• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Membangun Citra Hijra Moslem Apparel melalui Instagram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Strategi Membangun Citra Hijra Moslem Apparel melalui Instagram"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI MEMBANGUN CITRA HIJRA MOSLEM APPAREL MELALUI INSTAGRAM

Ricky Nugraha1, Sri Dewi Setiawati2, Mahardiansyah Suhadi3

1 Universitas BSI, Indonesia, E-mail: [email protected]

2 Universitas BSI, Indonesia, E-mail: [email protected]

3 Universitas BSI, Indonesia, E-mail: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana strategi Hijra Moslem Apparel membangun citranya melalui Instagram, yakni dengan pengemasan konten gambar, Caption, dan Design T-Shirt produk. Ditemukan sebuah fakta di lapangan tentang keunikan Hijra Moslem Apparel dalam melakukan strategi membangun citranya, maka dari itu Peneliti menggunakan penelitian ini untuk mencari proses perencanaan pengemasan konten gambar, Caption, dan Design t- shirt produk dalam membangun citranya di Instagram. Tujuannya untuk memberikan referensi baru tentang kegiatan Public Relations dalam membangun citra. Penelitian ini menggunakan kajian teoritis konsep PR dengan penerapan teori pembentukan citra. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Sehingga, penelitian ini menghasilkan penerapan kemasan konten gambar, Caption, dan Design T-Shirt produk.

Kata Kunci: Media Public Relations, Membangun Citra, Instagram.

Abstract: This research analyze about how Hijra Moselm Apparel' strategy builds its Image through Instagram, by packing Image content, Caption, and T-Shirt product Design. Found a fact in the field about the uniqueness of Hijra Moslem Apparel in strategy to build its Image, therefore Researchers use this research to find the process of planning the packaging of Image content, Caption, and T-Shirt product Design building Image in Instagram. The goal is to provide a new reference on Public Relations activities in Image building. This study uses theoretical study of PR concepts with the application of Image formation theory.

Data collection techniques are done by in-depth interview and literature study.

This research resulted in the application of packaging of Image content, Caption, and T-Shirt product Design.

Key Words: Public Relations media, Image Building, Instagram.

(2)

PENDAHULUAN

Fenomena yang sangat menarik dari Instagram adalah bagaimana kebanyakan orang tertarik untuk mempopulerkan akun promosi mereka, tujuannya adalah memperoleh jumlah followers (pengikut) sebanyak-banyaknya, sehingga dapat membangun Brand Image agar produknya menjadi populer di pasarnya, ketika seseorang sudah mempunyai banyak followers, maka secara tidak langsung membuat pengguna Instagram memandang bahwa akun tersebut memiliki reputasi yang baik. Menurut Oktavia membangun Brand Image dalam sebuah usaha itu sangat penting karena berkaitan dengan pandangan konsumen terhadap merek tertentu sehingga dapat menciptakan konsumen yang loyal, karena itulah perlu adanya upaya dari pelaku bisnis online untuk membangun Brand Image produknya. (Oktavia, 2016: 23)

Setiap akun pasti memiliki tujuan yang berbeda-beda untuk pasarnya, namun untuk membuat sebuah akun Instagram dengan tujuan-tujuan tersebut haruslah memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Seorang pemilik akun setidaknya mampu menghasilkan foto berkualitas dengan gaya kemasan yang unik dan berkarakter, gaya kemasan yang unik yang berkarakter benar-benar di butuhkan, jadi bukan asal-asalan membuat akun Instagram dan menyebar spam alias promosi dengan cara meninggalkan jejak komentar di sembarang akun Instagram lainnya.

Keinginan untuk mencapai tujuannya yakni mendapatkan perhatian dan followers dari user atau pengguna Instagram, Perhatian tersebut

tentunya berguna untuk mendapatkan citra positif dari publik.

Citra merek atau Brand Image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Brand Image merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat Brand produknya.

Setiap pelaku UMKM yang menggunakan Instagram tidak dapat di katakan berhasil memanfaatkan Instagram sebagai media baru di dunia publc relations, karena daya saing yang cukup kuat. Setiap pelaku UMKM setidaknya harus memiliki cara atau strategi yang tepat dalam menggunakan Instagram, mulai dari tujuan, segmentasi, cara berkomunikasi, pesan, pengemasan gambar, dan lain-lain. Semua upaya itu dilakukan untuk menigkatkan serta untuk mencapai keberhasilan dalam membangun citra dari produknya. Keberhasilan dalam membangun citra juga merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama pada targeting pasar yang telah tersegmentasi oleh pelaku bisnis mengenai informasi produknya dan berharap pelaku bisnis seperti UMKM mampu memiliki peranan yang sangat penting di pasarnya tanpa komunikasi langsung kepada konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan. Kecenderungan para pengguna internet lebih tertarik pada bahasa visual. Jika bandingkan dengan media sosial lainnya, Instagram lebih memaksimalkan fiturnya untuk komunikasi melalui gambar atau foto. Ketika bahasa

(3)

visual mendominasi dunia internet, dari situlah para pelaku bisnis bisa memanfaatkan peluang yang ada, seperti yang dilakukan oleh Hijra Moslem Apparel yang memanfaatkan fitur Instagram dalam memperluas pasarnya, guna membangun Brand Image produknya.

Gaya-gaya promosi dengan Instagram sangat unik dan variatif.

User atau pengguna Instagram bisa menikmati rangkaian foto yang dibuat secara estetis dan sangat menarik perhatian. Estetis artinya para pengguna Instagram mempunyai penilaian tentang keindahan atau ketertarikan terhadap suatu gambar yang dilihatnya.

Penerapan promosi pun diterapkan, salah satunya adalah dengan mengunggah gambar beserta isi pesan yang menarik terkait produk yang ingin di promosikan. Keinginan untuk mencapai keberhasilan promosi tersebut tidaklah mudah, tidak semua pelaku bisnis online mampu menggunakan strategi yang tepat untuk membangun Brand Image produknya. Hijra Moslem Apparel juga menggunakan Instagram sebagai media promosi dengan harapan dapat membangun Brand Image produknya, namun Hijra Moslem Apparel tetap saja di bekali strategi dalam penggunaannya, karena strategi itulah yang tidak di miliki oleh setiap pelaku bisnis online lainnya.

KAJIAN LITERATUR Citra

Aspek penting dalam membangun citra adalah membangun opini yang baik Menurut G. Sach dalam Soemirat dan Ardianto citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok-kelompok

yang berbeda. Pengertian citra ini kemudian disitir oleh Effendi dalam Soemirat dan Ardianto menjelaskan bahwa citra adalah dunia sekeliling kita yang memandang kita. (Soemirat dan Ardianto, 2007:171)

Menurut Katz dalam Soemirat dan Ardianto, citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas.

(Soemirat dan Ardianto, 2007: 113) Menurut Frank Jefkins dalam Soemirat dan Ardianto, citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.

(Soemirat dan Ardianto 2007:114) Jalaludin Rakhmad dalam Soemirat dan Ardianto medefinisikan citra sebagai gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. (Soemirat dan Ardianto 2007:114)

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, citra dapat diartikan sebagai gambaran yang di adopsi oleh lingkungan di sekitar atau pihak lain yang melihat hasil dari suatu obyek yang peneliti lihat, artinya citra yang di bangun oleh Hijra Moslem Apparel di tuangkan ke dalam bentuk gambaran dari produknya yang di unggah melalui Instagram dan Hijra Moslem Apparel membentuk kemasan produk semenarik mungkin sehingga dapat di adopsi konsumen dengan baik.memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri.

Proses Pembentukan Citra

Citra merupakan serangkaian pengetahuan, pengalaman, perasaan (emosi), dan pengalaman yang diorganisasikan dalam sistem kognisi

(4)

manusia atau pengetahuan pribadi yang sangat di yakini kebenarannya, begitu yang diungkap Ardianto dalam bukunya Metodologi Penelitian untuk Public Relations kuantitatif dan kualitatif tahun 2014.

Masih dalam buku yang sama, Ardianto lebih lanjut mengungkapkan bahwa proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John. S. Nimpoerno dalam Ardianto (2014: 101) bahwa pembentukan citra dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Model Pembentukan Citra John F. Nimpoeno

Sumber: Ardianto, 2014: 101

Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut.

Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.

Empat komponen persepsi – kognisi – motivasi – sikap diartikan sebagai citra individu terhadap

rangsang. Ini disebut sebagai

“picture in our head” oleh Walter Lipman. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang.

Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Sikap adalah

kencenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kencenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai,

(5)

diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.

Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku umum. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu perusahaan atau lembaga di benak publiknya dibutuhkan adanya suatu penelitian.

Melalui penelitian, perusahaan dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap lembaganya, mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh publiknya.

Menurut William V Haney, dalam Danasaputra (dalam Soemirat dan Ardianto, 2012:117) pentingnya penelitian mencakup, pertama, memprediksi tingkah laku publik sebagai reaksi terhadap tindakan lembaga / organisasi perusahaan, kedua, mempermudah usaha kerjasama dengan publik dan ketiga, memelihara hubungan yang ada. Jadi citra dapat di bangun atau di bentuk melalui proses pembentukan citra menurut John F. Nimpoeno, karena citra itu di rencanakan oleh lembaga, citranya tetap namun publiknya tidak tetap. Public Relations digambarkan sebagai input output dan proses internal pemasaran Hijra Moslem Apparel yang merupakan pembentukan citra atau membangun citra.

METODE PENELITIAN

Pada metodologi penelitian ini peneliti menggunakan studi fenomenologi. Fenomenologi merupakan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. para fenomenolog memfokuskan untuk

mendeskripsikan apa yang sama atau umum dari semua partisipan ketika mereka mengalami fenomena.

Tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau intisari universal. (Manen, 1990: 177) Untuk tujuan ini para peneliti kualitatif mengidentifikasi fenomena sebagai objek dari pengalaman manusia.

(Manen, 1990: 163) Peneliti kemudian mengumpulkan data dari individu yang telah mengalami fenomena tersebut, dan mengembangkan deskripsi gabungan tentang esensi dari pengalaman tersebut bagi semua individu itu, deskripsi ini terdiri dari “apa” yang mereka alami dan ” bagaimana“

mereka mengalaminya.

Menurut Husserl

fenomenologi membimbing kita agar dapat memberikan dan memahami makna terhadap pengalaman orang lain. (Cresswell: 2013)

Berdasarkan pengertian fenomenologi di atas, peneliti menggunakan fenomenologi karena fenomenologi dapat membimbing peneliti agar dapat memberikan dan memahami makna terhadap pengalaman owner Hijra Moslem Apparel dalam membangun citra melalui Instagram. Fenomenologi merupakan studi yang memahami struktur secara sadar, artinya fenomenologi adalah studi tentang bagaimana peneliti memahami belajar struktur pengalaman Hijra Moslem Apparel dalam membangun citra, pemahaman tersebut bisa melalui apapaun, melihat mendengar, meraba, mencium, dan lain-lain, yang kemudian peneliti sampaikan melalui makna yang peneliti peroleh.

Pengalaman yang bersumber pada owner Hijra Moslem Apparel

(6)

yang merupakan objek penelitian peneliti, karena owner Hijra Moslem Apparel yang memiliki pengalaman dalam membangun citra Hijra Moslem Apparel melalui Instagram secara langsung. Setelah tahapan- tahapan tersebut peneliti dapat mengarahkan analisis peneliti ke kondisi yang melibatkan dan kebiasaan motoric sampai ke praktik- praktik berdasarkan latar belakang Hijra Moslem Apparel dari pengalamannya.

PEMBAHASAN

Pengemasan Konten Gambar Hijra Moslem Apparel Melalui Instagram

Konsep dalam pengemasan konten gambar yang dijalankan oleh Hijra Moslem Apparel ditinjau dari aspek model serta komposisi gambar yang bagus, karena Hijra Moslem Apparel menginginkan konsumen menyadari bahwa Hijra Moslem Apparel merupakan sebuah Islamic Clothing yang berkualitas. Kualitas produk yang bergerak di industri online hanya bisa lihat melalui kualitas gambar, karena itulah Hijra Moslem Apparel membuat kemasan gambar semenarik mungkin.

Berdasarkan hasil data yang di dapatkan oleh peneliti di lapangan, pengemasan konten gambar produk Hijra Moslem Apparel meliputi model, serta hasil gambar yang dipilih untuk diunggah melalui Instagram.

Model pada kemasan konten gambar Hijra Moslem Apparel wajib menggunakan orang timur.

Berdasarkan analisa peneliti model orang timur ditinjau dari sejarah- sejarah Islam yang selalu berkaitan dengan orang Arab. Kembali kepada konsep produk Hijra Moslem Apparel yang bertemakan Islam atau

Islamic Clothing, itulah alasan kenapa model (talent) yang digunakan Hijra Moslem Apparel adalah orang timur. Hampir setiap hal yang berhubungan dengan Islam selalu berkaitan dengan orang Arab atau Negara-Negara Timur, karena Islam Indonesia mengarah ke Timur, karena sejarah Islam ada disana.

Dalam buku Membela Islam, fakta menunjukan bahwa:

Bahasa Arab adalah bahasa Islam, bahasa Al-Qur’an dan bahasa al- Sunnah. Arabisme adalah wadah Islam yang pertama. Rasulullah adalah orang Arab, para sahabatnya yang terdidik di pangkuannya juga orang Arab. Titik tolak Islam pun berawal di tanah Arab. (Silahudin, 2006: 14)

Islam itu selalu identik dengan Arab, mayoritas pria Arab berjanggut, hal itulah yang di tonjolkan oleh Hijra Moslem Apparel pada citra untuk membangun persepsi masyarakat terhadap citra tersebut. Penjelesan diatas didukung oleh pendapat ahli, yaitu:

citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri orang perorang, benda atau organisasi. Bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap citra perusahaan yang didasarkan pada apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. (Sutojo, 2004:11)

Kutipan diatas menjelaskan bahwa makna dari citra itu sendiri adalah membangun identitas dari apa yang ditampilkan atau yang akan dilihat oleh orang lain, jadi peran citra disini agar masyarakat dapat mengingat karakteristik dengan hanya melihat citra yang telah dibuat oleh Hijra Moslem Apparel.

Hasil gambar yang diunggah pada akun @Hijra_Moslemapparel dipilih

(7)

berdasarkan pandangan dari pemilik Hijra Moslem Apparel sendiri, gambar yang dipilih adalah gambar yang ditinjau dari segi komposisi gambar. Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap, yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, ekspresi foto akan lebih tampak dengan pengaturan letak dan perbandingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto.

Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan.

Gambar 2. Kemasan Konten Gambar Hijra Moslem Apparel Sumber: Akun Instagram

@Hijra_Moslemapparel

Peneliti menyimpulkan bahwa pengemasan konten gambar Hijra Moslem Apparel yang menggunakan Model berjanggut pada gambar produk, merupakan

sebagian dari proses pembentukan citra stimulus (rangsangan) yang mampu menciptakan persepsi konsumen mengenai kualitas produk.

Peneliti mengkaji hasil penelitian tersebut dan mengkaitkan hasil penelitian dengan teori pembentukan citra John S. Nimpoeno, dimana Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut (Soemirat dan Ardianto, 2012: 115).

individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang.

(Soemirat dan Ardianto, 2012: 115- 116)

Pengemasan konten gambar Hijra Moslem Apparel akan menghasilkan bentuk gambar yang memiliki nilai estetika yang enek dipandang karena adanya model (Talent) orang timur. Rangsangan dari komposisi gambar yang diunggah oleh Hijra Moslem Apparel melalui Instagram di tujukan kepada konsumen dan konsumen akan memberikan makna atau sebuah persepsi terhadap produk tentang kemasan konten gambar Hijra Moslem Apparel.

Pengemasan konten gambar yang dilakukan Hijra Moslem Apparel hanyalah sebuah citra yang diharapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan Jenis-jenis citra menurut Frank Jefkins dalam Ardianto, pengemasan konten gambar Hijra Moslem Apparel termasuk ke dalam the wish Image (citra yang diharapkan). Citra harapan adalah suatu citra yang inginkan oleh pihak manajemen.

Citra ini juga tidak sama dengan citra sebenarnya. (Ardianto, 2014: 100)

(8)

Gambar 3. Skema pengemasan Konten Gambar Hijra Moslem Apparel Sumber: Hasil Penelitian

Penggunaan Caption Sebagai Media Komunikasi di Instagram Hijra Moslem Apparel

Penggunaan Caption pada Instagram Hijra Moslem Apparel meliputi kutipan dari Al-quran serta berisikan tentang informasi mengenai gambar produk yang diunggah oleh Hijra Moslem Apparel melalui Instagram. Kutipan yang digunakan oleh Hijra Moslem Apparel bukan hanya kutipan dari terjemahan ayat Al-quran yang menggunakan Bahasa Indonesia, melainkan terjemahan ayat Al-quran yang menggunakan Bahasa Inggris.

Hijra Moslem Apparel menggunakan Caption sebagai bentuk pembentukan citra agar konsumen dapat menilai bahwa Hijra Moslem Apparel merupakan produk yang mengikuti trand. Trand adalah model-model yang digemari pada masa-masa tertentu. Trand adalah hal yang sedang dibicarakan, disukai, dan bahkan digunakan. Dalam hal ini, Segala sesuatu (objek atau benda) akan sering dibicarakan, disukai atau bahkan digunakan.

Menurut Sunyoto Analisis Trand adalah suatu analisis yang menggambarkan atau menunjukkan perubahan rata-rata suatu variabel tertentu dari waktu ke waktu.

Perubahan rata-rata sautu variabel yang mengalami kecenderungan penurunan nilai disebut trend negatif.

Perubahan rata-rata sautu variabel yang mengalami peningkatan nilai disebut trend posistif. (Sunyoto, 2011: 150)

berdasarkan pengamatan terus menerus dari akun Instagram

@Hijra_MoslemApparel jelas bahwa kegiatan Hijra Moslem Apparel dalam mengikuti trand Caption menggunakan Bahasa Inggris menhasilkan trand positif, hal ini dibuktikan pada Mei 2015 Hijra Moslem Apparel hanya memiliki 1000 followers (gambar 1), sedangkan sekarang Juli 2017 followers Hijra Moslem Apparel telah mencapai 64.5 ribu (gambar 2).

Gambar 4. Data Gambar 1 Hijra Moslem Apparel

Sumber: Akun Instagram

@Hijra_Moslemapparel

Gambar 5. Data Gambar 2 Hijra Moslem Apparel

Sumber: Akun Instagram

@Hijra_Moslemapparel

(9)

Data analisis tersebut menunjukkan bahwa dengan konsistenan penggunaan Caption bahasa inggrisnya untuk menarik konsumen berhasil, karena followers Hijra Moslem Apparel bertambah seiring waktu, jadi trand dari strategi Hijra Moslem Apparel bisa dikatakan positif karena banyak yang menyukai Hijra Moslem Apparel dari waktu ke waktu.

Gambar 6. Caption Hijra Moslem Apparel

Sumber: Akun Instagram

@Hijra_Moslemapparel

Teori citra menurut G. Sach dalam Soemirat dan Ardianto citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok-kelompok yang berbeda. Pengertian citra ini kemudian disitir oleh Effendi dalam Soemirat dan Ardianto bahwa citra adalah dunia sekeliling kita yang memandang kita. (Soemirat dan Ardianto, 2007:171) Artinya Hijra Moslem Apparel yang menggunakan Bahasa Inggris, menginginkan konsumen yang melihat produknya di Instagram memandang bahwa produk Hijra Moslem Apparel merupakan produk yang mengikuti trand dan “gaul;”

Penggunaan Caption yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Hijra Moslem Apparel menggunakan Caption sebagai bentuk proses komunikasi kepada konsumen agar

dapat memberikan pengetahuan (kognisi) tentang produk berupa informasi produk seperti, harga, jenis produk, dan kemana konsumen harus memberikan sikap untuk membeli produk (kontak), karena sebelum adanya online shop konsumen cenderung pergi langsung ke toko untuk membeli produk, dengan adanya online shop seperti Hijra Moslem Apparel yang mengikuti trand saat ini, maka konsumen akan terangsang untuk merubah sikap mereka karena mendapatkan hal baru dan dianggap lebih mudah, konsumen tidak perlu lagi datang langsung ke toko untuk mendapatkan informasi mengenai produk, konsumen dapat langsung melihat informasi secara lengkap melalui media sosial Instagram.

Dari data-data analisis diatas, Peneliti mengkaitkan dengan teori pembentukan citra kognisi dan sikap.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus di berikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. (Soemirat dan Ardianto, 2012: 116).

Sikap adalah kencenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kencenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. (Soemirat dan Ardianto, 2012: 116)

Sikap dipengaruhi dengan kutipan terjemah ayat Al-quran yang menggunakan Bahasa Inggris agar konsumen merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai mengenai kutipan terjemah ayat Al-

(10)

quran Bahasa Inggris pada Caption Hijra Moslem Apparel. Membangun Citra secara sederhana diartikan bahwa dalam proses pemasaran Hijra Moslem Apparel selalu mempunyai cita-cita atau tujuan agar hal yang ingin di raih dapat terwujud. Cita-cita dari Hijra Moslem Apparel dalam membangun citra melalui Caption adalah pesan atau informasi yang ada pada Caption Hijra Moslem Apparel

kepada konsumen menghasilkan kesan yang baik. Citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan atau organisasi;

kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. (Soemirat dan Ardianto. 2012: 111-112)

Gambar 7. Skema Penggunaan Caption Hijra Moslem Apparel Sumber: Hasil Penelitian

Penggunaan Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel Dalam Membangun Kepercayaan Konsumen

Membangun kepercayaan disini artinya bagaimana Hijra Moslem Apparel dapat membuat kemauan konsumen bertumpu atau cenderung loyal pada Hijra Moslem Apparel, dimana konsumen memiliki keyakinan terhadap Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel. Berdasarkan data hasil wawancara yang di dapatkan dari informan H2 yang menyatakan bahwa inspirasi pembuatan Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel berasal dari orang barat, dan memiliki konsep streetware atau konsep pakaian yang bisa di kenakan sehari-hari. Konsep streetware yang digunakan Hijra Moslem Apparel bukanlah prioritas

utama dalam membangun kepercayaan konsumen, Design T- Shirt Hijra Moslem Apparel yang digunakan untuk membangun kepercayaan konsumen adalah pesan yang terkandung dalam Design tersebut.

Penggunaan Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel dapat dengan konsep streetware serta pesan dakwah yang memberikan motivasi berupa remainder atau pengingat, jadi setiap konsumen yang menggunakan produk Hijra Moslem Apparel dapat memberikan dakwah remainder lewat Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel. Motivasi berupa remainder pada Design T- Shirt Hijra Moslem Apparel disini merupakan bentuk kegiatan pembentukan citra Hijra Moslem Apparel dalam membengun

(11)

kepercayaan konsumen.

Kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. (Sunarto, 2006:153)

Gambar 8. Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel

Sumber: Akun Instagram

@Hijra_Moslemapparel

Cara Hijra Moslem Apparel membangun kepercayaan konsumen berupa kesimpulan konsumen terhadap pesan yang terkandung dalam Design T-Shirt, dimana pesan tersebut dapat dimanfaatkan konsumen untuk melakukan dakwah melalui Design pada T-Shirt Hijra Moslem Apparel yang mereka kenakan.

Pembentukan citra dibentuk dari adanya upaya Hijra Moslem Apparel membangun kepercayaan konsumen melalui pesan berupa motivasi.

Motivasi yang dimaksud pada penelitian ini merupakan motivasi berupa komunikasi persuasif agar konsumen mengerti akan pesan yang disampaikan Hijra Moslem Apparel melalui Design t-hirt-nya, sehingga konsumen dapat memanfaatkannya untuk berdakwah, dan konsumen selanjutnya dapat tetap percaya dengan kualitas Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel.

Teori proses pembentukan citra John S. Nimpoeno. Menurut Soemirat dan Ardianto dalam buku dasar-dasar Public Relations:

Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. (Soemirat dan Ardianto, 2012: 116)

Motivasi akan menggerakkan respons yang diinginkan oleh pemberi stimulus (rangsang), motivasi akan di jadikan sebagai motif oleh penerima rangsang, karena motif merupakan suatu keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Artinya Hijra Moslem Apparel memberikan rangsangan untuk menggerakkan respons konsumen dan menjadikan motivasi dari Design T-Shirt sebagai motif agar Hijra Moslem Apparel dapat mendorong keinginan konsumen untuk tetap mempercayai produk Hijra Moslem Apparel, sehingga konsumen yang memiliki tujuan dakwah dapat mengingatkan orang sekitar konsumen melalui Design T- Shirt Hijra Moslem Apparel.

Menurut Gerungan, motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. (Gerungan, 2004: 151) Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel yang berbentuk remainder dapat dijadikan sebagai motif yang membuat konsumen yakin bahwa Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel dapat membuat lingkungan saling mengingatkan kebesaran Islam. Kemudian Lawler (1973) dalam Wijono memberi definisi motivasi sebagai perilaku yang dikontrol oleh pengontrolan pusat manusia yang mengarahkan individu

(12)

untuk mencapai suatu tujuan.

(Wijono, 2010: 20)

Pesan melalui Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel berupa remainder membuat Hijra Moslem Apparel dapat mengontrol perilaku konsumen dengan menarik perhatian mereka yang tertarik di bidang dakwah melalui T-Shirt, sehingga Hijra Moslem Apparel dapat membuat konsumen mencapai tujuan dakwahnya.

Bila tingkah laku dikaitakn dengan Brand Image maka motivasi adalah perilaku atau tingkah laku berdasarkan dorongan tertentu, dan Motivasi merupakan proses akhir dalam membangun citra merek.

Menurut Low dan Lamb Brand Image is defined as the reasoned or

emotional perceptions consumers attach to specific Brands. (Low and Lamb, 2000: 352) Artinya citra merek (Brand Image) adalah suatu persepsi rasional dan emosional konsumen atau pelanggan terhadap suatu merek tertentu, persepsi rasional adalah opini konsumen secara sadar mengenai kualitas pesan yang terkandung dalam Design T- Shirt Hijra Moslem Apparel, serta rasa emosional yang membuat perasaan konsumen terdorong untuk loyal terhadap produk karena Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel dapat dimanfaatkan sebagai remainder tentang Kaidah Islam untuk lingkungan sekitar.

Gambar 9. Skema Penggunaan Design T-Shirt Hijra Moslem Apparel Sumber: Hasil Penelitian

PENUTUP

Strategi Pengemasan Konten Gambar yang digunakan Hijra Moslem Apparel adalah dengan menggunakan model (talent) dengan kriteria berjanggut, hal ini digunakan untuk membangun persepsi yang baik untuk produk Hijra Moslem Apparel karena dengan model berjanggut sinkron dengan produk

yang dikenakan model yakni Islamic Clothing.

Penggunaan Caption sebagai media komunikasi Hijra Moslem Apparel di Instagram menggunakan Bahasa Inggris karena mengikuit trend. Caption Hijra Moslem Apparel yang menggunakan Caption berupa Bahasa Inggris serta Informasi produk yang di terapkan merupakan salah satu strategi agar

(13)

Hijra Moslem Apparel terlihat mengikuti trend anak muda Bandung yang cenderung melihat Bahasa Inggris merupakan Bahasa Universal.

Hal ini ditunjang dengan teori Pembentukan Citra John F.

Nimpoeno, bahwa kognisi (Informasi) dapat mempengaruhi sikap terhadap citra perusahaan.

Hijra Moslem Apparel yang menggunakan Instagram sebagai media komunikasinya untuk membangun citra selain kemasan konten gambar dan Caption Bahasa Inggris, juga membangun citranya melalui Design T-Shirt

produk. Design T-Shirt produk termasuk ke dalam wujud dorongan motivasi agar konsumen ikut bereran dalam melaksanakan konsep Islamic Clothing yakni melakukan dakwah sederhana berupa remainder kepada masyarakat sekitar apabila konsumen menggunakan produk Hijra Moslem Apparel.

REFERENSI

Creswell, John W. 2013. Penelitian Kualitatif Desain Riset.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danang, Sunyoto. 2011. Metodologi Penelitian Ekonomi.

Yogyakarta: Cetakan Pertama.

CAPS.

Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama IKAPI.

Kadir, Abdul. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta.

Gava Media.

Kristanto, Jajat. 2011. Manajemen Pemasaran Internasional Sebuah Pendekatan Strategi.

Jakarta: Airlangga.

Silahudin, Abdul Raup. 2006, Membela Islam. Bandung: MQ Publishing.

Soelarko, R. M. 1990. Komposisi Fotografi. Jakarta: Balai Pustaka.

Soemirat, Soleh, dan Ardianto, Elvinaro. 2007. Dasar-Dasar Public Relations Bandung: PT.

Remaja Rosda karya.

____________ 2012 Dasar-Dasar Public Relations. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Sunarto. 2006. Pengantar Manajemen Pemasaran.

Yogyakarta: Ust. Press.

Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi.

Jakarta: Kencana.

Hoeffler, Steve, and Keller, Kevin Lane. 2003. The Marketing Advantages of Strong Brands.

Brand Management. Vol. 10, No.6.

Low, George S., Lamb Jr, Charles W. 2000. The Measurement and Dimensionality of Brand Associations, Journal of Product and Brand Management. Vol. 9 No. 6.

Oktavia, Ellora. 2016. Strategi Yang Digunakan Indo Marketing Solution Untuk Menciptakan Brand Awareness Majalah Lahap Jurusan Manajemen:.

Fakultas Manajemen Bisnis, Universitas Ciputra:

PERFORMA: Jurnal

Manajemen dan Start-Up Bisnis. Volume 1, Nomor 1 hal: 23-31.

Susanto, Tabitha E. 2016. Pesan dan Respon Dalam Proses Komunikasi Pemasaran Kafe Melalui Instagram. Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya: Jurnal

(14)

E-komunikasi. VOL 4. NO.1 TAHUN 2016: Hal 1-12.

BIODATA PENULIS

Ricky Nugraha, dilahirkan di Belitang, 10 Maret 1996. Tahun 2013, mengenyam pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relations di Unversitas BSI Bandung. Tahun 2017 mengangkat sebuah penelitian mengenai Strategi Membangun Citra Hijra Moslem Apparel Melalui Instagram (Studi Fenomenologi Pada Islamic Cloting Akun @Hijra_MoslemApparel Dalam Membangun Citra produknya Melalui Instagram). Kegiatan yang pernah diikuti diantaranya Public Relations Career (2016) dan tergabung dalam kepanitiaan Simposium Komunikasi (2016) sebagai Dekorasi.

Sri Dewi Setiawati, lahir di Bandung, 12 Desember 1984. Berhasil menyelesaikan progam Magister di Universitas Padjajaran Bandung.

Mahardiansyah Suhadi, lahir di Bandung 30 Januari 1991. Pernah mengenyam pendidikan Strata Satu- S1 di Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas BSI Bandung dan program Magister Manajemen di Universitas BSI Bandung.

Referensi

Dokumen terkait