• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Masa Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Masa Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR DI MASA PANDEMI CORONAVIRUS

DISEASE OF 2019 (COVID-19)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan

pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

Oleh:

AFRIADIN NIM : 40400115068

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Afriadin

NIM : 40400115068

Tempat/tgl. Lahir : Kore, 31 Desember 1996

Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Fakultas : Adab dan Humaniora

Alamat : Jl. Macanda

Judul : Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Masa Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, Februari 2022 Penulis,

AFRIADIN

NIM: 40400115068

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullohiwabarokatuh

Alhamdulillah robbil alamin, Segala Puji bagi Allah Swt atas limpahan rahmat, hidayah dan karunianya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan teknologi dan pengetahuan seperti saat ini.

Penulis menyadari dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis telah melewati banyak hambatan dan kesulitan. Namun atas bantuan dan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak sehingga membuat penulis merasa termotivasi dan kembali bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua tersayang, Ibunda Mariamah dan Ayahanda Syamsuddin yang tiada henti-hentinya mengingatkan dan terus memberi dukungan baik material maupun moril kepada penulis, dan kepada Kedua kakak ku Hairunnisa, S.E dan Syahrul, S.Pd yang selalu memberikan dukungan berupa semangat dan doa. Beserta keluarga besar terima kasih atas doa-doa yang telah diberikan semoga Allah senantiasa menjaga kita di manapun kita berada.

Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag, Wakil Rektor II Dr. Wahyuddin, M.Hum, Wakil Rektor III Prof.

Dr. Darussalam, M.Ag, dan Wakil Rektor IV Dr. H. Kamaluddin Abu

(6)

vi

Nawas, M.Ag yang telah memberikan kebijakan demi membangun UIN Alaudin berkemajuan.

2. Dr. H. Hasyim Haddade, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, para wakil Dekan, Dr. Andi. Ibrahim, S.Ag., S.S., M.Pd selaku Wakil Dekan I Bagian Akademik, Dr. Firdaus, M.Ag, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, H. Muh. Nur Akbar Rasyid, M. Pd., M.

Ed., Ph. D. Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Irvan Mulyadi, S.Ag., S.S., M.A., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Touku Umar, S.IP., M.IP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Irvan Mulyadi, S.Ag., S.S., M.A., selaku Pembimbing I dan Marni, S.I.P., M.IP., selaku Pembimbing II yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya demi terselesaikan skripsi ini.

5. Dr. Andi. Ibrahim, S.Ag., S.S., M.Pd, selaku Penguji I dan Saenal Abidin, S.I.P., M.Hum., selaku Penguji II yang telah memberikan kritik dan saranya demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Perpustakaan, atas ilmu pengetahuan, arahan, bimbingan dan segala bantuan yang telah diberikan hingga saat ini.

7. Seluruh Staf Tata Usaha di Lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah membantu penulis dalam penyelesaian administras selama perkulihan dan peneyelesain skripsi ini.

8. Kepala Perpustakaan dan Staf Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan kemudahan layanan dalam memanfaatkan perpustakaan secara maksimal.

(7)

vii

9. Kepala Perpustakaan dan Staf UPT UIN Alauddin Makassar atas kerjasama dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada teman-teman jurusan Ilmu Perpustakaan 2015 khususnya AP 3-4 atas dukungan kalian.

11. Kepada orang-orang terdekat saya yang sudah sangat keras menemani Durrotun Nasihah dan teman-teman yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini terimakasih.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam skripsi ini. Namun besar harapan penulis sekiranya skipsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian–

penelitian selanjutnya terkhusus di bidang perpustakaan. Semoga bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Gowa, 4 Februari 2022

Penulis

Afriadin

NIM. 40400115068

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 4

1. Fokus Penelitian ... 4

2. Deskripsi Fokus ... 5

D. Kajian Pustaka ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10

A. Strategi Pelayanan Perpustakaan... 10

1. Definisi Strategi ... 10

2. Definisi Pelayanan ... 11

3. Definisi Perpustakaan ... 11

B. Jenis-Jenis Pelayanan Perpustakaan ... 12

1. Pelayanan Referensi ... 12

2. Pelayanan Sirkulasi... 13

C. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 16

1. Definisi Perguruan Tinggi ... 16

2. Tujuan dan Fungsi Perguruan Tinggi ... 17

D. CoronaVirus Disease Of 2019 (COVID-19) ... 20

1. Definisi COVID-19 ... 20

2. Epidemilogi ... 20

3. Dampak Pandemi ... 21

4. Tahapan Aksi ... 22

5. Perpustakaan di Masa Pandemi ... 24

(9)

ix

E. Integrasi Keislaman ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 29

C. Sumber Data ... 30

D. Instrumen Penelitian... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ... 33

1. Sejarah Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar33 2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto ... 35

3. Struktur Organisasi ... 35

4. Perpustakaan Universitas Negeri Alauddin Makassar sebelum dan Setelah adanya Pandemi COVID-19 ... 37

B. Hasil Penelitian ... 39

1. Strategi Pelayanan Perpustakaan di Masa Pandemi COVID-19 ... 39

2. Faktor Penghambat Pelayanan Perpustakaan di Masa Pandemi COVID-19 ... 46

C. Pembahasan ... 48

1. Strategi Pelayanan Perpustakaan di Masa Pandemi COVID-19 ... 48

2. Faktor Penghambat Pelayanan Perpustakaan di Masa Pandemi COVID-19 ... 52

BAB V PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 68

(10)

ABSTRAK Nama : Afriadin

Nim : 40400115068 Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Judul Skripsi : Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Masa Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19)

Skripsi ini membahas tentang Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di masa Pandemi COVID-19. Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana strategi pengelola perpustakaan dalam memberikan pelayanan di masa pandemi COVID-19 dan apa saja faktor penghambat dalam melakukan pelayanan perpustakaan di masa pandemi COVID-19.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Perpustakaan Unversitas Islam Negeri Alauddin Makassar memberikan pelayanan selama masa Pandemi COVID-19 dan untuk mengetahui faktor yang menghambat pelayanan perpustakaan Perpustakaan Unversitas Islam Negeri Alauddin Makassar di masa Pandemi COVID-19 sebagai pusat informasi.

Penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Teknik peneitian dilakukan secara observasi, wawancara dan dokumentasi dengan narasumber dari penelitian yaitu 3 orang dan dikuatkan dengan beberapa hasil observasi, buku maupun jurnal.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Masa Pandemi yaitu, mengubah konsep perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan digital, diantaranya yaitu mengoptimalkan layanan sirkulasi yaitu peminjaman, layanan bahan pustaka elektronik berupa aplikasi Perpustakaan Syekh yusuf, komunikasi informasi lewat website resmi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, dan jejaring media social dan beberapa inovasi terbaru. Dari layanan tersebut, terdapat faktor penghambat diantaranya tidak ada koleksi terbaru, jaringan yang masih kurang memadai, kurangnya sosialisasi pelayanan secara online serta masih banyak buku yang belum dikembalikan sehingga menghambat proses layanan selama pandemi.

Kata Kunci : Strategi Pelayanan, COVID-19, Layanan Online

x

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan jendela ilmu dan sentral informasi bagi pengguna perpustakaan atau bagi siapa saja yang membutuhkan penelusuran informasi dan pengetahuan. Perpustakaan tidak berarti sebuah gedung dan buku saja, tetapi perpustakaan mempunyai tugas maupun fungsinya sendiri untuk mencari informasi terbaru, mengumpulkannya kemudian disusun dengan rapi untuk pemustaka pergunakan baik dalam bentuk fisik maupun digital guna mengikuti perkembangan zaman.

Berdasarkan tujuan dari perpustakaan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 yaitu, “Perpustakaan adalah institusi pengelola karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.”

Perpustakaan berperan penting dalam perguruan tinggi di mana sebagai tri darma yang sudah menempatkan dirinya pada peningkatan kecerdasan, pengetahuan, informasi mahasiswa, dosen, peneliti dan para pengajar lainya karena didalamnya terdapat sumber yang valid, terpercaya, dan mutakhir serta menjadi acuan dalam mencari literatur, sehingga tidak disangkal lagi keberadaannya.

Pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka yang semakin meningkat, memungkinkan untuk terus diupayakan peningkatannya, terutama dalam hal pelayanan. Karena tolak ukur kualitas sebuah perpustakaan adalah terletak pada pelayanannya terhadap pemustaka. Fasilitas, bahan pustaka serta jasa merupakan

(12)

pelayanan yang diberikan kepada pemustaka agar pemustaka dapat memanfaatkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan pemustaka baik itu informasi dan pengetahuan.

Dunia saat ini sedang dalam kondisi tidak stabil akibat sebuah virus.

Kondisinya makin parah dengan banyaknya informasi palsu berkaitan dengan virus tersebut dimedia sosial. Virus ini dilaporkan pertama kali oleh kantor WHO Cina pada akhir tahun 2019 dan telah mewabah di China tepatnya di kota Wuhan.

Penyebaran virus yang berlangsung cepat hingga ke Indonesia dan beberapa negara bagian di dunia. Satu bulan berjalan di awal bulan Februari 2020, WHO mengumumkan secara resmi bahwa virus ini bernama Coronavirus of Disease 2019 (COVID-19). Hingga pada awal Maret 2020, WHO meresmikan COVID-19 sebagai pandemi dunia di mana virus yang tingkat penularannya sangat tinggi dan mudah sangat cepat menyebar. COVID-19 didiagnosa disebabkan oleh virus corona jenis SARS dan MARS sebuah penyakit pernafasan. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 5 juta orang dengan 3 ratus ribu berita duka yang terkonfirmasi di 202 negara pada pertengahan Mei 2020 (WHO, 2020).

Dampak dari COVID-19, beberapa negara memutuskan untuk lockdown wilayah dan mewajibkan karantina sebagai dalih memutuskan rantai penyebaran virus. Pemerintah Indonesia sendiri dengan sigap menutup semua jenis kegiatan yang berhubungan banyak orang seperti kegiatan belanja di pasar, pertokoan, mall, kantor, mesjid bahkan sekolah dan perguruan tinggi termasuk kegiatan pembelajaran dan aktivitas layanan publik, termasuk layanan perpustakaan di tutup (Daniel, 2020).

Penerapan social distancing dan physical distancing merupakan arahan dari pemerintah agar tidak lagi berkeliaran di luar rumah, dan bagi pekerja, pelajar maupun mahasiswa yang semula luring menjadi daring atau online dikerjakan

(13)

3

dirumah masing-masing. Berbeda dengan organisasi perpustakaan internasional yaitu IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions) mengeluarkan kebijakan agar perpustakaan yang ada di diseluruh dunia tetap melakukan pelayanan masa pandemi (IFLA, 2020).

Kebijakan ini menuntut agar perpustakaan tetap efektif dan efisien dengan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan diri dari situasi di atas, maka perlu adanya strategis maupun kebijakan pelayanan, sehingga kebutuhan informasi dan sumber bacaan serta layanan lainnya tetap dapat terpenuhi. Salah satu kebijakan maupun strategis perpustakaan yang ditawarkan pada masa pandemi perpustakaan adalah mengubah perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan di gital, dengan begitu pelayanan online dapat berjalan dan bagi perpustakaan yang memang telah menerapkan pelayanan di gitalnya, menjadi peluang untuk mempromosikan perpustakaannya, agar kedepannya lebih eksistensi di masyarakat luas (Mwaniki, 2018).

Apalagi zaman semakin maju, remaja hingga dewasa akan lebih tertarik pada media sosial untuk memperoleh informasi terkini. Banyaknya informasi tersebar, masyarakat menjadi kebingungan dengan memilah informasi. Beberapa diantaranya bahkan beredar informasi palsu dan tidak di pungkiri terdapat banyak hal positif beredar. Kebutuhan informasi akurat di masa pandemi sangat di perlukan khususnya perkembangan terbaru COVID-19 seperti ciri-ciri, gejalanya, obat-obatan, jumlah pasien yang terkena virus corona, kebijakan terbaru pemerintah, terutama informasi terbaru mengenai vaksin. Terutama bagi pelajar dan mahasiswa yang belajar secara online sangat membutuhkan akses buku, jurnal dan bahan pustaka yang valid dan relevan. Oleh karena itu perlu peran perpustakaan dalam hal melayani kebutuhan informasi pendidikan di masa

(14)

pandemi yaitu menyediakan akses 24/7 secara online yaitu koleksi e-book dan e- journal (Suharso, 2020).

Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dalam hal ini perpustakaan pusat perguruan tinggi mengalami dampak dari pandemi ini. Sejak diberlakukannya penutupan masal di akhir bulan Maret 2020, dan masa adanya aturan PSSB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kegiatan pelayanan perpustakaan ditutup, diantaranya layanan sirkulasi (peminjaman buku, pengembalian buku, perpanjangan bahan buku dan penyelesaian administrasi lainnya), layanan informasi, internet, komputer tidak dapat dilakukan, sementara kebutuhan informasi seperti buku, koran sangat di butuhkan dari perpustakaan UIN Alauddin Makassar oleh Mahasiswa, dosen maupun peneliti.

Berdasarkan penjabaran di atas, hal itu yang melatar belakangi peneliti untuk meneliti tentang bagaimana “Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di masa Pandemi Coronavirus Disease Of 2019 (COVID-19)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pelayanan Perpustakaan UIN Alauddin Makassar di masa Pandemi COVID 19?

2. Faktor penghambat dalam pelayanan perpustakaan UIN Alauddin Makassar di masa Pandemi COVID 19?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul ”Strategi Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Masa Pandemi COVID 19” fokusnya terhadap tinjaun langsung mengenai bagaimana pelayanan perpustakan selama pandemi, baik itu dari layanan langsung maupun daring (online).

(15)

5

2. Deskripsi Fokus

Untuk memahami isi penelitian dan khawatir terjadi penafsiran kata berujung salah, dibawah ini akan dijelaskan beberapa definisi dari kata yang ada di judul antara lain:

a. Strategi

Strategi adalah serangkaian tindakan rencana demi mencapai tujuan meningkatkan layanan perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dimasa pandemi COVID-19 yaitu pelayanan sirkulasi, pelayanan informasi dan pelayanan bebas pustaka.

b. Pelayanan

Pelayanan adalah kegiatan jasa melayani dengan koleksi dan fasilitas yang ada di suatu organisasi, dengan melakukan perbuatan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan personal maupun kelompok atau masyarakat (Sudarsana, 2010).

c. Pelayanan perpustakan

Pelayanan perpustakaan adalah kegiatan jasa melayani pengguna yang masuk ke perpustakaan untuk diberikan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan serta informasi yang diinginkan. Pelayanan yang dimaksud dari penelitian ini adalah pelayanan perpustakaan selama pandemi COVID-19 baik itu layanan secara umum, layanan secara online diantaranya sumberdaya koleksi buku, jurnal, layanan bebas pustaka, peminjaman, pengembalian, penelurusan katalog buku, cek plagiarisme, pengunggahan jurnal penelitian yang berhubungan dengan kebutuhan informasi pemustaka.

(16)

d. Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 adalah kejadian menyebarnya suatu virur berbahaya yaitu corona 2019 (COVID-19). Penyakit ini sejenis virus SARS dan MERS, yang gejalanya sesak nafas, batuk, demam tinggi, kehilangan rasa atau bau, kelelahan dan lain-lain (WHO, 2020).

Dari beberapa penjelasan diatas, maka peneliti ingin meneliti bagaimana Strategi dari Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dalam kegiatan pelayanan selama Pandemi COVID-19 dikarenakan kebutuhan informasi yang sangat tinggi, mengingat mahasiswa maupun dosen melakukan perkuliahan secara online akibat dari pandemi. Kemudian beberapa keperluan administrasi seperti peminjaman, pengembalian buku, maupun bahan pustaka dan lain-lain Sehingga perlu bagaimana Perpustakaan UIN Alauddin Makassar melakukan kebijakan strategi pelayanan untuk kebutuhan para pemustaka demi kelancaran ilmu pengetahuan, Informasi, maupun proses administrasi lainnya.

D. Kajian Pustaka

1. Buku dengan judul Dasar-dasar Kepustakawanan ditulis oleh (Irvan Muliyadi, 2013). Buku berisi dasar-dasar kepustakawana diantaranya, jenis-jenis perpustakaan, manajemen dan adminstrasi perpustakaan, pelayanan perpustakaan, referensi pustaka.

2. Buku dengan judul Pembinaan Minat Baca ditulis oleh (Sudarsana, 2010). Buku ini membahas fungsi sebuah perpustakaan, yaitu: fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi informatif dan fungsi rekreasi.

3. Buku yang berjudul Protokol Dan Resiko Layanan Perpustakaan di Masa Pandemi oleh (Gani dkk, 2021). Buku ini membahas tentang beberapa sub mengenai strategi/cara pelayanan perpustakaan di masa covid, membahas juga di era normal dan layanan sirkulasi, mengemukan

(17)

7

beberapa ide yaitu menyediakan informasi berupa website, melakukan kerjasama dengan berbagi pihak, melakukan perombakan bentuk pelayanan yang terus dikembang secara online.

4. Buku dengan judul Pengantar Ilmu Perpustakaan, oleh (Basuki, 1991) tentang definisi perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan, manajemen perpustakaan dan administrasi perpustakaan.

5. Buletin yang berjudul Kebijakan Strategis Perpustakaan pada Masa Pandemi oleh (Sungadi, 2020). Di buletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia membahas kebijakan umum dari perpustakaan, proses transaksi peminjaman, pelayanan secara daring (online) dan prinsip dan prioritas.

6. Jurnal dengan judul Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi Profesional oleh (Prastowo, 2012), yang meneliti mengenai manajemen perpustakaan di perguruan tinggi yang tepat dan dapat dirasakan manfaatnya.

7. Jurnal yang berjudul oleh Strategi Promosi UPT Perpustakaan UMM pada Masa Pandemi COVID-19 oleh (Puspitasari, 2021), menyimpulkan bahwa kegiatan perpustakaan tetap dilakukan.

8. Jurnal yang berjudul Layanan Perpustkaan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 yang di tulis oleh (Suharso dkk, 2020) menjelaskan adanya inovasi terbaru dalam hal layanan perpustakaan di masa pandemi COVID-19, melakukan kerjasama antar perpustakaan, menyediakan informasi melalui website perpustakaan.

9. Jurnal yang berjudul Layanan Referensi sebagai Representasi Perpustakaan Perguruan Tinggi yang di tulis oleh (Putra & Irawati, 2018) dalam Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan menyimpulkan

(18)

bahwa layanan referensi dapat dikatakan back presentasi untuk perpustakaan perguruan tinggi lainnya dengan melihat pendapat pengguna terkait keunggulannya dari pelayanan referensi.

10. Jurnal dengan judul Dukungan Perpustakaan dalam Proses Pembelajaran Online di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di tulis oleh Arja Kusuma (2020) dalam jurnal Libria menyimpulkan pemustaka didorong agar memanfaatkan e-resource perpustakaan UIN Sunan Kalijaga secara maksimal, bentuk pelayanan dilakukan secara online dengan media whastapp dan instagram mengenai pemenuhan informasi yang kiranya tidak ada pada layanan pencarian online selama Pandemic COVID-19

11. Dalam Artikel yang berjudul Pelayanan Perpustakaan di Masa Pandemi COVID-19 di tulis oleh (Hanany dkk, 2020). Menggambarkan bagaimana Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan pelayanan selama masa COVID-19.

12. Dalam artikel Strategi Pemasaran Layanan Perpustakaan Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 yang ditulis oleh (Wulandari dkk, 2020), membahas mengenai layanan inovasi terbaru perpustakaan dalam menghadapi Pandemi COVID-19.

13. Dalam jurnal Strategi Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada Masa New Normal (Studi Kasus Upt Perpustakaan Universitas Riau). Di jurnal pustaka budaya oleh (Izprilla & Hadira Latiar 2021) menyimpulkan pelayanan yang berorientasi pada digitalisasi (digital library)

14. Dalam Skripsi yang berjudul Strategi Pelayanan Perpustakaan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta oleh (Nengtyas, 2010)

(19)

9

membahas mengenai beberapa strategi pelayanan untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan bagi pemustaka.

15. Dalam Artikel yang berjudul Peran dan Strategi Layanan Perpustakaan STARKI pada Masa Pandemi oleh Pakpahan (2020), menjelaskan beberapa strategi layanan perpustakaan, diantaranya layanan sirkulasi online, kerjasama antar perpustakaan yang dekat dengan mahasiswa.

Dari beberapa uraian buku, jurnal dan artikel yang juga dijadikan referensi, adapun yang membedakan penelitian ini dengan yang lalu adalah terletak pada lokasi penelitiannya yang beda, dari pembahasan penulis yang berbeda.

Sedangkan persamaannya adalah dari kebijakan perpustakaan konvensional menjadi digital di masa Pandemi.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui strategi pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dimasa pandemi COVID 19

b. Untuk mengetahui faktor penghambat yang dihadapi dalam pelayanan selama pandemi COVID 19.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

1) Untuk Ilmu Perpustkaan dan Informasi, dapat memberikan khazanah ilmu Pengetahuan berkaitan dengan strategi pelayanan perpustakaan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2) Sebagai pedoman dan rujukan bagi pustakawan atau pengelola perpustakaan dan penelitian berikutnya yang di adakan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

b. Secara Praktis

(20)

Untuk menjadi pegangan bagi pengolah perpustakaan dalam meningkatkan sistem pelayanan perpustakaan di masa pandemi COVID-19.

(21)

10 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Strategi Layanan Perpustakaan

1. Definisi Strategi

Kata Stratos, atau Strategos, berasal dari bahasa Yunani yang artinya kumpulan antara prajurit dan ego atau pemimpin. Strategi memiliki awal untuk mencapai tujuan diinginkan. Ini berarti strategi adalah jalan menuju penyelesaian.

Salah satu strateginya adalah dengan menggunakan sumber daya dan pengalaman (skill) dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan dengan komunikasi efisien, efektif dan bermanfaat bagi lingkungan (Budio, 2019: 58).

Menurut Hax dan Majluf (1996: 2-7), hal ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci pengertian strategi, yaitu:

a. Strategi sebagai sarana untuk mendefinisikan tujuan organisasi dalam jangka pendek dan panjang, dari ide, dan paling penting;

b. Strategi sebagai definisi sebagai persaingan perusahaan;

c. Strategi dalam menanggapi peluang dan ancaman eksternal untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan dalam menanggapi kekuatan dan kelemahan internal;

d. Strategi sebagai sarana untuk mendefinisikan tugas-tugas manajemen dari pandangan organisasi serta fungsinya;

e. Strategi sebagai tempst pengambilan keputusan yang terintegrasi, terpadu, dan koheren;

f. Strategi yang menentukan kontribusi ekonomi dan non-ekonomi dari perusahaan kepada pemangku kepentingan;

(22)

g. Strategi sebagai ekspresi dari niat strategis untuk memperluas ruang lingkup lembaga;

h. Strategi sebagai sarana dan prasarana untuk mengembangkan kompetensi dasar organisasi;

i. Strategi sebagai sarana tabungan sumber daya berbentuk dan tidak berbentuk sebagai peluang untuk menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.

Menurut Hidayat (1986: 214), Strategi adalah mengukur keberhasilan tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu). Semakin tinggi persentase yang diperoleh, semakin besar efisiensinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (2016:103), strategi adalah cara atau isyarat yang menjadi ukuran suatu objek atau tindakan yang berhasil dengan tujuan atau keinginan.

2. Definisi Pelayanan Definisi pelayanan, yaitu:

a. Menurut KBBI (2016: 103 ), pelayanan adalah suatu hal atau cara pelayanan.

b. Menurut Sudarsana (2010: 103), pelayanan yang tersedia di perpustakaan untuk dimanfaatkan. Dengan melakukan sesuatu untuk orang lain, sebagai individu dan sebagai kelompok atau komunitas.

c. Menurut Muliyadi (2013: 173), pelayanan adalah kegiatan demonstrasi yang digunakan oleh layanan perpustakaan dan dilakukan melalui kontak tidak langsung dan langsung dengan orang-orang yang menggunakannya.

3. Definisi perpustakaan

a. Menurut Sudarsana (2011: 1.6), perpustakaan adalah tempat untuk menyimpan koleksi perpustakaan sesuai susunan tertentu yang digunakan untuk penelitian, pendidikan, inspiration, tanya jawab atau tempat bersantai bagi pembaca, ruangan, bagian dari bangunan atau bangunan itu sendiri.

(23)

12

b. Menurut Sulistiyo (1991: 3), perpustakaan adalah kumpulan materi yang dicetak pada mesin komputer yang dirancang dengan sempurna untuk digunakan.

c. Menurut Sutarno (2008: 7), perpustakaan adalah bagian dari suatu bangunan yang terdiri dari ruangan yang berisi koleksi buku, atau bangunan itu sendiri, yang disusun dan ditata sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan dan digunakan apabila perlu untuk pembaca.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan dari konsep diatas bahwa strategi layanan perpustakaan adalah cara melayani pengunjung dengan layanan perpustakaan yang menggunakan perpustakaan sebagai tempat bahan perpustakaan untuk tujuan layanan yang berbeda.

B. Jenis-Jenis Pelayanan perpustakaan

Secara umum, perpustakaan dibagi menjadi dua yaitu layanan referensi dan layanan sirkulasi. Tetapi tergantung dengan kebijakan dan struktur perpustakaan itu sendiri yang berdasarkan dengan tugas dan fungsi serta kebutuhan informasi oleh pemustaka (Mulyadi, 2013: 160-161).

1. Pelayanan Referensi

Referensi arti Bahasa inggris yaitu “reference” artinya petunjuk. Biasa diartikan dengan rujukan, karena jenis bahan koleksi buku fisik dan non fisik ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Mungkin informasi itu meliputi kata, pokok masalah, tempat, pustaka, nama tokoh, petunjuk, ukuran dan lain sebagainya (Mulyadi, 2013: 161).

Perpustakaan menyediakan layanan informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka layanan informasi. Layanan referensi mengacu pada kegiatan memberikan layanan referensi kepada pengguna perpustakaan (Sutarno, 2008:119).

(24)

Pelayanan referensi adalah membantu pemustaka menemkan informasi yang dibutuhkan (Almah, 2013:11).

a. Tujuan Pelayanan Referensi

Pelayanan ini lebih dititikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu mendayagunakan sumber-sumber rujukan itu. Kemandirian ini sangat penting untuk memperlancar tugas-tugas keperpustakaan, juga mereka akan lebih menghemat tenaga dan waktu. Lebih dari itu, pelayanan ini memiliki tujuan- tujuan antara lain (Mulyadi, 2013: 162-166):

1) Mengarahkan pemustaka untuk memanfaatakan fasilitas yang ada.

2) Untuk memilih sumber bahan referensi lainnya

3) Memberi petunjuk kepada pemustaka agar memperluas pengetahuan mereka pada suatu tema, subjek, karenakan penjelasan suatu permasalahan diberikan oleh beberapa sumber dengan metode yang berbeda.

4) Memanfatkan sumber referensi seefektif mungkin dalam mengembangkan pengetahuan.

5) Untuk mencapai efisiensi energi, biaya, waktu.

2. Pelayanan Sirkulasi

Sirkulasi dari bahasa Inggris yaitu “circulation” artinya putaran, rangkai, rantai, seperti pada “sirkulasi udara”. Sedangkan di dunia perustakaan, kata ini dikenal dengan peminjaman atau meminjam. Sebenarnya demikian definisi pelayanan sirkulasi nyata nya mencakup segala bentuk dokumen yang berhubungan dengan proses penggunaan, pemanfaatan koleksi perpustakaan serba cepat dan tepat waktu.

Dari definisi diatas dapat kita pahami bahwa bagian ini adalah suatu tugas, dari kerjanya perpustakaan yang berhubungan dengan peminjaman maupun pengembalian. Diantaranya meliputi; kriteria keanggotaan, aturan berlaku, tata

(25)

14

cara, pinjam dan cara pengembalian, jam buka, sistem peminjaman, sistem pencatatan maupun statistik pengunjung pemustaka (Mulyadi, 2013).

a. Tugas

Bagian sirkulasi memiiki sejumlah tugas yang berhubungan satu sama lain, antara lain yaitu: (Mulyadi, 2013: 167-169):

1) Peminjaman

Peminjaman ditawarkan oleh perpustakaan untuk memudahkan bagi pemustaka yang tidak ada banyak waktu luang dalam membaca buku di tempat maka dapat membaca di luar melalui pinjaman (Darmono dalam Isa, 2010: 3.10- 3.11).

2) Pengembalian

Bagian pengembalian tiap perpustakaan berbeda, biasanya untuk skala perpustakaan kecil, bagian pengembalian biasa dijadikan satu dengan bagian peminjaman. Tetapi bagi perpustakaan yang cukup besar dan langka bagian ini dapat berdiri sendiri. Bagian pengelola di bagian ini harus tegas dan teliti karena keseringan terjadi pelanggaran misalnya: terlambat mengembalikan, halaman buku yang sengaja disobek ataupun sengaja dicoreti, pemalsuan pada tanggal pengembalian.

3) Penagihan

Apabila terlambat mengembalikan sesuai dengan batas yang ditentukan maka akan dilakukan penagihan. Peringatan penagihan dapat melalui surat maupun lisan.

4) Sanksi

Sanksi merupakan jenis pelanggaran, seperti denda dan teguran.

5) Bebas pustaka

(26)

Apabila anggota sudah habis masa keanggotaannya atau telah alumni maka akan diperlukan keterangan bebas pinjam atau bebas pustaka ini agar buku- buku dapat utuh kembali.

6) Statistik

Statistik digunakan untuk melihat waktu, jumlah serta persentrasi dari pengunjung.

b. Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi yang jelas dapat membuat pengguna dapat dengan mudah memanfaatkan koleksi perpustakaan, dan apabila sistem ini berjalan dengan baik pengguna akan mengetahui dan mengikuti peraturan dan tata tertib yang berlaku.

Sehingga baik Pustakawan dan pengguna dapat mengetahui hak dan kewajiban masing-masing.

Sistem sirkulasi terbagi 2 yaitu sistem pinjam tertutup (closed access) dan sistem pinjam terbuka (open access);

1) Sistem peminjaman tertutup

Pemustaka tidak bisa dengan memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Apabila ada koleksi yang inigin dipinjami maka melalui katalog yang tersedia. Nantinya koleksi tersebut akan diambilkan oleh petugas. Peran katalog sangat penting dalam sistem ini dan disini tugasnya seorang petugas harus tanggap dengan koleksi yang dibutuhkan pemustaka. Mereka sering hanya menyebutkan subjek atau pengarangnya saja.

2) Sistem peminjaman terbuka

Berbeda dengan sebelumnya, ini menjadi kebalikannya, pemustaka dengan bebas memilih dan mengambil bahan koleksinya, dan cara ini pemustaka harus mengenal cara pengelompokan buku yang disusun oleh perpustakaan tersebut.

Proses peminjamanya juga dapat dilakukan sendiri. Kelemahannya pemustaka

(27)

16

akan mencari mengelilingi rak-rak buku hanya untuk mencari satu judul yang diinginkan.

Sedangkan menurut Prastowo (2012: 6) terdapat pelayanan tidak langsung, jika diatas membahas tentang pelayanan secara langsung, maka ini pelayanan tidak langsung yang mana merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan, diantaranya pengelolaan koleksi buku, kerjasama dengan pelayanan perpustakaan lain, kerjasama dengan berbagi pihak kegiatan minat baca dan melakukan promosi perpustakaan agar kesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara (Prastowo, 2012: 6)

Secara umum layanan yang akan didapatkan oleh para pemustaka di perpustakaan, antara lain adalah:

a. Layanan Peminjaman, yakni layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk memberikan kemudahan dan waktu yang lebih banyak bagi para pemustaka untuk menyelesaikan bacaannya dengan cara meminjam.

b. Layanan Ruang Baca, yakni layanan penyediaan ruang baca bagi pemustaka yang memilih untuk menelusur dan membaca secara langsung informasi yang dibutuhkan di ruang baca perpustakaan.

c. Layanan Konseling, yakni layanan interaktif antara pemustaka dengan pustakawan yang membutuhkan bimbingan tata cara pemanfaatan layanan perpustakaan secara baik dan benar.

d. Layanan Dokumentasi, yakni layanan yang diberikan oleh pihak pengelola perpustakaan untuk melakukan proses pendokumentasi sebuah peristiwa, baik dalam bentuk tercetak maupun terekam.

e. Layanan informasi, yakni layanan penyediaan sumber-sumber informasi, baik primer maupun sekunder (Martoatmojo, 2009: 2.1).

(28)

Dari ke dua sistem pelayanan tersebut di atas, maka hakikat layanan perpustakaan (Darmono dalam Isa (2010: 3.10-3.11), yaitu:

a) Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemakai, baik untuk dimanfaatkan di tempat maupun dibawa pulang untuk digunakan di luar ruang perpustakaan.

b) Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi.

Selain hakikat, kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan asas layanan, asas layanan itu ialah (Isa, 2010: 3.11), sebagai berikut:

1) Berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pemakai.

2) Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata, dan memandang pemakai perpustakaan sebagai suatu kesatuan.

3) Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan.

4) Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dengan dukungan oleh administrasi yang baik.

C. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut beberapa ahli di bidang perpustakaan, perpustakaan memiliki beberapa definisi. Sebagai berikut

a. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43:

Perpustakaan adalah organisasi yang mengelola koleksi karya tulis ilmiah, bentuk fisik, atau non fisik dengan profesional dalam sistem yang terstandarisasi demi pemenuhan kebutuhan penelitian, bahan ajar, informasi, dan rekreasi pemustaka.

(29)

18

Perpustakaan dibagi menjadi perpustakaan umum dan perpustakaan khusus berdasarkan sifatnya. Perpustakaan perguruan tinggi dikategorikan sebagai perpustakaan pribadi.

b. Menurut Sutarno (2008: 17)

Perpustakaan adalah ruangan di dalam gedung itu sendiri, di mana Anda dapat dengan mudah menemukan koleksi buku dan menggunakannya untuk tujuan pembaca.

c. Menurut Sulistio (1994: 321)

Perpustakaan universitas atau perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang kemudian dikelola untuk membantu universitas mencapai tujuannya.

d. Menurut Mulyadi (2013: 2)

Perpustakaan perguruan tinggi berada di bawah naungan rektorat perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi utama sebagai pendukung dari proses menuai ilmu dan penopang penelitian di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Dalam pengertian ini, lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, perguruan tinggi, departemen, institut, sekolah dan akademi, serta lembaga penelitian, adalah berbagai sub-lembaga. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu yang menunjang terlaksananya program kegiatan belajar mengajar, serta penunjang lainnya dalam pengembangan visi dan misi universitas (Safitri, 2014: 7).

2. Tujuan dan fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Sulistyo dalam (Mulyadi, 2013: 3) ia mengemukakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah:

a. Pemenuhan kebutuhan informasi oleh masyarakat pendidikan tinggi, biasanya dosen dan mahasiswa, kadang juga staf administrasi.

(30)

b. Penyediaan bahan kajian perpustakaan di semua tingkat akademik, dari mahasiswwa baru hingga mahasiswa lama dan pascasarjana.

c. Penyediaan ruang membaca dan beajar bagi pemustaka perpustakaan.

d. Penyediaan jasa pinjam

e. Memberikan layanan informasi aktif tidak hanya untuk universitas tetapi juga untuk luar.

Fungsi umum perpustakaan menurut Mahtar (2014: 3) adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pendidikan

Pada umumnya perpustakaan mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan anak didik, bahkan ada yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah jantungnya lembaga pendidikan. Sehingga perpustakaan harus wajib ada disemua dinas pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi). Tidak terbatas pada penyediaan sumber literatur bagi siswa, guru, dosen, mahasiswa, dan staf lembaga pendidikan, tetapi fungsi pendidikan juga dapat dicapai melalui upaya direktur perpustakaan untuk melampaui lembaga itu sendiri memiliki.

b. Fungsi informasi

Data akan diintegrasikan sebagai informasi. Jika data tidak terintegrasi atau berdiri sendiri (unique data), maka data tidak tepat disebut sebuah informasi.

Perpustakaan yang menyimpan koleksi berbagai data bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan integrasi data sehingga pengguna dapat mengaksesnya sebagai informasi.

c. Fungsi sejarah

Jika museum identik dengan benda-benda bersejarah, maka perpustakaan sama dengan informasi sejarah yang tersimpan dalam bentuk koleksi yang

(31)

20

berbeda. Informasi sejarah yang tersimpan di hampir setiap koleksi perpustakaan menjadikan perpustakaan memiliki fungsi sejarah yang sangat penting. Ada pepatah yang mengatakan: "Jika suatu bangsa hilang, sejarah akan tetap ada, dan jika sejarah hilang, demikian pula orang-orangnya." Ungkapan ini cukup menggambarkan pentingnya perpustakaan sebagai sumber sejarah.

d. Fungsi sosial

Sebuah Perpustakaan harus bisa berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya. Dalam hal ini, fungsi sosial menjadi esensial. Pengguna akan meninggalkan perpustakaan tidak dapat menghubungkan kehidupan mereka dengan masyarakat sekitar.

e. Fungsi kebudayaan

Budaya dan tradisi masyarakat dapat diukur dari tinggi rendahnya minat baca di masyarakat. Terdapat penelitian yang mengatakan bahwa suatuu buaya akan meningkat apabila minat baca juga sangat kuat. Peran budaya perpustakaan sangat bergantung pada berhasil tidaknya perpustakaan dalam menciptakan budaya baca bagi masyarakat sekitar.

f. Fungsi komunikasi

Perpustakaan juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi langsung dengan pemusta. Memiliki fungsi ganda sebagai komunikasi dalam memberikan informasi/informasi kepada masyarakat luas.

g. Fungsi rekreasi

Beberapa perpustakaan sudah melengkapi layanan dan koleksi mereka dengan unsur hiburan. Beberapa perpustakaan bahkan mengarahkan layanan dan koleksinya ke perpustakaan rekreasi (taman hiburan) seperti Coca-Cola Beverage Library dan Railroad Library.

(32)

h. Fungsi pluritas

Perpustakaan berfungsi sebagai lembaga yang melestarikan keanekaragaman semua pihak yang menggunakan jasanya. Keragaman pengguna membuat perpustakaan unik dan tidak terbatas.

i. Fungsi rohani

Berfungsi sebagai bahan spiritual dalam hal menyediakan ruang baca yang tenang bagi pengguna untuk mempelajari bacaan agama mereka dengan cara yang lebih khusyuk.

j. Fungsi reflektif

Perpustakaan memiliki fungsi pemeliharaan, terutama melalui penyediaan ruang dan koleksi di bidang kesehatan. Di beberapa negara, fungsi pemeliharaan perpustakaan semakin meningkat setelah beberapa pustakawan mengubah literatur medis yang berisi diagnosa medis menjadi sistem elektronik yang dapat diakses pengguna secara online.

k. Fungsi penasehat

Perpustakaan juga dapat bertindak sebagai badan penasehat untuk menyediakan informasi dan data yang akurat, atau setidaknya menjadi titik acuan untuk pengumpulan, informasi atau sertifikasi ketersediaan informasi yang disimpan di lembaga atau di tempat lain.

D. Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19) 1. Definisi COVID-19

Adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus corona, bermutasi menjadi virus RNA masuk dalam jenis virus coronaviridae. Virus jenis lainnya seperti MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Acute Respiratory Syndrome). Coronavirus ini merupakan virus varian baru yang sebelumnya belum pernah terdeteksi pada manusia hanya dari hewan, oleh karena itu muncul ditahun

(33)

22

2019 makan diberinaa dinamakan New Coronavirus 2019 atau N-COVID 19.

Virus ini dapat menginfeksi dari penularan lewat udara, cairan biasa pada saat bersin dan lebih parah saat batuk (WHO, 2020).

2. Epidemiologi

COVID-19 akhirnya dinyatakan sebagai pandemi, penyakit global. Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagai direktur Jenderal WHO menyatakan, pertengahan Maret 2020, terdapat kurang lebih 120.000 pasien yang positif virus corona di 114 negara dan kurang lebih 4000 di antaranya meninggal, di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pertama kali memberikan informasi adanya COVID-19 (Pariang dkk, 2021: 13).

Hingga Akhir Maret 2020, jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 telah semakin bertambah. Data Awal, China memiliki jumlah infeksi tertinggi, tetapi setelah itu Italia memiliki jumlah infeksi tertinggi dengan 86.410 kasus, diikuti oleh Amerika Serikat, kemudian China. Virus ini menyebar hampir ke seuruh Negara. Korban meninggal akibat virus ini adalah puluhan ribu (Handayani dkk.

2020:121).

Pada 11 Maret 2020, Indonesia melaporkan bahwa terdapat pasien pertama yang diduga telah terinfeksi oleh orang asing yang berkunjung ke negara Indonesia pada 2 Maret 2021, dan sebagai salah satu dari 9 negara terinfeksi, 34 positif dan tidak ada kematian. Hingga akhir Maret 2020, telah ditemukan seribu lebih pasien positif COVID-19, delapan puluhan orang dirawat, dan serratus lebih orang meninggal. Di seluruh dunia, genap 200 negara melaporkan adanya 789.218 peristiwa (Pariang dkk, 2021: 13).

3. Dampak pandemi

Pembelajaran tatap muka yang sebelumnya dilakukan perguruan tinggi maupun sekolah lain secara tiba-tiba mengalami perubahan sangat berbeda dari

(34)

biasanya. Keberadaanya sangat berdampak, terutama mahasiswa itu sendiri, lebih dari 50% mahasiswa berasal dari masyarakat bergaji dan berpenghasilan rendah dan menengah. Beberapa kebijakan telah diterapkan di Indonesia untuk memutus mata rantai penularan virus COVID-19. Salah satu usaha dari pemerintah Indonesia dengan memberlakukan physical distance kepada masyarakat untuk menjaga jarak antar sesama, menjauhui segala macam kemacetan, membatasi aktivitas pergaulan dan menghindari keramaian. Upaya ini bertujuan untuk memutus rantai pandemi COVID-19.

Kebijakan segala aktivitas dan pekerjaan hanya bisa dilakukan dirumah adalah bentuk usaha dari pemerintah agar masyarakat agar mereka dapat melakukan semua pekerjaan di rumah. Dengan interaksi yang terbatas, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia juga mengeluarkan kebijakan untuk menutup semua sekolah dan diganti dengan proses belajar mengajar secara online.

4. Tahapan aksi

Menurut Siahaan (2020: 77-78) tahapan aksi dari dampak pandemi COVID-19:

1) Pemerintah

Pemerintah membuat banyak kebijakan yang berkaitan dengan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 hingga masuk pada kehidupan norma baru dengan protokol yang ketat dengan tetap menjaga jarak yang menjadi dasar semuanya serba online, contoh sarana pembelajaran yang dilakukan di rumah, tidak heran membuat guru dan siswa serta keluarga menjadi kaget dan kebingungan.

Berdasarkan berbagai keluhan di atas, menjadi tantangan tenaga pendidik untuk terus memotivasi didikannya untuk belajar online. Pendidik harus mampu berinovasi pada dirinya dan peserta didik, yaitu guru atau dosen harus mampu

(35)

24

memotivasi peserta didik dengan menjelaskan mata pelajaran dan tugas yang berbeda dengan metode pengajaran secara online.

Zaman sekarang, penting jejaring sosial seperti media saluran TVRI, untuk mengubah fungsi hiburannya menjadi ruang belajar nasional dan televisi swasta, yang dapat digunakan untuk memberikan kualitas informasi yang sama kepada siswa di perkotaan dan pedesaan. Sekarang mungkin lebih aman lagi untuk para milenial untuk belajar di rumah daripada khawatir tentang banyak aturan ketika meninggalkan rumah. Oleh karena itu, pemerintah segera mengambil langkah untuk memberikan paket data untuk keperluan kuliahnya sekaligus mengurangi beban orang tua

2) Pendidik/Dosen/Akademisi

Sesuai dengan tri dharma Perguruan Tinggi, seorang pendidik mempunyai tugas dan fungsinya untuk menyampaikan tugas mengajar, di mana proses perkuliahan dilakukan dengan waktu yang tepat. Beberapa strategi untuk memberikan peajaran secara daring dengan diskusi, sesi Tanya jawab, diberikan kuis pertanyaan dilakukan dalam forum diskusi online. Demikian pula tugasnya peneliti untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang masyarakat hadapi, salah satunya berkaitan dengan kesehatan di masa pandemi, sehingga semuanya dapat tau akan hasi yang dilakukan oleh peneliti atau akademisi. Tentunya pihak kampus akan terus meneliti akademisi secara lebih mendalam, atau membantu pemerintah menangani proses transmisi bantuan social masyarakat, atau membantu pemerintah mengawal penyaluran bantuan sosial kepada yang berhak dengan mendata satu persatu kembali.

3) Orang Tua

Sudut pandang orang tua adalah hal yang paling sulit, karena mereka harus memikirkan biaya hidup dan memperhatikan mereka yang pergi bersama anak-

(36)

anaknya untuk belajar, dan mungkin menambah biaya pulsa atau paket data untuk melanjutkan kuliah anak-anaknya secara daring. Orang tua terlebih dahulu harus bisa bertransformasi dan beradaptasi agar orang tua bisa berteman dengan anaknya di rumah atau berganti mentor. Pandemi ini menjadi kesempatan bagi semua orang tua untuk menyadari bahwa tidak hanya anak beban pendidikan tetapi pada guru. Belajar adalah proses mengubah sikap dan perilaku melalui usaha belajar mengajar. Orang tua, pembimbing dan pendamping menjadi panutan untuk mengubah perilaku dan sikap mahasiswa dalam menghadapi kendala yang terjadi. Peran bapak dan ibu adalah menemani anaknya. Pada saat yang sama, untuk menghadapi pandemi ini, kita perlu menanamkan cara berpikir positif, cara hidup baru, karena sudah menjadi aturan baru, bahkan dengan protokol yang semakin ketat.

4) Anak Didik

Perguruan tinggi ditutup untuk memutuskan penyebaran virus. Mahasiswa harus belajar secara daring. Kebijakan ini sudah berlaku selama kurang lebih dua tahun. Mahasiswa merasa bosan bahkan mengeluhkan banyak tugas dari dosen, sehingga sering agar diberi waktu tambahan tugasnya selesai. Masalah yang sering terjadi listrik padam, internet bermasalah, dan paket data cepat habis, sehingga guru harus memahami kondisi sulit tersebut. Di sisi lain, mahasiswa kurang fokus karena bosan di rumah akibat waktunya dihabiskan berjam-jam depan layar komputer atau ponsel. Dari hal ini pola pikiran terus dibentuk untuk mengatasi kebiasan yang lama agar kedepan nya dapat menjadi bekal selanjutnya.

Pandemi COVID-19 sebagai norma baru, dan diharapkan selama pelajar masih aktif untuk kehidupan selanjutnya.

Banyak juga mahasiswa merasa stres karena di saat belajar, mahasiswa juga masih harus membantu orang tua mengurusi pekerjaan rumah, masak,

(37)

26

membereskan rumah dan lain-lain, karena tidak enak melihat orang tua mengerjakan hal tersebut.ini disampaikan oleh mahasiswa saya ketika diskusi via Whatapp. Permintaan dari Mahasiswa agar tugas jangan terlalu banyak diberikan oleh Dosen, kalau ada tugas sebaiknya diberikan waktu agak longgar agar mereka tetap bisa focus dan imun tubuh mereka tetap terjaga, soalnya kalau beban terlalu berat maka mereka mengerjakan seperti asal-asalan. Karena mereka perlu juga waktu untuk istirahat agar mereka tetap konsentrasi supaya ilmu yang diterima bisa meresap. Yang mereka sukai adalah menjawab soal-soal yang memberikan mereka hiburan, agar mereka tertarik membaca atau berupa video/ppt. Sebenarnya mereka juga ingin membangun disiplin yang tinggi di rumah. Dengan terbentuknya pola pikir yang siap unggul dalam menghadapi kompleksitas dan kerumitan yang akan muncul pada masa mendatang, menjadi bekal penting bagi setiap individu. Sadar tidak sadar bahwa persaingan makin ketat dimasa yang akan datang. Masa pandemi covid-19 ini akan masuk menjadi new normal, walau mahasiswa masih penuh keterbatasan mereka tetap berusaha keras demi masa depan yang lebih cerah.

E. Perpustakaan Di Masa Pandemi

Pelayanan perpustakaan di saat pandemi secara online adalah langkah yang sangat tepat dan aman, melihat kebutuhan informasi pemustaka yang sangat tinggi, di mana sebuah perpustakaan akan terus mengupdate sejumah referensi yang dibutuhkan oleh pemustaka secara online, bahkan sudah bersedia menyediakan sejumlah refrensi, sistem pengiriman dokumen serta sumber bacaan yang penting dalam bentuk digitaliasi untuk membantu mahasiswa selama semester terakhirnya. Karena perpustakaan merupakan induk perpustakaan perguruan tinggi dan memikirkan bagaimana kedepannya mereka membuka kembali secara aman (Sungadi, 2020: 30).

(38)

Perpustakaan digital menjadi pilihan terbaik saat ini, pelayanan yang dilakukan diera new normal memudahkan pemustaka untuk tidak harus datang ke perpustakaan langsung melakukan pelayanan offline seperti biasanya, cukup dengan adanya Digital library dapat mempermudah akses di manapun dengan bantuan teknologi yang semakin canggih. Seperti layanan sirkulasi, dengan perpustakaan digital memberikan pinjaman buku dalam bentuk e-book atau pdf (Izprilla & Latif, 2021: 114).

Dalam hal ini peran komunikan sangat penting untuk memberitahukan informasi yang akan beredar, berdasarkan paradigma Lasswell dalam Suharso dkk, (2020: 276) Sebuah informasi berisikan sebuah pesan dalam komunikasi.

Penerimanya akan mendapatkan dampak dari informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, pesan dan efek memiliki keterkaitan satu sama lain. Proses komunikasi merupakan siklus yang dimulai dari komunikator membawa informasi lalu ke komunikan langsung maupun tidak langsung. Sehingga terbentuk kerjasama.

Meliputi membagi koleksi yang dipunyai oleh perpustakaan lainnya.

Perkembangan ilmu menjadi pendorong dilakukannya kegiatan resource sharing karena ilmu semakin berkembang dalam berbagai topik menyebabkan mau tidak mau harus lebih berkembang (Pendit, 2018:1).

Hal ini seperti yang dikatakan Gani dkk, (2020: 1) perpustakaan sebagai instansi yang menyediakan layanan informasi dituntut untuk terus berinovasi, berkreasi dan harus mampu memanfaatkan peluang dalam mengembangkan layanan. Memanfaatkan ketersedian elektronik jurnal dan elektronik buku secara open acces serta aplikasi-apikasi yang dalam internet sebagai inovasi maupun ide dari layanan perpustakaan.

Sebuah perpustakaan akan terilihat eksistensi apabila koleksi bukunya sesuai dengan kebutuhan pemustaka yang kedepannya apabila koleksi buku tidak

(39)

28

mengikuti kebutuhan informasi pengguna yang berubah sesuai perkembangan zaman, pengguna bisa jadi akan tidak akan dilirik oleh pemustaka. Apabila koleksi buku tidak dapat memenuhi apa yang pemustaka butuhkan, pemustaka lebih baik beraih kesumber lainnya yang lebih lengkap (Handisa, 2018: 1).

Seperti yang diungkapkan oleh Dian (2021: 1) Pentingnya pendidikan pemustaka adalah untuk membangkitkan potensi pengguna, dan Sosialisasi terhadap fasilitas dan layanan yang ada dalam perpustakaan akan memberikan kesadaran pada pengguna bahwa perpustakaan memberikan pelayanan pada mereka dengan baik. Perpustakaan yang tidak memberikan sosialisasi maka sama halnya menutupi pelayanan yang ada.

Hal ini seperti yang dikemukan oleh Kismiyati (2020: 1) dalam webinarnya yaitu sudah menjadi keniscayan di masa serba digital sebuah layanan perpustakaan akan lebih banyak mengoptimalkan secara online meskipun pandemi akan lewat, sistem online akan tetap digunakan.

Hal ini sesuai dengan Suharso (2020: 1) Perpustakaan mulai sekarang harus sudah mengubah perpustakaan konvensional menjadi digital.

F. Integrasi Keislaman

Pada masa Nabi Muhammad SAW semasih hidup, terdapat wabah penyakit kusta yang menular dan mematikan saat ini mirip dengan yang dialami saat ini. Jika wabah COVID-19 disebabkan oleh virus corona, kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Dalam sebuah hadits Bukhari berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu daerah, janganlah kalian masuk. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka janganlah kalian meninggalkan daerah itu.” Hadis tersebut memiliki persamaan dengan kebijakan pemerintah dalam memutuskan penyebaran virus, yaitu dengan karantina wilayah. Begitu pula dengan Nabi yang menginstruksikan para pengikutnya untuk tidak melakukan

(40)

kontak dengan orang yang terinfeksi dengan penyakit kusta. Langkah physcical distancing yang diambil oleh pemerintah mirip dengan hadis tersebut.

Dampak pandemi COVID-19 begitu besar sehingga mempengaruhi seluruh aspek masyarakat, termasuk lembaga informasi seperti perpustakaan. Oleh karena itu kegiatan layanan perpustakaan pada waktu itu dihentikan untuk sementara, namun karena pentingnya informasi, IFLA institut, mengumumkan untuk pemberian informasi tetap berjalan, maka dilakukan secara online, mengubah perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan digital.

Penggunaan teknologi online dimasa sekarang digunakan untuk memudahkan dalam memenuhi kebutuhan manusia, apalagi dimasa pandem COVID-19, sebagian besar orang tidak berani untuk keluar, dengan teknologi secara online telah memudahkan manusia, seperti berbelanja online bahkan untuk mencari informasi dapat dilakukan dengan internet. Sebagai seorang pustakawan sewalaupun dilakukan secara online penting memiliki cara komunikasi yang baik untuk menjaga hubungan baik dengan pemustaka sesuai ajaran Islam, seperti firman Allah swt. QS. Ali-Imran/3:159

ُف ۡعٱَف َۡۖكِل ۡىَح ۡهِم ْاىُّضَفوَلَ ِبۡلَقۡلٱ َظيِلَغ اًّظَف َتىُك ۡىَل َو ۡۖۡمُهَل َتىِل ِ هللَّٱ َهِّم ٖةَم ۡح َر اَمِبَف ﴿ ىَلَع ۡلهك َىَتَف َت ۡم َزَع اَذِإَف ِۡۖر ۡمَ ۡلۡٱ يِف ۡمُه ۡرِواَش َو ۡمُهَل ۡرِفۡغَت ۡسٱ َو ۡمُهۡىَع ُّب ِحُي َ هللَّٱ هنِإ ِِۚهللَّٱ

َهيِلِّك َىَتُمۡلٱ

﴾ ٩٥١

Terjemahnya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Kementerian Agama RI, 2013: 71).

Dalam penggalan terjemah ayat yang diatas "maka disebabkan rahmat Allah Swt-lah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka." dalam penjelasan

(41)

30

tafsir Al-Misbah dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sikap yang sopan, sifat lemah lembut dan menjadi ramah kepada kaumnya karena karunia Allah Swt. Apabila penggambaran Nabi Muhammad SAW menunjukkan sikap yang aragon dalam perkataan atau tindakan, kurang peka terhadap keadaan orang lain serta memiliki hati yang keras, maka semua akan pergi menjauh (Shihab, 2009: 309).

Penjelasan di atas mengenai ayat ini

ۡۖۡمُهَل َتىِل ِ هللَّٱ َهِّم ٖةَم ۡح َر اَمِبَف

adalah

bahwa bukan hanya Nabi Muhammad yang dituntut untuk memiki sikap sopan dan sifat lemah lembut, sebagai seorang pustakawan dituntut agar memberikan pelayanan dengan baik, sewalaupun online tetap diberlalukan kata yang baik mencerminkan akan sikap yang lembut, santun, penuh senyum serta ramah pada setiap pemustaka yang melakukan pelayanan perpustakaan. Tujuannya agar terbentuk suasana yang nyaman dan nyambung serta menarik pemustaka kembali mengunjungi dan melakukan pelayanan karena pelayanan menjadi tolak ukur kualitas suatu.

Adanya COVID-19 ini telah memberikan banyak hikmah termasuk untuk tetap menjaga kesehatan satu sama lain, saling mengingatkan dan pentingnya membaca dan mencari informasi positif bukan informasi palsu baik seputar kesehatan dan informasi terkini dari perpustakaan.

(42)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan strategi penelitian yang menggambarkan suatu objek penelitian atau subjek yang diteliti sesuai fakta digambarkan secara sistematis dan apa adanya tanpa dilebihkan, bagaimana karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Pendekatan secara kualitatif adalah disebut juga sebagai pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data secara langsung dan tatap muka, proses interaksi dengan orang-orang ditempat (Sugiyono, 2013).

B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tepatnya di Jalan H. M. Yasin Limpo No. 36 Samata, kelurahan Romangpolong, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Alasan penulis menentukan lokasi penelitian tersebut karena sesuai dengan kasus penelitian, Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar mengalami dampak, sehingga ingin tau bagaimana pelayanan perpustakaan di masa Pandemi COVID-19.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian pada tanggal 7 Oktober 2021 s/d 7 November 2021

(43)

32

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari beberapa narasumber.

Narasumber adalah orang yang tahu dalam bidang tersebut yang dapat memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti (Moleong, 2015).

Dibawah ini daftar nama-nama narasumber yang penulis wawancara sebagai berikut :

Tabel 1. Daftar Nama-Nama Narasumber

No. Nama Bagian Jabatan

1. Informan 1 Sirkulasi Pustakawan

2. Informan 2 Sirkulasi Pustakawan

3. Informan 3 pengolahan Honorer

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumbernya yang didapat dari buku, jurnal, artikel sebagai pelengkap data primer dan bahan acuan dalam mendukung pembahasan hasil penelitian.

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai peneliti dalam mengumpulkan informasi maupun data agar pada saat pengerjaan hasil dapat lebih mudah, cepat dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2013).

(44)

Alat bantu yang akan digunakan nanti antara lain :

1. Pedoman wawancara, yaitu peneliti membuat bahan wawancara untuk memudahkan peneliti bertanya mengenai bagaimana strategi pelayanan perpustakaan UIN Alauddin Makassar di masa pandemi COVID-19.

2. Catatan kecil, yaitu catatan yang kiranya pada saat penelitian yang sangat penting pada saat observasi maupun wawancara.

3. Smartphone, yaitu alat yang nanti nya digunakan untuk mendokumentasi pada saat dilakakukan proses wawancara, bisa juga alat untuk merekam agar informasi yang didapat lebih akurat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang biasanya digunakan para peneliti antara lain; (Afrizal, 2017).

1. Observasi

Yaitu melihat keadaan apa yang sedang terjadi secara langsung.

2. Wawancara

Yaitu proses tanya jawab untuk mengumpulkan informasi dengan berhadapan langsung dengan narasumber, sesuai dengan ingin diteiti

3. Dokumentasi

Yaitu peneliti mengumpulkan hasil data maupun informasi baik secara tertulis, rekaman, maupun media gambar dan video.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan secara kualitatif. Dengan memberikan penafsiran terhadap informasi yang didapat, khususnya data hasil wawancara yang berkaitan dengan kasus penelitian, tafsiran ini tergambar terhadap peneliti sesuai dengan kejadian dan teori yang ada di lapangan.

(45)

34

Informasi yang diperoleh di kumpulkan dari hasil wawancara, pengamatan secara langsung dan catatan informasi dikumpulkan kemudian dianalisa dan dikuatkan dengan teori. Proses analisis dilakukan secara bersamaan.

Menurut Miles & Huberman (1992:2) penganalisis data dapat dilakukan dengan tiga proses, yaitu :

1. Penyajian Data (data display)

Disajikan dalam bentuk uraian singkat dan padat, dapat berupa bagan, tabel, yang selalu digunakan untuk menyajikan informasi dalam penelitian yang bersifat naratif.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan menginklusi data hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah, dengan cara meringkas, memilah hal utama, fokus yang penting dan buang hal-hal yang kurang penting.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu menyimpulkan suatu kegiatan secara sistematis dan utuh. Perlu diverifikasi terlebih dahulu selama penelitian berjalan.

Verifikasi itu menggambarkan secara singkat dari keseluruhan informasi yang ada dilapangan.

(46)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

1. Sejarah Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Awal adanya Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sejak diresmikannya IAIN Alauddin Makassar oleh menteri Agama Republik Indonesia pada 10 November 1965, pada saat itu juga perpustakaan ada.

Tujuan di bangunnya perpustakaan ini sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi diantarnya “Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat”

Dibawah ini tabel rangkuman sejarah Perpustakaan Univeristas Islam Negeri Alauddin Makassar:

Tabel 2. Sejarah Perpustakaan

Tahun Sejarah Perpustakaan

1965 Perpustakaan UIN Alauddin Makassar didirikan

1965–1973 Perpustakaan di kelolah oleh Syamsuddin AM, BA sebagai kepala Perpustakaan dan Syahrir Aksan sebagai staf Perpustakaan

1965-1967 Perpustakaan UIN Alauddin masih ruangan kecil yang berada di Jl. Kakatua

Pertengahan 1967 Perpustakaan pindah tempat ke Jl. Timo Bioskop AA di lantai 3

1973 Dipindahkan ke Jl. Sumba dan ditempati paling bawah gedung

1974 Dipindahkan lagi ke daerah Gunung Sari lalu ke Jl. Sultan Alauddin, di mana letaknya bersebelah dengan Fakultas

(47)

36

Syari’ah di lantai dua

1975 Bertambah satu staf perpustakaan

Akhir tahun 1975 Terjadi kebakaran perpustakaan disebabkan oleh arus listrik. Koleksi buku sebagian besar ikut terbakar, sedangkan sisanya berhasil di amankan di rumah jabatan rektor, setelah itu dipindahkan ke fakutas Tarbiyah

1995-2003 Kepala perpustakaan menjadi Nursia Hamid

1997 Gedung pusat pengembangan bahasa bersambung dengan gedung perpustakaan, tetapi hanya perpustakaan yang di buka, lembaga pusat bahasa ditutup

1998 Lembaga pusat Bahasa dibuka kembali, bagian ruangan pengolahan dan kantor ditempatkan dilantai dasar.

2004 Perpustakaan dipindahkan lagi ke lantai tiga. Pada saat itu fasilitas dan layanan sudah cukup banyak diantaranya, ada ruang penitipan barang, kepala perpustakaan, administrasi, tempat foto copy Azhar corner, Iraniar corner, ruangan komputer, bagian mengolah dan tata usaha. bagian pelayanan, cadangan dan referensi. ruang pertemuan, ruang komputer digital, dan ruang koleksi skripsi tiap-tiap fakultas

2003-2008 Setelah 2003 selesai, masa jabatan kepala perpustakaan diganti menjadi A.Ibrahim, dan IAIN menjadi UIN Alauddin Makassar. Terjadi peralihan Nursiah Hamid sebagai caretaker hingga bulan mei baru dan terdapat banyak perubahan dari segi fasilitas dan layanan

November 2008- Kepala perpustakaan akhirnya tetap Nursiah Hamid yang

Gambar

Tabel 1. Daftar Nama-Nama Narasumber
Tabel 2. Sejarah Perpustakaan
Tabel 3. Waktu Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Inspiratif Pendidikan Masa Pandemi.. Pada tahun 2020, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerbitkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Oleh karena itu pelaksanaan pengadaan barang dan jasa Pemerintah dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 dilakukan sesuai prosedur keadaan darurat yang secara rinci diatur

Stres kerja pustakawan di tengah masa pandemi sangat berhubungan erat dengan perubahan bentuk layanan kepada pemustaka dimana pustakawan dituntut untuk selalu tampil secara kreatif

Penerapan strategi pemasran Franchise dalam meningkatkan pendapatan yang paling tepat dilakukan pada saat pandemic covid 19 saat ini yaitu melakukan promosi secara langsung

 Oleh karena pemakai tidak dapat langsung browsing ke jajaran maka agak sulit untuk mencari alternatif lain apabila dokumen yang diperlukan ternyata tidak sesuai dengan yang

Tindakan yang baik berupa membasuh tangan dengan air sabun, menerapkan etika batuk atau bersin dengan benar, tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain dan pasien

Mahasiswa bersama warga masyarakat, aparatur desa secara langsung terlibat bersama-sama melakukan kegiatan edukasi, sosialisasi untuk memahami Covid-19, bahayanya, pencegahan penularan,

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru dan anak pada saat proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring : 1 Guru melakukan video call kepada siswa, kemudian salam, pembacaan