Strategi Audit Keseluruhan &
Program Audit (2)
Sub Bab Pembahasan
Kombinasi Bukti Kombinasi Bukti
Perancangan Program Audit
Perancangan Program Audit
Ikhtisar Proses Audit
Ikhtisar Proses Audit
Dampak Teknologi Informasi Pada Pengujian Audit
Standar auditing memberi pedoman bagi para auditor dari entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi risiko deteksi sehingga
ketingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substansif.
Standar auditing memberi pedoman bagi para auditor dari entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi risiko deteksi sehingga
ketingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substansif.
KOMBINASI BUKTI
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk menghadapi risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan
kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya, kombinasi ini di sebut dengan kombinasi bukti.
Variasi pada Kombinasi Bukti
Keterangan : L = Jumlah pengujian yang Luas S = Jumlah pengujian Sedikit M = Jumlah pengujian Medium T = Tidak ada pengujian
Pengujian Pengandalia
n
Pengujian
Substantif golongan transaksi
Prosedur
Analitis Pengujian rinci Saldo
Audit 1 L S L S
Audit 2 M M L M
Audit 3 T L M L
Audit 4 M L L L
Analisis Audit 1 : Klien adalah perusahaan besar dengan pengendalian internal yang canggih dan risiko inheren yang rendah. Karena itu, auditor melaksanakan pengujian pengendalian internal klien untuk mengurangi pengujian substantif.
Analisis Audit 2 : Perusahaan ini adalah perusahaan yang tidak begitu besar (menengah) dengan sejumlah risiko pengendalian dan beberpa risiko inheren. Auditor telah memutuskan untuk
melakukan pengujian dalam jumlah sedang, bagi semua jenis pengujian, kecuali prosedur analitis.
Analisis Audit 3 : Perusahaan ini berukuran medium tetapi memiliki segelintir pengendalian yang efektif serta resiko inheren yang signifikan. Auditor menekankan pada pengujian rincian saldo dan pengujian substantif atas transaksi, tetapi beberapa prosedur analitis juga dilakukan
Analisis Audit 4 : Rencana awal mengikuti pendekatan Audit 2, namun auditor menemukan penyimpangan pengujian yang ekstensif, dan salah saji yang signifikan meskipun melakukan
pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis. Karena itu, auditor menyimpulkan bahwa, pengendalian internal tidak efektif
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT
• Biasanya auditor in-charge mengajukan usulan kombinasi bukti kepada manajer audit. Setelah kombinasi bukti disetujui, auditor in-charge menyusun program audit atau memodifikasi program yang ada agar
dapat memenuhi semua tujuan audit, dengan mempertimbangkan hal-hal seperti : Materialitas, Kombinasi Bukti, Risiko Inheren, dan Risiko
Pengendalian.
• Masing-masing siklus transaksi akan dievaluasi dengan menggunakan seperangkat subprogram audit yang terpisah. Dalam siklus penjualan dan penagihan, misalnya. Auditor dapat menggunakan subprogram di bawah ini :
a. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi b. Prosedur analitis tersendiri
c. Pengujian rinci saldo
A. PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
A. PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
Program audit ini,
biasanya termasuk bagian deskripsi yang mendokumentasikan pe mahaman terhadap pengendalian internal yang didapatkan selama melakukan prosedur penilaian risiko.
Program audit ini,
biasanya termasuk bagian deskripsi yang mendokumentasikan pe mahaman terhadap pengendalian internal yang didapatkan selama melakukan prosedur penilaian risiko.
Gambar 10-4 Metodologi Untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Golongan Transaksi
Gambar 10-4 Metodologi Untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Golongan Transaksi
Pemahaman Pengendalian Internal
Pemahaman Pengendalian Internal
Penetapan Risiko Pengendalian DirencanakanPenetapan Risiko Pengendalian Direncanakan Penentuan Luas Pengujian
Pengendalian
Penentuan Luas Pengujian Pengendalian
Perancangan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk memenuhi tujuan audit
transaksi
Perancangan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk memenuhi tujuan audit
transaksi
Prosedur Audit Prosedur Audit Ukuran Sampel Ukuran Sampel
Unsur – unsur yang dipilih
Unsur – unsur yang dipilih
Penetapan waktu Penetapan waktu
Gambar 10-5 Pendekatan Empat-Tahapan untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Gambar 10-5 Pendekatan Empat-Tahapan untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Terapkan tujuan audit transaksi pada suatu golongan transaksi (tahap
1)
Identifikasi pengendalian kunci dan buatlah penetapan
awal risiko pengendalian (tahap 2)
Merancang pengujian penegndalian (tahap 3)
Prosedur audit Ukuran sampel
Unsur-unsur yang dipilih Penetapan waktu
Merancang pengujian substantif transaksi
(tahap 4) Prosedur audit
Ukuran sampel
Unsur-unsur yang dipilih Penetapan waktu
PROSEDUR ANALITIS
• Kebanyakan auditor menggunakan prosedur ini hampir pada setiap audit karena relatif murah. Prosedur ini yang dilakukan pada pengujian substantif, misalnya dalam audit atas piutang usaha, biasanya lebih fokus dan lebih mendalam dari pada yang diterapkan pada tahap perencanaan.
• Dalam tahap perencanaan, auditor biasanya menghitung persentase laba kotor dari total penjualan, sedangkan dalam pengujian substantif piutang usaha, auditor menghitung persentase laba kotor perbulan atau bidang usaha klien.
• Ketika auditor merencanakan untuk mengggunakan prosedur analitis untuk memberikan keyakinan substantif mengenai suatu saldo akun, data yang digunakan dalam perhitungan tersebut harus dapat diandalkan. Hal itu juga berlaku untuk semua data, khususnya untuk data nonkeuangan.
PENGUJIAN RINCI SALDO
Auditor menggunakan suatu metodologi yang diarahkan ke tujuan audit saldo.Contohnya apabila auditor akan memeriksa piutang usaha, prosedur audit yang direncanakan haruslah cukup memenuhi setiap tujuan audit saldo.
Gambar 10-6 Metodologi untuk Merancang Pengujian Rinci Saldo-Piutang Usaha
Gambar 10-6 Metodologi untuk Merancang Pengujian Rinci Saldo-Piutang Usaha
Identifikasi risiko bisnis klien yang berpengaruh terhadap piutang usaha
Identifikasi risiko bisnis klien yang berpengaruh terhadap piutang usaha
Tetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi dan risiko inheren untuk piutang usaha Tetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi
dan risiko inheren untuk piutang usaha Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus
penjualan dan penerimaan piutang
Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan piutang
Rancang dan lakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi untuk
penjualan dan penerimaan piutang
Rancang dan lakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi untuk
penjualan dan penerimaan piutang
Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha
Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha
Rancang pengujian rinci saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit saldo
Rancang pengujian rinci saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit saldo
Prosedur Audit Prosedur Audit Ukuran sampel Ukuran sampel Unsur yang dipilih Unsur yang dipilih Penetapan waktu Penetapan waktu
2. Tetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Risiko Inheren untuk Piutang Usaha
Auditor harus memutuskan penilaian awal materialitas untuk audit secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan totalnya ke saldo akun, untuk
mendapatkan salah saji yang dapat diterima untuk setiap saldo yang signifikan.
Risiko inheren/bawaan diukur dengan mengidentifikasi setiap aspek dari sejarah,lingkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan salah saji yangtinggi pada laporan keuangan tahun berjalan.
Risiko inheren/bawaan juga dapat diperluas untuk masing-masing tujuan audit terkaitsaldo. Risiko bawaan dapat tetap rendah untuk semua tujuan lainnya.
2. Tetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Risiko Inheren untuk Piutang Usaha
Auditor harus memutuskan penilaian awal materialitas untuk audit secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan totalnya ke saldo akun, untuk
mendapatkan salah saji yang dapat diterima untuk setiap saldo yang signifikan.
Risiko inheren/bawaan diukur dengan mengidentifikasi setiap aspek dari sejarah,lingkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan salah saji yangtinggi pada laporan keuangan tahun berjalan.
Risiko inheren/bawaan juga dapat diperluas untuk masing-masing tujuan audit terkaitsaldo. Risiko bawaan dapat tetap rendah untuk semua tujuan lainnya.
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Berpengaruh Terhadap Piutang Usaha
Sebagian dari kegiatan memperoleh pemahaman atas bisnis dan industri klien, auditor mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko bisnis klien yang signifikan untuk menentukan apakah risiko-risiko tersebut
mengakibatkan meningkatny arisiko salah saji dalam laporan keuangan.
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Berpengaruh Terhadap Piutang Usaha
Sebagian dari kegiatan memperoleh pemahaman atas bisnis dan industri klien, auditor mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko bisnis klien yang signifikan untuk menentukan apakah risiko-risiko tersebut
mengakibatkan meningkatny arisiko salah saji dalam laporan keuangan.
3. Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan piutang
Berfungsi untuk mengevaluasi risiko pengendalian yang baik diterapkan untuk penjualan maupun untuk penerimaan kas dalam pengauditan piutang usaha. Hal ini berpengaruh pada bukti yang
diperlukan untuk pengujian substantif golongan transaksi dan pengujian rinci saldo.
4. Rancang dan lakukan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi untuk siklus penjualan dan penerimaan piutang
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu akan dicapai. Prediksi ini akan berpengaruh pada rancangan pengujian rinci saldo.
5. Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha
 Auditor melakukan prosedur analitis substantif untuk suatu akun seperti piutang usaha, dengan dua tujuan:
a. untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan penyajian
dalam saldo akun.
b. untuk mengurangi pengujian audit rinci.
6. Rancang pengujian rinci saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit saldo
 Perencanaan pengujian rinci saldo meliputi prosedur- prosedur audit, ukuran sampel, unsur yang dipilih, dan saat pengujian. Prosedur harus dipilih dan dirancang untuk setiap akun dan setiap tujuan audit saldo pada setiap akun.
Tujuan Audit
Ini adalah tujuan-tujuan audit yang harus dicapai sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa suatu golongan
transaksi atau saldo akun telah disajikan secara wajar.
Tujuan Audit
Ini adalah tujuan-tujuan audit yang harus dicapai sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa suatu golongan
transaksi atau saldo akun telah disajikan secara wajar.
Ikhtisar Proses Audit
Penerimaan klien dan menyusun perencanaan
Memahami bisnis dan bidang awal
usaha klien
Menilai risiko binis klien Melaksanakan prosedur
analitis pendahuluan Menetapkan materialitas
dan menilai risiko audit bisa diterima dan risiko
inheren
Memahami pengendalian internal dan menilai risiko
pengendalian
Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko
kecurangan
Mengembangkan strategi audit keseluruhan dan
program audit
Tahap I
Merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit
Merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit
• Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari prosedur penilaian risiko yang berhubungan dengan penerimaan klien, menilai risiko bisnis klien, dan melaksanakan prosedur analitis pendahuluan.
• Terutama untuk menilai risiko inheren dan risiko audit bisa diterima. Auditor menggunakan penilaian materialitas, risiko audit bisa diterima, risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko kecurangan terindentifikasi untuk mengembangkan suatu strategi audit keseluruhan dan program audit.
• Pada akhir tahap I, auditor harus telah memiliki suatu strategi audit yang terumuskan dengan baik dan rencana serta suatu program audit spesifik untuk keseluruhan audit.
Tidak Ya
Merencanakan untuk
mengurangi tingkat resiko pengendalian
Melaksanakan pengujian pengendalian
Melakasanakan pengujian substantif
transaksi
Menilai kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan
Tahap II
Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif transaksi
Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi
• Pada tahap ini auditor melakukan pengujian pengendalian dan subtantif transaksi. Tujuan tahap II ini adalah :
1. Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian spesifik yang memberi kontribusi terhadap penilaian risiko pengendalian yang dilakukan auditor (yakni, menurunkan risiko pengendalian pada suatu batas tertentu di bawah maksimum).
2. Memperoleh bukti untuk mendukung koreksi moneter transaksi
• Tujuan pertama bisa dicapai dengan melaksanakan pengujian pengendalian, dan tujuan kedua bisa dipenuhi dengan melakukan pengujian substantif transaksi. Seringkali keuda pengujian tersebut dilakukan secara berbarengan untuk transaksi yang sama.
• Apabila pengendalian dipandang tidak efektif atau apabila auditor menemukan penyimpangan (deviasi), pengujian substantif dapat diperluas pada tahap ini atau pada tahap II.
Renda
h Mediu
m
Tinggi atau tidak diketah
ui
Melaksanakan prosedur analitisMelaksanakan
pengujian unsur unsur kunci Melaksanakan
tambahan pengujian rinci
saldo
Tahap III Melaksanakan prosedur analitis
dan pengujian rinci saldo
Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rinci saldo
• Tujuan tahap III adalah untuk memperoleh tambahan bukti yang cukup untuk menentukan apakah saldo akhir dan pengungkapan dalam laporan keuangan telah ditetapkan dengan wajar. Dua kategori umum pada prosedur-prosedur tahap II :
1. Prosedur analitis subtantif yang menilai kewajaran menyeluruh dari transaksi saldo.
2. Pengujian rinci saldo yaitu prosedur audit yang menguji kesalahan penyajian moneter dalam saldo di laporan keuangan
TAHAP KEGIATAN SAAT
TAHAP I Merencanakan dan merancang pendekatan audit. Memutakhirkan pemahaman pengendalian internal.
Memutakhirkan program audit.
Melakukan prosedur analitis pendahuluan
31-8-2013
TAHAP II Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi
selama 9 bulan pertama tahun yang diaudit
30-9-2013
TAHAP III Konfirmasi piutang usaha. Observasi persediaan melakukan pengujian pisah batas. Kirim konfirmasi lainnya.
Melakukan prosedur analitis,
menyelesaikan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, dan selesaikan pengujian rinci.
31-10-2013 31-12-2013 Tanggal
neraca 7-1-2014 Penutupan buku
TAHAP IV Melaksanakan prosedur-prosedur untuk mendukung tujuan audit penyajian dan pengungkapan,meringkas hasil,
mengumpulkan bukti final (termasuk prosedur analitis) dan menyelesaikan audit.
Menerbitkan laporan audit
15-2-2014 Tanggal akhir pekerjaan lapangan 25-2-2014
Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan
Mengumpulkan bukti final
Menerbitkan laporan audit
Komunikasi dengan manajemen dan pihak- pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
TAHAP IV
Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan
Audit
Setelah tiga tahapan diselesaikan, auditor harus mengumpulkan tambahan bukti yang
berkaitan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan, meringkas temuan,
menerbitkan laporan audit dan melakukan
komunikasi lainnya
• Selain bukti yang diperoleh untuk setiap siklus tahap I dan II, auditor harus mengumpulkan bukti-bukti untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan selama tahap penyelesaian :
1. Melaksanakan prosedur analitis fina 2. Mengevaluasi asumsi going concern 3. Minta surat pernyataan dari klien
4. Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk memastikan bahwa informasi tersebut konsisten dengan laporan keuangan
Mengumpulkan bukti final
MENERBITKAN LAPORAN AUDIT.
Jenis laporan audit yang diterbitkan tergantung pada bukti yang
dikumpulkan dan temuan audit.
MENERBITKAN LAPORAN AUDIT.
Jenis laporan audit yang diterbitkan tergantung pada bukti yang
dikumpulkan dan temuan audit.
Komunikasi dengan manajemen dan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola.
Standar audit mewajibkan auditor untuk mengomunikasikan dalam pengendalian internal kepada manajemen dan kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola (termasuk di dalamnya komite audit) segera setelah audit selesai,atau bisa juga lebih dini.
Komunikasi dengan manajemen dan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola.
Standar audit mewajibkan auditor untuk mengomunikasikan dalam pengendalian internal kepada manajemen dan kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola (termasuk di dalamnya komite audit) segera setelah audit selesai,atau bisa juga lebih dini.
Kombinasi bukti
Kombinasi bukti adalah variasi yang bisa terjadisatu dengan sikludiidentifikasi mmemperoleh buksebagai respon/r antara siklus yas lainnya. Untukti yg cukup isiko yg ng
elalui prosedur penilaian risiko, auditor melakukan kombinasi pada keempart pengu
jian audit lainnya.
Kombinasi bukti adalah variasi yang bisa terjadisatu dengan sikludiidentifikasi mmemperoleh buksebagai respon/r antara siklus yas lainnya. Untukti yg cukup isiko yg ng
elalui prosedur penilaian risiko, auditor melakukan kombinasi pada keempart pengu
jian audit lainnya.
Auditor harus merancang program audit untuk tujuan audit penyajian & pengungkapan.
Di samping bagian dari program audit yg berisi prosedur yg dilakukan pada tahap perencanaan audit, program audit
pada kebanyakan audit dirancang dalam tiga bagian
tambahan : pengujian pengendalian & pengujian substantif golongan transaksi, prosedur analitis substantif &
pengujian rinci saldo.
Perancangan program audit (1)
• Setiap siklus transaksi biasanya dievaluasi dengan menggunakan sub-program audit tersendiri. Sebagai contoh dalam siklus penjualan & penerimaan piutang, auditor bisa menggunakan :
1. Suatu program audit pengujian pengendalian & pengujian substantif golongan transaksi untuk penjualan & penerimaan kas
2. Suatu program audit prosedur analitis substantif untuk keseluruhan siklus
3. Program audit pengujian rinci saldo untuk kas, piutang usaha, kerugian piutang, cadangan kerugian piutang, piutang lain- lain.
Perancangan program audit (2)
• Berisi penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman tentang pengendalian internal yg diperoleh selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
• Program ini berisi deskripsi tentang pengendalian internal &
deskripsi tentang penilaian risiko pengendalian. Auditor menggunakan informasi untuk menyusun program audit pengujian pengendalian & pengujian substantif golongan transaksi.
Pengujian pengendalian & pengujian substantif
golongan transaksi
Auditor menggunakan pendekatan empat tahapan untuk menurunkan penilaian risiko pengendalian:
1. Menerapkan tujuan audit transaksi untuk golongan transaksi yang diaudit 2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yg akan mengurangi risiko
pengendalian untuk setiap tujuan audit transaksi
3. Menetapkan pengujian pengendalian yg tepat untuk seluruh pengendalian internal yg digunakan untuk mengurangi penetapan awal risiko pengendalian dibawah maksimum (pengendalian kunci)
4. Untuk jenis-jenis kesalahan penyajian potensial yg berkaitan dengan setiap tujuan audit transaksi, dirancang pengujian substantif golongan transaksi yg tepat, dengan mempertimbangkan defisiensi dalam pengendalian internal &
hasil pengujian pengendalian yg diharapkan pada tahap 3.
Prosedur audit
Prosedur analitis
Bahwa prosedur analitis relatif murah, kebanyakan auditor
menggunakan prosedur ini hampir pada setiap audit.
Prosedur analitis yang dilakukan pada penjualan substantif.
Bahwa prosedur analitis relatif murah, kebanyakan auditor
menggunakan prosedur ini hampir pada setiap audit.
Prosedur analitis yang dilakukan pada penjualan substantif.
Pengujian rinci saldo
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang berpengaruh terhadap piutang
usaha
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang berpengaruh terhadap piutang
usaha Tetapkan
materialitas pelaksanaan &
risiko inheren untuk piutang
usaha Tetapkan materialitas pelaksanaan &
risiko inheren untuk piutang
usaha
Tetapkan risiko pengendalian
untuk siklus penjualan dan
penerimaan piutang
Tetapkan risiko pengendalian
untuk siklus penjualan dan
penerimaan piutang
Rancang dan lakukan pengujian pengendalian
& pengujian substantif golongan transaksi untuk
siklus penjualan &
penerimaan piutang Rancang dan lakukan pengujian pengendalian
& pengujian substantif golongan transaksi untuk
siklus penjualan &
penerimaan piutang
Rancang &
lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang
usaha Rancang &
lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang
usaha
Rancang &
pengujian rinci saldo piutang
usaha untuk memenuhi tujuan
audit saldo Rancang &
pengujian rinci saldo piutang
usaha untuk memenuhi tujuan
audit saldo
Auditor mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko bisnis klien yang signifikan untuk menentukan apakah hal tersebut
berakibat menaikkan risiko kesalahan penyajian material dengan laporan keuangan. Apabila teridentifikasi suatu resiko
bisnis klien yg berpengaruh terhadap piutang usaha, hal tersebut harus disatukan dalam evaluasi auditor tentang risiko
inheren atau risiko pengendalian
Auditor mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko bisnis klien yang signifikan untuk menentukan apakah hal tersebut
berakibat menaikkan risiko kesalahan penyajian material dengan laporan keuangan. Apabila teridentifikasi suatu resiko
bisnis klien yg berpengaruh terhadap piutang usaha, hal tersebut harus disatukan dalam evaluasi auditor tentang risiko
inheren atau risiko pengendalian
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Berpengaruh Terhadap Piutang Usaha
Auditor harus memutuskan kebijakan awal tentang materialitas untuk audit sebagai keseluruhan & selanjutnya mengalokasikan
total materialitas ke saldo-saldo akun, guna menetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi untuk setiap saldo yang
signifikan.
Auditor harus memutuskan kebijakan awal tentang materialitas untuk audit sebagai keseluruhan & selanjutnya mengalokasikan
total materialitas ke saldo-saldo akun, guna menetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi untuk setiap saldo yang
signifikan.
Tetapkan materialitas pelaksanaan dan risiko
inheren untuk piutang usaha
Metodologi untuk mengevaluasi risiko pengendalian diterapkan baik untuk penjualan maupun untuk penerimaan kas dalam pengauditan
piutang usaha. pengendalian yang efektif akan mengurangi risiko pengendalian dan hal ini berpengaruh pada bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif golongan transaksi dan pengujian rinci
saldo
Metodologi untuk mengevaluasi risiko pengendalian diterapkan baik untuk penjualan maupun untuk penerimaan kas dalam pengauditan
piutang usaha. pengendalian yang efektif akan mengurangi risiko pengendalian dan hal ini berpengaruh pada bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif golongan transaksi dan pengujian rinci
saldo
Rancang & lakukan pengujian pengendalian & pengujian substantif golongan transaksi untuk siklus penjualan &
penerimaan piutang
Auditor melakukan prosedur analitis substantif untuk suatu akun seperti piutang usaha dengan dua tujuan, yaitu : untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan penyajian dalam saldo akun dan untuk mengurangi pengujian audit rinci. Hasil
dari prosedur analitis substantif berpengaruh langsung pada luasnya pengujian rinci saldo.
Auditor melakukan prosedur analitis substantif untuk suatu akun seperti piutang usaha dengan dua tujuan, yaitu : untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan penyajian dalam saldo akun dan untuk mengurangi pengujian audit rinci. Hasil
dari prosedur analitis substantif berpengaruh langsung pada luasnya pengujian rinci saldo.
Rancang & lakukan prosedur analitis untuk
saldo piutang usaha
Perencanaan pengujian rinci saldo meliputi prosedur-prosedur audit, ukuran sampel, unsur yang dipilih dan saat pengujian.
Prosedur harus dipilih dan dirancang untuk setiap akun dan setiap tujuan audit saldo pada setiap akun.
Perencanaan pengujian rinci saldo meliputi prosedur-prosedur audit, ukuran sampel, unsur yang dipilih dan saat pengujian.
Prosedur harus dipilih dan dirancang untuk setiap akun dan setiap tujuan audit saldo pada setiap akun.
Rancang pengujian rinci saldo piutang usaha
untuk memenuhi tujuan audit saldo
Bukti yang berkaitan dengan tujuan audit penyajian &
pengungkapan sejalan dengan pendekatan. Auditor melakukan pengujian pengendalian dan prosedur substantif untuk
memperoleh keyakinan bahwa semua tujuan audit telah tercapai untuk informasi dan jumlah-jumlah rupiah yang
dicakup oleh pengungkapan tersebut.
Bukti yang berkaitan dengan tujuan audit penyajian &
pengungkapan sejalan dengan pendekatan. Auditor melakukan pengujian pengendalian dan prosedur substantif untuk
memperoleh keyakinan bahwa semua tujuan audit telah tercapai untuk informasi dan jumlah-jumlah rupiah yang
dicakup oleh pengungkapan tersebut.
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN AUDIT TRANSAKSI DENGAN TUJUAN AUDIT SALDO & TUJUAN AUDIT
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
Ringkasan terminologi bukti
Jenis pengujian
Jenis pengujian
Tujuan audit Tujuan audit
Keputusan pengumpulan
bukti Keputusan pengumpulan
bukti
Jenis bukti Jenis bukti
Tujuan audit yang harus dicapai sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa suatu golongan transaksi
atau saldo akun telah diselesaikan secara wajar.
Tujuan audit yang harus dicapai sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa suatu golongan transaksi
atau saldo akun telah diselesaikan secara wajar.
Tujuan audit
Jenis pengujian audit digunakan auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar.
Jenis pengujian audit digunakan auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar.
Jenis pengujian
Keputusan pengumpulan bukti diterapkan pada setiap jenis pengujian, kecuali untuk prosedur
analitis.
Keputusan pengumpulan bukti diterapkan pada setiap jenis pengujian, kecuali untuk prosedur
analitis.
Keputusan pengumpulan bukti
Hubungan antara jenis-jenis bukti dengan jenis- jenis pengujian
Hubungan antara jenis-jenis bukti dengan jenis- jenis pengujian
Jenis bukti
Ikhtisar proses audit
Mengumpulkan bukti final Mengumpulkan
bukti final
Melakukan pengujian tambahan untuk
penyajian &
pengungkapan Melakukan
pengujian tambahan untuk
penyajian &
pengungkapan
Menerbitkan laporan audit Menerbitkan laporan audit
Komunikasi dengan manajemen & pihak
yg
bertanggungjawab atas tata kelola Komunikasi dengan manajemen & pihak
yg
bertanggungjawab atas tata kelola
Bahwa auditor harus mengumpulkan bukti yang berkaitan dengan tujuan penyajian &
pengungkapan. Prosedur yang dilakukan auditor untuk mendukung tujuan penyajian
& pengungkapan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk mendukung
tujuan audit transaksi dan tujuan audit saldo.
Bahwa auditor harus mengumpulkan bukti yang berkaitan dengan tujuan penyajian &
pengungkapan. Prosedur yang dilakukan auditor untuk mendukung tujuan penyajian
& pengungkapan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk mendukung
tujuan audit transaksi dan tujuan audit saldo.
Melakukan pengujian tambahan untuk penyajian
& pengungkapan
Auditor harus mengumpulkan bukti-bukti berikut untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan selama tahap penyelesaian :
- Melaksanakan prosedur analitis final - Mengevaluasi asumsi going concern - Minta surat pernyataan dari klien
- Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk memastikan bahwa informasi tersebut konsisten dengan laporan keuangan
Auditor harus mengumpulkan bukti-bukti berikut untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan selama tahap penyelesaian :
- Melaksanakan prosedur analitis final - Mengevaluasi asumsi going concern - Minta surat pernyataan dari klien
- Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk memastikan bahwa informasi tersebut konsisten dengan laporan keuangan
Mengumpulkan bukti final
Jenis laporan audit yang diterbitkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan dan temuan audit.
Jenis laporan audit yang diterbitkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan dan temuan audit.
Menerbitkan laporan audit
Standar audit mewajibkan auditor untuk mengkomunikasikan defisiensi signifikansi dalam pengendalian internal kepada manajemen dan kepada pihak yg bertanggung jawab atas tata kelola (termasuk didalamnya komite audit) segera setelah audit selesai, atau bisa juga lebih dini. Walaupun tidak diwajibkan, auditor seringkali juga memberi saran-saran kepada manajemen untuk memperbaiki kinerja bisnis.
Standar audit mewajibkan auditor untuk mengkomunikasikan defisiensi signifikansi dalam pengendalian internal kepada manajemen dan kepada pihak yg bertanggung jawab atas tata kelola (termasuk didalamnya komite audit) segera setelah audit selesai, atau bisa juga lebih dini. Walaupun tidak diwajibkan, auditor seringkali juga memberi saran-saran kepada manajemen untuk memperbaiki kinerja bisnis.
Komunikasi dengan manajemen dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola
Thank You