat terhadap tujuan dan misi yang sedang dilakukan.
Dalam proses strategi korporat, terdapat kegiatan strategic profiling. Menurut pendapat Uyterhoeven, Ackerman, dan Ronsenblum (1973), strategic profile adalah suatu proses yang menggambarkan sosok perusahaan yang mencakup 3 unsur utama yaitu tentang bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan bisnisnya, tentang bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan sosok
12
persaingannya, dan tentang bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan konsep diri.
b. Strategi bisnis atau strategi persaingan.
Strategi pada level unit bisnis yang dikenal dengan sebutan SBU (strategic business unit) yang merupakan strategi yang ditetapkan pada peringkat divisi perusahaan. Divisi yang ditetapkan dapat berdasarkan pada ragam produk yang di hasilkan perusahaan, ragam usaha yang di jalankan, atau ragam wilayah yang dijangkau perusahaan.
c. Strategi fungsional.
Strategi ini difokuskan kepada pemanfaatan atau memaksimalisasi sumber daya secara produktif. Strategi ini sifatnya operasional karena disusun dan dikembangkan oleh para manajer di masing-masing departemen, misalnya berdasarkan analisisnya yaitu departemen pemasaran perlu melakukan promosi sebagai usaha untuk memasuki pasar produk di daerah tertentu.
Keputusan ini berdasarkan strategi pada peringkat fungsional dalam rangka mengembangkan pemasaran produk perusahaan. Strategi fungsional yang lain dapat dilakukan dibidang produksi, misalnya dengan mengembangkan sistem produksi baru sehingga produk dapat di hasilkan secara lebih efisien. Strategi fungsional lainnya yaitu meliputi strategi fungsional dibidang sumber daya manusia dan strategi fungsional dibidang penelitian dan pengembangan (Hamid, 2015).
2. Pengertian Pengembangan
Pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan konseptual, teoritis, teknis, dan moral individu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan (Mihani dan Hutauruk, 2020). Pengembangan yang di kekemukakan oleh J.S Badudu yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti hal, cara atau hasil mengembangkan, sedangkan mengembangkan itu berarti membuka, memajukan, menjadi maju dan bertambah baik. Pengembangan adalah suatu upaya yang dilakukan dalam rangka memajukan, memperbaiki, meningkatkan
sesuatu yang sudah ada secara teratur dan bertahap agar menjadi lebih baik.
Sementara kaitannya dengan pengembangan sektor UMKM, UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa pengertian dari pengembangan UMKM yaitu upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha serta masyarakat dalam memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan dan bantuan untuk memperkuatan dalam menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan dan daya saing pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pengembangan UMKM pada hakikatnya merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat (Putra, 2015).
Tidak hanya pemerintah yang terlibat disini, masyarakat juga turut berkontribusi dalam pengembangan UMKM. Sebab tanpa gerakan dan dukungan masyarakat untuk melaksanakan program-program yang digagas pemerintah, ini hanya akan menjadi retorika belaka. Dengan kata lain, program tidak akan berjalan apabila tidak ada yang menjalankannya.
Adapun pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah menurut Kartasasmita (1996: 5) meliputi aspek-aspek, sebagai berikut:
a. Meningkatkan akses pada aset produktif, terutama modal, teknologi manajemen dan segi lainnya.
b. Meningkatkan akses pasar, yang meliputi suatu kegiatan spectrum yang luas, mulai dari pencadangan usaha hingga informasi usaha informasi pasar, bantuan produksi, serta sarana dan prasarana. Khususnya bagi usaha kecil di pedesaan, prasarana mendasar yang sangat membantu yaitu sarana perhubungan.
c. Melakukan pelatihan-pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berusaha dan disertai dengan semangat jiwa wirausaha.
d. Penguatan tentang kelembagaan ekonomi dalam arti luas yaitu pasar. Maka memperkuat pasar sangat penting dan disertai dengan pengendalian pasar agar proses berjalannya pasar tidak keluar dari apa yang di inginkan yang nantinya justru akan mengakibatkan kesenjangan. Untuk itu perlukan intervensi-intervensi yang tepat dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah
14
yang mendasar dalam suatu ekonomi bebas., tetapi tetap menjamin terjadinya pemerataan sosial (sosial equity).
e. Kemitraan usaha yang merupakan jalur penting dan strategi yang telah terbukti dan berhasil bagi pengembangan usaha ekonomi rakyat.
Menurut Anoraga (2007:89) terdapat 5 (lima) tahapan pengembangan usaha kecil, yaitu:
a. Identifikasi peluang
Peluang perlu di identifikasi dan di rinci. Untuk itu diperlukan data dan informasi. Informasi tersebut bisa diperoleh dari berbagai sumber seperti rencana perusahaan, saran dan usul menejemen usaha kecil, program pemerintah dan hasil berbagai peluang usaha.
b. Merumuskan alternative usaha
Setelah informasi terkumpul dan di analisis, maka pimpinan usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
c. Seleksi alternatif
Dari banyaknya alternatif selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria seperti ketersediaan pasar, risiko kegagalan, dan harga.
d. Pelaksanaan alternatif terpilih
Setelah itu tahap berikutnya adalah pelaksanaan yang terpilih tersebut.
e. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud yaitu untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya (Ardiansyah dan Amaliah, 2015).
Dalam proses pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), langka awal yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasikan permasalahan, agar dapat menetapkan strategi yang tepat dalam proses mengembangkan UMKM. Strategi dalam pengembangan ini berkenaan dengan
metode atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien (Putra, Mindarti, dan Hidayati, 2018).
Pengembangan UKM mempunyai beberapa keunggulan komparatif terhadap usaha yang besar. Keunggulan komparatif tersebut antara lain yaitu dari sisi permodalan, pengembangan usaha kecil yang memerlukan modal usaha yang relatif kecil di banding dengan usaha besar. Disamping itu, teknologi yang digunakan tidak perlu teknologi yang tinggi, sehingga pendiriannya relatif mudah.
3. Pengertian UMKM
Menurut UUD 1945 yang kemudian dikuatkan melalui TAP MPR No.XVI/MPR-RI/1998 yang berisi tentang politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur ekonomi nasional yang semakin seimbang, berkembang, dan berkeadilaan. Selanjutnya dibuat pengertian UMKM melalui UU No.9 Tahun 1999, dan karena keadaan perkembangannya yang semakin meningkat maka diubah menjadi UU No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka pengertian UMKM yaitu sebagai berikut:
a. Usaha mikro yaitu usaha ekonomi produktif yang dimilik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU.
b. Usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan dari cabang perusahaan yang dimiliki, dan dikuasai ataupun menjadi bagian dari perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang di maksud dalam UU.
c. Usaha menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar dengan
16
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang telah di atur sesuai dalam UU.
d. Usaha besar merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang terdiri dari usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
e. Dunia usaha adalah usaha mikro, kecil, menengah dan usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia (Suci, 2017).
Dari definisi di atas maka disimpulkan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha perorangan yang sesuai dengan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kriteria UMKM dalam bentuk permodalan, sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta mempunyai hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-
b. Kriteria Usaha Kecil yaitu mempunyai kekayaan bersih >Rp 50.000.000 sampai Rp 500.000.000 dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki hasil penjualan tahunan >Rp 300.000.000 sampai Rp 2.500.000.000.
c. Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih >Rp 500.000.000 sampai Rp 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan mempunyai hasil penjualan tahunan sebesar >Rp 2.500.000.000 sampai Rp 50.000.000.000 (Suci, 2017).
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistika (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja yaitu pertama, usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja 5 orang sampai 19 orang. Kedua, usaha
menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai 99 orang.
Dalam perspektif perkembangannya, UMKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu:
a. Livelihood Activities, adalah UMKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, dan lebih dikenal sebagai sektor informasi.
Contohnya pedagang kaki lima.
b. Micro Enterprise merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum mempunyai jiwa kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise adalah UMKM yang sudah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subsektor dan ekspor.
d. Fash Moving Enterprise adalah UMKM yang sudah mempunyai jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB) (Hanim dan Noorman, 2018).
Berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 20 Tahun 2008 azas-azas usaha mikro kecil dan menengah menurut, yaitu antara lain:
a. Azas kekeluargaan, yaitu azas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas dasar demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
b. Azas demokrasi ekonomi, yaitu pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.
c. Azas kebersamaan, adalah azas yang mendorong peran seluruh UMKM dan dunia usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
d. Azas efisiensi berkeadilan, yaitu azas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UMKM dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
18
e. Azas berkelanjutan, adalah azas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.
f. Azas berwawasan lingkungan, adalah azas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
g. Azas kemandirian, yaitu azas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan dan kemandirian UMKM.
h. Azas keseimbangan kemajuan, yaitu azas pemberdayaan UMKM yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasioal.
i. Azas kesatuan ekonomi nasional, yaitu azas pemberdayaan UMKM yang merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional (Undang, 2013)
Kegiatan wirausaha, baik yang termasuk pada skala mikro, kecil dan menengah maupun besar, adalah kegiatan yang sangat bermanfaat baik bagi yang menjalankan kegiatan usaha tersebut. Fungsi usaha mikro kecil dan menengah secara mikro merupakan sebagai penemu (inovator) dan sebagai perencana (planner). Sementara itu, fungsi usaha mikro kecil dan menengah secara makro yaitu sebagai penunjang pembangunan suatu negara, sebagai penggerak, pengendali dan pelopor dalam pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara.
4. Strategi Pengembangan UMKM
Dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2013 tentang pelaksanaan UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyatakan bahwa pengembangan usaha dilakukan terhadap usaha mikro kecil dan usaha menengah.
Pengembangan usaha meliputi fasilitas dan pelaksanaan pengembangan usaha.
pemerintahan pusat dan daerah memprioritaskan pengembangan UMKM dengan berbagai cara.
Strategi yang bisa diterapkan untuk mengembangkan UMKM menurut Sosilo dan Krisnadewara adalah berproduksi dengan fasilitas atau peralatan terbatas, berproduksi dengan jumlah bahan baku terbatas, berproduksi dengan jumlah tenaga kerja terbatas, berproduksi dengan modal finansial terbatas, membuka show-room/ outlet, melakukan usaha sampingan. Rekomendasi dari hasil ini berkaitan dengan upaya percepatan pemulihan kembali untuk berusaha yaitu dengan melakukan kegiatan produksi kembali yang menekankan pada tambahan modal. Dengan tambahan modal, maka berbagai keterbatasan dalam kegiatan produksi dapat teratasi. Sehingga kegiatan produksi bisa lebih lancar dan dapat meningkatkan pendapatan (Sosilo, 2011).
Sedangkan menurut Rio F. Wilantara dan Susilawati, terdapat beberapa strategi pengembangan UMKM yang dapat dilakukan untuk memperkuat daya saing UMKM nasional, yaitu antara lain:
a. Stabilitas makro ekonomi
Tujuannya untuk menciptakan stabilitas perekonomian nasional agar terbebas dari gejolak yang akan menciptakan berbagai ketidakpastian dan kestabilan usaha UMKM. Sehingga cenderung UMKM sangat rentan terhadap setiap gejolak ekonomi.
b. Reorientasi pendidikan ekonomi
Tujuannya untuk melakukan koreksi terhadap sistem pendidikan ekonomi yang ada saat ini agar selaras dengan kebutuhan dan tujuan ekonomi.
Membangun UMKM yang membutuhkan sumber daya manusia yang unggul, dan di latih melalui proses estafet nilai dan dibekali kemampuan teknis yang memadai. Dengan begitu, pembelajaran harus didasari oleh prinsip yang mengedepankan nilai-nilai ukhuwah yang mampu memberi keharmonisan, ketenangan dan keseimbangan dalam jangka yang panjang.
c. Meningkatkan iklim usaha
Bertujuan untuk memfasilitas terselenggaranya lingkungan usaha yang efiisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan, non diskriminasi bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja usaha UMKM sehingga dapat mengurangi beban administrasi, hambatan usaha dan biaya usaha, serta
20
meningkatkan rata-rata skala usaha, mutu layanan perizinan atau pendirian usaha dan partisipasi kepentingan dalam mengembangkan kebijakan UMKM.
d. Peningkatan infrastruktur
Bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur, selain itu juga diyakini dapat mendukung mobilitas usaha UMKM dan sebagai salah satu solusi untuk menghadapi turbulensi ekonomi akibat perlambatan ekonomi, dengan cara memperluas kesempatan masyarakat dalam mendapatkan pemghasilan.
e. Dukungan kelompok usaha marjinal
Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kesempatan kerja yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi disektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang statusnya masih keluarga miskin, untuk memperoleh pendapatan yang tetap melalui upaya peningkatan kapasitas usaha sehingga menjadi unit usaha yang mandiri, berkelanjutan dan siap untuk tumbuh dan bersaing (Susilawati dan Wilantara, 2016).
Adanya strategi dalam pengembangan UMKM ini agar dapat menentukan target sehingga memungkinkan lebih banyak orang untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan. Pada akhirnya, masyarakat akan mengetahui bahwa UMKM pantas menjadi usaha yang layak untuk di perkembangkan. Ketika UMKM menunjukan kualitasnya secara otomatis tingkat kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap UMKM akan meningkat. Investor, pemerintah dan pihak luar lainnya tentu akan tertarik dengan pengelolaan dan strategi bisnis yang baik. Strategi merupakan sebuah pendekatan keseluruhan yang melibatkan implementasi ide, perencanaan, dan pelaksanaan sebuah aktivitas selama periode tertentu. Memiliki strategi dalam mencapai sebuah tujuan secara efisien sangatlah dibutuhkan dalam mengembangkan sebuah usaha.
Adapun beberapa strategi pengembangan UMKM yang dapat dilakukan.
Yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan harga yang sesuai dengan kualitas
Walaupun masyarakat menyukai harga yang murah, tetapi mereka juga tetap menyeimbangkan harga asli dengan bahan baku dan biaya produksi. Karena
jika kualitas yang dihasilkan bagus, konsumen juga akan tetap loyal walaupun harga naik.
b. Memilih jenis produk yang tepat
Strategi pengembangan UMKM yang selanjutnya adalah memilih produk yang tepat. Tentunya produk tersebut harus kreatif, inovatif, bermanfaat dan menarik bagi konsumen. Hal ini dipertimbangkan dengan baik, terutama dalam hal merancang strategi untuk mengembangkan sebuah usaha.
Melakukan pengecekan secara berkala melalui google ataupun riset agar terus bisa mengikuti perkembangan.
c. Memilih sumber daya manusia yang baik
Memilih seseorang yang pendapat dan pengetahuannya relevan dengan bidang usaha yang dijalani dapat menghasilkan keuntungan dan membawa perkembangan yang cukup pesat. Karena hal itu merupakan salah satu strategi utama dalam pengembangan UMKM.
d. Melakukan promosi
Di era modern saat ini, media sosial dapat berperan penting dalam menyebarluaskan informasi tentang apapun yang salah satunya yaitu informasi mengenai UMKM. Tidak hanya dari sisi promosi, belanja online juga bisa dilakukan melalui jejaring sosial, dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha. oleh karena itu, penggunaan media sosial bisa digunakan untuk menarik konsumen dari rumah.
e. Memilih lokasi strategis
Mencari lokasi yang tidak jarang dilalui orang dan melihat daya konsumsi masyarakat sekitar.
B. Strategi Pengembangan UMKM Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Dalam ekonomi Islam melakukan usaha atau berbisnis adalah hal yang tentu dihalalkan. Dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW awalnya adalah seorang pedagang atau wirausaha dan juga kita dapat melihat ada sangat banyak sekali sahabat-sahabat beliau dizaman dahulu merupakan pengusaha sukses dan memiliki sumber modal yang sangat besar. Dengan berlandaskan ekonomi syariah
22
dan nilai-nilai Islam, mereka membangun bisnisnya dan mereka menjadikan Rasulullah sebagai pedoman dalam berbisnisnya (Dawwabah, 2006: 58).
UMKM dalam ekonomi Islam merupakan salah satu kegiatan dari usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya dan beribadah, menuju kesejahteraan sosial, perintah ini berlaku untuk semua orang tanpa membeda-bedakan pengkat, status dan jabatan seseorang dalam Al-Qur‟an dijelaskan dalam surat At-Taubah (14), ayat 105, yaitu:
َّشلٱَو ِبْيَغْلٱ ِمِلهَع هَلِإ َنوُّدَرُ تَسَو َنوُنِمْؤُمْلٱَو ۥُهُلوُسَرَو ْمُكَلَمَع َُّللّٱ ىَرَ يَسَف ۟اوُلَمْعٱ ِلُقَو َنوُلَمْعَ ت ْمُتنُك اَِبِ مُكُئِّبَ نُ يَ ف ِةَدهَه
Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Alloh dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Alloh) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Alloh dan Rasulnya memerintahkan kepada umatnya untuk bekerja, bahwa setiap pekerjaan manusia akan terus dilihat oleh Alloh dan Rasulnya sebagai amalan yang akan dipertanggung jawabkan pada akhir zaman. Islam telah diatur tatacara bersosialisasi antar manusia hubungan dengan Alloh SWT, aturan yang berhubungan dengan hukum dalam setiap aspek kehidupan termasuk aktivitas bisnis, agar seorang muslim dapat selalu menjaga perilakunya dan tidak terjerumus kedalam kesesatan.
Nabi Muhammad SAW telah mendedikasikan dirinya sebagai seorang pedagang profesional, yang memiliki reputasi dan integrasi luar biasa. Selain itu, beliau juga berhasil mengukir namanya dikalangan masyarakat bisnis, pada khususnya, dan kaum quraisy, pada umumnya. Sejak sebelum menjadi mudharib (fund manager) dari harta khadijah, ia kerap melakukan lawatan bisnis, seperti ke kota barsah disyiria, palestina dan yaman. Itu terbukti bahwa Rasulullah adalah seorang pebisnis yang sukses, jadi beliau dapat dijadikan pedoman dalam mengelola dan mengembangkan bisnis.
Sifat Rasulullah SAW bisa dijadikan pedoman dalam mengembangkan usaha diantaranya adalah siddiq (benar dan jujur), amanah (terpercaya), fathonah