The article is published with Open Access at: http://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/inisiasi
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN DIGITAL DI MASA PANDEMI COVID-19
Lia Purnama Sari1, Hanifah Hikmawati 2, M Luthfi Afif Al Azhari3 Institut Agama Islam (IAI) Ngawi
Email : [email protected]
Abstract: The situation during this covid-19 pandemic, schools are powerless to carry out learning in schools as they can face to face. Teachers and students must conduct online learning by utilizing the internet network and smart phones, laptops, computers. As a result, schools are faced with the challenge of how to make online learning more effective. The purpose of this study was to determine the principal's strategy in implementing digital learning during the covid-19 pandemic and the supporting and inhibiting factors. This research method uses a descriptive qualitative approach and type. The results showed that (1) the principal's strategy in implementing digital learning during the covid-19 pandemic encouraged teachers to use whatsapp, google classroom, drafts, google chrome, then video applications such as kinmaster. Teachers are also encouraged to take part in digital learning training or workshops to be more skilled. Besides the strategy taken, namely offline learning with a shift system to limit the crowd. (2) supporting factors for the principal's strategy, namely, socializing internet data package assistance by the government for educators and students, increasing the school's internet coverage capacity and adding professionals in this field. (3) inhibiting factors for inadequate internet network access, student data packet costs are increasingly swelling.
Keywords: Strategy, Principal, Digital Learning, Covid-19 Pandemic
Abstrak: Situasi di masa pandemi covid-19 ini, sekolah-sekolah tidak berdaya untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah seperti bisa dengan secara tatap muka. Guru dan murid harus mengadakan pembelajaran secara daring dengan memanfaatkan jaringan internet dan perangkat smart phone, laptop, komputer. Akibatnya sekolah dihadapkan pada tantangan bagaimana mampu mewujudkan pembelajaran daring dapat dilaksanakan secara efektif. Tujuan penelitiani ini untuk mengetahui strategi kepala sekolah dalam penerapan pembelajaran digital di masa pandemi covid-19 dan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) strategi kepala sekolah dalam penerapan pembelajaran digital di masa pandemi covid-19 mendorong para guru untuk menggunakan whatsapp, google clasroom, draft, google chrome, kemudian aplikasi vidio seperti kinmaster. Guru juga didorong mengikuti pelatihan atau workshop pembelajaran digital agar lebih terampil. Disamping strategi yang diambil yaitu pembelajaran luring dengan sistem shiff untuk membatasi kerumunan. (2) faktor pendukung strategi kepala sekolah yakni, mensosialisasikan bantuan paket data internet oleh pemerintah bagi pendidik dan peserta didik, menambah kapasitas jangkauan internet sekolah dan menambah tenaga profesional dalam bidang it. (3) faktor penghambat akses jaringan internet yang belum memadai, biaya peket data siswa yang semakin membengkak.
Kata Kunci: Strategi, Kepala Sekolah, Pembelajaran Digital, Pandemi Covid-19
Received 3 August 2021; Accepted 18 August 2021 ; Published 5 September 2021
Citation: Lia Purnama Sari1, Hanifah Hikmawati2, M Luthfi Afif Al Azhari3 (2021). STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN DIGITAL DI MASA PANDEMI COVID-19. Inisiasi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 9 – 15.
Copyright ©2021 Inisiasi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Published by Institut Agama Islam Ngawi. This work is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial- ShareAlike 4.0 International License.
Vol. 1, No. 1, September 2021 | 10 PENDAHULUAN
Sekolah dipahami sebagai lembaga yang bersifat sistem dan sistemik. Dikatakan bersifat sistem, sekolah terdapat komponen-komponen yang berbeda untuk menyatu dalam mewujudkan suatu tujuan. Sementara bersifat sistemik, komponen-komponen tersebut saling keterkaitan atau berhubungan saling berpengaruhi diantara satu dengan yang lain. Komponen-komponen tersebut sangat komplek, karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi , dimana a diantara dimensi-dimensi saling berhubungan dan saling menentukan. Dalam menggerakkan organisasi sekolah dibutuhkan kepemimpinan yang mampu yang profesional dan mengetahui kendala- kendala yang dihadapi, serta mempunyai strategi atau langkah dalam menghadapai dan mengatasi masalah di lingkup sekolah. Dengan kata lain, keberhasilan suatu sekolah sangat ditentukan oleh seberapa jauh keberhasilan kepala sekolahnya.1
Tugas-tugas kepala sekolah lebih pada kemampuan mengeksplorasi berbagai teori maupun konsep dalam bidang pemimpin dan kepemimpinan yang dikombinasikan dengan kemampuan dan keterampilan secara praksis dalam meramu berbagai strategi yang relevan. Kepala sekolah harus cermat dalam mengidentifikasi persoalan yang terjadi untuk kemudian ditentukan strategi yang relevan sebagai langkah penanganan terhadap masalah-masalah yang timbul. Strategi yang efektif dalam penanganan masalah, ketika kepala sekolah cukup data atau informasi yang bersumber di lapangan sebagai berbasis pengambilan keputusan.
Kepala sekolah yang profesional memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menggerakkan dan mengendalikan sekolah sebagai organisasi yang mempunyai tujuan.
Tugas dan fungsi kepala sekolah seluruhnya harus dilakukan dan dijalankan dengan sepenuhnya dan tidak bisa hanya setengah-setengah. Diantara tugas dan fungsi ialah kepala sekolah tersebut harus memiliki pandangan menatap ke masa depan (visi) dan tahu bagaimana bertindak dan beraksi (misi) serta paham langkah yang diambil (strategi), memiliki kemampuan mengkoordinasi dan memaksimalkan sumberdaya yang terbatas agar kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi. Lembaga sekolah dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia tidak terbatas cenderung lebih mudah mengambil keputusan, lebih mudah memobilisasi sumberdaya yang tersedia dalam upayanya mewujudkan tujuan dan lebih mudah menggerakkan bawahannya untuk melakukan hal-hal yang relevan bagi tujuan sekolah.2
Di masa Pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan bagi Kepala Sekolah, dimana dampak adanya pandemi Covid 19 tidak hanya bidang kesehatan dan ekonomi, tetapi juga bagi pendidik Pandemi Virus Corona ini yang berdampak pada proses pendidikan terutama di kegiatan pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Merespon situasi dan kondisi ini, Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah mengambil kebijakan untuk libur sekolah. Kemudian pada tanggal 17 Maret 2020, pemerintah melalui Menteri Dikbud melalui surat edaran Nomor 36963/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah semata-mata ditempuh mencegah penularan coronavirus disease ( Covid-19) mengharuskan pembelajaran dilakukan tidak dengan tatap muka, namun melalui aplikasi dan saluran tertentu secara online. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pun juga diharuskan bekerja dari rumah tidak di kantor atau
1 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 81.
2 Kompri, Manajemen Sekolah, Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Yogyakarta: 2015, Pustaka Pelajar), hlm. 4.
11 | Inisiasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
di sekolah. Hal ini dilakukan dengan tujuan memutus mata rantai dan mencegah penyebaran virus terus meluas.3
Proses pembelajaran dari rumah yang diberlakukan mulai tanggal 16 Maret 2020 diperpanjang dengan memperhatikan perkembangan situasi pandemi di daerah masing-masing. Di berbagai wilayah di Indonesia terjadi penyebaran virus Covid-19 menyebabkan semua lembaga pendidikan diharuskan untuk melaksanakan proses belajar dengan jarak jauh atau daring. Lembaga pendidikan siap tidak siap harus melaksanakan pembelajaran dengan sistem daring dengan sistem digital sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sistem pembelajaran daring ini tentu menjadi tantangan yang tidak mudah bagi sekolah, karena pembelajaran daring itu sendiri hal baru dan pertama dilaksanakan. Selain itu fasilitas dan sarana perlu disiapkan untuk kelancaran pembelajaran daring antara pendidik dan peserta didik.
Keterbatasan perangkat yang dipakai akan menghambat kelancaran pembelajaran yang akan dilakukan. Belum lagi persoalan ketersediaan jangkauan internet di tempat tinggal pendidik dan peserta didik
Kata strategi berasal dari bahasa yunani “stragos” yang mana kata strategas sendiri berasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin.4 Pengetian strategi secara sempit identik dengan metode atau teknik. Sejalan dengan pendapat tersebut, David dalam Sanjaya : a plan, method, or series of actifities designed to achiev a particular educational goals. Berdasarkan rumusan diatas, strategi diartikan sebagai suatu langkah yang diambil, menggunakan cara, atau sekumpulan aktifitas yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.5 Strategi diambil sebagai keputusan yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak diwujudkan. Melalui strategi yang tepat suatu tujuan mampu diwujudkan secara efektif sesuai perencanaan yang dipersiapkan.
Kepala sekolah pimpinan harus mempunyai strategi yang dipersiapkan sebagai upaya melaksanakan kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah menetapkan strategi yang tepat untuk mewujudkan tujuan harus didasarkan pada perencanaan awal. Kepala sekolah mempunyai tugas dan fungsi yang sangat urgen dalam mewujudkan sekolah yang bermutu dan mampu bersaing dengan lembaga lainnya. Dalam peningkatan mutu sekolah, kepala sekolah menyiapkan strategi yang tepat yang meliputi peran dan tugas kepala sekolah sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator6. Sebagai educator kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran bagi peserta didik. Sebagai manajer kepala sekolah melaksnakan kegiatan manajerial mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Sebagai administrator, Kepala sekolah melaksanakan pelayanan terbaik bagi guru, staf, dan peserta didik. Sebagai supervisor Kepala Sekolah harus mampu mengendalikan dan mengawasi guru, staff, dan murid terhadap pelayanan pendidikan dan pengajaran.
Sebagai leader Kepala sekolah harus mampu memberikan arahan dan pembinaan bagi guru dan staf serta memapu membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Sebagai inovator Kepala sekolah harus mampu menunjukkan pembaharuan bagi sekolah baik dalam aspek ilmu pengetahuan, maupun teknologi sebagai sarana yang dipergunakan.
Sebagai motivator Kepala sekolah harus mampu memberikan dorongan dan
3 Giap Yo Ceng, Pembelajaran E-Learning di Masa Pandemi Covid-19, (Grup Penerbitan cv Budi Utama 2020), hlm. 3.
4 Nur Kholis, Manajemen Straregi Pendidikan, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hlm.5
5 Salim & Haidar, Strategi Pembelajaran, (Medan: Perdana Publising, 2014), hlm . 99
6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Hal. 3.
Vol. 1, No. 1, September 2021 | 12 penyemangat bagi guru, staf dan peserta didik dalam mencapai tujuan yang akan diwujudkan.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 pasal 12 ayat 1 disebutkan bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.7 Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap penyelenggaran pendidikan di sekolah dengan kebijakan yang diambil untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Kepala sekolah harus mampu memberikan pembinaan dalam meningkatkan kapasitas pendidik di sekolah agar lebih terampil, berpengalaman dan menjadi pendidik yang lebih profesional. Kepala sekolah memiliki perhatian penuh terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, serta antisipatif terhadap semua sarana dan prasarana sekolah yang sudah mengalami keruskan maupun keterbatasan faslitas yang tersedia untuk kelancaran pendidikan dan pembelajaran.
Wahjosumidjo mengemukakan tugas-tugas yang harus dilaksanakan kepala sekolah profesional,8 antara lainKepala sekolah pelaku komunikasi di lingkup sekolah terhadap pegawainya; Kepala sekolah penaggung jawab atas perilaku anggotanya;
Kepala Sekolah siap dengan kemampuan sumber daya sekolah yang ada; Kepala sekolah pemikir secara analitis dan konsepsional; Kepala sekolah solutif atas masalah melalui kajian dan analisis; Kepala sekolah mediator; Kepala sekolah adalah seorang politisi;
Kepala sekolah diplomat. Dalam berbagai forum pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya; Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan-keputusan sulit.
Dalam situasi pandemi covid 19 pembelajaran dilaksanakan secara digital/daring untuk mengurangi penyebaran virus covid 19. Pembelajaran digital dapat di rumuskan sebagai “a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources‟. Pengertian pembelajaran digital meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, vidio, maupun audio.
Pembelajaran digital menurut Kenji Kitao adalah banyaknya terminal komputer di seluruh dunia terkoneksi ke pelajaran digital, sehingga banyak pula orang yang menggunakan pembelajaran digital setiap harinya.9 Pembelajaran digital (digital learning) merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih luas, lebih banyak dan bervariasi. Sementara itu kemajuan teknologi dalam pembelajaran idealnya dapat dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam mengembangkan potensi peserta didik secara lebih optimal, bukan justru sebaliknya. Pemanfaaatan teknologi informasi menjadi nilai tambah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dan siswa di kelas.
METODE
Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini, deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa penelitiaan ini menggunakan trianggulasi.
7 Andang, Manajemen&Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 56
8 Andang, Manajemen&Kepemimpinan, hal. 62
9 Munir, MIT, Pembelajaran Digital, (Bandung: Alfabeta,2017).hlm. 6
13 | Inisiasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam PEMBAHASAN
Strategi kepala sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan suatu sekolah. Kepala sekolah yang berkompeten adalah kepala sekolah yang memiliki strategi jitu dalam memajukan sekolahnya. Tanpa adanya strategi maka progam sekolah tidak akan berjalan. Seperti halnya di masa pandemi covid-19 ini, kepala sekolah dituntut untuk dapat memberikan strategi yang jitu dalam mensukseskan progam pendidikan di lembaga yang mereka tempati. Adanya pandemi covid-19 ini banyak sekolah bahkan di seluruh Indonesia progam pembelajaran telah di gantikan dengan pembelajaran digital.
Kepala sekolah harus mempunyai kemampuan untuk berpikir dari segi tindakan kepala sekolah agar dapat membantu organisasi sekolah untuk beradaptasi dengan kemajuan zaman. Tugas Kepala Sekolah menyelesaikan persoalan yang ada disuatu lembaga khususnya strategi sekolah dalam penerapan pembelajaran digital di masa pandemi covid-19 ini. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah terdapat beberapa strategi yang diterapkan: Kepala sekolah memberi arahan tentang penggunaan fasilitas internet dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik harus mempunyai kesiapan menggunakan teknologi digital dalam melaksanakan progam pembelajaran daring atau digital di masa pandemi covid-19. Pembelajaran dengan sistem daring ini guru tidak hanya menggunakan aplikasi whatsapp saja tetapi guru perlu menggunakan aplikasi lain seperti google clasroom, google draft, google chrome, kemudian aplikasi vidio seperti kinemaster. Untuk kegiatan pembelajaran daring ini guru bisa mengirimkan tugas melalui aplikasi whatsapp dengan mengirimkan video singkat sebagai salah satu media pembelajaran agar siswa lebih gampang untuk memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Setelah itu siswa diberikan beberapa soal pertanyaan untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa.
Selain pembelajaran digital, strategi Kepala sekolah juga membuka pembelajaran luring dimana siswa datang ke sekolah dengan waktu terbatas dan rolling dengan siswa lain. Contohnya siswa datang mendapatkan sedikit materi dan soal lalu soal dibawa pulang sebagai tugas rumah dihari selanjutnya baru dikumpulkan kembali.
Strategi kepala sekolah dalam penerapan pembelajaran digital tidak hanya semata-mata tanggugjawab kepala sekolah saja. Guru dan siswa terlibat aktif dalam menyusun strategi pembelajaran digital demi tercapainya proses belajar yang maksimal. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dengan cara guru melakukan peningkatan SDM dengan melakukan workshop, pelatihan terkait model pembelajaran daring. Selain itu adanya sistem pembelajaran luring yang memberi kesempatan siswa apabila tidak memiliki Hp android dan kesulitan signal dapat kesekolah untuk meminta tugas kepada guru mata pelajaran masing-masing.
Strategi Kepala sekolah memaksimalkan potensi yang dimiliki sekolah untuk kelancaran proses pembelajaran daring dan luring antara pendidik dan peserta didik.
Strategi ini diharapakan peserta didik dapat belajar dengan kondisi aman dan nyaman.
Kerjasama dan komunikasi yang dijalin orangtua, terutama siswa dan guru menjadi patokan utama dalam menunjang pembelajaran. materi yang diberikan harus sesingkat dan sejelas mungkin agar mudah dipahami oleh siswa.
Pemantauan antara pihak sekolah dan wali murid juga harus terjalin dengan baik, seperti pada pembahasan wawancara sebelumnya bahwa faktor penghambat dari pembelajaran digital ini adalah jaringan internet yang kurang memadai sehingga siswa juga malas dan mudah bosan karena tidak tatap muka langsung.
Dari faktor pendukung pembelajaran digital bahwa anak-anak siap untuk proses pembelajaran dengan sistem luring dengan cara shift atau bergantian dan proses pembelajaran daring dengan pemberian materi lewat media aplikasi Google Clasroom,
Vol. 1, No. 1, September 2021 | 14 Google draft, Aplikasi Whatsapp, dan aplikasi vidio seperti kinemaster dan lain lain Sesuai dengan keinginan guru masing-masing. Penambahan paket data oleh pemerintah bagi pendidik dan peserta didik untuk kelancaran. Mengingat rata-rata peserta didik berasal dari kalangan keluarga ekonomi menengah kebawah, hal ini sangat membantu dan meringankan pengeluaran peserta didik. Pihak sekolah juga meningkatkan kapasitas internet sekolah untuk membantu tenaga pendidik dan kependidikan melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan secara online. Disamping itu sekolah menambah tenaga kependidikan dibidang informasi dan teknologi. Hal ini untuk memabantu meningkatkan layanan online terutama membantu mengatasi masalah-masalah jaringan terjadi.
Sedangkan faktor penghambat diantaranya pembelajaran digital memakan banyak paket data internet yang disediakan peserta didik. Meskipun mendapatkan bantuan paket data, namun belum sepenuhnya mencukupi. Sehingga wajar jika banyak orag tua yang mengeluh terkait belajar putra putrinya yang justru di masa pandemi ini lebih banyak mengeluarkan biaya untuk membeli kuota internet. Dibeberapa tempat tinggal siswa jaringan internet sangat sulit dijangkau, sehingga terpaksa harus berpindah lokasi yang disitu terdapat jaringan internet.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: Strategi yang digunakan dalam penerapan pembelajaran digital di masa pandemi covid-19 di SMK Negeri 1 Karanganyar adalah dengan memberi instruksi kepada pendidik dan peserta didik untuk memanfaatkan saluran seperti whatsApp, google clasroom, google draft, google chrome, kemudian aplikasi vidio seperti kinemaster. Selain itu kepala sekolah memfasilitasi guru untuk mendapatkan pelatihan, workshop terkait pembelajaran daring. Selain pembelajaran digital, strategi Kepala sekolah juga membuka pembelajaran luring dimana siswa datang ke sekolah dengan waktu terbatas dan rolling dengan siswa lain. Contohnya siswa datang mendapatkan sedikit materi dan soal lalu soal dibawa pulang sebagai tugas rumah dihari selanjutnya baru dikumpulkan kembali.
Faktor pendukung diantaranya sekolah menambah kapasitas jaringan internet sekaligus menambah tenaga profesional dalam bidang IT untuk membantu kelancaran kegiatan yang dilakukan secara online. Hal ini memabntu komunikasi efektif antara sekolah, pendidik, dan peserta didik. Faktor penghambat mencakup akses jaringan internet yang belum memadai sehingga sistem pembelajaran yang diterapkan belum menyeluruh. Belum adanya jaringan internet di lokasi tempat tinggal peserta didik menyebabkan terhambatnya pembelajaran digital dilakukan, sehingga terpaksa harus mencari loksai lain yang terdapat sinyal internet. Sementara itu biaya paket data yang dikeluarkan orang tua meningkat, sehingga menjadi beban orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Andang. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Ceng, Giap Yo, (2020). Pembelajaran E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19. CV Budi Utama, 2020.
15 | Inisiasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Kholis, Nur. Manajemen Strategi Pendidikan: Formulasi, Implementasi, dan Pengawasan. UIN Sunan Ampel, 2014
Kompri. Manajemen Sekolah, Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015
Munir, MIT. Pembelajaran Digital. Bandung: Alfabeta, 2017
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
Salim & Haidar, Strategi Pembelajaran, Medan: Perdana Publising, 2014
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers , 2010