• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Terhadap Siklus Pendapatan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Audit Terhadap Siklus Pendapatan (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

Windi Dwi Putri - C1C013028 Sri Sulastri - C1C013088

Hartati - C1C013109

Audit Terhadap Siklus

(2)

Apa yang dimaksud dengan Piutang?

Apa yang dimaksud dengan Penyajian

Prinsip Akuntansi Berterima Umum?

Apa tujuan pengujian substantif piutang?

Apa saja dokumen yang terkait dengan

piutang?

Apa saja catatan yang terkait dengan

piutang?

Apa prosedur audit piutang?

(3)

PIUTANG

PIUTANG

PIUTANG NON USAHA

PIUTANG NON USAHA

PIUTANG USAHA

PIUTANG USAHA

Piutang yang timbul dari

transaksi penjualan

barang atau jasa dalam kegiatan

normal perusahaan

Piutang non usaha timbul dari transaksi

selain penjualan barang dan jasa kepada

pihak luar

(4)

Penyajian Prinsip Akuntansi Berterima Umum

PENYAJIAN PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM

1. Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah yang harus ditagih

2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan piutang usaha, maka harus mencantumkan pengungkapannya di neraca. Saldo piutang tersebut adalah jumlah bersih

3. Jika piutang usaha bersaldo material pada neraca harus disajikan rinciannya di neraca atau dibuatkan catatan atas laporan keuangan 4. Piutang usaha yang bersaldo kredit terdapat

pada kartu piutang pada tanggal neraca disajikan dalam kelompok utang lancar

(5)

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF PIUTANG

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan

catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang.

2. Membuktikan asersi keberadaan atau

keterjadian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan asersi kelengkapan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas piutang yang dicantumkan di neraca.

5. Membuktikan asersi penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

6. Membuktikan asersi penyajian dan

(6)

DOKUMEN TERKAIT

Golongan Transaksi Akun-akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan Penjualan Penjualan Piutang Usaha Pengolahan permintaan dari

konsumen

Persetujuan kredit Pengiriman Barang Pengiriman faktur dan pencatatan penjualan

Pesanan dari konsumen Order penjualan

Pesanan dari konsumen atau order penjualan

Dokumen pengiriman File transaksi penjualan Jurnal penjualan

Master file piutang usaha Daftar pitang usaha

Laporan bulanan Penerimaan Kas Kas di bank

Piutang usaha

Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas

Pengantarpembayaran Daftar penerimaan kas File transaksi penerimaan kas

Jurnal penerimaan kas Retur Penjualan Retur penjualan

Piutang usaha

Pengolahan dan pencatatan retur penjualan

Memo kredit

Jurnal retur penjualan Penghapusan piutang Piutang usaha

Cadangan kerugian piutang

Penghapusan piutang tak tertagih

Formulir otorisasi penghapusan piutang Beban kerugian piutang Beban kerugian piutang

Cadangan kerugian piutang

(7)

CATATAN TERKAIT DENGAN PIUTANG

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang

adalah:

Jurnal Penjualan

Jurnal Retur Penjualan

Kartu Piutang Jurnal Penerimaan

Kas

1

1

2

2

3

3

4

(8)

PROSEDUR AUDIT PIUTANG

Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi prosedur audit. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini :

1. Prosedur audit awal

2. Prosedur analitik

3. Pengujian terhadap transaksi rinci

4. Pengujian terhadap saldo akun

rinci

(9)

PROSEDUR AUDIT PIUTANG

Auditor menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara informasi piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.

1. Prosedur Audit Awal

2. Prosedur Analitik

Untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

(10)

PROSEDUR AUDIT

3. Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci

Auditor melakukan pengujian subtantif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan mengkredit akun piutang usaha dan pengujian piash batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.4. Prosedur Audit Terhadap

Saldo Akun Rinci

(11)

PROSEDUR AUDIT PIUTANG

5. Penyajian dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan

(12)

STUDI KASUS – Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Apa yang harus dilakukan bila ternyata dikemudian hari ‘piutang tak tertagih’ sungguh-sungguh terjadi namun angkanya jauh lebih kecil dibandingkan saldo

cadangan, atau malah tidak terjadi samasekali?

1. Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih

Misalnya :

Untuk tahun 2012 PT. BERSAMA mencadangkan Piutang Tak Tertagih sebesar 6.2% atas saldo

Piutang Dagang yang sebesar Rp 251,700,000 di penutupan buku 2011. Sehingga tanggal 5 Januari 2011.

(13)

STUDI KASUS – Penghapusan Piutang Tak Tertagih

[D] Biaya Piutang Tak Tertagih Rp

15.700.000

[K] Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp

15.700.000

1. Jurnal Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih

2. Pembentukan Penghapusan Piutang Yang Tak Tertagih

(14)

STUDI KASUS – Penghapusan Piutang Tak Tertagih

2. Jurnal Penghapusan Piutang Yang Tak Tertagih

[D] Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp 4.000.000

[K] Piutang Dagang – PT. SENDIRI Rp 4.000.000

3. Koreksi Cadangan Piutang Tak Tertagih

(15)

STUDI KASUS – Penghapusan Piutang Tak Tertagih

3. Jurnal Koreksi Cadangan Piutang Tak Tertagih

Selisihnya dibuatkan jurnal koreksi sebagai berikut: [D] Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp 9.200.000

[K] Biaya Piutang Tak Tertagih Rp 9.200.000

Dengan dimasukannya jurnal koreksi ini, maka :

a. Saldo akun Cadangan Piutang Tak Tertagih menjadi 0 (nol); dan

(16)

STUDI KASUS – Penghapusan Piutang Tak Tertagih

4. Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih di Tahun Berikutnya

Lalu apa yang harus dilakukan untuk tahun 2013? Melihat pengalaman di tahun 2012,

manajemen perusahaan dapat

mempertimbangkan untuk menurunkan

cadangan piutang tak tertagihnya menjadi 2.6% saja (= (6,500,000/251,700,000) x 100%). Katakanlah saldo Piutang Dagang PT. BERSAMA di awal 2013 adalah Rp 200,000,000, sehingga di awall 2013 pegawai accounting PT. BERSAMA membuat jurnal pencadangan piutang sbb:

[D] Biaya Piutang Tak Tertagih Rp 5.164.879 [K] Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp

(17)

STUDI KASUS – Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Pertanyaan selanjutnya: Apa yang harus dilakukan jika piutang dagang yang sudah terlanjur dihapus, ternyata berhasil ditagih setelah pengahapusan? Misalnya: Mr. X yang sempat tidak bisa dihubungi (dikabarkan sudah kabur ke luar negeri), ternyata kembali lagi ke Indonesia, dan dia membayar utangnya Rp 2,500,000 yang sudah terlanjur dihapuskan. Apa yang harus dilakukan? Akan saya bahas di tulisan berikutnya.

[D] Kas Rp 2.500.000

(18)

KESIMPULAN

Pengujian substantif terhadap saldo piutang usaha ditunjukkan untuk memperoleh

keyakinan tentang keandalan catatan

akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha. Membuktikan keberadaan piutang

usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang

dicantumkan dineraca. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam

catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang dicantumkan dineraca.

Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan dineraca.

(19)

SELESAI

Audit Terhadap Siklus

Pendapatan : Pengujian

Substantif Terhadap Saldo

Referensi

Dokumen terkait

(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, juz. 341) Nasihat Imam Asy-Syafi'I Rahimallah : “Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqh

Informasi mengenai dinamika populasi ikan wader pari yang meliputi parameter pertumbuhan, mortalitas dan rekrutmen belum ada sehingga penelitian yang terkait dengan

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Task-Based Language Teaching (TBLT) adalah efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Efektivitas dilihat dari kemajuan

Pada minggu ketiga, mahasiswa mempelajari instruksi counter dan cara pemrogramnya dengan ladder diagram (Lembar Kerja 5) sekaligus mengimplementasikan pemrograman counter

takes place, and the provided syllabus designed from this study is then expected to. be a reference or even used on the next semester for the

creative and should be able to create a good atmosphere so the teaching and learning process will be more exciting and enjoyable. In addition, the teachers are

Sedangkan pada beda pengaruh antara ischemic compression dan strecthing exercise di peroleh p-value 0,001, sehingga disimpulkan bahwa ada beda pengaruh antara

Perlindungan hukum bagi warga negara Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945 yakni pada pasal .... 30