• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Penelitian

Instagram merupakan sebuah media sosial yang berfungsi sebagai aplikasi untuk berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial. Instagram menjadi sangat populer setelah berbagai smartphone atau telepon pintar yang dimiliki oleh berbagai kalangan masyarakat sekarang bisa dengan mudah mengakses media sosial Instagram. Para produsen-produsen suatu produk seperti pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) melihat peluang yang sangat besar untuk membangun Brand Image (citra merek) produk-produk mereka melalui media sosial Instagram, selain bisa berbagi gambar, Instagram juga dapat langsung berbagi ke berbagai media sosial lain. Semakin tehun pengguna media sosial terus meningkat seperti yang telah di langsir oleh statista bahwa pengguna situs jejaring sosial (social media) secara global terus meningkat.

Sumber: Statista

Gambar 1.1 Pengguna Media Sosial di Dunia

(2)

Fenomena yang sangat menarik dari Instagram adalah bagaimana kebanyakan orang tertarik untuk mempopulerkan akun promosi mereka, tujuannya adalah memperoleh jumlah followers (pengikut) sebanyak-banyaknya, sehingga dapat membangun Brand Image agar produknya menjadi populer di pasarnya, ketika seseorang sudah mempunyai banyak followers, maka secara tidak langsung membuat pengguna Instagram memandang bahwa akun tersebut memiliki reputasi yang baik.

Setiap akun pasti memiliki tujuan yang berbeda-beda untuk pasarnya, namun untuk membuat sebuah akun Instagram dengan tujuan-tujuan tersebut haruslah memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Seorang pemilik akun setidaknya mampu menghasilkan foto berkualitas dengan gaya kemasan yang unik dan berkarakter, gaya kemasan yang unik yang berkarakter benar-benar di butuhkan, jadi bukan asal-asalan membuat akun Instagram dan menyebar spam alias promosi dengan cara meninggalkan jejak komentar di sembarang akun Instagram lainnya. Keinginan untuk mencapai tujuannya yakni mendapatkan perhatian dan followers dari user atau pengguna Instagram, Perhatian tersebut tentunya berguna untuk mendapatkan citra positif dari publik.

Citra merek atau Brand Image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Brand Image merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya.

(3)

Menurut Oktavia membangun Brand Image dalam sebuah usaha itu sangat penting karena berkaitan dengan pandangan konsumen terhadap merek tertentu sehingga dapat menciptakan konsumen yang loyal, karena itulah perlu adanya upaya dari pelaku bisnis online untuk membangun Brand Image produknya. (Oktavia, 2016: 23)

Upaya-upaya yang dimaksud adalah seperti adanya strategi dalam menggunakan Instagram.

Pelaku UMKM perlu mendapatkan citra yang baik untuk produknya karena pelaku UMKM yang mempunyai citra baik dimata konsumen lebih relatif diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak mempunyai citra. Pelaku UMKM yang memiliki citra positif dimata konsumen cenderung survive atau lebih bisa bertahan pada masa krisis, meskipun jumlah kerugian nominalnya jauh lebih kecil dibanding pelaku UMKM yang citranya kurang baik. Penyebabnya karena dimasa krisis masyarakat melakukan pengetatan keuangan, mereka akan lebih selektif dalam mengkonsumsi dan memilih secara resiko. Mereka umumnya lebih memilih berhubungan dengan pelaku UMKM atau membeli produk-produk yang dipercaya memiliki pelayanan dan kualitas yang baik. Membangun Citra tidak dapat dicetak seperti mencetak barang di pabrik, tetapi citra ini adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan pemahaman seseorang tentang sesuatu.

Citra terbentuk dari bagaimana pelaku bisnis melaksanakan kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Image ini akan diperhatikan publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu mulut ke mulut lain atau lebih dikenal dengan sebutan word of mouth. Image ini dibentuk berdasarkan impresi, berdasar pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu, sehingga dapat membangun suatu sikap. Sikap ini nanti dipakai sebagai pertimbangan

(4)

untuk mengambil keputusan, karena image dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Pembentukan image ini tidaklah mudah, karena seperti yang di jelaskan sebelumnya bahwa untuk membentuk sebuah image baik di mata publik, pelaku UMKM yang menggunakan Instagram perlu memikirkan bagaimana cara atau strategi yang tepat untuk dapat membangun suatu sikap.

Penggunaan Instagram kini telah berperan penting di dalam kegiatan Public Relations untuk membentuk citra positif. Instagram mengklaim bahwa Instagram memiliki user aktif lebih dari 300 juta perbulan dengan behavior user yang berbeda dari pada media sosial lain. Berdasarkan behavior user yang berbeda itulah palaku UMKM perlu memiliki pengetahuan yang luar biasa dalam menggunakan akun Instagram Produknya, karena jika salah dalam menggunakannya, justru akan berbalik dan membuat citra produknya menjadi negatif dimata publiknya. Beberapa hal yang harus di rencanakan yakni mulai dari tujuan, segmentasi target, gambar, video, pesan, dan bahkan cara membuat calon konsumen bisa terarah ke akun Instagram pemilik produk. Segmentasi target di sini artinya berupa penentuan waktu mengunggah di Instagram. Salah satu pelaku bisnis UMKM yang menggunakan Instagram adalah “HIJRA MOSLEM APPAREL”. Hijrah Moslem Apparel merupakan sebuah brand pakaian T-shirt yang mengusung tema Dakwah Visual Islam (Islamic Clothing). Desain ilustrasi merupakan wujud dakwah yang divisualisasikan melalui media fashion, yang bercerita tentang sejarah islam, perjuangan, pesan-pesan moral dan inspiratif.

Hijrah Moslem Apparel menggunakan Instagram karena ingin menjadi populer sehingga secara tidak langsung itu akan membangun citra dari brand Hijra

(5)

Moslem Apparel itu sendiri. Upaya dalam mencapai kepopuleran tersebut tidaklah mudah, karena semua pelaku bisnis lain juga dapat menggunakan media yang sama, karena itulah Hijra Moslem Apparel membutuhkan strategi yang tepat dalam menggunakan Instagram untuk membangun citra produknya. Strategi adalah proses dimana pelaku bisnis online dapat menentukan rencana dan menentukan cara untuk mencapai tujuan tertentu. Rencana tersebut berupa kemampuan dalam pengemasan gambar dan isi pesan (Caption) mampu menarik perhatian calon konsumen yang tertarik untuk mengunjungi akun pemilik produk.

Menurut Susanto Pesan dalam proses komunikasi pemasaran adalah sekumpulan simbol yang dikirimkan oleh pengirim, agar suatu pesan efektif, proses penyandian pengirim harus mampu melewati proses pengartian penerima, karena itulah pengemasan isi pesan (Caption) juga dibutuhkan. (Susanto, 2016: 3)

Dewasa ini banyak sekali produsen suatu produk yang memanfaatkan peluang dari Instagram sebagai media promosi untuk produk mereka, hal ini sudah di buktikan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) telah mengumumkan hasil survei Data Statistik Pengguna Internet Indonesia tahun 2017. Data Pengguna Internet berdasarkan Pekerjaan, Pengguna internet terbanyak berprofesi sebagai Pekerja atau Wiraswasta sebesar 82,2 juta atau 62%.

Urutan pengguna internet berikutnya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 22 juta atau 16,6%. Menariknya pelaku UMKM lebih mendominasi dalam kegiatan pengguna internet yakni dengan memanfaatkan media online atau yang biasa di sebut dengan online shop sebagai bentuk kegiatan Marketing Public Relations, karena berdasarkan tingkat perilaku pengguna internet yang lebih banyak menggunakan Internet sebagai konsumsi produk dari online shop, Hal itu di buktikan oleh APJII.

(6)

Berdasarkan konten yang paling sering dijunjungi, pengguna internet paling sering mengunjungi web online shop sebesar 82,2 juta atau 62%, dan konten media sosial yang paling banyak dikujungi adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54%, dan urutan kedua adalah Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15%. Hasil survey tersebut membuktikan bahwa persaingan dalam menggunakan Instagram sebagai media baru di kalangan wiraswasta seperti UMKM sangat besar.

Sumber: APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

Gambar 1.2 Data Pengguna Internet berdasarkan Pekerjaan dan Perilaku Pengguna Internet

Setiap pelaku UMKM yang menggunakan Instagram tidak dapat di katakan berhasil memanfaatkan Instagram sebagai media baru di dunia publc relations, karena daya saing yang cukup kuat. Setiap pelaku UMKM setidaknya harus memiliki cara atau strategi yang tepat dalam menggunakan Instagram, mulai dari tujuan, segmentasi, cara berkomunikasi, pesan, pengemasan gambar, dan lain-lain. Semua upaya itu dilakukan untuk menigkatkan serta untuk mencapai keberhasilan dalam membangun citra dari produknya. Keberhasilan dalam membangun citra juga merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama pada targeting pasar yang telah tersegmentasi oleh pelaku bisnis

(7)

mengenai informasi produknya dan berharap pelaku bisnis seperti UMKM mampu memiliki peranan yang sangat penting di pasarnya tanpa komunikasi langsung kepada konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan.

Kecenderungan para pengguna internet lebih tertarik pada bahasa visual. Jika bandingkan dengan media sosial lainnya, Instagram lebih memaksimalkan fiturnya untuk komunikasi melalui gambar atau foto. Ketika bahasa visual mendominasi dunia internet, dari situlah para pelaku bisnis bisa memanfaatkan peluang yang ada, seperti yang dilakukan oleh Hijra Moslem Apparel yang memanfaatkan fitur Instagram dalam memperluas pasarnya, guna membangun Brand Image produknya.

Gaya-gaya promosi dengan Instagram sangat unik dan variatif. User atau pengguna Instagram bisa menikmati rangkaian foto yang dibuat secara estetis dan sangat menarik perhatian. Estetis artinya para pengguna Instagram mempunyai penilaian tentang keindahan atau ketertarikan terhadap suatu gambar yang dilihatnya. Penerapan promosi pun diterapkan, salah satunya adalah dengan mengunggah gambar beserta isi pesan yang menarik terkait produk yang ingin di promosikan. Keinginan untuk mencapai keberhasilan promosi tersebut tidaklah mudah, tidak semua pelaku bisnis online mampu menggunakan strategi yang tepat untuk membangun Brand Image produknya. Hijra Moslem Apparel juga menggunakan Instagram sebagai media promosi dengan harapan dapat membangun Brand Image produknya, namun Hijra Moslem Apparel tetap saja di bekali strategi dalam penggunaannya, karena strategi itulah yang tidak di miliki oleh setiap pelaku bisnis online lainnya.

(8)

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana cara Hijra Moslem Apparel mampu membangun citra produknya melalui media promosi Instagram untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai citra positif dari produknya, sehingga produknya bisa menjadi populer serta mampu bersaing dengan produk-produk komersil lainnya. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Membangun Citra Hijra Moslem Apparel melalui Instagram”

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Hijra Moslem Apparel mengemas konten gambar produknya di Instagram?

2. Bagaimana Hijra Moslem Apparel menggunakan caption sebagai media komunikasi di Instagram?

3. Bagaimana strategi penggunaan design T-shirt Hijra Moslem Apparel dalam membangun kepercayaan konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui taktik Hijra Moslem Apparel mengemas konten gambar produknya di Instagram.

2. Untuk mengetahui perencanaan Hijra Moslem Apparel dalam menggunakan caption sebagai media komunikasi di Instagram.

(9)

3. Untuk mengetahui strategi penggunaan design T-shirt Hijra Moslem Apparel dalam membangun kepercayaan konsumen.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan ilmu pengetahuan tentang komunikasi pemasaran online secara umum dan secara khusus mengenai kegiatan Public Relations terkait strategi pemasaran dalam membangun citra produk.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Diharapkan dapat berguna sebagai informasi tentang kajian kosntruktivisme dalam membangun citra suatu produk melalui media sosial Instagram.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas (Independent Variable) yakni persepsi harga, variety seeking, promosi dan brand image sebagai bahan pertimbangan

Untuk mengetahui apakah promosi yang dilakukan Shopee, brand image yang baik dan saluran distribusi yang bekerja sama dengan Shopee akan berpengaruh terhadap

OPPO sendiri memang berusaha untuk membangun image yang kuat, OPPO harus membangun brand image yang kuat dan dapat melekat di pikiran masyarakat di Indonesia

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image, Promosi, dan Kualitas Produk Terhadap Minat Nasabah Menggunakan

Strategi yang digunakan General Culture dalam membangun Brand Image melalui Kekuatan produk yaitu dengan melakukan suatu promosi menggunakan media sosial seperti Instagram,

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan Amazing Farm untuk membangun brand image nya dalam media social.. Pak Cahyo: promosi offline, broadcast, promosi product seperti

Untuk mengetahui pengaruh citra merek brand image, kualitas produk, dan promosi secara parsial terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek Le Minerale pada mahasiswa

Promosi yang dilakukan scoop & skoop dengan memanfaatkan media sosial instagram tersebut diharapkan juga dapat membangun brand image perusahaan dengan begitu produk yang dimiliki dapat