• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI IMPLEMENTASI NDC

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI IMPLEMENTASI NDC"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

Perjanjian Paris, yang diadopsi pada COP-21 tahun 2015, adalah perjanjian internasional dengan dimensi yang sangat luas yang mulai berlaku kurang dari setahun setelah adopsi perjanjian, jauh lebih cepat dari yang diharapkan oleh banyak pihak yang mengadopsi perjanjian di pertanyaan. . Indonesia menyerahkan NDC kepada Sekretariat UNFCCC sebelum COP-22 di Marrakesh pada tahun 2016 sebagai penyempurnaan NDC dan sekaligus menggantikan INDC yang diserahkan ke Sekretariat UNFCCC sebelum COP-21 Paris. Dokumen First NDC Indonesia sebagaimana terlampir akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari strategi implementasi NDC.

Strategi Implementasi NDC ini dimaksudkan sebagai pedoman sinergisitas setiap komponen bangsa, mulai dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Akademisi, Dunia Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Masyarakat Umum untuk mencapai komitmen nasional dalam penurunan emisi GRK dan mencapai tujuan pembangunan rendah emisi dan ketahanan iklim sebagaimana tertuang dalam dokumen NDC. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Focal Point Nasional Perubahan Iklim di Indonesia, akan mengerahkan segalanya dalam perjuangan bersama untuk mencapai keberhasilan implementasi NDC ini. Melalui strategi implementasi NDC, diharapkan sinergi antar sektor dapat diperkuat untuk memenuhi komitmen nasional pada dunia internasional yang sejalan dengan tujuan dan aspirasi nasional.

LATAR BELAKANG

Konferensi Paris tentang Perubahan Iklim menghasilkan kesepakatan baru yang disebut Perjanjian Paris, salah satunya menghasilkan kesepakatan NDC yang mengatur dan memproyeksikan potensi pengurangan emisi GRK yang akan dilakukan oleh Negara-Negara Pihak dari waktu ke waktu setelah tahun 2020. Seperti tindak lanjut deklarasi komitmen Presiden Joko Widodo pada COP-21, Paris Agreement disahkan dengan UU No. Sebagai bagian dari komitmen pra-2020, Indonesia telah melakukan upaya penurunan emisi GRK secara sukarela mulai tahun 2020 dengan menetapkan target penurunan emisi GRK sebesar 26% dengan BaU pada tahun 2020, dan hingga 41% jika ada dukungan internasional.

Pelajaran dari implementasi komitmen tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan tujuan menuju tahun 2030. Dengan telah disahkannya Paris Agreement dan dengan percontohan yang telah dilakukan sejak lama di Indonesia, termasuk kesepakatan lintas sektoral mengenai masing-masing target kuantitatif dalam NDC (yang merupakan gambaran transisi Indonesia menuju pembangunan masa depan yang rendah emisi dan tahan iklim), sehingga implementasinya membutuhkan dukungan dan komitmen dari semua pihak. CTU sangat penting untuk mengukur penurunan emisi gas rumah kaca di setiap negara sehingga dapat dilakukan perbandingan dan agregasi upaya emisi gas rumah kaca global.

Implementasi CTU dalam NDC akan didasarkan pada pengalaman dan kemampuan Indonesia dalam menurunkan emisi GRK di semua sektor, yang dapat diverifikasi melalui proses MRV. Mengingat kewajiban-kewajiban wajib dalam UNFCCC yang melibatkan seluruh negara sebagaimana dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement) merupakan hal baru bagi Indonesia sebagai negara berkembang, maka diperlukan suatu strategi untuk mengimplementasikannya, yang terbagi dalam program-program dari persiapan hingga tahap akhir termasuk review dan update engagement di NDC pada setiap periode yang ditentukan.

PARIS AGREEMENT DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16

Menetapkan tujuan adaptasi global untuk meningkatkan kapasitas adaptasi, memperkuat ketahanan dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim sebagai pengakuan bahwa adaptasi merupakan tantangan global yang membutuhkan dukungan dan kerjasama internasional, terutama bagi negara-negara berkembang (Pasal 7). Perlunya kerjasama para pihak untuk memperkuat kapasitas negara berkembang dalam implementasi Perjanjian Paris dan kewajiban negara maju untuk memperkuat dukungan peningkatan kapasitas di negara berkembang (Pasal 11). Kerjasama para pihak dalam upaya penguatan pendidikan, pelatihan, kesadaran masyarakat, partisipasi masyarakat dan akses masyarakat terhadap informasi perubahan iklim (Pasal 12).

Pelaksanaan inventarisasi pelaksanaan Perjanjian Paris secara periodik untuk menilai kemajuan bersama dalam mencapai tujuan Perjanjian Paris (Global Stocktaking) mulai tahun 2023 dan dilakukan setiap lima tahun sesudahnya (Pasal 14). Pengesahan Paris Agreement juga didorong oleh amanat Pasal 28 A UUD 1945 bahwa “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan penghidupannya”. Berkaitan dengan dimensi global, salah satu poin NAWACITA tentang peningkatan peran global adalah peningkatan kerjasama internasional untuk mengatasi masalah global yang mengancam umat manusia, termasuk perubahan iklim.

Peningkatan perlindungan wilayah Indonesia yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Menjadi pihak yang dapat berpartisipasi (berhak memilih) dalam pengambilan keputusan terkait Paris Agreement, termasuk dalam pengembangan modalitas, prosedur dan pedoman pelaksanaan Paris Agreement.

KOMITMEN DALAM NDC

PROGRAM IMPLEMENTASI NDC

Identifikasi jenis kegiatan peningkatan kapasitas yang diperlukan (pendidikan, pelatihan, peningkatan kesadaran, akses informasi, keterlibatan masyarakat, kerja sama internasional) Identifikasi substansi/.. bahan peningkatan kapasitas: perubahan iklim secara umum, mitigasi, adaptasi, teknologi, IMRV – GRK, pendanaan akses, proposal kegiatan/proyek, negosiasi, dll. Siapa yang akan melakukan Peningkatan kapasitas (pengusaha: otoritas publik, sektor swasta, masyarakat) Kelompok sasaran Bentuk/jenis peningkatan. Implementasi peningkatan kapasitas yang sistematis (domestik dan internasional):. konferensi Magang/Magang TOT Sekolah Lapangan.

Identifikasi hukum dan kebijakan perubahan iklim untuk melihat kesenjangan dan tumpang tindih serta kemungkinan harmonisasi hukum dan peraturan. 2017 Identifikasi bagaimana setiap peraturan menjadi dasar implementasi NDC dan dukungan yang diperlukan untuk undang-undang baru. 64 Tahun 2013 tentang Pemanfaatan Air dan Hutan pada Kawasan Lindung, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.

Meningkatkan kapasitas adaptif melalui pembentukan sistem peringatan dini (bencana terkait iklim), kampanye kesadaran masyarakat luas dan program kesehatan masyarakat Peningkatan kapasitas. Memantau perkembangan implementasi NDC, termasuk menggunakan platform atau mekanisme untuk mengakses informasi perkembangan dan hasil implementasi NDC.

Tabel 2. Detail Sembilan Program Implementasi NDC
Tabel 2. Detail Sembilan Program Implementasi NDC

PENDANAAN

Misi Nawa Cita sejalan dengan komitmen nasional terhadap pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim, dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebagai prioritas terpadu dan lintas sektoral dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Perubahan iklim menimbulkan risiko yang signifikan terhadap sumber daya alam Indonesia yang akan mempengaruhi produksi dan distribusi pangan, air dan energi. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia memandang upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sebagai konsep terpadu yang penting untuk membangun ketahanan sumber daya pangan, air, dan energi.

Pemerintah telah bekerja keras menyiapkan dan melaksanakan Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Nasional (RAN-API), yang menjadi kerangka bagi berbagai inisiatif adaptasi yang telah dimasukkan ke dalam perencanaan pembangunan nasional. Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia akan memperkuat langkah-langkah untuk menilai dan memetakan kerentanan daerah sebagai dasar sistem informasi adaptasi, dan memperkuat kapasitas kelembagaan serta menetapkan kebijakan dan regulasi terkait perubahan iklim. Menggunakan pendekatan lanskap: Menyadari bahwa upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bersifat multisektoral, Indonesia menggunakan pendekatan lanskap komprehensif yang mencakup ekosistem darat, pesisir, dan laut.

Mengarusutamakan agenda perubahan iklim ke dalam perencanaan pembangunan: mengenali kebutuhan untuk mengarusutamakan perubahan iklim. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melaporkan bahwa selama periode 2007-2014 Indonesia telah menghabiskan $17,48 miliar untuk membiayai kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta dukungan. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan kelembagaan melalui pembentukan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim dalam struktur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Mengingat perubahan iklim berdimensi lokal hingga nasional dan internasional, koordinasi dan sinergi antara KLHK dan Bappenas akan semakin diperkuat. Indonesia juga mempertimbangkan untuk menghitung/menentukan waktu puncak emisi gas rumah kaca nasional untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim. Skenario Baseline BAU dan Skenario Mitigasi digunakan untuk proyeksi Skenario BAU: ketika skenario emisi dan skenario kebijakan pembangunan tidak memperhitungkan kebijakan mitigasi perubahan iklim 2020-2030. ekosistem lahan basah, meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan, penghematan energi dan mempromosikan sumber energi bersih dan terbarukan, serta meningkatkan kualitas pengelolaan limbah.

Skenario Baseline BAU dan Skenario Mitigasi digunakan untuk proyeksi Skenario BAU: ketika skenario emisi dan skenario kebijakan pembangunan tidak memperhitungkan kebijakan perubahan iklim 2020-2030. Pemerintah Indonesia memandang upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sebagai konsep terpadu yang penting untuk membangun ketahanan guna melindungi sumber daya pangan, air, dan energi. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah pesisir yang luas dan pulau-pulau kecil, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim diyakini dapat meningkatkan risiko bencana hidrogeometri hingga 80% dari total bencana alam di Indonesia. Perubahan iklim menimbulkan risiko yang sangat signifikan terhadap sumber daya alam yang akan mengganggu produksi dan distribusi pangan, air dan energi. Bencana alam terkait perubahan iklim berdampak lebih besar pada masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan menghambat akumulasi modal.

Ketimpangan sosial-ekonomi berpotensi berkontribusi pada ketidakstabilan politik di daerah yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.

Table 1. Proyeksi BAU dan reduksi emisi GRK dari setiap kategori sektor
Table 1. Proyeksi BAU dan reduksi emisi GRK dari setiap kategori sektor

PENUTUP

Gambar

Table 1. Proyeksi BAU dan reduksi emisi GRK dari setiap kategori sektor
Tabel 2. Detail Sembilan Program Implementasi NDC
Table 1. Proyeksi BAU dan reduksi emisi GRK dari setiap kategori sektor
Table 1. Projected BAU and emission reduction from each sector category

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Bimbingan Kelompok Berbasis Nilai Religius Untuk Mengurangi Kenakalan Remaja Peserta Didik Kelas VIII di MTs Manbaul Huda